Beranda / Lain / Dendam Sang Bintang / 17. Ketika Bintang murka

Share

17. Ketika Bintang murka

Penulis: Yully Kawasa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ya! Demi meyakinkan Bintang. Rivaldo rela membunuh satu keluarga yang tidak bersalah. Semua untuk membuktikan kalau tawaran pembunuhan itu murni, bukanlah suatu jebakan.

Bukan itu saja, Rivaldo juga mengambil warisan yang bukan merupakan haknya.

Bintang menatap kedua telapak tangannya. Darah segar mengalir dari tangannya, memasuki sela-sela jarinya.

"Walaupun tak menggunakan tangan ini, tapi secara tak langsung aku telah membunuh satu keluarga yang tidak bersalah! Siapa lagi yang akan aku bunuh? Apa nyawa mereka pantas untuk aku jadikan taruhan?"

Walaupun hati Bintang seperti tertusuk belati, tapi itu tak membuat air matanya mengalir keluar.

"Tidak! Bagaimanapun caranya, aku harus bisa meyakinkan Rivaldo. Aku tidak mau ada korban tak bersalah selanjutnya!"

Bintang melangkah mendekati wastafel, kemudian mencuci tangannya.

Bintang segera membersihkan ruangan itu, kemudian naik taksi menuju sebuah rumah. Rumah yang memiliki pintu menuju bangunan bawah tanah.

"Bos Bintang, selamat data
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dendam Sang Bintang    18. Kepercayaan Rivaldo

    "Aku tidak keberatan ketika kalian tidak menganggap ku ada! Tapi tak bisakah kalian bekerjasama? Tidak bisakah kalian memperbaiki kinerja kalian, ha?!" Bintang menatap pimpinan tim dengan tajam."Dibandingkan tuan Rivaldo, Anda bukanlah apa-apa!" ketus pimpinan tim hampir tak terdengar."Dengan susah payah, aku melewati semua rintangan hanya untuk menjadi pimpinan dunia bawah tanah ini! Apa kalian pikir aku bisa kompromi dengan kesalahan sekecil apapun? Tidak! Aku bukan tipe lelaki yang bisa kompromi!" tegas Bintang."Setelah melewati rintangan, apa Anda pikir bisa bebas memerintah kami? Tidak!" Pimpinan tim menatap Bintang emosi."Kenapa? Apa Anda salah satu yang menginginkan posisiku? Kalau iya ... kenapa kau tidak ikut test kepemimpinan? Bukankah sebelum merekrut orang luar, semua bawahan diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin? Kenapa tak ada satupun yang mendaftar?" ketus Bintang."Kau,""Bagiku Anda sama sekali tidak pantas untuk menjadi pimpinan! Kenapa? Karena jauh di dalam l

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dendam Sang Bintang    19. Pernikahan

    "Dengan tidak mengurangi rasa hormatku, dapatkah aku berbicara sebentar dengan Pak Arkanza?" tanya Bintang menunduk hormat, ketika Arkanza berdiri didepannya.Arkanza tersenyum, "Tentu saja boleh," jawab Arkanza. Pandangan matanya kini beralih ke Miran, "Sayang, kakek akan berbicara sebentar dengan calon suamimu. Kamu tak keberatan, kan?""Tentu saja boleh. Lama juga gak apa-apa, asal kakek jangan membawanya kabur. Apa kata orang nanti kalau pengantin pria-nya kabur."Bintang mengikuti Arkanza. Kini keduanya berdiri saling berhadapan, tidak jauh dari Miran."Bukankah kita sepakat, hanya pesta sederhana? Kenapa Anda ingkar?""Bintang, ini adalah pesta sederhana yang pernah diselenggarakan oleh keluarga Lee. Bahkan sekelas acara ulang tahun, ini bukan apa-apa. Undangan saja hanya seratus orang. Itu sudah termasuk keluarga besar Lee.""Siapa calon palsu istriku? Kalau dilihat dari penampilannya, jelas sekali dia masih berusia sekitar lima belas atau enam belas tahun.""Namanya Miran Lee,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dendam Sang Bintang    20. Fierce Spider

