Share

Meragu [3]

Penulis: Indah Hanaco
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ingatan Kendra berhenti pada saat Maxim memeluknya sembari mengabarkan telepon menyedihkan yang berasal dari Suster Inge. Atau ketika lelaki itu menemani Kendra seharian penuh setelah mereka kembali dari Bandung. Banyak hal yang sudah dilakukan lelaki itu untuk Kendra, meski gadis itu mungkin tak akan mengakui dengan mudah. Kemarahannya yang sempat berkuasa membuat Kendra begitu ingin membenci Maxim, tapi selalu gagal.

“Seharusnya, sekarang ini aku menghabiskan waktu dengan menyumpahi Maxim yang ternyata punya waktu untuk makan malam dengan Judith, kan? Padahal, dia pernah bilang berkali-kali kalau tak tertarik pada Judith. Dia malah mengaku jatuh cinta padaku. Mungkin idealnya aku bertemu Maxim dan menonjok wajahnya,” oceh Kendra dalam hati.

Meski Maxim mengacaukan hidupnya, Kendra berusaha keras agar pekerjaannya tidak ikut terpengaruh. Dia harus profesional dan meletakkan urusan pribadi di kotak khusus yang cuma bisa dibuka saat sedang sendiri. Karena Ke

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dating with Celebrity   Meragu [4]

    Gadis itu ingin menolak karena tak ada yang perlu dibahas dengan Sean hanya berdua. Namun Rossa keburu memberi izin. “Silakan saja, Sean. Pakai saja ruang rapat. Kalau nanti sudah selesai, minta tolong Kendra untuk diantar ke ruangan saya, ya?” Kendra pun tak berkutik. Dia tak bisa menolak sama sekali. Tanpa membuang waktu, Kendra mempersilakan Sean mengikutinya. Gadis itu sempat meletakkan buku catatan di atas mejanya sebelum menunjukkan arah menuju ruang rapat. Di tempat itu Sean nantinya akan melihat proses seleksi lewat jendela kaca satu arah. Ah, tanpa bisa dicegah, kenangan saat bersama Maxim di ruangan itu pun membanjiri Kendra begitu rupa. Di tempat itu Maxim pernah mencium punggung tangannya dan membuat Kendra terpana di masa lalu. “Kalian bertengkar hebat, ya?” tanya Sean tanpa basa-basi, setelah Kendra menutup pintu. “Maxim kacau sekali, bisanya cuma memarahi semua orang yang ada di dekatnya. Dia sih tidak bercerita detail. Tahu sendiri betapa ting

  • Dating with Celebrity   Mencari Jawaban [1]

    Setelah Sean selesai mengikuti acara audisi yang berjalan lancar tanpa gangguan berarti, lelaki itu kembali menemui Kendra. Beralasan minta diantar hingga ke mobilnya, Sean membuat Kendra meninggalkan kubikelnya. Setelah berjam-jam berjuang menenangkan diri setelah mengobrol dengan Sean tadi, Kendra tahu upayanya sia-sia saja. Karena tampaknya Sean memutuskan untuk kembali membahas tentang sepupunya.“Ken, tolong jangan menyerah, ya? Maxim kadang memang begitu egois dan menyebalkan. Kalau ada kata-katanya yang membuatmu kesal dan marah, tolong lupakan saja. Maxim lebih ahli bicara dengan kalimat judes ketimbang merayu. Kamu pasti tahu soal itu, kan?” oceh Sean.Mereka berdua berjalan bersisian, melewati ruang tunggu The Matchmaker. Suara dan ekspresi Sean tampak serius. Tak ada jejak canda yang biasa terlihat pada pria ini. Kendra sendiri pun merasa sesak napas karena terlalu banyak perbincangan yang menyebut nama Maxim hari ini.“Kenapa kamu b

  • Dating with Celebrity   Mencari Jawaban [2]

