Share

Bab 109. MATANG

Penulis: Azizah Bounty
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Harsa pasti bisa mengerti,” jawab Zalfa.

Semuanya masih dalam keadaan yang sangat tegang. Zalfa dan Zulfikar juga bingung akan menyampaikan apa untuk menenangkan menantunya yang masih terus menangis dan merasa bahwa dirinya sangat rendah.

Tidak hanya sejenak mereka sama-sama terdiam diri dan hanya menunduk diam. Rasanya sudah terlalu hancur. Sekalipun Zalfa dan Zulfikar pernah salah melakukan perbuatan zina, mereka tentunya juga tidak ingin anaknya mengulangi perbuatan yang sama. Meskipun juga Zaheer memang lahir dari hasil perbuatan tersebut.

Zalfa dan Zulfikar tentu merasa bersalah tidak mendidik dan membawa putranya dari Zaheer lahir, tetapi justru memang waktu itu mereka sangat benci dengan keadaan tersebut dan bisa dibilang membuang Zaheer ke orang asing. Yang ada dalam pikiran mereka sekarang ini hanya berandai-andai waktu itu bisa diputar kembali maka mereka tidak akan pernah meninggalkan Zaheer itu seorang diri berpisah dari keluarganya kandung yang ada ikatan darahnya d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 110. RAHIM

    “Sayang, selama kita masih berpijak di alam kehidupan, kita punya tugas penting dalam mendidik nafsu kita. Nafsu itu tidak punya obat, tapi nafsu punya pengendali. Masa kamu udah nyerah? Kamu mau ambil langkah buruk? Bukannya kamu sudah merasakan gimana rasanya melangkah dengan jalur buruk? Mau dihantui penyesalan lagi, hmm?” Harsa merebahkan badan supaya sang istri bisa bersandar dengan nyaman. Nyiur menatap sang suami. “Maka dari itu aku memilih untuk ….” “Kok masih ngeyel. Yang perlu ditaklukkan sekarang ini adalah rasa kekhawatiran kamu akan tingkah Zaheer. Percaya dong sama suaminya, saya akan semaksimal mungkin bisa menjaga kamu. Di rumah ini kamu nggak sendiri, apalagi sejatinya ada yang lebih membersamai kita jauh lebih erat dan paham akan maksud kita, yaitu sang sang Maha Rohiim. Tancapkan lagi Sayang!” “Apanya Mas yang ditancepin?” tanya Nyiur. “Sentuhannya.” Harsa tersenyum nakal. “HAH?” Nyiur tampak bingung. “Sentuhan hati dan pikirannya dalam mengatur naf

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 111. BINGUNG

    Ayu langsung gugup dengan balasan chat dari Harsa. Walaupun begitu memang apa yang dikatakan Harsa itu juga benar, sedangkan diri sendiri meminta untuk cerai itu sebenarnya juga ragu, ia pun segera untuk kamar mandi mengambil air wudhu dan menuruti apa yang diperintahkan oleh sang suami. Kebetulan waktu membacanya saat itu adalah sampai di surat Ghaafir. Sebelum membaca saja rasanya sudah sangat terisak-isak mengingat surat tersebut kenangannya sangat lekat bersama Harsa dari dulu semasa mereka belum menikah sampai mereka saat ini sudah menikah. Jiwa yang awalnya sudah tergoda untuk bercerai itupun yang awalnya sudah terpikirkan dengan seperti lebih matang untuk bercerai sekarang Kembali ke semula yaitu Ayu yang tidak mau cerai dengan Harsa. Baru membaca Basmalah ia kembali terdiam lagi teringat akan masa lalunya yang sangat-sangat buruk saat melihat Harsa menikah dengan nyiur hingga rasanya sangat tidak pantas jika ia menginginkan perceraian tersebut terjalankan sebab perjuangan

