Aku berjalan menuju siluet bayi yang ada di depanku
"...."
"hei Trev cepatlah kemari!"
"...."
Aku terus berlari, berlari, dan berlari dengan kakiku yang sedikit pincang.
"....."
Berlari, lari, lari, dan berjalan, makin lambat, lambat dan tiba tiba aku tak bisa menahan keseimbangan ku."...."
Aku merangkak demi mencapai siluet itu, rangkak, rangkak, rangkak dan berhenti.
Berdiri sambil menutup muka untuk mengejutkan bayi kecil yang telah mengalami masa masa yang sulit, ini sungguh susah tak seperti diriku yang biasanya hehehe.
Aku sangat kesulitan untuk bisa kesini, tapi akhirnya aku sampai, "tak ada yang perlu ditakutkan bayi kecil" aku mengucapkan hal itu sengaja untuk meredakan ketakutan si bayi.
"ciiiiiii....." aku mulai memainkan mantra yang disukai anak kecil
"luuuuuk...."
"....." aku menghela nafas sesaat karena sangat susah untuk bisa mencapai sini.
"......"
"....."<
Suasana masih belum stabil, aku belum sempat menanyakan apa yang terjadi saat aku 'mati' dan bagaimana keadaan orang itu.Kita masih berjalan tanpa tujuan tapi tujuan kita saat ini adalah kota terdekat, arah yang kita tuju adalah keluar dari gurun pasir ini dan berjalan kembali, ini perjalanan yang berat bahkan sudah 2 hari pun kami belum mencapai daratan dengan pohon satupun.Air persediaan sudah habis, makanan tersisa sedikit dan kita tak yakin bisa keluar dari sini dengan selamat.Saat ini aku hanya berharap bisa memakan buah apel yang ukurannya besar dan berendam dalam air sejuk tanpa ada yang mengganggu."Sudah Trev cukup disini saja, jika kau tak kuat tinggalkanlah aku dan bertahanlah hidup dan jadilah raja" ucapku pada Trev dengan niat bercandaTrev memasang senyum pada wajahnya, lalu berlari sejauh mungkin ke depan sampai tak terlihat oleh mataku."hei! itu tidak adil!" aku berlari dengan pincang mengejar Trev yang berlari cepat di d
Aku terbangun dari tenda dan pergi keluar, diluar aku melihat Trev yang masih tertidur di dekat api unggun yang kami buat kemarin.Aku menguap dengan sangat panjang dan membuat Trev yang tertidur ikut terbangun"hoaaaaaaaaaaaaaam pagi" ucapku sambil menguap"pagi" jawab Trev sambil menggosok matanya"aku akan pergi menuju ke sungai kemarin sore, lemparkan wadah air itu! aku akan mengisinya sekarang supaya nanti tak usah bolak balik dan langsung berangkat" ucapku pada Trev yang tertidur di dekat wadah air."nih!" ucapnya sambil melemparkan beberapa wadah air.Hup!Aku menangkap semua wadah air itu dan lekas pergi menuju sungai.Disini sangat sejuk saat pagi hari, namun sangan dingin saat malam hari aku sampai terbangun beberapa kali dan keluar dari tenda untuk menyelimuti Trev dengan kain seadanya.
