Meskipun Sarah dan Andra sepakat untuk mencoba terapi pasangan, ketegangan di antara mereka tidak mudah mereda. Sesi terapi pertama mereka diisi dengan perasaan canggung dan penuh emosi. Mereka berbicara tentang perasaan terluka dan pengkhianatan, tetapi menemukan bahwa memperbaiki hubungan mereka jauh lebih sulit daripada yang mereka bayangkan.Setiap kali mereka mencoba berkomunikasi, percakapan sering kali berakhir dengan pertengkaran. Sarah merasa marah dan terluka, sementara Andra merasa bersalah dan putus asa. Terapi yang seharusnya membantu mereka justru membuka luka lama dan membuat mereka semakin tersakiti.Suatu malam, setelah sesi terapi yang penuh ketegangan, Sarah kembali ke rumah Laura dengan air mata mengalir di pipinya. Laura, yang selalu menjadi pendukung setia, menyambutnya dengan pelukan hangat."Sarah, aku tahu ini sulit. Tapi kamu harus memberi dirimu waktu untuk menyembuhkan," kata Laura dengan lembut.Sarah mengangguk, merasa sedikit lega mendengar kata-kata Lau
Setelah pertemuan di taman, Sarah dan Andra mulai menemukan kembali jalan untuk memperbaiki hubungan mereka. Meskipun masih ada ketegangan dan rasa sakit, mereka sepakat untuk saling memberi kesempatan kedua. Namun, di balik usaha mereka untuk kembali bersatu, masalah baru mulai mengintai, mengancam kedamaian yang mereka coba ciptakan.Suatu pagi, saat Sarah bersiap-siap untuk bekerja, ia menerima telepon dari bank. Suara di ujung sana terdengar serius dan mendesak."Selamat pagi, Nona Sarah. Kami ingin mengkonfirmasi beberapa transaksi yang mencurigakan di akun Anda. Apakah Anda baru saja melakukan pembelian besar-besaran secara online?"Sarah merasa bingung. "Tidak, saya tidak melakukan pembelian apa pun akhir-akhir ini. Ada apa sebenarnya?"Petugas bank menjelaskan bahwa ada sejumlah transaksi besar yang tidak biasa dari akun Sarah. Transaksi tersebut melibatkan pembelian barang-barang mewah dan pengiriman uang ke beberapa rekening asing."Ini pasti ada kesalahan. Saya tidak melaku
### Bab 16: Penculikan dan AncamanSeiring berjalannya waktu, meskipun masalah pencurian identitas telah diselesaikan, Sarah dan Andra tetap merasa ada bayang-bayang ancaman yang tidak bisa mereka hilangkan. Mereka mencoba menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa, tetapi kecemasan itu tetap ada, menghantui setiap langkah mereka. Namun, mereka tidak pernah membayangkan bahwa cobaan berikutnya akan jauh lebih mengerikan.Suatu sore yang kelabu, Sarah sedang dalam perjalanan pulang dari kantornya. Jalanan Paris yang biasanya terasa nyaman kini tampak lebih gelap dan mengancam. Sarah merasa seperti sedang diawasi, meskipun ia tidak bisa memastikan dari mana perasaan itu berasal. Ia mempercepat langkahnya, berharap segera tiba di rumah dan berada di tempat yang aman.Namun, ketika ia berbelok di sudut jalan yang sepi, sebuah van hitam tiba-tiba berhenti di depannya. Pintu van terbuka dan dua pria bertopeng keluar, bergerak cepat ke arah Sarah. Sebelum ia sempat berteriak atau melawan,
Setelah penangkapan David, Sarah dan Andra mulai merasakan kedamaian yang telah lama hilang. Mereka fokus pada pemulihan dan menjalani hidup dengan lebih tenang. Namun, kehidupan mereka kembali terguncang ketika serangkaian pembunuhan misterius mulai terjadi di sekitar mereka.Suatu pagi yang cerah, ketika Sarah sedang menikmati sarapan, teleponnya berdering. Itu adalah Laura yang terdengar sangat cemas."Sarah, kamu harus datang ke sini. Ada sesuatu yang mengerikan terjadi," kata Laura dengan suara gemetar.Sarah segera meninggalkan rumahnya dan bergegas menuju apartemen Laura. Ketika tiba, ia menemukan Laura duduk di ruang tamu dengan wajah pucat. Polisi berada di sekeliling apartemen, menginvestigasi sesuatu."Ada apa, Laura? Apa yang terjadi?" tanya Sarah, mencoba menenangkan temannya.Laura menatap Sarah dengan mata berkaca-kaca. "Ada pembunuhan di apartemen sebelahku. Aku mendengar suara teriakan dan ketika aku pergi untuk melihat, aku menemukan tubuh tetanggaku tergeletak di la
