Setelah Andra melamar Sarah, kebahagiaan pasangan itu tidak ada batasnya. Mereka mengumumkan pertunangan mereka kepada teman-teman dan keluarga, yang semuanya memberikan restu dan kegembiraan mereka. Namun, di tengah kebahagiaan ini, mereka menyadari bahwa pernikahan membutuhkan banyak persiapan dan keputusan penting.Sarah dan Andra memutuskan untuk mengadakan pesta pertunangan kecil di sebuah restoran mewah di Paris. Mereka mengundang teman-teman terdekat dan keluarga untuk merayakan momen istimewa ini. Suasana malam itu dipenuhi dengan kegembiraan, tawa, dan harapan untuk masa depan.Restoran itu dipenuhi dengan dekorasi elegan, musik yang merdu, dan hidangan lezat. Sarah mengenakan gaun merah anggun yang membuatnya terlihat luar biasa, sementara Andra mengenakan setelan hitam yang rapi. Ketika mereka memasuki ruangan, semua tamu berdiri dan bertepuk tangan, menyambut mereka dengan sukacita.Sarah merasa hatinya meluap dengan kebahagiaan. "Terima kasih sudah datang dan merayakan mo
Beberapa bulan setelah pernikahan yang indah, Sarah dan Andra mulai menjalani kehidupan pernikahan mereka dengan penuh semangat. Namun, mereka segera menyadari bahwa pernikahan, seperti halnya segala sesuatu yang berharga, datang dengan tantangan dan ujian yang harus mereka hadapi bersama. Suatu hari, Sarah menerima tawaran untuk mengerjakan proyek besar di New York. Tawaran ini datang dari sebuah perusahaan desain ternama yang tertarik dengan pendekatan inovatif dan berkelanjutan yang telah menjadi ciri khas karyanya. Ini adalah kesempatan luar biasa untuk mengembangkan kariernya di kancah internasional. Sarah merasa antusias, tetapi juga cemas. Proyek ini akan membutuhkan waktu beberapa bulan dan mengharuskannya tinggal di New York selama periode tersebut. Ini berarti ia harus berpisah sementara dengan Andra, yang memiliki komitmen bisnis di Paris. Malam itu, setelah makan malam, Sarah memutuskan untuk berbicara dengan Andra tentang tawaran tersebut. Mereka duduk di ruang tamu y
Musim semi tiba di Paris, membawa kehangatan dan keindahan yang baru. Bunga-bunga bermekaran, dan suasana kota menjadi lebih hidup dan penuh warna. Sarah dan Andra menikmati setiap momen yang mereka miliki bersama, tetapi kehidupan mereka segera diwarnai oleh kejutan tak terduga yang menguji kesabaran dan ketangguhan mereka. Suatu sore yang cerah, ketika Sarah sedang bekerja di studionya, seorang wanita muda dengan wajah cemas masuk. Sarah yang sedang fokus pada desain terbarunya, menoleh dan menyambut tamu tak dikenal itu dengan senyum sopan. "Selamat sore, ada yang bisa saya bantu?" tanya Sarah. Wanita itu tampak ragu sejenak sebelum akhirnya berbicara. "Selamat sore, saya Clara. Saya mencari Andra. Apakah dia ada di sini?" Sarah merasa sedikit terkejut. "Maaf, tapi Andra tidak bekerja di sini. Anda bisa mencarinya di kantornya." Clara tampak lega. "Terima kasih. Saya akan ke sana. Ini sangat penting." Sarah mengangguk dan memberikan alamat kantor Andra. Setelah Clara pergi,
Musim semi di Paris biasanya membawa kehangatan dan kegembiraan, namun bagi Sarah, musim ini mulai dengan tanda-tanda yang tidak mengenakkan. Perubahan perilaku Andra yang tiba-tiba menjadi mencolok. Andra yang biasanya pulang tepat waktu kini sering kali terlambat, bahkan kadang tanpa pemberitahuan. Sarah mencoba menepis perasaan curiga, meyakinkan dirinya bahwa Andra hanya sibuk dengan pekerjaannya. Namun, rasa gelisah itu semakin sulit diabaikan.Pada suatu malam, Sarah sedang menunggu Andra pulang di ruang tamu mereka. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, namun Andra belum juga memberikan kabar. Sarah mencoba menghubunginya beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban. Perasaan khawatir dan curiga mulai merasukinya. Akhirnya, setelah menunggu beberapa saat lagi, Sarah memutuskan untuk mengirim pesan teks."Andra, kamu di mana? Aku khawatir," tulis Sarah singkat.Tak lama kemudian, ponselnya berdering. Itu adalah pesan dari Andra."Maaf, aku sibuk di kantor. Akan segera pulang," b
