Share

USG

Penulis: Taurus Di
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-07 19:07:13

"Bagaimana keadaan bayi saya, Dok?" Ayu bertanya lirih sambil menatap ke arah layar.

Dia tidak dapat memahami apa yang ditampilkan di sana. Layar hitam putih itu menunjukan gerakan perlahan dari bayi dalam kandungannya. Angka-angka di sana pun tak jua dia mengerti, meskipun sang dokter sudah menjelaskan beberapa kali.

"Sebentar, Bu." Dokter wanita setengah baya itu memperhatikan sekali lagi dengan seksama usg di layar monitor.

"Mbak, semua akan baik-baik saja, bukan?" tanya Ayu lirih dengan wajah sayunya.

Rianti tidak menjawab, perhatiannya tertuju pada tampilan layar di mana dia melihat bayi yang dikandung Ayu meringkuk. Wanita itu teringat saat di mana ketika dia mengandung Joko dan Jelita. Mereka dulu semungil itu dalam kandungan, murni tanpa cela.

Rianti setiap bulannya selalu mengantarkan Ayu untuk memeriksa kandungannya. Dia tidak membiarkan Faisal melakukan hal itu, karena Rianti masih tidak rela jika tiba-tiba saja perlahan ada perasaan kas

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dendam Istri Pertama   Aku bukan Malaikat

    "Anaknya sakit?" Pertanyaan seorang ibu muda yang tiba-tiba duduk di sisi Rianti, membuat wanita itu terkejut.Saat ini Rianti duduk di bangku luar kamar rumah sakit. Dia merasa lelah dan perlu menghirup udara segar. Kamar pasien berisi dua orang itu terasa pengap baginya, apalagi ketika dilihatnya pasangan muda di sebelah yang terlihat mesra.Sejujurnya Rianti bersyukur karena fasilitas kamar Vip dan eksklusif telah penuh. Ada sebuah rencana yang ingin dia pikirkan, tetapi ragu-ragu untuk dia lakukan. Wanita baik hati itu masih memiliki sisi pertimbangan.Rianti menoleh ke arah wanita yang mengajaknya bicara, dia hanya tersenyum tipis, enggan menjawab pertanyaan yang tiba-tiba saja membuyarkan lamunannya."Anakku baru saja melahirkan cucu pertamaku. Suaminya sekarang masih di dalam kamar berduaan, jadi aku keluar tidak mau mengganggu," ucap wanita itu lagi. “Jeng, itu anaknya mau melahirkan?”Kembali wanita yang ada di sisinya ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Dendam Istri Pertama   Bukan Pelakor

    “Sus, pukul berapa sekarang?” Lelah menunggu, Ayu bertanya pada perawat yang kebetulan berada di ruanganya.“Pukul lima, Bu.”“Suami saya belum datang ya?” Ayu memiringkan badannya dengan susah payah. “Kenapa Mbak Rianti pulang sebelum Mas Faisal datang, sih.” Gadis itu menggerutu perlahan.“Mungkin masih terkena macet, Bu, biasa, kan ini jam pulang kantor.” Suster tersebut tersenyum ramah sambil mengatur jalur tetesan air infus.“Ya, itu, kenapa juga Mbak Rianti pulang pas jam macet. Seharusnya ‘kan tunggu Mas Faisal datang dulu.” Ayu kembali menggerutu. “Aku lapar, bisa tolong ambilkan roti itu?”Suster tersebut mengambil satu kotak roti yang telah ditinggalkan Rianti dan memberikannya pada Ayu. Dia menatap perempuan muda itu dengan pandangan yang terlihat tak suka, tetapi berusaha menekan sedalam mungkin."Air dan susu juga dong, bisa tolong di

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-10
  • Dendam Istri Pertama   Tak Dapat Membendung Nafsu

    "Ayu maunya di kamar itu." Gadis muda itu kembali merengek pada Faisal."Jangan Ayu, itu kan kamar Mbak Rianti dari awal. Masih ada kamar tamu di lantai bawah." Faisal berusaha memberikan solusi lainnya."Tapi, kamar itu tidak sebesar kamar utama, Mas. Apalagi Ayu sebentar lagi sudah mau melahirkan. Capek, Mas naik turun tangga, kemarin saja Ayu hampir terpeleset. Kalau sudah melahirkan nanti, kan pasti ada box bayi, kamar tamu mana cukup?" Ayu terus merengek.Faisal hanya diam saja saat Ayu berkali-kali mengguncang tubuhnya. Pria itu bingung bagaimana harus bersikap adil, sementara dia merasa tidak nyaman meminta Rianti pindah dari kamar utama yang bertahan-tahun mereka tempati bersama.Sikap lembut dan penurut Rianti yang tidak pernah membuat masalah, membuat Faisal semakin dirundung rasa bersalah. Akibat tidak dapat menahan diri terhadap godaan tubuh yang lebih berisi, kini dia harus menanggung akibatnya.Gadis muda ini, memang teras

