Arya sudah menyusun rencana dia akan ke pulau yang berhaya itu, aksi nekatnya selain ingin mengetatahui siapa Dan, juga ingin menghancurkan tempat itu. Sampainya di rumah Arya mencari papa dan mamanya, dia mengatakan maksud dan tujuannya, awalnya Sandra sang mama menentang keinginan Arya, tapi Arya meyakinkan jika pasti pulang dengan selamat, itu janjinya. Ai merajuk karena sang papi akan pergi dan waktunya tidak bisa di tentukan kapan dia akan kembali. "Ai gak mau papi pergi, nanti papi juga kayak papa, gak pulang-pulang, terus Ai gimana? Masak Ai cuma sama mbak Ina," sungutnya melipat tangan di dada menghadap sisi lain dari wajah papinya. "Sayang, papi pasti pulang, papi janji," rayunya. "Nggak, papa juga janji, tapi buktinya papa nggak pulang-pulang," sahutnya kekeh dengan pendiriannya. Arya menghela nafas berat, dia memahami perasaan Ai, tapi masalahnya dia tidak pandai membujuk anak kecil. Arya menatap mamanya seraya memohon agar memberi
Elmira melompati pagar menggunakan tangga setelah mengendap-endap, dia hanya membawa ransel kecil berisi dua setel bajunya dan dalaman. Setelah tadi malam tak sengaja mendengar ucapan kakaknya pada asistennya Mark, jika kakaknya akan mengirimnya ke luar negeri. "Maafkan aku kak, aku pergi tanpa pamit, bukan maksud hati membangkang perintahmu, hanya saja ijinkan aku mengejar cintaku," pikirnya. El berlari dia meninggalkan rumah Gustaf yang telah membesarkannya. Dia meninggalkan semua aksesoris yang di berikan kakaknya, karena sekarang dia tau semua itu telah di lengkapi gps yang akan melacak keberadaannya. Semua di letakkannya di atas meja hias, sebelum melangkah pergi. El terus berlari, sesekali memandang ke belakang, dia takut pengawal Nick dan yang lainnya mengejarnya. Ciiit Bruk "Aduh, Kakiku," pekik Elmira. "Sial," umpat Arya. Dia keluar melihat siapa gerangan gadis yang menabrakkan di
"Hei, apa ada sesuatu yang bisa aku makan? aku lapar, tenggorokanku juga kering. Apa kau memiliki sesuatu?" tanya El yang merasa lapar dan haus."Sudah numpang menyusahkan," omel Arya. "Tuh ambil sendiri di jok belakang" lanjutnya.Elmira membalik badannya dan meraih tas ransel milik Arya, di dalam tas ada beberapa roti dan minuman kaleng. Iya meraih sebungkus roti dan minuman, memakannya dengan rakus dan menenggak minuman hingga habis."Kau seperti tidak pernah makan beberapa hari, rakus sekali. Biasanya wanita itu jaga image bukannya makan dengan serampangan begitu," olok Arya."Aku bukan wanita yang suka berpura-pura, aku lebih suka apa adanya. Buat apa menjaga image ketika belum saling memiliki, begitu menikah ketahuan belangnya kan malu," sahutnya."Halah alasan saja." mulut dan bibirnya berkata lain, di dalam hati Arya memuji kepribadian Elmira, gadis itu melakukan apa yang dia suka tanpa menutupi keburukannya."Berpeganga