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 112. FAKTOR LINGKUNGAN

    “Sudah jelas kan Mas. Tinggal bilang talak aku,” kata Nyiur. Ayu segera turun dari ranjang setelah mengibaskan pelukan Harsa. “Nyiur, eng-enggak. Mas Harsa tadi cuma mau ke sini sebentar, setelah ini akan kembali ke kamar kamu.” “Hhh, aku lelah Ay. Aku udah terima kalau harus mengalah,” kata Nyiur. “Nyiur! Jangan kayak gini! A-aku aja yang ngalah. Kamu udah punya Aliza Alifa, perjuangan kamu udah panjang. Beda sama aku, aku tuh datang cuma jadi perusak.” Ayu menunduk. "Aku saja!" "Aku lebih buruk." “Stop bilang saling ngalah! Kalian ini apa-apaan? Sedikit pun tidak menghargai saya sebagai suami kalian? Oh, lagi ingin ikut trend jadi janda seperti tetangga-tetangga, iya! Besok kita pindah dari lingkungan sini! Bukan hanya Papa dan Mama yang terpengaruhi untuk berperilaku sepihak, tapi kalian juga terkontaminasi! Bukannya menang dari hawa nafsunya itu lebih indah, Sayang! Apapun masalahnya kalian berdua tetap istri saya, tidak ada yang saya ceraikan! Titik gak minta dib

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 113. NAFSU

    Satu bulan kemudian setelah mereka memutuskan pindah lingkungan. Sekarang mereka dan semua keluarga mereka tinggalnya berdekatan di dekat pesantren. Mereka menjadikan rumahnya sebagai sekolah. Sekalipun permasalahan tentang Zaheer akhirnya terungkap dan tersebar ke masyarakat karena ulah dari Zaheer itu sendiri, Harsa rasa memang banyak mudharatnya jika ia teruskan masih tinggal di tempat tersebut. Hanya saja, pintu kebaikan masih terbuka. Ada sebagaian masyarakat yang menerima bahwa rumah Zaheer dan kedua mertuanya dijadikan sekolah. Sebenarnya, Harsa sudah mendirikan tempat belajar, tetapi belum luas dan sekarang akan diperluas. Sekalipun raga mereka tidak tinggal di sana, mereka akan tetap sering berkunjung untuk menyebarkan tugas atas ilmu yang mereka dapat. Sebenarnya, dulu Harsa bimbang untuk pindah itu ya salah satunya karena merasa mempunyai tanggung jawab untuk membersamai mereka bisa untuk lebih baik lagi. Alasan lainnya ya jelas karena itu adalah tanah nenek moyangnya,

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 114. SAYANG

    “Mas ceritain nanti ya kalau udah mau tidur malam,” jawab Harsa. “Hahhh, Ayu kepo Mas!” Ayu cemberut menjatuhkan dirinya pada sangat suami. “Masyaallah, saya masih tidak bisa berkata-kata, teralu indah menatap kamu, Sayang! Sini mendekat lagi, lebih lenturkan lagi badannya, serahkan bibirnya Sayang!” Harsa menarik tubuh sang istri. “Mas, bentar-bentar. Aku mau nangis dulu.” Ayu menenggelamkan diri menjatuhkan air matanya pada tubuh kekar Harsa. Ayu masih mengingat tentang perjuangannya selama menjadi istri Harsa. Resepsi yang mereka rencanakan juga sudah terlaksana serta semua surat-surat tentang pernikahannya sekarang juga sudah beres. Kisahnya sudah berjalan selama hampir 1 tahun kurang satu bulan. Keteguhan Harsa untuk tidak menceraikan dan tetap menjaga Nyiur dalam kondisi apapun sekalipun mereka tetap mendapatkan teror belati tatkala Zaheer yang berusaha untuk menculik Nyiur berusaha untuk datang. Aib yang disebar oleh Zaheer, dari situlah orang tua dari Zaheer pun m

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 115. SIKLUS

    Ayo tertawa sendiri membaca ulang chat mengenai dirinya yang tidak terima akan mengadakan misi yang dilakukan oleh Harsa. Jiwa yang tenang tidak akan kemana. Semua terasa aman dan baik-baik saja tatkala semuanya itu terkendali dengan baik. Ayu menagih sama suami untuk menceritakan tentang siklus raga jiwa dan juga hati yang sempat mereka obrolkan, tetapi justru Harsa meminta Ayu untuk bercerita terlebih dahulu. “Tuan … tentang Qosidah Burdah di medsos waktu itu sebagian udah tak dengerin, sih sekalian juga udah nyari detailnya tentang hawa nafsu di artikel. Ternyata unik ya cara kerja raga, jiwa, dan juga hati ... tiga kata senjata yang bekerja layaknya sebuah kepemerintahan yang masing-masing mempunyai tanggung jawab yang seharusnya saling mengantisipasi. Begitu lekatnya barisan raga sebagai penampung akses yang diterima, begitu cerdasnya mesin jiwa dalam menyaring informasi yang bertahta, dan begitu bijaksananya sang hati merasuki cinta dalam menghargainya. Mengenal mereka it