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-16
  • Dendam Istri Pertama   Menjaga Hati

    "Ayu apa yang terjadi?" Faisal menggedor pintu kamar gadis itu dengan keras."Sakit, Mas, sakit." Gadis itu merengek dari arah dalam kamar."Buka pintunya, Ayu, ini kenapa dikunci pintunya?" Faisal mengeras-gerakan gagang pintu."Bagaimana, Mas? Ada apa dengan Ayu?" Rianti baru saja menyusul di belakang suaminya."Entahlah, Dik. Pintunya terkunci." Faisal menatap Rianti dengan cemas.Selama pernikahan mereka, tidak pernah sekalipun Rianti membuat dirinya merasa cemas. Hal itu sangat jelas disadari oleh Faisal. Sangat berbeda dengan Ayu yang lambat laun semakin berubah, lebih manja dan banyak maunya.Rintihan lirih Ayu yang mengerang kesakitan membuat Faisal dan Rianti berpandangan heran. Baru dua minggu lalu gadis itu keluar dari rumah sakit dan tenang untuk beberapa saat."Ayu!" Panggil Faisal lagi."Perutku sakit, Mas!" teriak Ayu dari dalam.Faisal tercekat mendengar perkataan istri mudan

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-16
  • Dendam Istri Pertama   Ketulusan itu milik Allah

    Sesampainya di rumah sakit, para perawat segera menangani Ayu. Gadis itu mengalami pendarahan dan dokter menegur keras kepada Faisal. Mereka mengira pria itu melakukan aktivitas sexual yang berlebihan sehingga Ayu mengalami pendarahan."Ketuban istrinya sudah pecah dan kami harus melakukan ceasar malam ini juga." Dokter kandungan yang kebetulan baru saja menyelesaikan prakteknya, menatap tajam ke arah Faisal."Tapi, kandungannya belum genap sembilan bulan, Dok." Faisal ragu dengan keputusan yang diambil oleh dokter kandungan."Ukuran dan berat badan bayinya cukup untuk melahirkan. Nanti setelah lahir, dokter anak yang akan menangani.""Baiklah kalau begitu. Sebenarnya apa yang membuat dia tiba-tiba pendarahan ya, Dok?" Faisal penasaran karena sebelum dia turun ke kamar bawah, Ayu masih dalam keadaan baik-baik saja."Bapak ini bagaimana? Masa setelah melakukan tidak merasa?" Dokter tersebut berujar pelan dengan senyuman di wajahnya. Senyuman y

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-17
  • Dendam Istri Pertama   Bersinar seperti Diamond

    Ayu berhasil melahirkan bayinya dalam keadaan selamat. Bayi mungil itu kini harus mendekam dalam inkubator, sedangkan Ayu masih menjalani perawatan intensif pasca operasi caesar. Tiga kantong darah telah dialirkan ke dalam tubuh Ayu akibat pendarahannya.Rianti membiarkan Faisal menemani Ayu. Dia ingin melupakan dan mengalah, meskipun hati kecilnya sangat berontak. Wanita mulia itu saat ini menyibukkan diri untuk pindah kamar dan memberikan tempat itu untuk Ayu.Hanya saja Rianti bukanlah wanita lemah yang begitu saja membiarkan orang lain menginjak-injak harga dirinya. Meskipun rumah yang dia tempati adalah milik Faisal, tetapi wanita itu tetap memiliki penghasilan sendiri dari pembagian keuntungan perusahaan."Tolong dipindahkan ke sana saja." Rianti meminta tukang bangunan untuk menggeser lemari kecil yang baru dia beli."Bu, ada orang dari informa." Bi Ina datang mendekati Rianti yang sibuk dengan perluasan kamar tamunya."Oh ya, te

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-18
  • Dendam Istri Pertama   Rencana Ayu

