"Tolong bawakan kopi Saya dan Abizar ke ruang kerja saya Mbok Nah," perintah Nathan pada salah satu asisten rumah tangganya."Siap, Bapak.""Ayo, Abizar!" ajak Nathan pada Abizar. Keduanya berjalan beriringan menuju ruang kerja Nathan yang berada di sayap kiri rumah mewah keluarga Adinata.Gea hanya bisa melihat kepergian Abizar dengan tatapan cemas. Dia benar-benar takut kalau sampai Abizar menceritakan mengenai kejadian malam laknut itu. Malam dimana dia menghabiskan waktu bersama Abizar di atas ranjang.Walau Gea tidak yakin dia sudah dijebol oleh Abizar, mengingat tidak ada tanda-tanda segelnya terlepas. Namun ... pagi hari setelah malm laknut itu, ketika dia terbangun, dia memang hanya menggunakan celana dalam. Abizar juga hanya menggunakan boxer laknutnya. Belum lagi dia terbangun dalam posisi sedang berada di pelukan Abizar. Di atas ranjang pula.Jangan lupakan pula jejas-jejas keuanguan di leher, tengkuk, dan area dadanya. Bahkan di dekat puncak buah dadanya jejas-jejas itu ju
Di saat para perempuan asik berbincang mengenai Adinata Cosmetics, di ruang kerja Nathan, tampak Nathan dan Abziar duduk saling berhadapan. Keduanya dibatasi oleh meja kerja berukuran 150 cm x 80 cm."Ini dokumen pembelian apartemen Gea, Om." Abizar membuka percakapan mereka."Terima kasih," balas Nathan yang kemudian memeriksa dokumen yang diserahkan Abizar. Nathan membaca semua dokumen itu dengan teliti kemudian segera menyimpannya di laci meja ketika ia sudah yakin semua dokumen lengkap dan benar. "Semua sudah lengkap. Terima kasih sudah bersedia mengantarkannya langsung ke rumah."Abizar hanya menganggukkan kepala seraya mengulas senyum di wajah tampannya."Unit sudah siap ditempati. Beberapa perubahan interiornya sudah selesai dikerjakan sesuai permintaan Tante Livy.""Terima kasih." Nathan memberi jeda sejenak. "Selanjutnya Kita berbicara sebagai sesama lelaki. Om sebagai Papa dari Gea dan Kamu, entahlah, mungkin pria spesial bagi Gea."Seketika punggung Abizar menegang. Walau d
"Astaga!" pekik Gea ketika melihat Abizar dengan wajah sedikit berantakan."Apa yang Papa lakukan?" protes Gea pada Nathan. Sebenci apapun Gea pada Abizar, semarah apapun dia pada pria brengs*k itu, tapi dia tetap tidak tega melihat Abizar babak belur seperti ini."Segera bawa dia ke ruang tamu. Obati luka-lukanya. Kompres bagian yang bengkak. Jangan lupa olesi Gel anti lebam. TETAPI LAKUKAN SEMUA ITU BERSAMA FANNY! Papa gak mau Kamu hanya berdua bersama Abizar. Nanti kalian khilaf lagi. Bisa-bisa bekas kerokan gaya terbaru di leher dan tengkukmu akan semakin banyak!"GLEK!Ah, Papa! Bisa-bisanya mengungkit jawaban absurdku tadi. Lagian apa yang Abizar katakan sampai wajahnya dibuat babak belur begini oleh Papa?Jangan-jangan .... ARGH!!!Gea segera membawa Abizar ke sofa ruang tamu. Diikuti Fanny di belakang mereka. "Abang bicara apa ke Papa sampai Papa semarah itu?" tanya Gea penasaran."Bicara fakta.""Fakta apa, Bang?" Gea semakin penasaran."Lo obatin gue dulu, baru gue ceritakan