    “Saya baik-baik saja, Tante. Memang saya baru sembuh dari sakit, masih agak demam,” dusta Kendra sembari berusaha tersenyum lebar. Tangan kanannya memegang pipi. Perempuan paruh baya itu manggut-manggut.“Oh! Syukurlah kalau kamu baik-baik saja. Saya sempat cemas, takut kamu sakit karena tadi sempat bicara sendiri.”Kendra bergumam tak jelas sembari mengomeli diri sendiri dalam hati. Perempuan itu mungkin mengira bahwa dirinya tidak waras. Mendadak cemas karena membayangkan akan segera bertemu Maxim, Kendra memilih turun di lantai sembilan. Jantungnya berdentam-dentam hingga dada gadis itu terasa nyeri. Dia mengabaikan tatapan keheranan perempuan paruh baya tadi saat melihat Kendra mendadak menekan tombol angka sembilan.Begitu keluar dari lift, Kendra menatap ke sekeliling. Lantai sembilan bukanlah tempat ideal untuk menenangkan diri karena dihuni sederet kantor dengan orang-orang berlalu-lalang lumayan ramai. Akhirnya, Kendra kembali me

  • Dating with Celebrity   Mencari Jawaban [3]

    Ketika Judith menutup pintu, mau tak mau Kendra harus mundur. Dia terpaksa menunda niatnya untuk segera bertemu dengan Maxim.“Betul, Mbak. Saya memang bekerja di The Matchmaker. Saya, Kendra. Apa kabar Mbak Judith?” Kendra menjabat tangan perempuan di depannya. Sekejap, Kendra mengira bahwa Judith tampak tegang saat dia menyebutkan nama. Namun sesaat kemudian dia memutuskan bahwa itu hanya ilusi optik. Judith tersenyum lebar di depan Kendra.“Kamu mau bertemu siapa? Maxim, ya?” tembaknya tanpa basa-basi.Kendra mengangguk. “Iya, betul. Saya dan Maxim ada sedikit urusan.”“Oh, begitu. Tapi urusannya bisa ditunda sebentar, kan? Saya mau mengajakmu minum kopi. Saya kan belum pernah berterima kasih padamu. Maxim sudah pernah bercerita kalau kamu yang punya jasa besar mempertemukan kami,” cerocos Judith. “Cuma minum kopi, kok! Tidak akan lama. Lagi pula, Maxim belum akan pulang. Tadi dia bilang, ada banyak

  • Dating with Celebrity   Mencari Jawaban [4]

    “Saya beruntung karena bisa ikut Dating with Celebrity, lho! Karena sebelumnya saya sama sekali tidak tertarik pada acara semacam itu. Siapa sangka, malah bertemu dengan Maxim? Memang ya, kita bisa bertemu seseorang dengan cara yang tak terduga.”Judith terus berceloteh, tidak memberi kesempatan gadis di sebelahnya untuk merespons. Dalam hitungan detik, entah berapa kali nama Maxim digemakan. Terlihat jelas bahwa Judith sangat menyukai lelaki itu. Bahkan, Kendra takkan heran jika Judith sudah berada dalam tahap jatuh cinta pada Maxim. Kendra merasa pengar sebagai impaknya. Perutnya pun terasa melilit.“Saya memang ceroboh karena bisa-bisanya melupakan jasamu, Ken. Eh, iya, memangnya apa sih yang terjadi antara Maxim dengan Rossa? Dia sih tidak menjelaskan detail. Tapi yang saya tangkap, Maxim sempat kesal dengan Mbak Rossa,” oceh Judith lagi.Pintu lift terbuka di lantai dasar. Judith kembali menggandeng lengan kiri Kendra sembar

  • Dating with Celebrity   Mencari Jawaban [5]

    “Saya dan Maxim itu sudah kenal lama lho, Ken. Kami dulu satu SMA, Maxim itu kakak kelas saya. Sejak dulu orangnya memang begitu, misterius dan terkesan dingin. Tapi memang cowok seperti itu yang saya suka. Para playboy malah membuat saya muak,” gurau Judith. Perempuan itu mulai menyesap kopinya.Fakta itu mengejutkan Kendra karena seingatnya Maxim tak pernah membahas tentang Judith yang sudah dikenalnya cukup lama. Ataukah Kendra tanpa sengaja melewatkan poin itu karena terlalu sibuk bertengkar dengan Maxim?“Selama ini masih saling kontak dengan Maxim, Mbak?” Kendra sengaja tak berkomentar bahwa dia tak tahu Judith dan Maxim adalah teman lama.“Setelah tamat SMA, sudah tak pernah lagi, Ken. Saya sempat mencari tahu soal Maxim tapi teman-teman pun tak punya banyak informasi tentang dia. Sampai kemudian saya melihat Maxim terpilih menjadi Bujangan Paling Diidamkan versi majalah The Bachelor. Dan tahu-tahu dia ikut acara

  • Dating with Celebrity   Mencari Jawaban [6]