Trang! Trang! Trenk!Aku mendengar suara pertarungan antara jarum lebah dan kulit besi semut besi tapi aku tak melihat bagaimana pertarungan itu terjadi karena "pertarungan alam lebih baik tak perlu dilihat karena kau takkan menyukainya" itulah yang buku tentang bertahan hidup katakan.Setelah sekiranya kupikir semuanya selesai aku lantas membalikkan badanku sambil menutup mata dan mengucapkan "terimakasih" sambil membungkukkan badan.Aku kembali menuju sungai berwarna lagi karena air yang kubawa kurasa kurang sedikit lagi untuk perjalanan melalui gurun bahkan belum setengahnya kami jelajahi kemarin.Aku mengambil air dan sedikit meminumnya lalu pergi, airnya tak berbeda dengan air minum lainnya tapi yang ini lebih segar dari air minum yang biasanya.Di jalan aku memetik beberapa jamur yang ada di sekitar jalan, "hampir semua jenis jamur bisa dimakan dan hanya terdapat beberapa yang tidak bisa dimakan" itulah kata yang ada pada sampul belakang buku
"hei Sie, bangunlah" ucapan lembut itu membangunkan ku dari mimpi panjang ini."kau pasti kelelahan, tapi Shele sudah tak mau bermain lagi denganku" ucap Trev"hmm baiklah berikan dia padaku" ucapku yang baru saja terbangun dari tidur"siapa anak baik, siapa anak baik, siapa anak baik" aku mulai bermain dengan Shele.Di sela sela bermain aku bertanya pada Trev."omong omong sayang, apa kau ingat saat perjalanan awal kita sesaat setelah makan sup jamur kita pergi untuk melewati gurun dan saat mencapai perbatasan aku menyuruhmu diam di tempat dan aku kembali untuk memetik beberapa rumput herbal, setelah itu apa yang terjadi?" aku bertanya terus terang pada Trev"eh kau memanggilku apa barusan?" Trev malah terfokus pada aku yang memanggilnya dengan panggilan mesra."sudahlah itu tak penting, jawab saja pertanyaanku" aku menegaskan pertanyaanku yang tadi."bukan waktunya bercanda ya" ucap TrevAku menganggukkan kepalaku dan
"wanita pel..." ucap Trev"Ha?! tunggu sebentar kau berbicara terlalu pelan, aku mulai meragukan dirimu sebagai seorang lelaki" aku memancing Trev agar segera mengatakan apa efek yang dia terima dari pohon itu."aku tak perlu mengatakan ini, lagian ini tak penting juga bagimu, artinya aku tak perlu memberitahukannya padamu gahahaha" Dia benar benar mengelak."ah sudahlah, omong omong sekarang dimana kita? dan kenapa kita masih berada di hutan?" aku yang kebingungan bertanya begitu pada Trev"uhm, sebenarnya aku mengetahui suatu kebenaran mengenai tempat ini" Trev mulai menerangkan"apa itu?" aku bertanya lagi"gurun pasir itu sebenarnya tak perlu dilewati karena kita hanya perlu memutari hutan dan sampailah pada ujung dari gurun pasir yang panas itu" jelas Trev"Aku mengerti dan atas dasar apa kau dapat berbicara seperti itu?" aku mempertanyakan teori yang Trev bicarakan."mudah saja, saat kau menyuruhku untuk menunggu di perba
Aku membuka mataku dan masih terasa pusing, sepertinya kemarin malam aku tak bisa tidur.Kalau diingat ingat aku memikirkan perkataan Trev yang kemarin dan itu membuatku tak bisa tidur."hmm pagi Trev" aku membuka tenda dan langsung matahari menyerbu kulitku yang masih tertidur lelapAku menginjakkan langkah pertamaku pada tanah yang lembab dan menguap dengan kencang.Hoaaam!Setelah menguap Trev lekas menyapaku dengan sapaan hangat di pagi hari yang indah ini "pagi, bagaimana tidurmu semalam?""kurang baik hoam, aku tak tidur terlalu lelap semalam karena memikirkan sesuatu""...."Trev terlihat membuang nafas seperti lega akan sesuatu, sesaat setelah itu aku mengingat apa yang terjadi kemarin."ahh.. anu.. itu.. aku akan mencari jamur lagi kau kumpulkanlah kayu bakar" ucapku, keadaan terlalu canggung dan aku pergi mencari jamur dengan maksud menjauh dari Trev beberapa saat."...."------Setelah beber
Saat ini hari sudah sore dan aku masih mengumpulkan bahan bahan, aku melihat keranjang yang kubawa dan menyadari bahwa aku terlalu banyak membawa jamur."ah sudahlah" ucapkuSelama bersamaku Trev tak pernah mengeluhkan apa yang kumasak dan terlihat menikmati semuanya jadi jamur juga tak apa."HEI SIE!" terdengar teriakkan dari tempat yang tak tahu dimana namun masih di dalam hutan."YAA!" aku berteriak untuk menjawab teriakkan Trev."AKU AKAN PULANG TERLAMBAT JADI KAU PERGILAH KE TEMPAT KEMAH DULUAN DAN MASAK SUP JAMUR ITU!" Teriak TrevAku sedikit tersentak karena Trev bisa mengetahui bahwa aku banyak membawa jamur."Ya!" aku menjawab teriakkannya lagi setelah sedikit tersentak dan Trev tak terdengar lagi berteriak.Aku segera bergegas membawa semua bahan yang kupetik dan berjalan menuju ke tempat kemah.Aku menyalakan api dan menempatkan panci andalan milikku lalu meracik bumbu dan mulai memasak sup."...."