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 1116. PINDAH

    Bagaimana pun rumah yang lama itu sudah menjadi saksi Harsa dan Ayu mulai mereka kecil remaja dewasa bahkan sampai permasalahan-permasalahan dalam pernikahannya itu melonjak. Tidak heran sebenarnya jikalau Zalfa dan Zulfikar itu dari dulu selalu menolak Harsa yang mengusulkan untuk pindah lingkungan. Sebenarnya Harsa juga merasa sangat bersalah ketika ia melangkahkan untuk pergi mereka itu teringat dengan kisah dari Nabi Yunus a.s. Beliau yang dulu sempat meninggalkan kaumnya itu justru mendapatkan musibah. Namun, ia juga teringat dengan kisah dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ketika mendapatkan perintah dari Allah untuk hijrah. Sekarang ini keadaannya tidak baik-baik saja. Ya, itu alasannya mengapa Harsa selalu menunda juga tatkala istri-istrinya itu merengek ingin pindah saja dari lingkungan tersebut itu dikarenakan ia tidak mau menjadi orang yang mudah menyerah atau putus asa terhadap apa yang dihadapkan dengan terjadinya suatu hal yang ia hadapi saat ini, yaitu p

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 117. SENYUM

    Jika menanyakan tentang kerinduan rumah lamanya, tentu Harsa sendiri juga sangat merindukan rumah tersebut. Apalagi sekarang ini adalah waktunya menuju bulan Ramadhan yang tentunya banyak sekali aktivitas-aktivitas harian yang dikerjakan oleh Harsa di rumah. Usia pernikahan mereka sudah hampir 1 tahun. Setelah dimulai dengan konflik yang diawali dari Nyiur yang memfitnah Ayu hamil di luar nikah dan sekarang sampai perkara belati yang menjalar ke mana-mana ini merupakan sesuatu yang sifatnya bisa menenangkan dalam jangka lama. Sebenarnya masalah omelan romantis, angin sastra, dan slogannya Ayu itu sudah di mereka buat sejak lama, bahkan masih sekitar mereka menikah satu bulan. Harsa sengaja menunda tidak menjawab-menjawab apa yang ditanyakan oleh istrinya. Karena untuk saat ini bukan kegalauan yang ingin Harsa rasakan, Harsa ungkap, dan Harsa bahas bersama. Ia lebih ingin mengungkapkan perkara-perkara yang romantis, perkara-perkara yang menggugah selera istrinya, atau perkara-perk

Bab terbaru

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   HUKUM POLIGAMI

    Harsa: "Aman, Sayang. Kamu di belakang saja sama Nyiur." Ayu: "Huuh, iya-iya!" Harsa: "Hehe, bentar ya Sayang ya." Sejatinya, poligami itu pilihan. Pilihan yang bergantung pada kejadian apa yang menyebabkan diri tersebut harus, wajib, atau tidak dianjurkan poligami. Dalam Al-Qur'an memang poligami itu diperintahkan, Nabi Muhammad juga melakukan, tetapi tidak sekedar perintah mentah yang tak mempunyai syarat dan ketentuan. Dalam surat An-Nisa', poligami diperintahkan sampai maksimal empat, salah satu syaratnya yaitu dengan syarat adil terhadap para istri dan itu pun di ayat selanjutnya dipertegas bahwasannya laki-laki tidak akan bisa adil terhadap istri-istrinya. Itu artinya, poligami sifatnya kondisional. Penjelasan dari maksimal empat itu sendiri memliki maksud dalam sejarahnya sebagai batasan karena dulu di zaman Rosululloh itu laki-laki menikahnya dengan banyak sekali perempuan. Nabi Muhammad pun, melakukan poligami selepas istri pertamanya meninggal, poligami Nabi Mu

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Tekan

    Poligami menjadi perbincangan besar mungkin dalam suatu kalangan ada yang berpikir bahwasanya poligami ini dianggap haram. Ada juga yang menganggap bahwasanya poligami itu justru dianjurkan. Saat ini harusnya berada di tengah orang yang menganggap bahwasanya poligami itu haram. Bisa dikatakan yang mengatakannya itu adalah orang baru di lingkungan tersebut. Bukan hanya berhasil menjadi orang baru yang memikat banyak perhatian karena ia adalah seorang yang kaya raya dan menjadi cucu dari kepala desa tersebut tetapi orang tersebut juga menjadi seorang yang terkenal agamanya kuat karena kabarnya juga dia ke situ itu setelah pulang dari pesantren serta kuliah juga di luar negeri. Mengetahui hari saya memang poligami seseorang tersebut mendatangi rumah Harsa dan mencoba mengatakan untuk menceraikan salah satu dari istrinya. Ayo langsung emosi Mendengar hal tersebut ya langsung ke belakang dan membicarakan hal tersebut dengan nyiur dengan keadaan wajah yang sa