    “Omong-omong soal kesibukan, kadang memang agak sulit mencari waktu supaya bisa sama-sama nyaman. Giliran saya punya waktu, Maxim malah sibuk. Begitu juga sebaliknya. Tapi, kalau ingin hubungan kami langgeng, memang harus banyak bersabar. Dan berkorban, tentunya. Di atas semuanya, seperti yang saya bilang tadi, Maxim luar biasa perhatian. Mungkin untuk orang lain itu hal yang sederhana, tapi buat saya berbeda. Dia rajin menelepon untuk mengingatkan agar saya tidak telat makan. Bahkan hampir setiap hari saya dibangunkan oleh telepon Maxim. Saya merasa diperlakukan dengan begitu istimewa.” Perempuan itu tergelak halus, membuat dada Kendra terasa ditusuk-tusuk.“Wah, Maxim perhatian sekali ya, Mbak,” komentar Kendra dengan lidah terasa kebas. Gadis itu berdoa mati-matian semoga Tuhan menolongnya dan membuat ekspresi wajahnya tak berubah sama sekali.“Betul. Makanya saya benar-benar merasa beruntung karena kami bertemu lagi walau awalnya lewat

  • Dating with Celebrity   Cinta Itu Merumitkan Hidup [1]

    Kendra tidak pernah tahu jika patah hati seperti itu rasanya. Sakitnya luar biasa. Pahit dan membuat dunia mendadak gelap. Mengganggu segala sisi kehidupan, mengaduk-aduk konsentrasi hingga menjadi remah-remah yang menakutkan. Belum lagi rasa tersiksa karena tidak mungkin bertemu lagi dengan orang yang dirindukan, atas nama harga diri dan gengsi. Oh Tuhan, betapa cinta itu merumitkan hidup.Melewatkan malam pertama setelah pertemuannya dengan Judith adalah hari yang luar biasa berat untuk Kendra. Dia benar-benar tidak mampu memejamkan mata hingga pagi. Air mata gadis itu tak berhenti mengalir dan menimbulkan sakit kepala parah setelah berjam-jam. Belum lagi mata yang membengkak karenanya. Meski sama sekali tak ingin menangis, nyatanya Kendra gagal mencegah air matanya tumpah.“Kenapa kamu mengoceh kalau sudah jatuh cinta padaku? Padahal, nyatanya kamu malah bersama Judith? Harusnya, kamu tidak pernah bicara soal itu. Karena cuma mengacaukan hidupku, tahu! Berarti

Bab terbaru

  • Dating with Celebrity   Epilog

    Seperti dugaan Sean, Maxim meradang sepulang dari Singapura dan mendapati kekasihnya sudah berkantor di tempat Sean. Lelaki itu berusaha keras membuat Kendra mempertimbangkan tawaran untuk bergabung di Buana Bayi. Ketika ditolak, Maxim mulai mengomel. Dia bahkan merasa bahwa Kendra sok idealis. Juga pemilik The Matchmaker yang sudah membuat keputusan tidak masuk akal. Bla bla bla.Kendra sampai merasa pelipisnya berdenyut. Padahal, gadis itu sudah berjuang untuk memberi tahu Maxim dengan bahasa seringan mungkin. Dia pun sengaja menunda mengabari sang kekasih setelah Maxim kembali bekerja di hari Senin. Kendra mendatangi ruang kerja Maxim setelah jam kantor usai.Awalnya, Maxim begitu senang karena pacarnya datang berkunjung. Namun begitu diberi tahu bahwa Kendra sudah empat hari bekerja di kantor Sean, Maxim pun langsung menunjukkan kekesalannya. Lelaki itu juga tak senang karena Kendra tak mengatakan apa pun saat didesak Rossa untuk mengundurkan diri. Sean yang menyus

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [6]

    Kendra terpana mendengar kata-kata Sean barusan. “Kamu ... apa?”Sean tidak buru-buru menjawab. Lelaki itu bersandar di kursinya dengan gaya santai. “Sebelumnya, aku cuma bilang kalau aku melakukan ini bukan karena Maxim. Tapi karena kamu sendiri, Ken.”Kendra yang tak paham maksud lelaki itu, mengerutkan glabelanya. “Maksudmu?”“Begini. Selama kamu mewakili The Matchmaker, aku menilai bahwa kamu adalah orang yang berkomitmen pada pekerjaan. Punya kemauan keras juga. Contoh nyata yang tak terbantahkan adalah bagaimana kamu bisa membujuk Maxim sehingga akhirnya bersedia mengikuti acara kencan yang masih diejeknya sebagai acara norak sampai detik ini. Buatku, itu adalah poin plus, Ken.”“Aku boleh menganggap itu sebagai pujian?” gurau Kendra.“Tentu saja! Karena itu memang pujian, kok!” sahut Sean. “Nah, sekarang kita sampai pada poin utamanya, yaitu tawaran pekerjaan yang