    Setelah satu bulan dalam perawatan intensif, akhirnya Ayu dan bayinya keluar dari dalam rumah sakit. Wanita itu terlihat lebih segar meskipun jalannya masih terlihat tertatih. Ayu, melangkah dengan memeluk manja tangan Faisal, sementara Rianti menggendong bayi tersebut.Faisal segera membawa Ayu ke kamar depan seperti yang diinginkan oleh istri keduanya. Dia membuka pintu dan membiarkan wanita itu terpukau dengan luasnya kamar yang selama ini dia impikan."Ini, beneran Ayu tinggal di kamar ini?" Ayu seakan lupa jika sebelumnya lemas, berbalik dengan wajah berseri-seri."Iya, ini kamarmu sekarang." Faisal masuk dengan meletakkan tas koper berisi pakaian wanita itu."Mbak Rianti gak marah?" Ayu menatap ke arah istri tua suaminya dengan wajah polos yang seolah-olah merasa tidak nyaman."Hanya sebuah kamar, apa yang harus dirisaukan." Rianti tertawa kecil. Dia membawa bayi mungil tersebut ke arah ruang belakang, meninggalkan Faisal dengan istri k

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-19
  • Dendam Istri Pertama   Tekad Ayu

    "Bik Wati! Bik Ina! Tolong dong Dewi menangis," teriak Ayu yang masih sibuk dengan nasi padangnya.Tangis bayi itu tidak membuat Ayu bergeming sedikitpun dari makanannya. Gadis itu tetap dengan lahap makan, tanpa menghiraukan tangisan anaknya melainkan menambah keributan dengan berteriak memanggil pembantu rumah.Tak ada seorang pun yang muncul membuat Ayu kesal. Dia mulai meletakkan sendoknya dengan kasar dan bersiap untuk berteriak semakin keras."BI--""Sudah, biar Mas saja yang melihat Dewi." Faisal menyudahi makanannya dan berjalan mendekati bayi itu.Dia mengangkat tubuh mungil Dewi dan menggendongnya dengan kaku. Tentu saja Faisal sudah lupa bagaimana cara menggendong anak bayi, karena itu sudah dua p

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-20

Bab terbaru

  • Dendam Istri Pertama   Godaan untuk Faisal

    [Jatah aku kasih aja ke mbak Rianti, Mas.]Lalu setelah itu telepon terputus, tidak ada kata-kata perpisahan, tidak ada ucapan 'i love you Mas', bahkan Ayu juga tak merengek minta dibelikan ini itu seperti kebiasaannya saat hari pertama menstruasi. Faisal menatap ponselnya dengan hati geram, ia juga kesal dan bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Ayu bersikap aneh begini?"Masa sih mens doang sampai enggak balas pesanku dari pagi? Dia juga bahkan menolak kedatanganku." Walaupun Faisal berusaha untuk berpikiran positif, namun tetap saja hatinya yang resah membuat dirinya terus menerus memiliki pikiran buruk. Bayangan Ayu berselingkuh, mengkhianati dia setelah semua hal yang ia lakukan untuk bisa bersama dengan gadis dusun itu."Enggak mungkin Ayu mengkhianati aku. Dia enggak kenal siapapun di sini, satu-satunya orang yang dia percaya dan bisa dia andalkan ya hanya aku."Faisal menghibur dirinya sendiri, namun tetap juga dirinya merasa kesal. Sebab dalam bayangannya har

  • Dendam Istri Pertama   Kebohongan Ayu

    Faisal menutup laptopnya dengan cukup kasar, deretan angka-angka yang tersaji di layar monitor membuatnya mual. Padahal biasanya dia santai-santai saja mengecek laporan harian pabrik minyak goreng kecil-kecilannya.Malah biasanya Faisal senang, sebab dia bisa melihat perkembangan usahanya dari hari ke hari. Hanya saja untuk hari ini dirinya sedang tak konsentrasi, dan tak mood untuk melakukan apapun.Semua itu terjadi karena Ayu tak kunjung membalas pesannya."Ke mana sih, dia? Memangnya dia sibuk banget sampai-sampai pesanku juga enggak dibalas?"Faisal meraih ponselnya dari atas meja, kemudian mengecek aplikasi pesan di beda pipih keluaran terbaru itu. Tadinya ia mengira jika saat ini Ayu mungkin telah membalas pesannya, tapi jangankan dibalas, dibaca pun tidak. Padahal Faisal sudah sejak tadi pagi mengirimi perempuan itu chat."Bener-bener deh perempuan itu, bisa-bisanya dia cuekin aku sampai begini. Padahal biasanya dia paling

