Share

Bab 12.B

Penulis: Ina Qirana
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-14 12:23:34

"Dia juga sama sih korban Lastri, soal asal-usulnya aku belum tahu, dan kalau umur kudengar dia baru sembilan belas tahun."

Aku bernapas lega, kemungkinan gadis malang itu bukan putriku, dari bentuk tubuhnya pun terlihat kurus dan pendek, berbeda dengan Poto Delia di pernikahannya waktu itu, ia terlihat kurus tapi posturnya tinggi seperti Mas Ilyas.

*

Entah pukul berapa aku tertidur sejak siang, dari cuaca yang mulai dingin sepertinya ini sudah masuk waktu Maghrib, aku melirik ke samping terlihat Meri sedang mengecek kukunya.

"Ini jam berapa sih, Mer?"

"Engga tahu, Tan, di sini ga ada jam," jawabnya enteng.

Padahal aku ingin salat magrib, sejak datang kemari aku belum menunaikan salat, karena tubuh yang sakit dan lemah, juga kesulitan untuk mengambil air wudhu.

"Aku mau ke toilet, bagaimana caranya?" tanyaku pada Meri.

"Buka saja pintu itu." ia menunjuk sebuah pintu tepat di sebelah kasurku.

Aku baru sadar jika ruangan ini ada pintu yang lain, dan ternyata benar di dalam sel ini ada s
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dendam Wanita Yang Difitnah   Bab 13.A

    "Maksudmu?" tanyaku tanpa berpaling menatap Delia."Yang sekarang kamu lihat itu bukan Pak Ilyas, tapi si bi*d*b Ali, bertahun-tahun lelaki itu memalsukan identitasnya," ucap Delia sambil meringis menahan sakit di tubuhnya.Ternyata inilah jawaban dari pertanyaan penemuan paspor bernama Ali Kusuma di kamar itu, lalu apa hubungan Mas Ilyas dan Ali? Apa mereka saudara? Atau jangan-jangan saudara kembar?"Apa kamu tahu hubungan Ali dengan Ilyas itu apa?"Delia menggeleng lemah."Aku tidak tahu soal itu, Tante." Gadis malang itu menatapku intens."Apa Tante kenal dengan Pak Ilyas?" Aku tersenyum miring. "Dia mantan suamiku, kami sudah terpisah dua puluh tahun yang lalu.Dahulu sebelum dipenjara ia memang pernah bercerita ingin membangun panti asuhan anak yatim, agar kelak bisa menjadi syafaat untuknya di akhirat."Mantan istri?" Delia seperti keheranan.Aku mengangguk."Lalu kenapa bisa di sini?" Ia bertanya lagi."Panjang ceritanya, Del, tapi aku mau tahu apa yang kamu ketahui tentang M

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-15
  • Dendam Wanita Yang Difitnah   Bab 13.B

    "Maksudmu dia putriku? Kebetulan sekali putriku bernama Delia, apa kamu tahu banyak tentang dia?"Aku sungguh tak sabar menantikan ia bicara, entahlah gadis ini terlalu berbelit-belit saat bercerita, mungkin itu pengaruh usia juga tekanan yang selama ini dijalani olehnya."Ya, waktu itu ia dipaksa menikah dengan Bram, tapi gadis itu ga mau, mereka menghajar gadis itu habis-habisan di hadapan kami semua, hingga akhirnya ia menyerah.""Lalu?" selaku, merasa tak sabar menunggu ia bicara selanjutnya."Waktu itu ia bertanya 'kenapa papa tega pada anak sendiri? Tetapi Ali malah tertawa dan saat itulah ia mengakui semuanya, jika dia bukan Ilyas yang mendirikan panti asuhan itu, tapi dia Ali.""Kamu tahu Ali itu siapa? Keluarga Pak Ilyas atau bukan?""Tidak tahu, Tante, aku ga terlalu mengingat kejadian itu."Aku berdecak kesal merasa geregetan dengan informasi yang diberikan Delia setengah-setengah."Lalu kamu tahu saat itu Delia dibawa ke mana?" tanyaku lagi."Aku ga tahu, Tante, yang jelas