"Tidak mungkin Kita menikah!" tegas Gea. "Aku tidak mau menikah dengan orang yang membenciku setengah gila!""What?""Semua orang tau seberapa benci Mas padaku. Lalu bagaimana bisa aku menikahi seorang yang membenciku setengah gila seperti itu?"Satu detik, sepuluh detik, enam puluh detik, dan ..."Memang itu yang gue harapkan!" ucap Abizar dengan tegas dan lugas.What? Jangan-jangan ... ini rencana keji human satu ini? Ya Tuhan, aku tidak mau!Geapun berusaha menenangkan diri. "Tenang, Ge! Berpikir coba berpikir! Jangan terpancing dengan permainannya," gumam Gea dalam pikirannya sendiri.Satu detik, seratus dua puluh detik, dua ratus empat puluh detik, dan ..."Kalau Aku menolak?" tanya Gea sinis. Dia tentu tidak akan semudah itu menerima lamaran Abizar. Walau papanya sekalipun yang akan memaksanya, Gea akan tetap berjuang untuk tidak menikahi human pendendam salah alamat ini!Gea yakin apa motif Abizar dari lamaran ini. Abizar bukannya mau bertanggung jawab melainkan ... ini adalah
Sesampainya di kamarnya, Gea yang seharusnya beristirahat karena badannya masih belum pulih sempurna, segera merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Namun sayangnya 30 menit dia berusaha memejamkan matanya, tetap saja dia tidak bisa tertidur. Hatinya gelisah, pikirannya kacau. Itu semua karena rencana lamaran Abizar besok malam dan ancaman video hehehohonya dengan Abizar. "Astaga, bisa gila gue gegara human satu itu!" geram Gea yang kemudian segera meraih ponselnya di nakas sebelah ranjangnya. Gea segera menelpon Tiara. Dia harus menceritakan pada sahabatnya itu mengenai rencana gila Abizar. Gea sedang membutuhkan saran sahabatnya itu. Mungkin saja Tiara bisa membantunya mencari solusi. "Selamat pagi menjelang siang. Dengan Tiara calon Nyonya Abyaz. Ada yang bisa dibantu?" terdengar sambutan menjengkelkan di ujung telepon. Aelah, sombong sekali sih perempuan satu ini! Mentang-mentang tiga bulan lagi mau dinikahi Babang Tampan, Abyaz Sasmita. Tanpa basa-basi, Gea segera menceritakan ke
Gea masih saja gelisah. Perbincangannya dengan Tiara semakin membuat pikirannya kacau. Sepertinya dia membutuhkan konsultan lain selain sahabatnya itu.Em ... sepertinya ada satu lagi orang yang bisa membantunya berpikir. Audrey! Ya, Tante Blasterannya itu mungkin bisa membantunya. Walau dia agak ragu, takutnya nanti Gibran juga tau. Bisa panjang urusannya kalau sampai adik mamanya itu tau.Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Gea mengurungkan niatnya untuk menelpon Audrey. Kemungkinan Gibran juga tau sepertinya sangat besar kalau Audrey tau. Dan tentu resikonya sangat besar untuk Gea."Em ... siapa lagi yang bisa bantu gue mikir ya?" gumam Gea pada dirinya sendiri.Sebenarnya selain mereka berdua, ada satu lagi tim horenya. Luna, saudara satu ayah satu ibu satu-satunya di muka bumi ini. Tapi si centil itu saat ini sedang hamil muda. Gea tidak mau adik kesayangannya itu kenapa-kenapa karena harus membantunya berpikir keras mengatasi masalah ini. Menurut sepemahaman Gea, perempuan ham
Luna sudah berada di depan kamar sang kakak. Dia perlahan membuka pintu kamar Gea, karena setau Luna, kakak satu-satunya itu sedang sakit. Pasti dia sedang tidur cantik di atas ranjangnya. Tapi ternyata ... "Astaga! Kakak lagi apa?" Luna tercengang melihat kakaknya menangis gegerungan di sofa kamar tidurnya. "Kakak lagi latihan acting?" Gea yang tidak menyangka sang adik menemuinya di kamarnya langsung merapikan penampilannya. "Kamu sudah datang?" tanya Gea dengan suara sengaunya. Bukannya menjawab pertanyaan Gea, Luna malah mengomentari kondisi Gea. "Suara kakak sexy sekali. Hidung merah, mata sembab, dan coba lihat penampilan Kakak, kacau sekali. Kakak sudah latihan acting menangis berapa lama?" Ah, Adiknya ini walau agak bengal tapi memang sangat sensitif. Lihat coba cara dia memastikan apa yang sebenarnya terjadi pada sang kakak. Bisa-bisanya dia menyindir Gea dengan sangat halus seperti itu. "Aku lapar," keluh Gea berusaha mengalihkan pembicaraaan. "Ya wajarlah lapar. Seca