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [5]

    “Oke. Memangnya kamu kira aku ini laki-laki bawel yang akan melapor ini-itu pada Maxim? Nanti juga dia akan tahu,” kata Sean. “Tapi memang berita ini bikin aku kaget setengah mati. Tidak menyangka ada drama baru hanya karena kamu dan Maxim berpacaran. Lalu, masih ditambah lagi dengan Aiden. Ck ck ck.” Sean geleng-geleng kepala.“Itu bukan salahku,” Kendra membela diri, merujuk pada Aiden.Sean menyeringai. “Kamu ternyata penuh pesona ya, Ken. Aku tak bisa membayangkan seperti apa reaksi Maxim kalau dia tahu bahwa ada laki-laki kelas kakap yang jadi pesaingnya. Siap-siap saja diikuti pengawal pribadi yang akan memastikan kamu tidak diganggu oleh laki-laki mana pun,” guraunya.Kendra mencebik tapi akhirnya dia malah tertawa. Gadis itu merasa geli membayangkan Maxim yang pencemburu itu mengetahui jika ada pria lain yang menyukai Kendra. Namun di sisi lain, Kendra tahu Maxim sudah berjuang untuk sedikit berubah sehingg

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [4]

    Pertanyaan Sean itu mengagetkan Kendra. Tadinya dia mengira lelaki itu menelepon cuma untuk menganggunya karena Maxim sedang berada di Singapura. Atau sekadar memamerkan hubungan dengan pasangan kencan pilihan Sean di acara Dating with Celebrity yang masih berlanjut hingga kini.“Kamu tahu dari mana?” Kendra balik bertanya. Dia merasa heran karena Sean bisa mengetahui informasi itu.“Bisakah kamu datang ke kantorku, Ken? Kurang nyaman kalau harus bicara di telepon. Sementara sepuluh menit lagi aku harus bertemu dengan salah satu klien,” pinta Sean. “Aku punya waktu luang di atas jam tiga.”Kendra menjawab tanpa pikir panjang, “Oke. Aku akan ke kantormu. Mumpung sedang jadi pengangguran dan tak punya jadwal meeting dengan klien,” guraunya.“Sip, kutunggu ya, Ken.”“Eh iya, tolong jangan dulu ngomong apa pun soal ini pada Maxim ya, Sean,” sergah Kendra sebelum l

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [3]

    Setelah meninggalkan mantan kantornya, Kendra langsung pulang. Dia sempat mampir ke supermarket untuk berbelanja beberapa kebutuhan. Gadis itu juga membeli camilan dalam jumlah lumayan banyak. Mungkin dia akan menghabiskan satu minggu ke depan dengan bersantai di depan televisi sembari menikmati aneka makanan kecil.Selama ini, Kendra memang ingin mencari pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmunya. Namun, itu menjadi cita-cita yang sengaja ditangguhkannya. Hingga detik ini, Kendra sama sekali belum serius berusaha untuk mencari pekerjaan lain di luar The Matchmaker. Akan tetapi hari ini dia harus menghadapi kenyataan yang sama sekali tak pernah terbayangkan. Jauh lebih mudah berimajinasi bahwa dirinya akan meninggalkan The Matchmaker atas keinginan sendiri, bukan karena dipaksa untuk membuat pilihan.Membayangkan dia sudah resmi menjadi pengangguran, Kendra pun menjadi luar biasa cemas. Mendadak, masa depannya terlihat buram dan gelap. Apa yang akan dilakukann

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [2]