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-16
  • Dendam Wanita Yang Difitnah   Bab 14.A

    "Hajar!"Ambil semua senjatanya!""Masukan ke dalam kerangkeng!""Hajar!""Cari bensin di belakang!"Suasana riuh, aku bingung harus melangkah ke mana saat ini, para gadis itu menghajar semua penjaga, mereka merampas senjata para penjaga dengan bringas.Tak hanya itu mereka juga menembak satu persatu para penjaga hingga mereka tergeletak berlumuran darah.Saat ingin melangkah ke luar tiba-tiba gadis dari kerangkeng sebelah muncul menerobos masuk ke ruangan ini, beruntung aku sampai tak terjatuh."Ayo kejar si b*adab, Bram itu! Aku ingin menc*nc*ng kemaluannya lalu kuberikan pada hewan buas!" teriak satu orang gadis yang kini tengah naik ke sebuah mobil Jeep, bersiap mengejar Bram yang telah kabur lebih dulu.Salah satu gadis itu menyetir mobil tersebut dan mengejar Bram yang sudah kabur di depan sana, sedangkan Ilyas dan Erina entah lari ke mana mereka, bisa juga ada di dalam dihajar para gadis itu."Ayo semua keluar! Tempat ini harus hancur!" teriak gadis itu, tak lama kobaran api me

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Dendam Wanita Yang Difitnah   Bab 14.B

    "Yang lebih kejam ia menjadikan mantan istrinya itu tahanan kerangkeng, dimanfaatkan tenaganya bisa jadi juga dijual ke luar negeri."Delia bicara dengan mulut penuh lalu meneguk air dalam botol."Kamu tahu dari mana, Nak?" tanyaku."Tentu saja aku tahu karena sudah bertahun-tahun hidup dalam penjara lelaki itu, dan selanjutnya akulah yang akan dinikahinya secara kontrak."Mendengar cerita Delia ingin sekali aku meb*nuh pria bernama Bram itu dengan tanganku sendiri, aku tak akan mengampuninya jika ia benar telah memperlakukan putriku seperti binatang."Ya sudah kita ke villa itu, apa kamu tahu tempatnya?""Aku tahu, kebetulan dua kali aku dibawa ke sana."Syukurlah semoga putriku ada di sana."Sebaiknya kita ke sana sore hari, Tante, aku takut ada anak buah Bram melihat kita, kebayang kalau ditangkap lagi," ujar Delia."Ya sudah sambil menunggu sore kita tidur dulu di sini ya, badan Tante lemes banget."Kami pun tertidur entah berapa jam, terbangun karena Delia menepuk-nepuk pipiku."

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Dendam Wanita Yang Difitnah   Bab 15.A

    Aku melirik Delia yang kini wajahnya terlihat pucat, sebagai seorang ibu tentu aku begitu iba melihatnya, terlebih ia memerlukan obat-obatan untuk mengobati luka di v*gin*nya."Delia, apa kamu baik-baik aja?"Gadis itu hanya mengangguk tanpa suara."Kita harus lihat ke dalam, Tante, siapa tahu suara wanita barusan itu anak Tante," ucapnya, wajah gadis itu terlihat sangat letih.Aku terdiam sejenak, bagaimana caranya masuk ke dalam sana sedangkan di depan sana kulihat ada satu orang penjaga."Kamu kesakitan, Delia, lebih baik kembali ke hutan tunggu Tante di sana ya."Ia kembali menggelengkan kepala lagi, sungguh aku tak tega mengajaknya dalam kesulitan."Aku baik-baik aja, Tante, di dalam siapa tahu ada obat anti nyeri dan antibiotik, sementara Tante bisa cari anak Tante.""Tapi kalau ga kuat bilang ya, Tante khawatir."Ia mengangguk lalu kami berjalan mengendap-endap menuju depan villa yang lumayan besar ini.Di depan sana ada satu orang yang sedang berjaga sedang memainkan ponsel, k