    ***Pikiran Angga Lee tak bisa tenang, saat tahu nama sosok yang dinikahi keponakannya sendiri bernama Bintang Morales.'Nama mereka pasti hanya sama! Bukankah Bintang Morales telah meninggal belasan tahun yang lalu? Walaupun usia mereka sama, tapi bukan berarti mereka juga orang yang sama, kan?'Ya! Keluarga besar Lee mengetahui rencana Arkanza, tepat dua jam sebelum pemberkatan nikah Bintang dan Miran. Mereka hanya tahu, Arkanza mengumpulkan mereka karena ada hal penting yang harus dibahas.Karena itu ketika nama Bintang Morales disebutkan pada saat pemberkatan nikah, sontak saja membuat Angga Lee shock.Tidak mau mengambil resiko, Angga langsung menelepon seseorang."Setelah sekian lama menghilang, kamu baru menghubungi aku. Apa kamu memerlukan bantuan?" terdengar suara dari seberang."Rivaldo, suami keponakan ku bernama Bintang Morales. Aku mau kamu menyelidiki latar belakangnya!" "Apa aku tidak salah dengar? Kamu memintaku menyelidiki latar belakang? Yang benar saja! Kamu benar-b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dendam Sang Bintang    21. Masalah baru

    ***PLAKKK!!!!Darah segar mengalir dari sudut bibir Angga, akibat tamparan Arkanza."Dasar anak bodoh! Kenapa tak ada satupun pekerjaan mu yang beres, ha? Bukankah sudah ayah ingatkan berulang kali, jangan menjalankan proyek itu? Tapi kenapa kamu membangkang? Bukan hanya itu saja, kamu bahkan menggunakan uang perusahaan!" teriak Arkanza murka."Bagaimana dengan kakak? Bukankah dia juga mengalami banyak kegagalan, tapi apa? Bukankah ayah selalu mendukungnya? Saat dia menggunakan uang perusahaan, pernahkah ayah memperlakukannya seperti ayah memperlakukanku?"PLAKKK!!!!Kembali telapak tangan Arkanza mendarat di tempat yang sama. Darah yang semakin banyak mengalir, tak serta merta membuat Angga menghapusnya. "Siapa aku sebenarnya, Ayah? Apakah aku anak kandung mu atau hanya anak angkat?" tanya Angga menatap Arkanza. Tak ada satupun keluarga besar Lee yang berani berkomentar. Bintang sendiri terkejut melihat sisi lain dari Arkanza. Lelaki yang selama ini dikenal baik, ternyata sangat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dendam Sang Bintang    22. Kekuasaan Rivaldo

    Mendengar kehebohan dari luar rumah, Bintang dan Miran berlari menuruni anak tangga, untuk melihat apa yang sedang terjadi.Aparat kepolisian sudah berada di sana, bukan itu saja bahkan tangan Angga Lee sudah di borgol.Selain istri dan anak Angga, anggota keluarga lainnya memilih menghindar.Miran langsung mendorong kasar polisi yang menyeret pamannya. "Lepaskan! Pamanku tak bersalah, dia pasti dijebak!" teriak Miran marah.Bintang langsung saja menarik Miran dan memeluknya erat, "Kamu jangan takut, pamanmu pasti akan segera bebas. Bukankah kamu yakin dia tak bersalah?"Miran tak menjawab, untuk pertama kalinya Bintang merasakan airmata mengalir dari wajah cantik sang istri. Namun, tak terdengar suara tangis sama sekali.'Selain polos, aku tak menyangka kamu semurni ini, Miran. Bahkan orang seperti Angga yang selalu memperlakukan kamu dengan kasar, sama sekali tidak ada dendam dihatimu. Aku dapat melihat jelas ketulusan dari pancaran matamu, Miran. Aku janji akan membebaskan Angga.'

