“Aku bercanda, dan jangan dimasukkan dalam hati, ya!?”Gila! Paman Davian benar-benar ingin mempermainkan emosiku. Dia berkata dengan lantang kalau aku bisa menunggu maut menjemput saja. Akan tetapi, tentu tidak bisa semudah itu. Ada banyak hal yang harus aku lakukan terlebih dahulu sebelum maut menjemput. Seperti menghabisi mereka yang berpotensi untuk merusak segalanya, misalnya. Atau menghentikan kekacauan secepat mungkin.Bagaimanapun juga, ada ibu, ayah, dan adikku sedang bertempur. Masih samar, tentunya. Namun, aku bisa merasakan bahwa semuanya bertempur dengan sekuat tenaga mereka. Aku tahu Dad, sembari melawan mereka yang mencoba untuk menyerang Mom, beliau juga mengedarkan pandangannya ke segala penjuru. Entah siapa yang dicarinya, aku tak tahu. Akan tetapi, aku salut padanya.“Paman, bagaimana caranya mereka membedakan mana yang musuh, mana yang kawan? Bukankah mereka terlihat mirip satu sama
“Fokus saja dengan apa yang kamu hadapi, Dav. Kamu tidak akan berhasil mengendalikan diri jika tidak fokus? Apa kau ingin sisi lain dirimu muncul dan menghancurkan semuanya? Di sana, ibumu sedang berjuang. Bukan hanya kau, ayah, dan adikmu saja. Tetapi banyak dari mereka yang bertarung memang mempertahankan apa yang mereka Yakini. Kau sebagai calon pemimpin mereka, sudah seharusnya tidak hanya memikirkan keluargamu saja.”“Tapi aku tidak menginkannya, Paman! Kau tidak mengerti juga!?” hardikku. Beberapa kali aku mendengar jika akku istimewa. Istimewa apanya? Bahkan untuk memusatkan pikiran saja aku tak mampu. Kalau hanya begini saja aku tak bisa, bagaimana dengan selanjutnya? Aku tak sanggup.“Dav, kau bisa berkata tidak, tetapi takdir memilihmu. Lihat! Serigala Devan bisa mengatasi semua masalahnya sendiri. Dia tidak salah mengenali lawannya. Dan juga, tanpa kau ketahui dia juga sedang melindungi ibumu. Mungkin
“Mereka—para kaum penghianat, adalah jiwa-jiwa yang menginginkan pengakuan di dalam dirinya, Dav. Mereka memiliki banyak hal untuk dicapai, tetapi tidak bisa melakukannya sendiri. Untuk itulah Arthur menawarkan sesuatu yang mereka inginkan, tetapi tidak memberitahu apa yang dicapai. Arthur memanfaatkan krisis jati diri mereka untuk mencapai tujuan pribadi yang sampai saat ini belum pernah bisa dia capai.” Penjelasan dari Paman Davian membuatku semakin bingung.Waktu berjalan tanpa henti, meski aku ingin sekali memiliki kekuatan untuk menghentikannya. Sayang, semua hal yang sudah kupelajari hingga kini tidak ada yang berguna sama sekali. Karena itu, ada rasa yang membuatku berpikir jika aku tidak berguna. Serigala Devan hanya bisa membantai musuh yang seolah tidak ada habisnya itu.Aku panik, tentu saja! Tapi apa yang bisa kulakukan selain pasrah pada Devan?“Setidaknya tahan emosimu, dan pusatkan
Dalam kawanan mereka, para vampire kawanan baru memang begitu banyak, hampir tiga kali lipat dari jumlah keseluruhan. Akibatnya, kami cukup kewalahan. Kalau begitu, bukankah itu berarti ada banyak manusia yang terseret ke dalam pertempuran itu? Ras manusia memang paling banyak dan paling cepat berkembang. Namun, bukan berarti bisa seenaknya dijadikan alat untuk mencapai tujuan semu.“Kau dengar ucapannya?” Paman Davian mengataknnya dengan nada lirih. Namun, aku masih bisa mendengarnya.“Tentu saja, terdengar begitu jelas,” jawabku. Mana mungkin ucapan seperti itu tidak terdengar? Karenanya, aku sampai mengalami seikit tremor. Gila! Benar-benar gila! Orang itu seolah sama sekali belum tahu bahaya apa yang akan terjadi, jika apa yang dia inginkan tercapai.“Itulah kehebatan Arthur. Dia mengambil sisi lemah mereka yang putus asa, membungkus kehancuran dengan harapan semu yang menggoda. Dalam ke