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-19
  • Dendam Wanita Yang Difitnah   Bab 15.B

    Tak kuasa lalu tatapan ini beredar ke sekeliling ruangan, hanya ada kasur lusuh dan lemari usang, bahkan tempat ini mirip-mirip seperti gudang "Apa di luar tidak ada penjaga?" tanya perempuan itu.Aku terkesiap mendengar pertanyaannya, lalu menghampiri."Dia sudah mati, ayo keluar," bisikku."Tapi ... aku takut." "Tidak usah takut, aku akan melindungimu, saat ini Bram pasti sedang sibuk mengurus tawanan lainnya yang ada di kerangkeng.""Sayangi hidupmu lalu kita pergi dari sini."Perempuan itu mengangguk ketakutan lalu melirik anaknya."Nak, kita pergi sekarang ya, kamu mau makan 'kan?" Suara perempuan itu terdengar bergetar."Mau, Bu, ayo aku sudah sangat lapar."Aku membantunya untuk bangun.Namun, saat sudah bersiap ingin pergi tiba-tiba aku mendengar suara teriakkan seorang perempuan di luar sana."Ajo! Ajo! Kemana kamu hah?! Kenapa pintu dibiarkan terbuka!"Celaka, itu suara Erina."Dia masuk ke sini, sepertinya kita harus sembunyi dulu sebelum perempuan itu pergi," bisik Delia

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • Dendam Wanita Yang Difitnah   Bab.16

    Aku bingung harus melakukan apa sekarang, tiba-tiba saja Delia merampas tongkat yang kupunya lalu membuka pintu yang terkunci dari dalam ini.Lalu Bukk!Ia memukul kepala Erina dengan keras hingga tersungkur ke lantai, Erina sempat membuka mata dan melihat keberadaan kami. Namun, lagi-lagi Delia memukul kepalanya hingga ia tak sadarkan diri."Ayo keluar!" titah Delia.Kami semua keluar dari tempat itu dengan perlahan karena takut ada penjaga di luar."Tunggu dulu,Tante." Delia berlari ke arah kiri.Ternyata ia mengambil dua buah senapan panjang, satu ia pegang satunya lagi diberikan padaku."Ini untuk senjata, Tante tahu caranya?""Begini nih caranya." Ia mengajarkan cara menembak menggunakan senapan ini, dua kali diberi contoh aku langsung mengerti."Bu, kita akan ke mana?" tanya anak lelaki yang entah berusia berapa itu.Jika ia memanggil putriku dengan sebutan ibu otomatis ia cucuku, melihat tubuh anak itu hatiku teriris nyeri seketika.Badannya Kumal dengan baju tak layak pakai,

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • Dendam Wanita Yang Difitnah   Bab 17

    "Kita lihat dulu mau apa mereka," bisik Delia.Saat ini dadaku berdegup kencang, putriku juga bersembunyi dibalik tubuh ini"Itu anak buah Bram!" teriak putriku sambil mengguncang tubuh Delia."Kamu yakin?""Ya."Lelaki tadi terlihat turun dari tangga helikopter yang masih terbang di atas sana."Ayo tembak, Tante!"Aku dan Delia menembak bersaman, dan kali ini tembakanku tak meleset sama sekali, tepat di tenggorokan lelaki itu.Kedua lelaki tadi terlempar ke tanah lalu terkapar tak sadarkan diri. Namun, ancaman sepertinya belum usai Karen dari atas helikopter itu masih ada beberapa orang anak buah Bram.Dari atas mereka mulai menembaki kami, kali ini rasa takutku seakan menghilang, sekarang ada putriku dan kedua anaknya mereka butuh perlindunganku.Bagaikan superhero aku terus membidik melawan serangan mereka, sementara Delia dan kedua anaknya kusuruh untuk bersembunyi dibalik batu besar."Aww!" Aku melirik Delia, tangan gadis itu berdarah."Sial*n!" teriak DeliaDengan penuh kebera