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dendam Sang Bintang    23. Kepribadian Miran

    Setelah pamitan, aparat kepolisian langsung meninggalkan keluarga Lee."Apa kamu yang membebaskan kakakmu, Septian?" bisik Arkanza di telinga Septian."Ayah saja yang memiliki orang dalam, tapi pada kenyataannya tak bisa membebaskan Angga. Apalagi aku? Yang benar saja!""Kalau bukan kamu terus siapa? Bukankah istri dan anak Angga sama sekali tidak punya kekuasaan untuk itu?" "Sepertinya ayah terlalu meremehkan Angga. Buktinya tanpa bantuan kita pun, dia bisa bebas. Bukan itu saja, pihak kepolisian justru datang meminta maaf dan berjanji akan membersihkan nama baik keluarga Lee, terutama Angga.""Maksudmu?""Apa mungkin kakak sedang menguji ayah? Jujur saja selama ini kasih sayang ayah kepada kami anak-anak, tidaklah sama. Ayah selalu menganaktirikan Angga."Arkanza terdiam, dia menatap Angga dan membatin, 'Mungkin bagimu ayah adalah sosok yang kejam, Angga! Namun, ayah tidak akan pernah seperti ini kalau saja kamu tidak selalu membangkang! Kamu berbeda dengan kakak dan adikmu. Benar-

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dendam Sang Bintang    24. Arkanza kecelakaan

    ***Dua bulan semenjak Angga Lee dibebaskan dari penjara."Tidak mungkin, kalian pasti bohong, kan?" teriak Miran histeris. Beruntung Bintang dengan sigap menangkap tubuh Miran, dia tidak mempedulikan ponsel Miran yang kini telah hancur akibat jatuh dari lantai dua.Ya! Terlambat sedikit saja, mungkin Miran akan mendarat di lantai satu seperti ponselnya. "Jangan panik, Miran. Katakan padaku apa yang terjadi? Kenapa kamu ketakutan?" tanya Bintang bingung."Kakek,"Miran merasa kepalanya pening, sekelilingnya tiba-tiba menjadi buram. Miran pingsan.Mengingat Miran menyebut 'Kakek' sebelum dia pingsan, membuat Bintang memilih mengambil ponsel dan menelepon."Kamu benar-benar jenius dalam menilai potensi seseorang. Tim Not Worthy berkembang lebih cepat dari yang aku perkirakan, mereka bahkan sudah setara dengan empat tim lainnya," jelas Stiven dari seberang dengan penuh semangat."Cari tahu apa yang terjadi dengan Arkanza Lee, aku butuh jawaban secepatnya!""Itu bukan masalah.""Ingat j

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dendam Sang Bintang    25. Miran diracun

    Setelah Bintang keluar, barulah Miran dibawa masuk oleh dokter.Miran sama sekali tidak keberatan mendapat giliran paling terakhir. Baginya keselamatan sang kakek lebih utama."Berjanjilah satu hal pada kakek, Miran." ujar sang kakek, ketika Miran berdiri disampingnya."Janji?" tanya Miran berusaha keras menahan air matanya. Dia tidak mau menjadi beban saat kakeknya sedang kesakitan."Iya, berjanjilah pada kakek. Apapun yang terjadi, jangan pernah menceraikan Bintang."Setiap kata yang keluar dari mulut Arkanza, seperti petir yang menyambar di sekujur tubuh Miran."Kakek tahu permintaan ini terlalu berlebihan. Namun, hanya itulah satu-satunya cara agar kakek bisa tenang, Miran. Bagaimana?"Miran menarik nafas panjang, kemudian menghembuskannya secara berlahan. "Baiklah, Kek. Aku janji, apapun yang terjadi nantinya aku akan mempertahankan Bintang sebagai suamiku. Tapi,""Tapi, apa?""Tapi, Kek. Bagaimana dengan perasaan Bintang? Mungkin sekarang di dalam hatinya tidak terpatri satu nam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Dendam Sang Bintang    119. Di sinilah Devano Willow meninggal