Mereka terkejut dan segera bangkit kemudian melihat api yang begitu besar, mereka panik hingga melupakan Elmira yang masih tengkurap di tanah. Orang yang dipanggil bos tadi menjadi gusar iya takut bos besarnya akan marah besar kepadanya, dengan tangan gemetar ia mengambil hp-nya yang berada di saku celana kemudian ia mulai menelpon bosnya."Lapor Dan pabrik terbakar, saat ini tidak ada yang bisa diselamatkan lagi, kami juga tidak tahu hal ini akan terjadi," ucapnya gemetar.Sepertinya orang yang dipanggil Dan, sedang marah di seberang sana karena lelaki itu menjauhkan hp-nya dari telinganya."Maaf Dan, kami akan menyelidiki dan memeriksanya nanti setelah api padam,"Telepon mati ia berbalik dan menatap tajam Elmira kemudian ia menunjuk Elmira dengan marah ia berkata, "Kamu penyusup kan, mana rekanmu cepat panggil sebelum peluru ini menembus kepalamu." ucapnya lantang.PlakTiba-tiba lelaki itu menampar Elmira, tentu saja El tidak
"Kurang ajar siapa yang menghancurkan bisnisku dia mencari mati denganku Nikmah seluruh pasukan dalam kerusuhan yang terjadi di pabrik kimia kita," ucapnya marah.Begitu mendapat kabar dari orang kepercayaannya yang ada di pulau itu, jika pabriknya terbakar Dan langsung mengirim beberapa pasukannya dengan helikopter ke sana untuk mencari penyusup yang telah merugikannya hingga triliunan rupiah, ruang kerjanya hancur seketika, ia menghempaskan segala yang ada di atas meja, kini ruang kerja itu hancur karena ulah Dan. Nick dan mark hanya diam menyaksikan kekesalan tuannya agar terlampiaskan."Kalian berdua segera pergi kesana dan cari mereka sampai dapat Jangan biarkan lolos,""Baik Tuan kami permisi." ucap keduanya menunduk dan keluar dari ruang kerja Dan.Saat tiba di pulau terlihat kobaran api dan asap tebal sedang membumbung di udara, saling bertatapan siapa yang berani mengganggu tuannya. "Ayo kita cari sampai dapat." Mereka mulai me
Arya diam saja saat Elmira mengungkapkan segala isi hatinya sebenarnya ia hanya berpura-pura tidur.El semakin mendekati wajah Arya, "Boleh tidak sih kalau aku mencuri ciumanmu sedikit saja," bisiknya. Saat hidung mereka sudah saling menyentuh, tiba-tiba mata Arya terbuka, Elmira mendelik sempurna, iya persis pencuri yang sedang kepergok.Tatapan keduanya terkunci beberapa saat, sampai suara Arya membuyarkan tatapan Elmira."Mau apa kamu?" tanya Arya.Ia menjadi gugup, dan segera menarik diri mencari alasan yang tepat."Aku akan memukul nyamuk yang hinggap di wajahmu," kilahnya."Benarkah, bukan maksud untuk menciumku?" tanya Arya menaikkan sebelah alisnya."Eh," Elmira menatap malu, ia tau jika aku akan menciumnya, apa dia pura-pura tidur, jadi dia mendengar semuanya. Wajahnya merona malu, sudah seperti kepiting rebus saja."Ti-tidak," matanya bergesar ke kanan ke kiri, iya malu harus menjawab apa, El mendadak menjadi gugup.Kini El duduk be
Arya akan tetap tinggal bersama Jason selama beberapa hari, iya masih memantau dan mengingat-ngingat lelaki yang wajahnya sudah ada di layar setelah mengingatnya area pernah melakukan meeting dengan orang tersebut bersama pimpinan YG Company.Ya aku tidak salah lagi dia adalah asisten pribadi pimpinan itu, berarti benar jika pimpinan YG Company adalah pemilik pabrik kimia itu. "Yordan, ya seingatku Elmira menyebut nama kakaknya adalah Yordan dan akhirnya aku menemukanmu.Arya menancapkan ballpoint yang dipegangnya pada meja, kini ia tahu siapa dalang pembunuhan adiknya iya harus mengumpulkan banyak bukti untuk menjerat lelaki itu, lelaki yang kebal hukum karena perlindungan aparat di balik layar.Kini tugas Arya semakin berat ia juga harus mencari siapa pelindung Yordan."Apa yang kau lakukan," tanya Jassen yang baru muncul dari arah toilet. "Kau merusak meja aku, kau ini ini jika marah jangan melampiaskannya pada meja aku,""Aku akan menggantinya lagi pula