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22

Bab terbaru

  • Dendam Wanita Yang Difitnah   Tamat

    "Apa kita harus masuk ke dalam?" tanyaku sambil menoleh.Nining mengangguk, lalu aku mengintip jendela bangunan itu ternyata tempat ini telah kosong."Lihat ini, Bu? Pintu bangunan ini sepertinya telah dirusak," ucap Nining.Ya benar, sepertinya pintu ini telah dirusak oleh para penghuni gedung ini lalu mereka kabur entah ke mana, karena saat membuka pintu dan berteriak tak ada satu orang pun yang datang dari dalam, bangunan ini telah kosong "Mungkin karena anak buah Bram dan Ali telah habis di hutan sana, Ning, makanya gadis-gadis di sini bisa melarikan diri.""Mungkin begitu, Bu, syukurlah semoga hidup mereka baik-baik saja di luar sana, Bu, mari kita pulang."Aku mengangguk lalu kembali naik ke atas motor, pulang dengan hati yang nyaman karena orang-orang yang telah menyakiti putriku telah lenyap dan menerima karma sesuai perbuatanya.*Satu bulan kemudian, aku beserta gadis-gadis malang ini berhasil membuka sebuah restoran khas Sunda, mereka mengelola usaha ini dengan baik sesuai

  • Dendam Wanita Yang Difitnah   Bab 27

    "Mau apa kamu, Lastri?" Napasku terengah-engah menatap benda tajam itu hampir menyentuh tenggorokanku.Aku mundur satu langkah sedangkan Lastri maju dua langkah, jika aku berlari wanita ini pasti akan berbuat nekat dan saat itu juga mungkin nyawaku bisa melayang."Aku mau mengg*rok lehermu, karena kamu sudah berani-beraninya memb*nuh adikku!" bentaknya dengan mata membeliak hampir keluar dari tempatnya, sungguh mengerikan."Oh ya, tapi adikmu itu pantas mati, hidup juga percuma karena hanya akan menyengsarakan banyak orang." Kupegang tangannya yang memegang belati itu, hingga benda tajam itu sedikit menjauh, karena tenagaku lebih kuat hampir saja aku bisa membuat benda tajam itu menembus dadanya.Saat ini kami sedang adu kekuatan, saling mendorong belati untuk melukai tubuh kami."Kurang ajar kamu, Mirna! Kamu sudah melenyapkan mesin uangku!" teriaknya hingga ruangan tamu ini mengeluarkan gema."Adikmu yang kurang aj*r, dia sudah menjual putriku! Membuat hidup putriku seperti sampah!

  • Dendam Wanita Yang Difitnah   Bab 26

    Langkah gadis itu pelan tapi tatapan matanya nampak menyeramkan, aku melirik Mas Ilyas yang sepertinya sedang ketakutan, tanganku gegas meraih lengan Frans agar mendekat."Ngapain kalian di sini?!" tanya gadis itu sedikit membentak, kini jarak kami hanya dua meter."Woww anak yatim piatu baru datang," sahut Delia yang baru turun dari lantai atas, putriku itu nampaknya baru selesai ganti baju.Monic melihat Delia seperti menatap musuh bebuyutan, mungkin saat masih tinggal bersama mereka sering bertengkar."Di mana mama sama papaku?!" teriak Monic dengan tatapan bengis."Apa mama papa?" Wajah Delia sengaja dibuat mengejek setelah itu ia tergelak dengan puas."Kur*ng ajar!" Kedua jemari Monic saling mengepal kuat."Hei, kalian harus tahu dia ini anaknya si Ali sama Erina, enak ya mereka punya anak gadis tapi malah menjual gadis-gadis tak berdosa," seru Delia lagi Jelas saja keenam gadis malang itu menatap Monic dengan nyalang, mungkin rasa benci terhadap Ali dan Erina tumbuh lagi di hat