Yaa aku hanya berdiri di tempat dan mendengarkan ocehan ocehan yang dihasilkan oleh suara yang terdengar."Aku bosan hanya mendengarkanmu, muncullah di depanku dan bincangkan ini bersama."Suara terhenti dan aku tersadar sekarang, hujan juga seketika berhenti, Trev berdiri tepat di depanku sambil menggoyangkan tubuhku."ada apa denganmu? kenapa kau berdiri disini sendirian" Trev bertanya padaku."aku, ahh duduklah sebentar Trev, ada yang ingin kubicarakan denganmu" ucapku menyuruhnya duduk dan mendengarkan ku."apa yang kau maksud? kau tak seperti biasanya" ucap Trev."turutilah perkataan ku dan dengarkanlah, kukira aku tak bisa mengatasi ini sendirian" tegasku pada Trev."baiklah" ucap TrevDia duduk dengan posisi duduk santai dan bersiap mendengarkan apa yang kukatakan."ini semua terjadi saat kejadian pada kota gurun itu""saat itu...""mungkin saja aku telah mati untuk pertama kalinya"Aku
Aku memakai jubah yang kubuat dari sihir pembuatan di kepalaku dan melanjutkan perjalanan, fajar mulai muncul dan sinyal yang kudapat dari sapu milikku semakin kuat.Sapu terbang otomatis setelah kuberikan Mana untuk melaju lebih cepat mengeluarkan suara yang cukup bising.Semakin dekat dengan sapuku, sekarang terasa aura yang gelap berada di sekitar sapu milikku.Aku mengalirkan Mana lebih banyak dan melakukan lebih kencang.Itu Dia!Sapu milikku ada di dekat 3 orang yang tepat berada di bawahku.2 orang Pria dan 1 wanita.Aura gelap terpancar sangat besar dari salah seorang pria yang sepertinya sedang mengarahkan pisau pada si wanita dengan posisi seolah olah si wanita sedang melakukan percobaan bunuh diri.Pria yang satunya hanya berdiam dan sepertinya sedang mengalami trauma berat.Aku merasakan ada yang janggal dari sini, dan aku mengira ngira kalau si pria yang sedang trauma tak bisa melihat Pria lain dan kuputuska
"ehmm jadi Cindy, apa yang kau lakukan sebelum errgh bertemu kami" aku bertanya saat Cindy memakan makanan yang kubuat."hmm yaa kau tau, perjalanan biasa seperti menjadi raja iblis, mengalahkan vampire, dan juga aku telah menaklukkan dunia sekali, lalu meredupkan matahari dan juga membuat dunia kacau" ucap Cindy dengan polos.Aku ternganga dan Trev yang duduk di sampingku berbisik "temanmu sama gilanya dengan dirimu, tak heran kau juga gila" aku memukul Trev dan berbisik balik "diamlah bodoh! dia memang Cindy secara fisik tapi Cindy yang kukenal dia itu seorang yang lebih anggun dari ini"Cindy melihat pada kami berdua yang tengah berbisik dan dia seketika memegang kepalanya seperti merasakan sakit dan merintih."hei Cindy kau tak apa" ucapku sambil memegang kepalanya juga.Kepalanya sedikit basah dan wajah Cindy memerah karena air penyebab basah itu."ya ampun kau berdarah Cindy, kau harus merawat luka itu apalagi lukanya berada tepat di k