    Ya! Edy membawa Kumbara ke hutan. Hutan di mana Devano Willow harus meregang nyawa, karena perbuatan murid kesayangannya sendiri. Di mana juga Devano Willow menolak keras untuk disembuhkan dan memilih mati. Edy menatap Kumbara dan tersenyum sinis, "Bagaimana? Apa kau suka kejutan ku? Bukankah kau tak menyangka kalau aku akan membawa mu ke sini? Kumbara ... Kumbara ... apa kau pikir aku tak bisa membaca pikiran mu? Tidak, Kumbara! Bukankah Kau ingin memperlambat proses kesembuhan bos ku, kan? Lebih baik pikirkan baik-baik setelah melihat ini." Setelah mengakhiri kalimatnya. Edy mengeluarkan ponsel dari saku jasnya dan melakukan panggilan video call. Melihat Austin yang terbaring di atas ranjang, membuat jantung Kumbara berdetak lebih cepat dari biasanya. Dia ketakutan. "Edy, aku mohon lepaskan cucuku," pinta Kumbara berlutut di kaki Edy. "Nyawa cucu mu, bergantung padamu. Kalau kau mau memperlambat proses pengobatan bos ku, maka ku pastikan Austin akan kehilangan fungsi organ

  • Dendam Sang Bintang    118. Hutan ini?

    "Bagaimana Edy, apakah kau sudah mengirim orang untuk mengawasi Austin Maverick? Cucu kesayangannya?" tanya Ekaputra santai. Dan Kumbara tahu artinya. Itu ancaman tak langsung untuknya."Kau mau membunuh cucu ku? Silahkan! Maka kau tak akan pernah mendapatkan pengobatan apapun dariku. Kau hanya akan menemukan tubuhku mati kaku," ancam Kumbara. Ya! Selain Kumbara maka tak akan ada seorangpun yang dapat mengobati Ekaputra. Jadi Kumbara tahu persis, Ekaputra tak akan berani bertindak bodoh. Karena membunuh Austin Maverick, itu sama saja bunuh diri. "Apa bos memerintahkan untuk membunuh cucu mu? Bukankah tidak? Bos meminta ku mengawasinya. Itu artinya ...," Edy tak meneruskan kalimatnya, dia justru tersenyum menatap Kumbara."Artinya apa, Brengsek!" teriak Kumbara emosi."Itu artinya setiap kesalahan dalam pengobatan yang kau lakukan, maka cucu mu yang akan kena dampaknya. Tapi tenang saja, kami tak akan langsung membunuhnya. Kami akan menerornya terlebih dahulu. Kalau kau bisa memperce

  • Dendam Sang Bintang    117. Sejak kapan kau terluka, Eka?

    "Sejak kapan kau terluka, Ekaputra? Apa kau menggunakan tenaga angin?" tanya Kumbara memastikan kalau dugaannya tak meleset."Aku terluka sejak tujuh bulan lalu, tepatnya tanggal 3 Desember 2023. Btw dari mana kau tahu kalau aku menggunakan tenaga angin?" tanya Ekaputra curiga."Mengingat kau adalah murid Devano Willow, sangat mustahil ada orang mengalahkan mu. Apalagi membuat kondisi mu seperti ini. Jadi hanya ada satu kemungkinan, kau menggunakan tenaga angin. Apa kau menemukan seseorang yang kuat, hingga kau harus menggunakan tenaga dalam yang selama ini tak pernah kau publikasikan?" Kumbara menatap Ekaputra, seolah-olah tak tahu apa yang sedang terjadi.Ekaputra diam seribu bahasa. Dia tahu berbohong juga percuma. Kumbara tahu betul masa lalunya. Mulai dari Devano Willow yang memilihnya menjadi murid, bagaimana juga dia mengkhianati gurunya sendiri."Kenapa kau diam saja? Apakah tebakanku benar? Apa mungkin dia adik seperguruan mu yang menghilang?" tanya Kumbara pura-pura tak tahu

  • Dendam Sang Bintang    116. Kita bertemu lagi, Kumbara.