Rasa keberatan kuajukan, beserta dengan banyaknya rasa rendah diri yang kumiliki. Haruskah aku juga menolak semua hal yang ada di depanku? Seperti meninggalkan tempat ini, misalnya. Aku bisa pergi jauh, dengan segala kemampuanku dan bersembunyi. Hidup tenang dan damai sendiri saja.Plak!“Jangan pernah seenaknya berpikir seperti itu!” Paman Davian berteriak marah setelah memukul kepala bagian belakangku. Meski di alam bawah kesadaran, ternyata rasanya cukup menyakitkan juga. Aku sampai terhuyung dan merasa pusing karenanya. “Lihat! Ada banyak korban yang tidak bisa kau bayangkan banyaknya jika kau melakukan hal itu!” lanjutnya.“Aku tidak mengerti, Paman! Kau tahu jika aku hanya schout—werewolf muda, dan masih berusia belasan tahun. Aku setidaknya harus melewati banyak pelatihan untuk bisa melaksanakan apa yang kau katakan. Akan lebih mudah bagiku untuk meninggalkan semuanya. Lagi pula
“Sebisa mungkin, Dev, kita selamatkan Mom terlebih dahulu,” ucapku. Berharap Devan bisa mengerti jika keadaan Mom sudah hampir tidak bisa tertolong. Kalau sampai terlambat, aku tidak bisa memikirkan kemungkinan-kemungkinan lain.“Tapi, bagaimana dengan yang di depan kita, Dav?”Aku mengerti dengan kekhawatiran Devan. Musuh di depan kami tidak hanya ada dua atau tiga orang saja, melainkan puluhan. Di antara mereka ada werewolf dan vampire. Dan aku, sama sekali tidak merasakan keberadaan penyihir di antara mereka.“Kau mau melakukannya bersamaku? Tidak ada pilihan yang mudah, tetapi bukan berarti tidak ada yang tidak bisa kita lakukan, kan?” Percayalah! Aku mengatakan itu bukan karena sudah merasa percaya diri akan bisa menghadapi mereka, tetapi karena pertaruhan semata. Siapa tahu setelah ini, kami bisa menyelamatkan Mom dan Dad, juga Daphne. Karena aku pernah mendengar dari Paman Sean,
Dia mungkin menyebalkan, tetapi bukan itu poin pentingnya. Yang ada hanyalah setelah aku bertemu dengan beliau, ada banyak hal yang berubah dari hidupku. Ada banyak hal yang tidak bisa kuungkap dengan kata-kata. Aku harus menjadi lebih baik. Mengingat sebelum ini aku sama sekali bisa dikatakan tidak bisa apa-apa, dan tidak memiliki kemampuan apa-apa. Namun, kata Paman Sean hal itu bukan berupakan sesuatu yang buruk. Hanya saja, satu sisi diriku sangat tidak bisa menerimanya.Aku ingin diakui, oleh siapa pun di dunia ini. Akan tetapi, rasa-rasanya hal itu sangat mustahil untuk didapatkan. Aku tidak memiiki kemampuan seperti Paman Sean atau ibuku dalam mengendalikan sisi serigala yang buas. Aku tidak bisa melawan rasa rendah diri, apalagi mendongkrak semangatku hingga ke titik yang bisa membuatku lebih hebat.“Kata siapa kau tidak mampu,” Ujar Devan. Aku terkesiap mendengarnya. Meski dia tengah menghadapi vampire yang tak terhitung
Karena aku masih bisa melihat bagaimana Paman Davian memandang Mom dengan sendu. Ibuku tidak pernah menjadi orang yang pernah paman cintai, melainkan masih menjadi orang yang dicintainya. Padahal, Paman Davian dan ibuku sudah memiliki dunia yang berbeda. Mereka sudah tidak dipersatukan oleh waktu dan tempat. Juga, ibuku yang sudah dimiliki oleh orang lain.“Apa Paman masih ada sampai sekarang itu karena rasa cintamu padanya? Paman arwah penasaran?” tanyaku. Tiba-tiba saja mulut ini berkata seolah hal itu bukanlah sebuah masalah yang besar. Memang, apalagi yang bisa membuat arwah Paman Davian gentayangan sampai sekarang jika bukan karena rasa cintanya pada ibuku?Plak!Meski kuat, aku tidak begitu merasakan sakit atas pukulan paman. Sakit yang kurasa tentu hanya dari luka yang didapatkan oleh Devan.“Kau ini bicara sembarangan! Mana ada hal yang seperti itu di dunia ini!?” sang