  • Dendam Istri Pertama   Sogokan untuk Ikka

    Setelah Rianti menebar jala pembalasan dendamnya pada Dilla, sekarang ia akan menebar jala lainnya pada Ikka. Perempuan muda yang tak jauh berbeda dengan Dilla, dan juga Ayu sang pelakor tak tahu diri itu.Rianti mematut dirinya di depan cermin, mengenakan setelan terbaiknya yang membuatnya terlihat lebih berkelas dan elegan. Hanya celana panjang dan kemeja satin, namun pembawaannya yang tenang membuat Rianti terlihat lebih menarik. Dipulaskannya lipstick coral di bibirnya yang lembap, terlihat cantik dan sesuai dengan warna kulitnya. Usianya yang matang tak nampak sedikit pun penuaan di wajahnya, ia malah terlihat jauh lebih muda dari usia sebenarnya. “Sekarang aku harus memastikan Ikka pun melakukan apa yang kuinginkan. Bermain cantik, Rianti. Kamu bisa melakukannya.”Rianti bicara sendiri di depan cermin, menatap sepasang mata yang menatapnya balik dari cermin di hadapannya itu. Sepasang mata yang sudah lelah menangis hingga akhirnya tak bisa mencucurkan air mata lagi.Sepasang m

  • Dendam Istri Pertama   Tawar Menawar

    “Dil, beneran itu cowok buat aku?” Ayu tak bisa memalingkan pandangannya pada sosok pria bertubuh besar tersebut. Wajah pria itu tidak setampan Faisal, meskipun tampaknya berusia lebih muda. Tubuhnya pun membuncit di bagian perut, berbeda dengan suaminya yang rajin push up.“Iya, dia pengusaha batu bara.” Dilla mengedipkan mata.Seperti janjinya pada Ayu, gadis itu memperkenalkan sahabatnya dengan seorang pria yang bisa memenuhi semua kebutuhan -baik di ranjang maupun dompet- wanita itu.“Yakin kamu? Beneran kaya?” Ayu menyenggol lengan DIlla. “Letoy, gak?”“Kamu mau aku cobain dia dulu?” Dilla menantang Ayu.“Gak usah, ah.” Ayu menatap ke arah pusat kelakian lelaki itu. “Biar aku yang memastikan sendiri nanti, kalau gak jago aku tinggal minta putus.” “Bodoh, kamu. Gimana kalau bulanan dia lebih besar dari Mas Faisalmu?” Dilla memutar bola matanya.“Memangnya kamu dapat berapa dari dokter?” Ayu memincingkan mata.Uang bukan menjadi hal yang utama bagi wanita itu, karena dia mendapat

  • Dendam Istri Pertama   10 juta

    Rianti duduk tenang di balik kemudi. Dia menatap ke arah jalanan yang sepi. Matahari sudah masuk ke dalam peraduan dan suasana kelam di area parkiran belakang sebuah restoran makanan cepat saji, tidak membuat Rianti terganggu.Perempuan itu memiliki tingkat kesabaran yang tinggi. Dia saat ini sedang menanti seseorang, meskipun sudah lewat dari waktu yang disepakati, Rianti masih saja sabar menunggu.Dua puluh menit berlalu dari pesan terakhir yang dikirimkan oleh orang tersebut. Rianti masih menunggu dengan sabar. Meskipun beberapa mobil sudah pergi dari area parkir dan digantikan dengan mobil lain, hanya Rianti yang masih setia di tempat yang sama.Pesan tertulis kembali masuk. Rianti melirik dan melihat orang yang dia tunggu sudah tiba. Rianti menebarkan pandangan ke segal