    [Bos Edy, seperti dugaan mu. Kumbara secara sukarela ikut bersama kami. Kami sedang dalam perjalanan. Sekitar lima belas menit lagi kami sampai markas.]Edy mengucek matanya sendiri, tak percaya dengan pesan yang baru saja dibacanya, "Ini bukan mimpi, kan, Bos? Ini nyata, kan? Mereka berhasil menemukan Kumbara, kan, Bos?"Ekaputra Lee tak menjawab, dia langsung saja menarik ponsel yang ada dalam genggaman Edy. Dia penasaran."Apakah benar Kumbara sedang dalam perjalanan ke sini?" tanya Ekaputra tak percaya."Sepertinya rencana ku berhasil, Bos," kata Edy penuh semangat.Benar saja tak sampai lima belas menit. Anak buah Edy telah sampai di markas."Kalau kau ingin membunuhku, silahkan! Tapi jangan pernah menyakiti cucuku, Brengsek!" cetus Kumbara dengan wajah merah padam. Berusaha mengendalikan amarahnya.Ya! Ketika mengetahui orang yang menghadang jalannya adalah anak buah Ekaputra, Kumbara berusaha melarikan diri.Namun, semua berubah ketika anak buah Ekaputra mengatakan kalau sampai

  • Dendam Sang Bintang    115. Siapa kau sebenarnya, Bintang?

    ***Sementara itu di negeri seberang, Ekaputra Lee sedang beristirahat di dalam ruangannya. Dia di temani oleh orang kepercayaannya, Edy."Bagaimana? Apakah kau telah menemukan orang yang tepat untuk menyembuhkan ku?" tanya Ekaputra terlihat pasrah.Edy menatap Ekaputra dengan perasaan iba, "Aku sudah menugaskan semua anak buah untuk mencari keberadaan kakek Kumbara. Sepertinya hanya dia yang bisa mengobati mu, Bos.""Berapa lama kemungkinan Kumbara bisa ditemukan? Bukankah membawa Kumbara ke sini itu mustahil? Apalagi kalau dia tahu akulah orang yang ingin bertemu dengannya. Yang aku tahu dia tidak suka dipaksa. Dia bahkan tak tergiur dengan uang," ujar Ekaputra menatap Edy lemas."Menemukannya memang sulit. Karena Yang aku tahu, dia telah lama pensiun dari profesinya. Dia selalu berkelana dari satu kota ke kota lain, bahkan dari satu negara ke negara lainnya. Tapi untuk sementara, aku yakin dia berada di Indonesia. Karena tak ada nama Kumbara Osal dalam penerbangan apapun selama sat

  • Dendam Sang Bintang    114. Kami hanya ingin kebebasan

    "Sebenarnya apa yang terjadi, Bintang? Apa mungkin Dirty dan Richard terluka?" tanya Anggun Maharani menatap Bintang, menyelidiki.Bintang menganggukkan kepalanya pelan sebagai jawaban."Kenapa kau menyembunyikan ini dari kami? Apa bagi mu, kami hanyalah orang asing?" cetus Anggun kecewa.Tubuh Bintang terasa lemas, dia langsung saja duduk di sofa tak jauh darinya berdiri. "A-a-apa kau juga terluka?" selidik Anggun merasa ada yang tak beres.Bintang menganggukkan kepalanya dan berkata pelan, "Andai saja aku tak bergabung dan menjadi pimpinan Fierce Spider. Mungkin tak akan berakhir seperti ini. Diego Smith tak akan terluka parah, tak akan ada namanya pertumpahan darah yang merenggut banyak nyawa anggota Fierce Spider. Dirty dan Richard juga tak akan pernah bergabung dengan Fierce Spider.""Hanya karena aku terluka, mereka bertiga menyembunyikan kondisi sesungguhnya. Kau tahu apa alasan mereka? Mereka hanya tidak ingin aku kepikiran dan membuat kondisiku memburuk.""Sejak awal harusny