  • Dendam Wanita Yang Difitnah   Bab 25.B

    Kuraih bayi kurus tak berdosa itu lalu kupeluk Bram dengan erat, kasihan sekali mereka, hadir ke dunia tapi ibunya tak peduli sama sekali."Mereka cucu kita, Mas.""Sini, Nak," sahut Mas Ilyas meminta Frans untuk mendekat."Dia kakekmu, Frans, papanya ibu kamu."Mas Ilyas memeluk bocah kecil itu sambil menangis."Bu, sepertinya kita harus segera pergi dari sini, karena di rumah ini masih ada Nona Monic, Ibu ingat 'kan dia anaknya Erina?" tanya Nining.Ya, aku baru ingat jika Erina dan Ali memiliki anak gadis yang masih kuliah, apa yang harus kujelaskan padanya jika ada aku dan Mas Ilyas di rumah ini."Ning, apa gadis itu tahu kelakukan ibu dan ayahnya?" "Entahlah, Bu, saya ga tahu soal itu, tapi sekarang kalau menurut saya kita pergi dulu dari sini, lagian Tuan Ilyas juga harus ke dokter 'kan?""Ngapain pergi, kita ga boleh takut sama Monic, lagipula ini rumah Papa, dia yang harusnya pergi dari rumah ini, bukan kita," sahut Delia."Gadis itu dan keluarganya sudah menghancurkan keluar

  • Dendam Wanita Yang Difitnah   Bab 25.A

    Kutatap wajah Nining yang samar karena penerangan lampu di ruangan ini tak begitu cerah."Iya, Bu, dia Tuan Ilyas." Nining menghampiri lelaki yang sedang duduk di kursi roda itu, mendorongnya lalu membawa pria itu ke hadapanku.Jarak kami hanya satu meter, dan terlihat jelas jika lelaki itu memang Mas Ilyas, hanya saja bibirnya terlihat miring, wajahnya pun sangat pucat serta tubuh yang kurus, ya Tuhan apa yang terjadi dengannya?"Papa, ini beneran Papa?" tanya Delia, beberapa detik kemudian ia langsung bertekuk lutut di hadapan ayahnya.Mas Ilyas hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban, dari sorotan mata dapat kubaca jika ia sedang berbahagia sekaligus bersedih, karena matanya terlihat berkaca-kaca."Papaaa! Kenapa?! Kenapa Papa di sini?! Papa tahu selama ini si b*adab Ali sudah menghancurkan hidupku! haaaah! Hiks! Hiks!" Delia berteriak histeris Sementara Mas Ilyas tergugu walau bibirnya terlihat miring, mungkin ia terserang stroke. Aku pun bersedih melihat pemandangan ini hingg

  • Dendam Wanita Yang Difitnah   Bab 24

    Aku menatap Nining dengan intens, ia terlihat serius menatapku, entah rahasia apa lagi yang ia sembunyikan yang jelas aku berharap rahasia itu tidak melukai siapapun."Bu, maafkan saya sebenarnya Pak Ilyas ....""Tante, ayo kita lanjutkan perjalanan takut keburu sore," sela Meri tiba-tiba mengehentikan ucapan Nining.Aku dan Nining menatap gadis itu bersamaan, tapi ia betul juga kami harus cepat sampai di kota karena bayi Delia harus segera mandi dan ganti pakaian.Namun, aku kebingungan harus pulang ke mana, ke rumah Mas Ilyas tak mungkin, ikut Nining pun tak enak karena selalu merepotkannya."Ya sudah kita lanjutkan sekarang, bilang teman-temanmu untuk bersiap," ujar Nining."Bu, kita lanjutkan obrolan ini nanti ya."Aku mengangguk lalu melirik bayi yang kuberi nama Maryam ini dengan iba, ia terlihat tidur di pangkuanku sementara ibunya sama sekali tak peduli malah asyik makan dan bercengkrama dengan gadis lain.Nining beranjak dari hadapanku menuju ibu penunggu warung ini dan memba