Aku harus membalas apa ini, pikirnya. Dibalas lah sesuai apa yang ia pikirkan ia menjawab sekenanya saja, "Iya ini aku."Elmira melompat-lompat di atas tempat tidur, Iya berteriak heboh mengetahui Arya juga menyukainya, pipinya memerah rasanya panas sekali ia mengibas-ngibaskan tangannya untuk meredakan rasa panas di wajahnya."Ya ampun apakah ini nyata," Iya memukul pipinya sendiri masih tak percaya jika itu kenyataannya Iya tidak bermimpi."Apa kita akan berkencan?" balas Elmira.Sudah sepuluh menit tapi Arya belum membalasnya, pesan itu sudah centang biru."Kenapa lama sekali, Dia mau nulis apa sih? Dari tadi ngetik mulu." Omel Elmira menatap layar hapenya pada aplikasi hijau."Tapi kalau kencan bagaimana aku keluarnya," gumamnya.Semua Jendela dan pintu balkon kini terkunci, itu Yordan lakukan ketika Elmira pulang. Flasback Elmira mengendap-endap masuk ke dalam mansion melalui pintu belakang, sebelumny
Arya kembali ke rumah, Iya langsung disambut dengan tatapan horor kedua orang tuanya. Tita mengatakan kepada Sandra bila ia tidak cocok dengan Arya, Arya sudah memiliki kekasih dan Tita tidak ingin yang merusak hubungan tersebut."Kau menolak wanita seperti Tita, lalu apa yang kau inginkan, ingin bersama dengan Elmira begitu, Jangan harap mama akan menyetujuinya Arya. sampai mama mati sekalipun Mama tidak akan pernah merestui hubungan mu dengan gadis itu," bentak Sandra.Adi menenangkan istrinya agar tak emosi, Iya tak ingin istrinya mengalami darah tinggi lalu stroke, Arya hanya menunjuk saat dimarahi oleh mamanya, Iya tahu bila Tita adalah gadis yang baik, tapi hatinya sama sekali tidak memiliki rasa pada gadis itu."Arya sebaiknya kamu ke kamar, besok kita bicarakan ini lagi," perintah Adi. ia tak ingin istrinya terus emosi."Baik pa." Arya pun berlalu tertatih menuju kamarnya.Adi menarik tubuh istrinya agar duduk di sofa, lalu ia memberikan segelas air putih agar istrinya menjadi
Arya menunggu selama 15 menit barulah seorang wanita dengan ciri-ciri yang disebutkan mamanya muncul, wanita dengan tubuh semampai menggunakan blazer berwarna merah dengan pashmina yang menutup kepalanya ia tampak cantik dan anggun. "Apa Anda tuan Arya Bimantara?" tanya Tita begitu ia mendekat di meja Arya."Ya saya Arya Anda bisa memanggil saya Arya, anda nona Tita bukan? silakan duduk!" "Terima kasih jika tak keberatan anda panggil saja saya Tita," pintanya."Baiklah kita salam kenal, Mau pesan apa?" tanya Arya yang telah melambaikan tangannya pada seorang weiters yang berdiri tak jauh dari mejanya."Cocolatte, kentang goreng dan tiramisu." Setelah memesan ia menatap tajam pada Tita, "Katakan Bagaimana kau mengenal mamaku," tanya Arya penasaran."Kami kenal di salon dan saat itu Ia bertanya padaku sudah memiliki pasangan atau belum. karena memang tidak memiliki pasangan Ya aku jawab saja aku tidak memiliki pasangan pada ibumu, lalu saat ia memintaku untuk bertemu denganmu aku tid