Meskipun Sarah dan Andra sepakat untuk mencoba terapi pasangan, ketegangan di antara mereka tidak mudah mereda. Sesi terapi pertama mereka diisi dengan perasaan canggung dan penuh emosi. Mereka berbicara tentang perasaan terluka dan pengkhianatan, tetapi menemukan bahwa memperbaiki hubungan mereka jauh lebih sulit daripada yang mereka bayangkan.Setiap kali mereka mencoba berkomunikasi, percakapan sering kali berakhir dengan pertengkaran. Sarah merasa marah dan terluka, sementara Andra merasa bersalah dan putus asa. Terapi yang seharusnya membantu mereka justru membuka luka lama dan membuat mereka semakin tersakiti.Suatu malam, setelah sesi terapi yang penuh ketegangan, Sarah kembali ke rumah Laura dengan air mata mengalir di pipinya. Laura, yang selalu menjadi pendukung setia, menyambutnya dengan pelukan hangat."Sarah, aku tahu ini sulit. Tapi kamu harus memberi dirimu waktu untuk menyembuhkan," kata Laura dengan lembut.Sarah mengangguk, merasa sedikit lega mendengar kata-kata Lau
Setelah pertemuan di taman, Sarah dan Andra mulai menemukan kembali jalan untuk memperbaiki hubungan mereka. Meskipun masih ada ketegangan dan rasa sakit, mereka sepakat untuk saling memberi kesempatan kedua. Namun, di balik usaha mereka untuk kembali bersatu, masalah baru mulai mengintai, mengancam kedamaian yang mereka coba ciptakan.Suatu pagi, saat Sarah bersiap-siap untuk bekerja, ia menerima telepon dari bank. Suara di ujung sana terdengar serius dan mendesak."Selamat pagi, Nona Sarah. Kami ingin mengkonfirmasi beberapa transaksi yang mencurigakan di akun Anda. Apakah Anda baru saja melakukan pembelian besar-besaran secara online?"Sarah merasa bingung. "Tidak, saya tidak melakukan pembelian apa pun akhir-akhir ini. Ada apa sebenarnya?"Petugas bank menjelaskan bahwa ada sejumlah transaksi besar yang tidak biasa dari akun Sarah. Transaksi tersebut melibatkan pembelian barang-barang mewah dan pengiriman uang ke beberapa rekening asing."Ini pasti ada kesalahan. Saya tidak melaku
### Bab 16: Penculikan dan AncamanSeiring berjalannya waktu, meskipun masalah pencurian identitas telah diselesaikan, Sarah dan Andra tetap merasa ada bayang-bayang ancaman yang tidak bisa mereka hilangkan. Mereka mencoba menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa, tetapi kecemasan itu tetap ada, menghantui setiap langkah mereka. Namun, mereka tidak pernah membayangkan bahwa cobaan berikutnya akan jauh lebih mengerikan.Suatu sore yang kelabu, Sarah sedang dalam perjalanan pulang dari kantornya. Jalanan Paris yang biasanya terasa nyaman kini tampak lebih gelap dan mengancam. Sarah merasa seperti sedang diawasi, meskipun ia tidak bisa memastikan dari mana perasaan itu berasal. Ia mempercepat langkahnya, berharap segera tiba di rumah dan berada di tempat yang aman.Namun, ketika ia berbelok di sudut jalan yang sepi, sebuah van hitam tiba-tiba berhenti di depannya. Pintu van terbuka dan dua pria bertopeng keluar, bergerak cepat ke arah Sarah. Sebelum ia sempat berteriak atau melawan,
Setelah penangkapan David, Sarah dan Andra mulai merasakan kedamaian yang telah lama hilang. Mereka fokus pada pemulihan dan menjalani hidup dengan lebih tenang. Namun, kehidupan mereka kembali terguncang ketika serangkaian pembunuhan misterius mulai terjadi di sekitar mereka.Suatu pagi yang cerah, ketika Sarah sedang menikmati sarapan, teleponnya berdering. Itu adalah Laura yang terdengar sangat cemas."Sarah, kamu harus datang ke sini. Ada sesuatu yang mengerikan terjadi," kata Laura dengan suara gemetar.Sarah segera meninggalkan rumahnya dan bergegas menuju apartemen Laura. Ketika tiba, ia menemukan Laura duduk di ruang tamu dengan wajah pucat. Polisi berada di sekeliling apartemen, menginvestigasi sesuatu."Ada apa, Laura? Apa yang terjadi?" tanya Sarah, mencoba menenangkan temannya.Laura menatap Sarah dengan mata berkaca-kaca. "Ada pembunuhan di apartemen sebelahku. Aku mendengar suara teriakan dan ketika aku pergi untuk melihat, aku menemukan tubuh tetanggaku tergeletak di la