Sejak tadi Nadira merasa sangat grogi dan salah tingkah ketika berada di dalam kamar berdua dengan suaminya. Berulang kali ia memandangi jam yang ada di ponselnya dan kembali melirik suaminya. "Kapan berangkat kerjanya?" Nadira bertanya di dalam hatinya. Namun dirinya sangat takut untuk menanyakan hal itu kepada suaminya.
Nadira memandang suaminya yang saat ini duduk diatas tempat tidur dengan menyandarkan punggungnya di kepala tempat tidur. Tangan pria itu sedang asyik berada di atas layar ponselnya. Nadira tidak memahami apa yang saat ini sedang dikerjakan oleh suaminya. Melihat raut wajah suaminya yang tampak jelas bahwa ia sedang sangat fokus dengan layar ponselnya.
Meskipun suaminya sudah mencarikan film yang menarik untuk ditontonnya, namun, Nadira sangat tidak fokus dengan layar televisi yang ad
"Ayo dibuka mulutnya," Arga mengarahkan sendok yang berisi potongan buah anggur ke mulut istrinya.Nadira tersenyum dan membuka mulutnya. Ia mengunyah potongan anggur yang ada di dalam mulutnya. Rasa buah itu terasa begitu sangat menyegarkan tenggorokannya"Bagaimana apa manis?" tanya Arga."Iya manis," jawab Nadira yang sedang mengunyah potongan anggur di dalam mulutnya."Apa iya?" Tanya Arga."Iya tapi Ada asam-asamnya juga." Nadira tersenyum lebar."Tadi katanya manis, sekarang ada asam-asamnya." Arga memandang istrinya dengan tatapan tidak percaya.Melihat sikap suaminya seperti ini membuat Na
"Apa kabar pak Arga?" sapa dokter wanita yang berwajah cantik dan berkacamata. Dokter Della tersenyum memandang Arga. Beberapa hari ini dokter Della selalu disibukkan dengan berbagai pertanyaan yang diberikan oleh pria yang saat ini duduk di depannya. Pria tersebut menanyakan masalah kehamilan. Bukan hanya masalah makanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi wanita hamil saja yang dipertanyakan oleh pria itu. Pria yang duduk dengan gaya angkuh di depannya itu, tidak malu-malu untuk menanyakan masalah berhubungan dengan istrinya. Bagaimana cara berhubungan yang tidak membahayakan kandungan istrinya. Dalam satu hari berapa kali dirinya boleh melakukan hubungan dengan istrinya. Pria itu juga menanyakan gaya apa saja yang boleh dilakukan nya. "Baik," jawab Arga. Dokter Della tersenyum memandang Nadira. "Ternyata Ibu Nadira masih sangat muda dan cantik," puji dokter tersebut. "T
Nadira duduk di meja makan yang ada ada di dalam kamar rawat ayahnya. Dirinya mau makan bakso bersama dengan mama mertua dan juga Ibu serta adiknya."Kenapa nggak mau makan bakso Boo?" tanya Nadira memandang suaminya.Luna tersedak saat mendengar menantunya memanggil putranya dengan panggilan Boo-boo. Dengan sangat cepat Nadira memberikan air putih kepada Mama mertuanya tersebut. "Mama Makanya jangan buru-buru keselek jadinya," ucap Nadira.Luna menganggukkan kepalanya. Ia merasa mampu menahan ketawanya hingga hingga perutnya terasa sakit. Luna memandang wajah putranya yang mulai terlihat sangat tidak baikTanpa merasa memiliki dosa, Nadira melanjutkan memakan bakso yang ada di dalam mangkuknya. Hingga bakso di dalam mangkuknya kosong tanpa sisa.