Malam yang tidak diharapkan Gea akhirnya tiba. Tampak Edgar dan Thabita duduk di ruang tamu keluarga Adinata. Tentu bersama sosok pria yang sangat menjengkelkan di mata Gea saat ini, Abizar.Mereka bertiga duduk berhadapan dengan Gea yang didampingi Livy dan Nathan. Gurat bahagia tampak di wajah Livy dan Thabita. Akhirnya kedua wanita yang sudah bersahabat dari jaman masih piyik itu sebentar lagi akan menjadi besan. Walau sebenarnya Livy maupun Thabita juga merasa kecewa dengan kejadian hohohehe kedua anak mereka di saat belum dalam ikatan pernikahan. Kenapa juga anak-anak mereka tidak dari dulu saling jujur dengan perasaan mereka masing-masing, kemudian mereka menikah secara sah di mata agama dan negara. Jadi mereka bisa bebas hohohehe kapanpun tanpa menanggung dosa.Ya sudahlah, mungkin ini memang jalan cerita untuk kedua anak mereka untuk bersatu. Semoga setelah ini hubungan Gea dan Abizar menjadi jauh lebih baik lagi. Mereka bisa membangun keluarga bahagia yang dipenuhi dengan sen
"Untuk apa saya harus menelpon Melly?" Bima menatap bingung ke arah Gibran. Dia tidak paham dengan maksud dan tujuan CEO Adinata Group itu memintanya menghubungi sang sepupu. Apalagi perihal proyek di Kemang yang sedang diperebutkannya bersama Abizar. Rasanya tidak ada kaitannya dengan Melly.Astaga, jangan - jangan ..."Lakukan sekarang!" Belum juga Bima selesai merangkai beberapa hipotesa perihal alasan Gibran memintanya menelpon Melly, Gibran sudah memberi titah. Tampak sekali CEO Adinata Group itu sedang tidak ingin dibantah."Katakan bahwa kamu sudah selesai membicarakan perihal proyek Kemang itu bersama Abizar. Sampaikan bahwa Abizar bersedia mundur dari proyek itu."Bima awalnya menolak. Menurutnya tidak ada kaitannya antara sepupu cantiknya itu dengan proyek Kemang yang sedang diperebutkannya bersama Abizar.Namun Gibran terus mendesak agar Bima mau melakukannya. Alhasil Bimapun menurut. Dia mengikuti apa yang dititahkan oleh anak laki-laki satu-satunya Keluarga Adinata terseb
"Saat itu kami benar-benar tidak bisa lagi membohongi perasaan kami. Gue dan Gea ... saling mencintai."BZZZTTT!Mendengar prolog yang disampaikan Bima, Abizar sontak menyemburkan kopi yang hendak ia telan.Benar-benar sudah tidak waras human di hadapannya ini. Bisa-bisanya dia mengatakan bahwa dia dan Gea dulu saling mencintai. Ketara sekali mantan kekasih adiknya itu sedang berencana untuk mebohonginya!Ah, kenapa juga dulu Reksa bisa jatuh cinta dengan human macam Bima! Human yang sangat tidak berkualitas! Gerutu Abizar dalam hati.Dia benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa dulu sang adik terbima-bima. Okelah wajah pria itu memang tampan, tapi kelakuannya sangat memalukan!Lagipula kalau cuma hanya tampan, masih banyak pria lain di luar sana, bahkan yang jauh lebih tampan dari Bima. Kenapa bisa Reksa sampai harus mengalami kesakitan yang luar biasa hanya karena human macam Bima! Menyedihkan sekali!Abizar benar-benar miris setiap mengingat nasib malang Reksa. Apalagi alasan d