  • Dendam Wanita Yang Difitnah   Bab 23

    Tiba-tiba datang beberapa orang gadis muda mereka berlari kecil menghampiri kami."Siapa mereka?" tanyaku."Ya Tuhan, Rina, Alifia, Susi!" Meri segera berlari menghampiri gadis-gadis itu lalu mereka berpelukan dengan haru."Tante, ini teman-temanku di kerangkeng masa Tante lupa," ujar Meri."Oh, iya iya maaf Tante lupa, ayo sekarang kita harus cepat pergi dari sini, lalu di mana teman-teman kalian yang lain?""Nanti saja jelaskannya sekarang kita harus sama-sama membuat perahu ini mau berlayar," jawab Meri.Saat gadis terakhir akan naik ke atas perahu ini tiba-tiba terdengar suara tembakan dari dalam hutan, sontak saja kami terkejut dan menoleh ke asal suara "Bram.""Aku kira dia sudah mati.""Ayo siapkan senjata kalian, hari ini juga tengkorak manusia itu harus pecah," bisik Meri.Dan akhirnya terjadi baku tembak lagi, aku tak tahu entah siapa diantara mereka yang terluka dan aku berharap itu bukan putriku Delia, aku memeluk tubuh Frans dengan erat.Setelah beberapa menit suara temb

  • Dendam Wanita Yang Difitnah   Bab 22

    Aku terkejut sekaligus tak percaya dengan perkataan Erina, mengapa bisa orang terpandang dan terpelajar seperti papa mertua melakukan hal kotor itu?Kupandangi Erina yang sedang ketakutan karena dirinya kini berada di mulut jurang yang dalam."Aku ga bohong, Mirna!" teriak Erina lagi.Tapi aku masih ingat orang yang dahulu menuntutku memang papa, dialah yang menyewa seorang pengacara agar aku diberi hukuman berat, lalu ia berlaku seolah-olah dirinya terluka.***Padahal waktu itu usai kematian mama mertua aku disibukkan dengan berbagai kegiatan, seperti belanja bahan-bahan makanan untuk acara tahlilan dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kematian mama mertua.Pada malam itu saat hendak mencari baju ganti aku terkejut karena saat membuka lemari tiba-tiba saja sebuah jasad menggelinding jatuh dari lemari hingga mengenai kakiku.Aku berteriak karena terkejut sekaligus takut karena sebelumnya aku tak pernah menemukan hal aneh semacam itu.Seluruh anggota keluarga masuk ke kamarku,

  • Dendam Wanita Yang Difitnah   Bab 21.B

    Anita terkejut mendengar bentakanku yang keras sementara papa masih menatapku dengan tajam."Walaupun aku bukan lagi bagian keluarga ini, dan bukan lagi anak Papa, tapi aku dilahirkan dari rahim Mama!"Anita menghampiriku sambil menangis."Maaf, Kak, sudah jangan marah," rengeknya."Kalau kedatanganmu ke sini hanya untuk marah-marah lebih baik kembali ke tempat asalmu, asal kamu tahu mamamu selalu sakit-sakitan karena memikirkanmu yang tak pernah mau pulang! Makanya itu aku tak sudi memberikan kabar kematiannya padamu!"Aku terdiam sambil menatap nanar ke arah tembok, ucapan papa barusan memang sedikit menimbulkan rasa sesal di hati ini.Seharusnya dulu aku sering menjenguk mama, menemuinnya barang enam bulan sekali atau di waktu-waktu tertentu, kepalaku seperti dihantam ucapan papa."Kalau kamu mengakui mamamu itu orang tuamu sendiri harusnya kamu temui dia, bukan menyiksa batinnya seperti itu!" teriak papa lagiAku tak tertarik dengan teriakan papa gegas naik ke lantai atas memasuki

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status