Nadira berbaring di samping suaminya dengan melingkar tangannya di pinggang milik suaminya. Nadira masih mengatur nafasnya yang belum stabil.Arga tersenyum memandang istrinya, pria itu mencium kening istrinya dengan sangat lembut. "Apa capek?" Tanyanya."Hubby terlalu lama," protes Nadira."Lama apanya?" Arga sengaja menggoda istrinya."Lama itunya By.""Apa itu?" Arga bertanya dengan mengerutkan keningnya."Hubby jangan pura-pura nggak tahu." Nadira begitu sangat kesal menatap wajah suaminya.Arga tertawa mendengar ucapan istrinya. "Sebenarnya tadi niatnya ingin buru-buru, hanya saja hubby masih kangen sama anak." Arga beralasan.Nadira hanya tersenyum memandang wajah suaminya."Apa mau makan sesuatu?" tanya Arga. Pria itu selalu menanyakan apa yang diingink
Nadira terbangun ketika merasakan kecupan di keningnya. Ia membuka matanya secara perlahan-lahan dan memandang suaminya yang sudah berpakaian rapi. "Hubby mau ke mana?" tanya Nadira. "Hubby mau mau ke kantor dear." Arga tersenyum. "Kenapa pagi sekali." Nadira memandang jam yang tertempel di dinding. "Rumah kita, posisinya cukup jauh dari kantor. Jadi hubby berangkatnya jam segini. Soalnya nanti pagi ada rapat penting," jelas Arga. Nadira memandang suaminya dan menganggukkan kepalanya. "Hubby bentar lagi ya berangkatnya," pinta Nadira. "Kenapa?" tanya Arga. "Bentar lagi adzan salat subuh, kita shalat dulu." Nadira menginginkan suaminya. Arga diam mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya tersebut. Nadira tersenyum dan kemudian mengecup bibir suaminya. "Dira lupa belum gosok g
Hari ini Arga begitu sangat sibuk. Pria itu harus memimpin rapat penting yang tidak bisa diwakilkan oleh asisten dan juga wakil direktur nya. Apa yang telah dilakukan oleh Tio terhadap perusahaannya, begitu sangat berefek buruk. Pria yang menjadi penghianat di perusahaannya itu telah membongkar dan membocorkan semua rahasia penting perusahaannya.Setelah menyelesaikan rapatnya Arga kembali ke ruangannya. Ia duduk di kursi kerja, kepalanya terasa begitu amat pusing.Arga memandang layar ponselnya yang berdering. Ia tersenyum ketika memandang Nadira yang memanggil. "Halo," sapa Arga."Halo Assalamualaikum hubby," jawab Nadira."Waalaikumsalam, Ada apa Dear?" Arga tersenyum memandang layar ponselnya."Apa hubby masih sibuk?" tanya Nadira.Arga menganggukkan kepalanya."Ya sudah kalau gitu nanti aja Dira telepon lagi
71Arga menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Ia memandang ke arah pria yang saat ini hanya berdiri tidak jauh dari mejanya. "Kirimkan uang untuk dia," perintah Arga."Baik Tuan," jawab Iswandi."Aku tidak ingin dia curiga, jadi lakukan semuanya seperti biasa," jelas Arga."Saya tahu Tuan," jawab Iswandi."Kamu tau, bahwa aku sudah banyak menghabiskan uang ku hanya untuk mengikuti permainan ini." Arga memandang Iswandi."Iya Tuan saya mengerti," jawab Iswandi."Apa sudah ada kabar? "Arga memandang Iswandi.
Ditatapnya wajah istrinya yang saat ini tertidur dengan sangat lelap.Arga merasa begitu sangat tidak tega ketika akan membangunkan istrinya.Nadira sedikit menggerakkan tubuhnya dan membuka matanya. "Hubby, Dira ketiduran," sesalnya. Bagaimana mungkin dirinya bisa ketiduran seperti ini di saat ayahnya sedang ada di ruangan operasi. Nadira Tadi hanya berencana untuk mengistirahatkan tubuhnya karena pinggangnya yang sudah terasa sakit."Iya nggak apa-apa, Ayah operasinya sudah selesai." Arga memberitahu istrinya."Kenapa hubby nggak bangunin Dira?" Nadira memandang suaminya dengan memajukan bibirnya."Operasinya berjalan dengan lancar jadi nggak perlu cemas," ucapan Arga.Nadira begitu sangat senang ketika mendengar apa yang disampaikan oleh suaminya. "By, Dira mau lihat Ayah sekarang," pinta Nadira. Dirinya begitu sangat mencemaskan kondisi ayahnya. Nad