    Kendra meninggalkan kantor The Matchmaker dengan kehebohan di belakangnya. Karena gadis itu memang tak menyembunyikan fakta yang sebenarnya. Dia tak mau kelak pengunduran dirinya malah diikuti dengan tuduhan ini-itu yang sama sekali tak benar. Karena tentunya Kendra tak lagi ada di biro jodoh itu untuk membela diri.Paling tidak, Kendra merasa berhak memberi tahu kebenaran versi dirinya. Terserah saja jika dianggap sikapnya kekanakan. Apakah setelah ini Rossa akan berkoar-koar tentang versinya yang bisa saja berbeda, itu masalah lain. Kendra tak mau memikirkan hal itu dan memusingkan sesuatu yang tak bisa dikontrolnya.“Kamu betul-betul harus mengundurkan diri?” Neala masih tak percaya. Kendra sengaja mengajak Neala dan Pritha ke ruang rapat supaya mereka bisa bicara bertiga dengan leluasa. Gadis itu merasa berutang penjelasan pada keduanya, orang-orang terdekat Kendra di The Matchmaker.“Iya. Untuk apa aku bohong?” komentar Kendra dengan

  • Dating with Celebrity   Langkah Baru [1]

    Keluar dari ruangan Rossa, kepala Kendra terasa berputar. Dia berharap semuanya cuma mimpi buruk yang kebetulan datang bertandang tanpa aba-aba. Akan tetapi, Kendra tahu yang ini bukan mimpi.Demi menenangkan diri, gadis itu buru-buru menuju toilet yang bersebelahan dengan pantri. Dia butuh waktu untuk memikirkan apa yang akan dilakukan saat ini. Langsung pulang atau menunggu hingga jam kerja berakhir? Masing-masing ada risikonya.Jika Kendra langsung pulang, pasti dia akan menghadapi banyak pertanyaan dari rekan sejawatnya. Padahal, Kendra merasa saat ini dia butuh ruang untuk bernapas. Karena ada banyak sekali kejutan yang didapatnya hari ini. Bertubi-tubi pula.Sementara jika gadis itu menunggu hingga jam kantor berakhir dan berpura-pura tak terjadi sesuatu, sisa hari ini mungkin akan berjalan lancar dan aman. Dia bisa menghindari hujan pertanyaan mengapa harus mengundurkan diri hari ini. Kecuali Rossa memutuskan untuk meminta Kendra meninggalkan kantor secep

  • Dating with Celebrity   Sapuan Badai [11]

    Tubuh Kendra menegang selama beberapa sekon. Dia menatap Rossa dengan kening berkerut. “Ini serius, Mbak?” Kendra mencari tahu. “Saya harus putus dari Maxim?”“Tidak ada yang mengharuskan,” sahut Rossa cepat. “Tadi kan saya cuma bertanya. Kalau saya memintamu putus dari Maxim, bagaimana? Apa kamu bersedia?”Kendra menjawab di detik yang sama, “Tidak, Mbak. Maaf. Saya tidak melihat alasan kenapa saya dan Maxim harus putus. Kami tidak melanggar kontrak apa pun. Selain itu secara etika, saya juga tidak merasa ada masalah. Karena saya dan Maxim berpacaran berbulan-bulan setelah syuting Dating with Celebrity selesai. Tidak ada ‘cinta lokasi’ selama saya mengurusi Maxim sebagai klien kita.” Kendra membuat tanda petik di udara.Rossa beranjak dari tempat duduknya. Perempuan itu melangkah ke arah kulkas kecil di sudut ruang kerjanya. Rossa mengambil dua kaleng soda. Salah satunya diserahkan

  • Dating with Celebrity   Sapuan Badai [10]

    Rossa tersenyum masam. “Tapi versi Judith tidak seperti itu. Kamu menjadi orang ketiga yang membuat hubungannya dengan Maxim menjadi jauh. Intinya, Judith mengkritik keras kebijakan-kebijakan The Matchmaker sehingga ada klien yang akhirnya malah berpacaran dengan pegawai di sini dan meninggalkan pasangan kencan yang sudah dipilih. Menurut kamu, mendengar tuduhan semacam itu dilontarkan oleh salah satu peserta kencan sekaligus sponsor acara Dating with Celebrity, apa yang harus saya lakukan?”Pertanyaan Rossa itu sungguh sulit untuk dijawab. Karena bukan kapasitas Kendra untuk mengajari perempuan itu apa yang harus dilakukan atau sebaliknya. Namun kalimat-kalimat bosnya yang menempatkan Kendra sebagai si penggoda, menyedot konsentrasi gadis itu lebih besar. Dia mustahil diam saja tanpa membela diri.“Tuduhan Judith sama sekali tidak benar, Mbak. Saya tak pernah menjadi orang ketiga yang merusak hubungannya dengan Maxim. Seperti yang saya bilang tadi, k

DMCA.com Protection Status