Elmira saat ini fokus pada perusahaan yang ditinggalkan oleh kakaknya, Iya belajar banyak hal dari sekretaris perusahaan tersebut. setiap hari ia mengunjungi makam kakaknya dan mengatakan ia akan selalu belajar agar bisa mengembangkan perusahaan peninggalan keluarga.Cintanya terhadap Arya Iya pendam di dalam hatinya, Iya tahu bila perasaannya untuk saat ini tidaklah yang utama. Iya harus terus belajar mengembangkan perusahaan yang mulai terpuruk di saat kakaknya telah tiada, dibantu oleh orang-orang kepercayaan kakaknya yang masih hidup dan juga pengacara yang telah mewasiatkan segala kekayaan untuknya. Pengacara muda itu senantiasa selalu saja menemani Elmira, Alexander Maxwell. pengacara pengganti dari orang tuanya yang sudah menjadi orang kepercayaan Gustav sejak dulu.Entah sudah berapa lama Elmira tidak bertemu lagi dengan Arya, terakhir kali saat ia meminta maaf atas nama kakaknya, kadang bila ia tidak sibuk dan telah menyelesaikan pekerjaan selalu teringat akan Arya, masa mas
Perkelahian keduanya masih belum membuahkan hasil, luka Arya semakin bertambah parah sebab beberapa pukulan Yordan mengenainya.Arya menarik nafas panjang, ia mensugesti dirinya bahwasanya ia mampu mengalahkan Yordan. kini keduanya sama-sama memegang alat untuk memukul lawannya, Yordan dengan pedang sedang Arya dengan besi yang ia temukan.Beberapa kali sabetan pedang hampir saja melukai Arya Jika ia tidak secepat mungkin menghindarinya. pertandingan itu sudah berlangsung hampir 1 jam, kekuatan keduanya pun semakin melemah karena energi yang sudah terkuras habis.Arya menopang tubuhnya dengan besi sebagai tumpuannya, secepatnya pertandingan itu harus selesai agar ia bisa memenangkannya, jika berlama-lama lagi ia tidak akan mampu untuk menyelesaikan pertandingan itu yang ada ia pasti akan kalah.HiyaPrangTrangAaaaahArya berlari secepat yang ia bisa lalu menyerang Yordan, dengan kecepatan yang ia paksakan area
"A-Arya," panggilnya dengan derai air mata.Mendengar suara Yang tak asing Arya mengangkat kepalanya, ia menatap kamera yang sudah berurai air mata."Lepaskan aku," Elmira memberontak saat para pengawal memegang kedua tangannya agar tidak mendekat kepada Arya."Diam El, Jangan membuatku marah!" Yordan berdiri dan berucap dengan lantang."Hentikan kak, ku mohon. Aku mencintainya, jangan hukum dia lagi kak!" El menendang mereka dengan kakinya.Saat bisa terlepas dari pegangan para pengawal Elmira berlari meraih samurai yang ada di dinding ruangan itu.SreetDi tariknya samurai itu dari sarungnya. lalu diangkatnya tinggi-tinggi samurai tersebut bersiap melawan para pengawal yang ingin mendekati Arya."Jangan mendekat, jika tak ingin leher kalian tertebas," dari sudut Mark mengeluarkan pistolnya, ia akan menembak samurai yang di pegang El, agar terlepas dari tangannya.Mendapat anggukan dari Yordan, ia pun
Kediaman pribadi Jassen, dia telah meminta beberapa teman detektif nya agar membantunya untuk membebaskan Arya.Ada 4 temannya yang bersedia membantunya tapi itu tidak dengan cara gratis. Ya, iya berjanji akan membayar mahal mereka setelah Arya berhasil mereka bebaskan.Malam ini juga mereka akan beraksi untuk membebaskan Arya, segala persiapan mereka siapkan dengan baik. mereka tidak ingin menunda terlalu lama karena bisa saja besok Arya tinggal nama."Letakkan beberapa pistol ini di dalam tas sandang kecil, kenakan rompi anti peluru yang telah aku siapkan di atas meja," ucap Jassen memerintah."Bajunya terlihat berbeda, tidak seperti rompi anti peluru yang biasa dikenakan," ucap Ben detektif swasta yang terkenal paling jago mengungkap masalah."Tentu itu desain khusus yang aku buat dengan sangat apik, aku telah mempersiapkannya jauh hari, dan kini pakaian ini berguna untuk kita,""Semoga bermanfaat," ucap Ben meremehkan."Jangan meremehkan hasil ke