"Kasus penipuan dengan angka belasan milyar, penyuapan seorang pejabat untuk memuluskan binis kelapa sawit, dan ..."Abizar sengaja menggantungkan kalimatnya. Memberi waktu pada kedua matanya untuk mengamati Bima dengan seksama.Terkejud, itulah hal pertama yang Abizar tangkap dari Bima saat ini. Selanjutnya cemas dan khawatir. Dua hal itu juga tampak di sorot mata sepupu Melly itu.Abizar tentu sangat menikmati pemandangan di hadapannya. Keangkuhan Bima perlahan memudar setelah dia memaparkan dua fakta perihal kartu hitam Bima dan keluarganya.Ini baru kartu hitam pertama dan kedua, belum juga Abizar menyampaikan kartu hitam ketiga. Bisa dibayangkan bagaimana piasnya Bima ketika bom atom berupa kartu hitam ketiga itu dilempar Abizar padanya.Bayangan bagaimana liciknya Bima memperlakukan Gea tujuh tahun silam membuat Abizar bertekad untuk membalas apa yang dirasakan istrinya itu. Dan pembalasan itu akan ia mulai hari ini.Bima sendiri jantungnya memang sudah mulai bertalu-talu. Dua c
Seperti yang Abizar perkirakan, hanya butuh waktu singkat bagi Gibran membuat Bima segera bertekuk lutut. Gibran dan orang-orang kepercayaannya sudah menjalankan misinya dengan sangat apik. Kini mereka tinggal memetik hasil dari pergerakan mereka selama beberapa hari terakhir. Gibran sudah meminta Abizar membuat janji temu dengan Bima di kantor Abizar sianh ini. Gibran ingin segera menyelesaikan semua permainan kotor Bima yang sangat merugikan keponakan kesayangannya. Suami Audrey itu akan memastikan dengan mata, telinga, dan mulutnya sendiri bahwa Gea tidak akan lagi mengalami kesulitan apapun karena kelakuan di luar nuril Bima. "Bagaimana bisa dia terlambat di sebuah pertemuan bisnis?" Gibran menggerutu ketika sudah tiga pulu satu menit dirinya duduk tampan di sofa ruang kerja Abizar namun Bima belum juga datang. Di sebelah Gibran sudah ada Tian, sang asisten kepercayaan yang duduk tampan mendampinginya. Sedangkan si empunya ruangan duduk di hadapan keduanya. "Benar-benar human
"Reksa bilang akan sangat sulit membuat Bang Izar percaya bahwa Kak Melly terlibat. Abang sangat mempercayai mantan cinta pertama Abang itu." "Melly cinta pertamamu?" Abyaz segera menginterupsi. Secepat kecepatan cahaya dia menoleh ke arah Abizar. Abyaz menatap geli pada Abizar. Setau Abyaz, selama ini Melly dan Abizar bersahabat. Ternyata oh ternyata! "Wah ... kalian terlibat friendzone?" Mungkin memang benar apa kata kebanyakan orang, persahabatan antara pria dan wanita itu tidak ada yang tanpa bumbu-bumbu asmara. Kalau tidak salah satunya yang menyimpan rasa, ya dua-duanya! "CK!" Abizar berdecak sebal. "Masa lalu!" "Siapa bilang masa lalu?" Tiara segera menyanggah ucapan Abizar. "Aku rasa sampai saat ini hal itu masih berlaku. Bedanya, kalau dulu bang Izar yang mencintai Kak Melly, sekarang sebaliknya!" "Oya?" Entah mengapa Abyaz tiba-tiba kepo. Biasanya pria itu cenderung acuh, tidak mau tau perihal apapun yang tdiak ada sangkut pautnya dengan kehidupanya. Tapi entah mengapa
"Reksa baru mengetahuinya dua tahun lalu.""Dua tahun lalu?" Beo Abizar. Pikirannya menghitung mundur dua tahun lalu yang dimaksud Tiara.Dua tahun lalu itu artinya tepat di tahun Reksa meninggal. "Apa saat kamu menemuinya di Jepang?"Tiara mengangguk. Mengiyakan dugaan Abizar.Itu artinya lima bulan sebelum Reksa meninggal. "Ceritakan semuanya, Ti! Ceritakan perihal pertemua kalian di Jepang saat itu. Abang harus memastikan banyak hal, dan Abang rasa pertemuanmu dan Reksa bisa membantu Abang untuk menemukan banyak petunjuk." titah Abizar pada Tiara.Tentu saja Tiara menyanggupi. Rasanya sudah waktunya dia membuka semuanya."Itu adalah pertemuan pertama kami setelah lima tahun Reksa menutup aksesnya untuk bertemu denganku maupun Gea." Saat itu memang pertama kalinya Reksa memberi izin pada Tiara untuk menemuinya. Setelah bertahun-tahun Reksa tidak pernah sekalipun menggubris permintaan Tiara, akhirnya kali itu Reksa mengiyakan permintaan salah satu sahabatnya itu. Namun dengan syarat,