"Pemurnian!"Sebuah suara merapalkan mantra, asal suara itu dari atas sana."sekarang suara apa lagi" aku yang sudah pasrah dan menutup mata mengeluhkan soal suara yang berasal dari atas.Aku melihat ke atas dan terlihat seseorang menggunakan sapu terbang, itu aneh suaranya bisa terdengar dari jarak sejauh itu."pasti dia berteriak sangat kencang dari sana" ucapku yang sudah bisa menggerakkan tanganku yang nyaris saja membuatku bunuh diri.Orang yang menggunakan sapu itu turun ke bawah, seseorang dengan tubuh mungil yang menggunakan jubah untuk menutupi wajahnya itu turun ke bawah.grunk grunk grunkTerdengar suara mesin yang cukup familiar pada telinga ku keluar dari sapu yang dia kenakan.Seseorang itu sudah mencapai tanah dan meletakkan sapu terbang yang ternyata suara itu adalah mesin yang ada dalam sapu itu yang ternyata adalah sapu terbang otomatis."hei Sie" sapa orang itu yang perlahan mendekat dan membuatku mund
Yaa aku hanya berdiri di tempat dan mendengarkan ocehan ocehan yang dihasilkan oleh suara yang terdengar."Aku bosan hanya mendengarkanmu, muncullah di depanku dan bincangkan ini bersama."Suara terhenti dan aku tersadar sekarang, hujan juga seketika berhenti, Trev berdiri tepat di depanku sambil menggoyangkan tubuhku."ada apa denganmu? kenapa kau berdiri disini sendirian" Trev bertanya padaku."aku, ahh duduklah sebentar Trev, ada yang ingin kubicarakan denganmu" ucapku menyuruhnya duduk dan mendengarkan ku."apa yang kau maksud? kau tak seperti biasanya" ucap Trev."turutilah perkataan ku dan dengarkanlah, kukira aku tak bisa mengatasi ini sendirian" tegasku pada Trev."baiklah" ucap TrevDia duduk dengan posisi duduk santai dan bersiap mendengarkan apa yang kukatakan."ini semua terjadi saat kejadian pada kota gurun itu""saat itu...""mungkin saja aku telah mati untuk pertama kalinya"Aku
Saat ini hari sudah sore dan aku masih mengumpulkan bahan bahan, aku melihat keranjang yang kubawa dan menyadari bahwa aku terlalu banyak membawa jamur."ah sudahlah" ucapkuSelama bersamaku Trev tak pernah mengeluhkan apa yang kumasak dan terlihat menikmati semuanya jadi jamur juga tak apa."HEI SIE!" terdengar teriakkan dari tempat yang tak tahu dimana namun masih di dalam hutan."YAA!" aku berteriak untuk menjawab teriakkan Trev."AKU AKAN PULANG TERLAMBAT JADI KAU PERGILAH KE TEMPAT KEMAH DULUAN DAN MASAK SUP JAMUR ITU!" Teriak TrevAku sedikit tersentak karena Trev bisa mengetahui bahwa aku banyak membawa jamur."Ya!" aku menjawab teriakkannya lagi setelah sedikit tersentak dan Trev tak terdengar lagi berteriak.Aku segera bergegas membawa semua bahan yang kupetik dan berjalan menuju ke tempat kemah.Aku menyalakan api dan menempatkan panci andalan milikku lalu meracik bumbu dan mulai memasak sup."...."
