Share

Part 129. Hanya Bisa Menunggu

“Perlu kau ketahui, Dav. Terkadang Lunar memiliki kemampuan untuk bertahan hidup lebih baik dari yang kau pikirkan,” ujar Paman Davian. Aku tercengang.

Separuh jiwaku hampir tersedot pada kehilangan jati diri. Aku tak boleh seperti itu. Tak tahu apa maksud di balik ucapan Paman Davian yang seperti memprovokasiku untuk berubah. Pun begitu dengan Devan. Aku bisa merasakan jika serigalaku itu tengah menahan diri secara mati-matian. Salah sedikit, kami bisa menghancurkan apa pun.

“Dav, Putraku ….” Aku bisa mendengar ucapan lirih dari Mom. Sorot mata yang tidak akan bisa kulupakan. Aku ingin menangis, tetapi sisi hatiku melarang untuk melakukannya.

Aku sadar secara penuh, saat tubuh serigalaku berjalan menghampiri di mana Mom terbaring. Huru-hara yang terjadi tak begitu kupedulikan. Ada banyak orang dan jiwa yang terlibat, tetapi aku merasa kosong dan hampa. Ramai di sekitar, tetapi sepi di hati. Entahlah … aku merasa sedih.

“Itu adalah refleksi tekanan emosi di dalam dirimu, Dav. Kau haru
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status