  • Dendam Sang Bintang    113. Diego Smith terluka

    ***Kaki Bintang terasa lemas, matanya berkaca-kaca, hatinya terasa sakit. Lelaki yang dulunya merupakan orang terkuat di Fierce Spider dan sangat ditakuti, kini terbaring tak berdaya. "Sejak kapan dia seperti ini?" tanya Bintang dengan suara berat."Bos Diego sudah seperti ini setelah beberapa hari kembali ke sini. Namun, tak ada seorangpun yang tahu akan kondisinya. Dia bahkan memintaku untuk tak pernah menemui siapapun yang merupakan mantan anggota Fierce Spider," ujar lelaki itu menatap Diego yang masih terpejam.Bintang melangkah mendekati Diego dan berkata pelan, "Apa karena ini kau memilih meninggalkan kami? Kenapa kau tak memberitahuku, kalau kau juga terluka sama seperti ku? Apa kau tak pernah menganggap ku sahabat?"Berlahan mata Diego Smith terbuka. Dia menatap Bintang dan berusaha tersenyum."Kenapa kau berada di sini?" tanya Diego hampir tak terdengar."Aku ke sini untuk mengobati mu, Diego," jelas Bintang dan langsung mengeluarkan satu botol minuman pemberian lelaki tu

  • Dendam Sang Bintang    112. Aku belum terlambat, kan? Diego masih hidup, kan?

    Saat Richard hendak mencari informasi keberadaan Diego Smith, Bintang menentangnya. Dia meminta Richard dan Dirty untuk beristirahat.Bintang menatap Richard dan Diego secara bergantian, kemudian berkata dengan tegas, "Kalau kalian tetap mau mencari keberadaan Diego Smith, maka tanggung sendiri konsekuensinya! Aku akan membuat kalau berdua menyesal telah menentang ku!" "Sepertinya kali ini kita harus menyerah. Apa kau tak lihat rona wajahnya? Selama mengenalnya, aku tak pernah melihat kemarahan seperti itu di wajahnya," bisik Dirty di telinga Richard."Sama. Sebaiknya kita istirahat, sebelum dia tambah marah. Yang ada kita berdua diikat," Richard balik berbisik."Aku minta kalian untuk beristirahat, bukannya bisik-bisik!" bentak Bintang kesal.Ya! Bintang melakukan itu semua karena ketakutannya. Dia takut kalau-kalau, dua sahabat baiknya meninggalkannya ke dunia lain."Iya! Iya! Aku istirahat!" cetus Dirty dan langsung meninggalkan Bintang menuju kamarnya. Begitupun dengan Dirty.'Tu

  • Dendam Sang Bintang    111. Ketika Bintang tahu kalau Dirty dan Richard juga terluka

    "Tanaman itu akan menjadi obat jika di konsumsi oleh seseorang yang sedang keracunan. Mau itu racun biasa maupun mematikan. Hanya saja takarannya harus pas, jika tidak akan sangat berbahaya. Namun, karena daun itu lebih dikenal sebagai daun beracun maka tak ada satu manusia pun yang mau mengkonsumsinya. Jangankan mengkonsumsi, bahkan memetik daun itu saja mereka ketakutan," jawab lelaki itu tersenyum.Bintang terdiam, kini dia paham kenapa lelaki itu memintanya meminum air rebusan daun beracun itu."Kau tak perlu lagi mendapatkan pengobatan lanjutan. Kau hanya perlu istirahat dan makan makanan yang bergizi. Organ tubuhmu akan membaik secara berlahan. Sampai kau benar-benar sembuh, maka jangan coba-coba menggunakan tenaga mu, dalam bentuk apapun. Apa kau paham?"Bintang menganggukkan kepalanya sebagai jawaban."Istirahatlah. Aku juga butuh istirahat," ujar lelaki itu dan langsung meninggalkan Bintang sendirian.Keesokan harinya.Seperti biasa sinar matahari dengan berani masuk lewat ce

DMCA.com Protection Status