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Tarik

    Itu semua adalah bayangan harga dan akibatkanlah mereka saat ini sedang di kamar tidur. tiba-tiba teringat dengan putrinya, yaitu Aliza yang dijodohkan dengan Yudhistira. bentar lagi memang acara apa di pesantren tersebut itu terlaksana dan rencananya mereka akan membahas hal tersebut lagi. Mereka bercerita seperti itu seakan-akan sudah nyata. meskipun harus sah dan istri pertama usai honeymoon di Bobocabin Coban Rondo Malang mana tempat tersebut juga menjadi tempat yang Ayu inginkan saat mereka di sana Ayu merasa sangat iri sekali sangat ingin segera ke sana dengan Harsa setelah Harsa pulang ternyata keinginan tersebut sudah hilang juga Ayu tidak terlalu menginginkan untuk pergi ke sana bahkan sekarang yang ia bahas setelah hari Sabtu pulang itu bukannya menceritakan tentang bobo cabin Coban Rondo tersebut tetapi saat ini Ayu justru terbuka untuk saling ngobrol mengenai masa depan dari anak-anak mereka. tidak keberatan untuk Harsa

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Dorong

    Saat acara haflah di pesantren Nyiur, Harsa, dan juga Ayu, mereka terlebih dahulu sowan ke ndalem dan di sana mereka juga bertemu Yudhistira Pamungkas yang menjadi pura kecil dari Bhima Purnama dan Tessa Soraya yang merupakan pengasuh cabang pesantren yang dulu ditempati oleh mereka bertiga. "Om Tila ayo main!" ajak Aliza. "Main apa Za?" Kini keakaraban Yudhistira dengan putri Harsa pun sudah sangat erat. Sebenarnya mereka itu dijodohkan dari kecil, Yudhistira menyadari itu karena saat ini dia sudah menginjak usia SMP. Jaraknya memang sangat jauh, tetapi orang tua mereka yakin untuk menjodohkan sejak dini. Yudhistira ini orangnya cool, tidak terlalu mengurusi juga apa yang orang tuanya rencanakan. Berbeda dengan Aurora Willona. Sosok cantik kembaran Yudhistira yang sangat cerewet dan nakal. Meskipun sudah ditegur beberapa kali, dihukum juga, ia tetap saja teguh pada apa yang menjadi keinginan. Cewek tomboi, andaikan dia tidak berada di lingkungan yang kenthal agama, mungkin

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Masuk

    "Mas Harsaaaaaa! Ayu kangen banget banget banget!" Ayu langsung memeluk sang suami saat masih di depan pintu. "Kamu nggak kangen aku, Ay?" tanya Nyiur. Ayu beralih memeluk Nyiur. "Kangen dong! Kapan sih aku nggak kangen sama kamu!" "Huum, Ayu! Lihat nih Mas Harsa KDRT!" kata Nyiur. "Mas Harsa!" Ayo melotot keras saat melihat lebam di tangan Nyiur. "Kalian ini udah mau bikin saya naik daerah ya masih di depan pintu!" CUPP CUPP Harsa mengecup keduanya dan memberi senyuman desta merangkul mereka untuk segera masuk ke dalam rumah. Putri dan putra mereka tanpa senyum bahagia dan bersorak meskipun sang buah hati yang masih kecil masih bisa tertawa tawanya bayi. Raut wajah mereka tidak bisa bohong bahwa mereka itu sangat merindukan Nyiur dan juga Harsa. Meskipun saat berada di dalam telepon juga Mereka terlihat seperti negara-negara saja itu sebenarnya nyiur dan