Aku membuka mataku dan masih terasa pusing, sepertinya kemarin malam aku tak bisa tidur.Kalau diingat ingat aku memikirkan perkataan Trev yang kemarin dan itu membuatku tak bisa tidur."hmm pagi Trev" aku membuka tenda dan langsung matahari menyerbu kulitku yang masih tertidur lelapAku menginjakkan langkah pertamaku pada tanah yang lembab dan menguap dengan kencang.Hoaaam!Setelah menguap Trev lekas menyapaku dengan sapaan hangat di pagi hari yang indah ini "pagi, bagaimana tidurmu semalam?""kurang baik hoam, aku tak tidur terlalu lelap semalam karena memikirkan sesuatu""...."Trev terlihat membuang nafas seperti lega akan sesuatu, sesaat setelah itu aku mengingat apa yang terjadi kemarin."ahh.. anu.. itu.. aku akan mencari jamur lagi kau kumpulkanlah kayu bakar" ucapku, keadaan terlalu canggung dan aku pergi mencari jamur dengan maksud menjauh dari Trev beberapa saat."...."------Setelah beber
"wanita pel..." ucap Trev"Ha?! tunggu sebentar kau berbicara terlalu pelan, aku mulai meragukan dirimu sebagai seorang lelaki" aku memancing Trev agar segera mengatakan apa efek yang dia terima dari pohon itu."aku tak perlu mengatakan ini, lagian ini tak penting juga bagimu, artinya aku tak perlu memberitahukannya padamu gahahaha" Dia benar benar mengelak."ah sudahlah, omong omong sekarang dimana kita? dan kenapa kita masih berada di hutan?" aku yang kebingungan bertanya begitu pada Trev"uhm, sebenarnya aku mengetahui suatu kebenaran mengenai tempat ini" Trev mulai menerangkan"apa itu?" aku bertanya lagi"gurun pasir itu sebenarnya tak perlu dilewati karena kita hanya perlu memutari hutan dan sampailah pada ujung dari gurun pasir yang panas itu" jelas Trev"Aku mengerti dan atas dasar apa kau dapat berbicara seperti itu?" aku mempertanyakan teori yang Trev bicarakan."mudah saja, saat kau menyuruhku untuk menunggu di perba
"hei Sie, bangunlah" ucapan lembut itu membangunkan ku dari mimpi panjang ini."kau pasti kelelahan, tapi Shele sudah tak mau bermain lagi denganku" ucap Trev"hmm baiklah berikan dia padaku" ucapku yang baru saja terbangun dari tidur"siapa anak baik, siapa anak baik, siapa anak baik" aku mulai bermain dengan Shele.Di sela sela bermain aku bertanya pada Trev."omong omong sayang, apa kau ingat saat perjalanan awal kita sesaat setelah makan sup jamur kita pergi untuk melewati gurun dan saat mencapai perbatasan aku menyuruhmu diam di tempat dan aku kembali untuk memetik beberapa rumput herbal, setelah itu apa yang terjadi?" aku bertanya terus terang pada Trev"eh kau memanggilku apa barusan?" Trev malah terfokus pada aku yang memanggilnya dengan panggilan mesra."sudahlah itu tak penting, jawab saja pertanyaanku" aku menegaskan pertanyaanku yang tadi."bukan waktunya bercanda ya" ucap TrevAku menganggukkan kepalaku dan
Trang! Trang! Trenk!Aku mendengar suara pertarungan antara jarum lebah dan kulit besi semut besi tapi aku tak melihat bagaimana pertarungan itu terjadi karena "pertarungan alam lebih baik tak perlu dilihat karena kau takkan menyukainya" itulah yang buku tentang bertahan hidup katakan.Setelah sekiranya kupikir semuanya selesai aku lantas membalikkan badanku sambil menutup mata dan mengucapkan "terimakasih" sambil membungkukkan badan.Aku kembali menuju sungai berwarna lagi karena air yang kubawa kurasa kurang sedikit lagi untuk perjalanan melalui gurun bahkan belum setengahnya kami jelajahi kemarin.Aku mengambil air dan sedikit meminumnya lalu pergi, airnya tak berbeda dengan air minum lainnya tapi yang ini lebih segar dari air minum yang biasanya.Di jalan aku memetik beberapa jamur yang ada di sekitar jalan, "hampir semua jenis jamur bisa dimakan dan hanya terdapat beberapa yang tidak bisa dimakan" itulah kata yang ada pada sampul belakang buku