Kini Arya telah berada di ruang penyekapan yang jauh dari kota, bangunan terpencil di tengah hutan itu memang sengaja dibuat oleh Yordan untuk menyekap orang-orang yang telah merugikannya ataupun yang mengetahui bisnis ilegal nya.Arya ditarik dengan paksa oleh Mark dan seorang pengawal yang ia bawa, dengan kondisi tangan terikat ke belakang dan mata yang tertutup membuat area hanya bisa pasrah dibawa kemana oleh mereka.Sampai di ruangan yang berbau anyir Arya diikat kedua tangannya dan juga kakinya dengan rantai, Arya bisa mencium bau darah di sana mungkin bekas seseorang yang telah mereka bunuh.Setelah kaki dan tangannya terikat barulah mereka melepaskan ikatan pada matanya dengan paksa. Ia menggelengkan kepalanya dan memejamkan matanya beberapa kali agar penglihatannya tidak kabur. Dan benar saja lantai itu penuh dengan bekas darah, bau anyir yang begitu menyengat.Arya menatap tajam pada Mark, yang ditatap hanya tersenyum Smirk seraya mengejek kini Arya ti
Arya merasa kasihan kepada Elmira yang tinggal di kontrakan sempit dan kecil, keesokan harinya ia menyempatkan diri untuk mengantar makanan untuk gadis itu, tentu saja Elmira menyambut antusias kedatangan Arya.Ia makan dengan lahap apa yang telah dibawa oleh orang yang paling ia cintai, El sudah menawarkan untuk makan bersama tapi Arya menolak Ia hanya melihat Elmira."Setelah ini, mau kah temani aku mencari beberapa barang untuk perlengkapan kontrakanku," kata El disela makanya."Selesaikan makanmu baru bicara," sahut Arya yang tak suka bila sedang makan berbicara."Baiklah bawel." sahutnya.selesai makan l membersihkan bungkusan yang dibawa oleh Arya, dan Iya duduk berhadapan dengan Arya di kursi plastik yang di sediakan oleh pemilik kontrakan."Bisakan temani aku mencari beberapa barang please?" El mengatupkan telapak tangannya memohon kepada Arya agar menemaninya."Bersiaplah, Ayo cepat Jangan lama-lama," mendengar
Arya dan Elmira menikmati waktu berdua hingga sore hari, mereka berbincang bermain pasir dan bermain air di danau keseruan yang belum pernah Elmira rasakan sebelumnya.Karena waktu sudah menunjukkan sore hari Arya memutuskan untuk pulang, "Ayo kita pulang sudah sore dan sebaiknya aku mengantarmu,""Ya sudah ayo kita pulang." Keduanya berjalan beriringan menuju ke parkiran motor mereka. Sejak tadi Elmira tersenyum malu-malu mencuri pandang pada Arya.Di atas motor Elmira memeluk erat pinggang Arya kemudian dia membisikkan ucapan terima kasih untuk hari ini."Makasih ya, uda temenin aku hari ini, aku seneng... banget, sumpah ini adalah hari yang terindah untukku." Arya menanggapinya dengan senyuman."Kamu tau nggak senyum kamu itu, mengalihkan duniaku, aku serasa terus terbayang-bayang." Celotehnya.Arya tak menanggapi ucapan Elmira dia hanya tersenyum mendengarnya terus berceloteh riang."Eh, antar aku ke kontrakan, aku n