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Keluar

    "Hahah, iya-iya. Kita keluarkan bareng-bateng ya Sayang!" Harsa masih sempat mengecup Sudah sejauh ini ia melangkah dalam rumah tangganya. Pernah berpikir, dulu waktu kecil punya kesenangan yang luar biasa itu ketika berkumpul dengan teman dan bermain bersama. Harsa terbengong di depan cermin saat menunggu istrinya masih buang air besar. Waktunya cepat sekali berubah. Seakan-akan kita hidup di dunia ini hanya tentang kenikmatan sementara dan digantikan dengan kenikmatan lain seiring berjalannya waktu. Itu bukan seakan-akan, tetapi kenyataan. Yang sebenarnya, dari situ Tuhan sudah memberi peringatan. Ya, peringatan bahwasannya hidup di dunia hanya mampir. Kebahagiaan di setiap detiknya berubah. Ini juga tentang, bagaikan merawat waktu yang sedikit ini untuk bisa menyelaraskan antara kepuasan dan kebijaksaan. Hidup itu ya begitu-begitu saja. Ada ekspetasi, kepuasaan, kekecewaan, dan kekhilafan. Kecil adalah simulasi dari besar. Waktu

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab 📌 Saatnya

    "Sayang, aku kebelet banget! Tapi males ini gimana?" tanya Nyiur. "Ya dilawan dong malasnya. Emangnya kamu mau jadi budaknya hawa nafsu? Mau jadi pembantunya? Baru aja semalam kita bahas di Qosidah Burdah pasal 2. Hati-hati sama nasihatnya hawa nafsu, hawa nafsu sesat Sayang!" Harsa menghentikan mobilnya. "Mas! Apa sih orang kebelet malah diceramahin! Bisa-bisa aku ngompol aja di mobil kamu ini!" sahut ketus Nyiur. "Hmmm, maaf Sayang nggak ada maksud Mas yang mau menghakimi kamu! Sini peluk dulu!" kata Harsa. Nyiur pun mengambil kesempatan yang diulurkan oleh tangan sang suami. "Ceramahin boleh banget, tapi Nyiur lagi sensitif hawanya Mas. Aku pengennya marah-marah, aaa nggak jelas deh. Aku jadi makin kangen Ayu kalau lagi nggak jelas kayak gini. Tahu gak Mas? Aku sama Ayu yuh kadang punya perasaan ngerasa gak jelas kayak gini barengan loh." Mungkin, efek akan datang bulan. Ini yang ada da

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab ❣️ Bobocabin Coban Rondo Part 6

    mereka sudah beberapa hari menginap di Bobocabin Coban Rondo. saat sore hari sudah waktunya mereka untuk pulang, rasanya ya seperti masih ingin berteduh di tempat tersebut lebih lama. akan tetapi tidak bisa dibohongi mereka juga merindukan yang di rumah entah itu Aliza dan Alifa Ayu Alil dan Aliq maupun orang tua dan mertuanya. Salah satu beredar mereka supaya bisa ikhlas atau menerima bahwa mereka itu tempatnya tidak bisa selalu di situ ya karena menyadari bahwa mereka itu sudah berkeluarga dan memiliki keluarga yang tempatnya tidak di situ. tempat tersebut memang memberi sebuah ketenangan yang luar biasa untuk mereka dibalik seluruh keresahannya selama ini. bukan hanya menyediakan tempat untuk bersenang-senang bagi mereka dalam menjalankan sesuatu yang memang menjadi misi akan tetapi mereka di sana Ini juga banyak belajar tentang sebuah kerukunan yang ternyata Puncak dalam mencapainya itu harus disertai effort yang luar biasa. Di sana mere

  • Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua   Bab ❣️ Bobocabin Coban Rondo Part 5

    Endingnya selalu memuaskan. Mereka sama-sama puas dan merasakan apa yang memang menjadi tujuan. Namun, di sisi lain Harsa merasa dirinya terlalu keras terhadap sang istri dalam urusan dunia erotisnya. "Maaf ya kalau di sini Mas mainnya lumayan lebih keras," bisik Harsa. "Hemm, gapapa suamiku, Nyiur seneng kok. Cuman kalau jadi, Mas jangan marah," jawab Nyiur. "Jadi apanya?" tanya Harsa. "Ya jadi anaklah," jawab Nyiur terkekeh. Sebuah hal terjadi di dunia ini sudah banyak tipu dayanya. Harsa mencoba angkat bicara seperti apa yang dinasihatkan dalam Qosidah Burdah pasal dua. Salah satu baitnya mengatakan tentang tipu daya, di sana pakai kata lapar lebih sering dari kenyang. Ini artinya, godaan hawa nafsu itu lebih pintar menyusun godaan yang mana akibatnya tidak seberapa memberi keberuntungan. "Jadi kembalinya gini Sayang. Ya kalau nggak siap dengan akibat, ngapain berbuat?" "Kan bisa jadi karena ngga

DMCA.com Protection Status