Beberapa minggu setelah penggerebekan jaringan kriminal, kehidupan Sarah dan Andra mulai kembali ke jalur yang lebih tenang. Mereka merasa lega bahwa ancaman yang menghantui mereka telah mereda. Namun, kebahagiaan mereka terganggu ketika ancaman baru muncul, mengguncang fondasi kedamaian yang baru saja mereka bangun.Suatu malam, saat Sarah dan Andra sedang bersantai di ruang tamu, telepon rumah mereka berdering. Andra mengangkat telepon itu dan mendengar suara yang tidak asing, suara yang telah lama mereka coba lupakan."Andra, ini belum berakhir. Kamu pikir bisa lolos begitu saja?" Suara di ujung telepon terdengar dingin dan penuh kebencian.Andra merasakan darahnya berdesir. "Siapa ini? Apa yang kamu inginkan?""Ini adalah Mark. Kamu telah mengganggu rencana kami terlalu lama. Sekarang, kamu akan membayar harganya," kata suara itu sebelum telepon ditutup dengan kasar.Andra berdiri terpaku, memikirkan kembali setiap detik percakapan itu. Sarah yang melihat perubahan ekspresi Andra
Setelah pesta perayaan yang penuh sukacita, Sarah dan Andra berharap bisa menjalani hidup mereka dengan lebih tenang. Namun, kenyataan kembali menunjukkan bahwa hidup mereka masih penuh dengan cobaan. Ketenangan yang baru saja mereka rasakan segera terganggu oleh ancaman yang datang dari tempat yang tidak mereka duga sebelumnya.Suatu pagi yang tenang, ketika Sarah sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantornya, ia menerima telepon dari perusahaan. Manajer sumber daya manusia, Nadia, meminta Sarah untuk datang lebih awal karena ada masalah mendesak yang perlu dibahas. Sarah merasa cemas, tetapi ia setuju dan segera berangkat ke kantor.Setibanya di kantor, Sarah mendapati suasana yang tegang. Beberapa rekan kerjanya tampak khawatir dan saling berbisik. Nadia menyambut Sarah dengan wajah serius dan membawanya ke ruang rapat."Sarah, kami menemukan bahwa ada sejumlah besar uang yang hilang dari akun perusahaan. Transaksi-transaksi ini dilakukan atas namamu," kata Nadia dengan nada yang je
Setelah Nadia ditangkap dan ancaman dari jaringan kriminal berhasil diatasi, Sarah dan Andra mulai membangun kembali kehidupan mereka. Mereka berusaha untuk melupakan masa lalu dan fokus pada masa depan yang lebih cerah. Namun, kehidupan kembali membuktikan bahwa kebahagiaan mereka masih harus diuji dengan cara yang lebih tragis.Beberapa bulan kemudian, Sarah dan Andra memutuskan untuk mengadopsi seorang anak. Mereka telah lama memimpikan memiliki keluarga yang utuh dan merasa bahwa ini adalah waktu yang tepat. Mereka mengajukan permohonan adopsi dan mulai proses yang panjang dan penuh harapan.Selama proses adopsi, mereka bertemu dengan seorang anak laki-laki berusia lima tahun bernama Daniel. Daniel adalah anak yang ceria dan penuh semangat, meskipun hidupnya penuh dengan kesulitan. Sarah dan Andra merasa sangat terhubung dengan Daniel dan yakin bahwa ia akan menjadi bagian sempurna dalam keluarga mereka.Setelah beberapa bulan menunggu, akhirnya permohonan adopsi mereka disetujui.
Setelah beberapa bulan tenang, Sarah, Andra, dan Daniel mulai merasakan stabilitas dalam kehidupan mereka. Mereka berusaha untuk melupakan masa lalu yang penuh dengan cobaan dan fokus pada masa depan yang lebih cerah. Namun, sebuah kejutan dari masa lalu kembali menguji kekuatan dan keteguhan hati mereka.Suatu pagi yang cerah, Sarah menerima sebuah surat misterius di kantornya. Amplopnya tidak memiliki alamat pengirim, hanya tertulis namanya dengan huruf-huruf besar. Sarah membuka surat itu dengan hati-hati dan mulai membaca. Isi surat itu membuatnya terkejut dan cemas."Sarah, aku tahu apa yang terjadi selama ini. Ada rahasia besar yang belum terungkap. Jika kamu ingin tahu kebenarannya, temui aku di alamat yang tertera di bawah ini. Jangan beritahu siapa pun. Ini sangat penting."Sarah merasa darahnya berdesir. Surat itu tidak menyebutkan siapa pengirimnya, tetapi Sarah merasa bahwa ini bisa menjadi petunjuk penting tentang masa lalu yang selama ini menghantui mereka. Ia memutuskan