Tiara meminta rekaman CCTV itu diputar kembali. Lalu dia menyebutkan satu-satu persatu siapa orang yang bersamanya.Di rekaman CCTV itu tampak Tiara datang bersama seorang ibu berusia 50 tahunan dan seorang perempuan seusianya. "Dia Mbok Siti dan itu Citra, anak perempuannya."Mbok Siti adalah asisten rumah tangga keluarga Tiara. Saat itu mereka berencana akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk belanja bulanan.Tiara memang biasa ikut berbelanja bulanan bersama sang mama dan asisten rumah tangganya. Namun kebetulan papa dan mamanya saat itu sedang di London, mengunjungi kakak laki-lakinya yang sedang kuliah di sana. Alhasil hanya Tiara yang menemani asisten rumah tangganya berbelanja."Sebenarnya aku pergi berempat bersama Pak Mamad, sopirku. Dia tidak muncul di rekaman CCTV karena dia menunggu kami di mobil."Tiara menjeda sejenak. Dia berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Dia membutuhkan pasokan banyak oksigen untuk mengembangkan paru-parunya yang tiba-tiba terasa sesak. Dia
Sesuai saran dari Gibran, Abizar segera menghubungi Abyaz, calon suami Tiara. Dia harus menanyakan secara langsung pada Tiara perihal keberadaan sahabat Gea dan Reksa itu di rekaman CCTV yang didapat Gibran.Abizar tidak mau ada kesalahpahaman antara dirinya dan Abyaz. Kalau dia langsung menemui sahabat istrinya itu takutnya Abyaz beprikir yang tidak-tidak. Apalagi mereka berdua akan segera menikah. Nanti dikira Abizar menjadi setan penggoda pernikahan mereka, ye 'kan?Alhasil Abizar membuat temu janji dengan Tiara melalui Abyaz. Suami Gea itu menceritakan secara detail pada Abyaz mengenai apa yang ingin dibicarakannya bersama Tiara.Abyaz yang memang sudah kenal lama dengan Abizar mengiyakan permintaan Abizar. Dia bersedia membantu Abizar membuat janji temu dengan Tiara. Rencananya Abyaz akan mengajak Tiara untuk makan siang bertiga bersama Abizar di sebuah restoran dekat kantor Abyaz."Apa aku boleh meminta satu hal lagi padamu?" tanya Abizar pada Abyaz melalui sambungan telepon.[K
Gibran mulai menjelaskan apa yang dilaporkan anak buahnya perihal video ena-ena Bima dan Gea. Semalam setelah Abizar menghubunginya perihal video Bima dan Gea tersebut, Gibran langsung meminta Abizar mengirim video laknut itu padanya. Setelahnya Gibran bergerak cepat dengan meminta orang-orang kepercayaannya untuk menyelidiki secara detail video tersebut.Pagi tadi hampir semua data yang dia butuhkan sudah bisa diberikan oleh orang-orang kepercayaannya. CEO Adinata Group itu segera menghubungi Abizar. Gibran meminta menantu pertama kakak kandungnya itu untuk menemuinya pagi ini di kantor utama Adinata Group."Video itu hasil rekayasa digital. Sama seperti karyamu untuk menjebak Gea agar mau menikahimu." Gibran memberi penekanan pada kalimat terakhirnya.CEO Adinata Group itu memang sengaja menyindir Abizar. Sujujurnya kemarahannya pada suami keponakannya itu masih belum surut. Tangannya masih gatal untuk mendaratkan bogeman di wajah Abizar.Gibran benar-benar kecewa dengan apa yang di