  • Dendam Istri Pertama   Munafik

    Rianti tersenyum tipis ke arah bayi yang saat ini sedang tertidur pulas di sampingnya. Matanya menatap tajam ke arah sosok manusia kecil dengan aroma yang khas, nyaris tak berkedip.Tangan Rianti mencengkram bantal kecil di samping bayi itu. Sangat keras dia meremas bantal itu hingga tangannya memutih. Jika bergeser sedikit tangan itu akan mampu membuat si bayi kesakitan.Wanita itu memandang ke arah jam di dinding. Sekarang sudah pukul sebelas malam dan Faisal belum juga pulang. Perasaan marah semakin memenuhi hatinya. Delapan bulan sudah dia menyatakan perang dalam diam pada Ayu. Merubah diri dengan luar biasa, hingga Rianti yang sederhana menjadi wanita modern. Rambut dan kulitnya semakin indah dan lekuk tubuhnya pun padat berisi. Rianti berhasil mengambil perhatian Faisal dan membuat lelaki itu mengabaikan Ayu. Dia tersenyum sinis di balik topeng bersahaja, menertawakan Ayu yang kelimpungan karena Faisal tidak pernah mau menyentuh wanita itu lagi. Rianti ingin membuktikan satu

  • Dendam Istri Pertama   Kenikmatan Daun Muda

    Rumah ini … meskipun tidak sebesar dan semewah rumah Faisal, tetapi Ayu merasa puas. Rumah ini jauh lebih baik daripada rumah orang tuanya di kampung. Apalagi Faisal rutin memerintahkan pekerja untuk membersihkan rumah yang tidak pernah di tempati itu.Ayu menghempaskan dirinya di atas tempat tidur. Gadis itu memandang langit- langit kamar dengan perasaan puas. Dia menggerakan kedua tangan dan kaki terbuka dan tertutup, seperti gerakan orang yang sedang berenang.“Mas, sini dong bubuk sama aku.” Ayu menepuk tempat tidur di sisinya yang kosong. Faisal masih berdiri dengan kaku di dalam ruangan yang pintunya terbuka. Lelaki itu seperti orang bodoh yang tidak tahu harus melakukan apa. “Mas … sini dong, kita kan sudah lama tidak berduaan begini.” Ayu memiringkan tubuhnya dan menumpu kepala dengan satu tangan.Gadis itu mengedipkan matanya manja. Dia meletakkan satu jari berputar di belahan dadanya. Ayu melepaskan satu bagian kancing blouse, sambil matanya menatap Faisal dengan penuh kei

  • Dendam Istri Pertama   Ayu Pindah Rumah

    Ayu merasa dirinya menjadi terdakwa dalam persidangan. Wanita itu merasa kesal ketika keesokan harinya kembali, ternyata Fitri dan Anisa masih ada di rumah. Wajah Ayu dia tekuk, malas berhadapan dengan saudara Faisal yang selalu menyudutkan dirinya.Dia tahu kalau dirinya sudah kalah telak. Ayu pun merasa sedikit demi sedikit perhatian Faisal padanya mulai berkurang. Pria itu tidak lagi mengutamakan dirinya seperti dulu, ketika mereka masih belum menikah. Tepatnya ketika perut Ayu belum membesar dan melahirkan Dewi.“Keputusan Ayu sudah bulat, Mas. Ayu ingin menjadi istri yang mandiri dan tidak selalu merepotkan Mbak Rianti.” Ayu menatap Faisal dengan tegas.“Kamu yakin bisa tinggal sendiri? Selama ini semua pekerjaan rumah tangga sudah diselesaikan o

  • Dendam Istri Pertama   Ancaman Ayu

    “Kenapa mukamu bete, Yu?” Ikka yang baru saja pulang bekerja melihat Ayu sedang duduk di kontrakannya dengan wajah cemberut. “Banyak Mak lampir di rumah suamiku,” sahut Ayu asal. Wajah gadis itu terlihat ditekuk dan bola matanya berputar saat mengucapkan kalimatnya. “Mak lampir? Maksudmu?” Dilla yang baru saja muncul di depan pintu, langsung saja menceletuk ucapan Ayu “Itu, adik dan ipar suamiku datang. Ngeselin banget mulutnya nyotot sekali kalau ngomong. Pingin aku uleg jadikan rujak!” Ayu dengan bersemangat mempraktekan gerakan mengulek rujak. “Memangnya apa yang mereka lakukan sampai kamu kesal sekali?” Dilla yang penasaran duduk di depan Ayu dengan kaki yang tertekuk. “Masa mereka bilang aku Sundal?” Ayu melotot dengan sorot mata penuh kekesalan. “Dasar pakai hijab tapi mulut tidak tahu diselametin. Nyrocos terus … mulutnya nyinyirin aku terus. Memangnya kenapa kalau aku jadi istri kedua? Bukan juga istri simpanan. Gini-gini aku juga dinikahi secara agama, sah, hamil dan m

DMCA.com Protection Status