Si Kurus yang telah tersadar dari pingsannya berteriak. Ia bangkit berdiri dan menatap Daniel dengan tajam. Di tangannya ada kampak kecil berwarna hitam dengan gagang berwarna biru.
“Kau bisa saja membunuh mereka, tapi tidak denganku, karena aku telah membangkitkan senjata jiwa!” Si Kurus berkata dengan percaya diri.“Senjata jiwa?” Daniel berkata dengan penasaran.“Ya berkat buku yang kau berikan aku telah membangkitkan senjata jiwa,” jawab Si Kurus, sambil memamerkan kampaknya.“Jadi, bersiaplah untuk mati!” sambung Si Kurus, sambil berjalan ke arah Daniel.DOR!Setelah berjalan dua langkah, Si Kurus malah terjatuh setelah pahanya tertembak oleh Deagle Daniel.Daniel yang sudah memegang pistolnya di tangan kiri berkata, “Diamlah atau aku akan menembak kepalamu!”“Ahhh ... sejak kapan kapan kau memiliki senjata jiwa?” kata Si Kurus, sambil menjerit kesakitan.“Senjata jiwa?” Daniel bergumam sambil menatap pistolnya.Daniel berjalan mendekati Si Kurus, lalu bertanya, “Di mana buku panduan senjata jiwa itu berada?”“Ahh, ada si saku celanaku, tapi kumohon jangan bunuh aku.” Si Kurus berkata sambil memohon.Walaupun Si Kurus sudah membangkitkan senjata jiwa, tetapi tetap saja tubuhnya belum terlatih. Terlihat ketika ia pingsan hanya karena satu tonjokan Daniel.Daniel mendekat. Saat dia satu langkah lagi, Si Kurus mengayunkan kampaknya, tetapi ... DOR! Terdengar suara letusan senjata api.Si Kurus tergeletak bersimbah darah dengan kepala berlubang.Daniel menekankan tombol magazine release untuk mengecek peluru yang tersisa. Sekarang dia hanya memiliki 5 peluru lagi.Daniel mendekat dan mencari di saku celana Si Kurus. Ia mendapatkan buku di saku celana sebelah kiri. Namun yang Daniel tidak sadari adalah tidak ada selongsong yang terjatuh. Dan tepat setelah ia menembak kepala Si Kurus, ada cahaya biru transparan yang masuk ke pistolnya.Daniel mendapatkan buku dan 5 koin perak di saku celana Si Kurus. Daniel membeli buku ini seharga 20 koin perak yang mana itu adalah hasil dari kerja serabutannya selama 3 tahun.(1 platinum =1000 koin emas 1 koin emas =100 koin perak 1 koin perak =100 koin tembaga)Ibu Daniel bekerja sebagai pelayan restoran dengan gaji 25 koin tembaga sehari. Itu artinya, jika dia bekerja fulltime selama satu tahun, maka dia hanya menghasilkan sekitar 90 koin perak. Sedangkan ibu Daniel tidak bekerja setiap hari. Ia bekerja ketika restoran sedang ramai, jadi untuk hidup sehari-hari tidak cukup sama sekali.Daniel memasukkan buku dan koin perak itu ke saku celananya.Si Botak bangun dan yang pertama ia lihat ketika itu adalah kepala Si Kurus yang bersimbah darah dan berlubang. Ia berteriak ketakutan, membuat Daniel melihat ke arahnya.Daniel hampir lupa dengan botak idiot ini. Untunglah dia diingatkan karena teriakan Si Botak.“Kau pembunuh!” teriak si botak dengan ekspresi ngeri. “Aku ... ak....“Sebelum Si Botak menyelesaikan kata-katanya, sebuah pisau menancap di kepalanya.“Berisik!” kata Daniel dengan tak acuh.Daniel berjalan keluar gang, sambil mencoba mengelap darah yang ada di tangan kanannya menggunakan baju dari salah satu mayat itu.Hari menjelang siang. Daniel terus berjalan. Bukan ke arah rumahnya, tetapi ia ingin pergi ke pasar yang cukup jauh dari situ.Ada kereta kuda yang bisa menjadi transportasi, tetapi Daniel memilih untuk berjalan. Selain ingin berolahraga, dia juga ingin melihat keadaan di jalanan.Pasar terletak di bagian luar, sehingga bangunan yang ada tidak terlalu kumuh. Daniel berjalan hampir satu jam. Setelah satu jam ia akhirnya sampai ke tempat tujuan.Daniel langsung berjalan ke toko daging. Ia ingin memakan daging karena tubuh Daniel sekarang terlalu kurus.Daniel membeli 1 kilogram daging seharga 50 tembaga. Entahlah daging apa yang ia beli, tetapi dari tekstur dan kualitas sama seperti daging sapi.Di dunia ini banyak monster yang bisa dimakan dagingnya, jadi tidak heran antara toko daging yang satu dan yang lainnya menjual daging yang berbeda dan harga yang berbeda juga.Setelah membeli daging, Daniel berjalan ke toko buku. Dia memilih buku yang ada di rak. Dia mengambil buku yang berjudul “Panduan Monster Common”, lalu ia membeli buku itu dengan harga 15 tembaga.Daniel berjalan keluar dari toko. Melihat ada bar, dia berjalan ke bar untuk membeli minum. Ia memesan satu gelas beer seharga 10 tembaga. Ia minum beer sambil istirahat di bar.Satu jam kemudian Daniel keluar dari bar. Dia memutuskan untuk naik kereta kuda. Kereta ini hanya dapat menampung enam orang dan harus membayar 10 tembaga per orang.Daniel duduk di kereta dengan tiga orang lainnya. Di kereta, Daniel mengeluarkan buku panduan untuk monster common. Ia membuka dan membacanya.Di dunia Aesir, monster terbagi menjadi beberapa class.1. Common2. Elite3. Rare4. Epic5. LegendarisMonster common adalah monster yang biasa diburu untuk dikonsumsi atau untuk kebutuhan lain. Seperti serigala yang biasa diburu untuk dimanfaatkan bulunya membuat pakaian. Selain bulu, daging serigala juga bisa dikonsumsi, tetapi dagingnya tidak enak dan berbau.Selain serigala ada juga domba, kelinci, tupai, singa, harimau.Tidak jauh dari kota ini ada hutan. Rencananya Daniel akan berburu di sana setelah ia membangkitkan senjata jiwanya. Selain untuk dijual, Daniel juga bisa memakan hasil buruannya.Daniel sangat membutuhkan daging dan uang. Ia membutuhkan daging untuk membentuk badannya supaya ideal. Sedangkan uang dia membutuhkannya untuk membangun usaha.Dulu ketika pertama membangun geng, Daniel menjual narkoba. Sedangkan sekarang Daniel tidak tahu apakah ada narkoba di dunia ini.Ia juga butuh uang untuk membeli rumah yang layak untuknya dan Ellena. Namun sebelum itu Daniel harus mencari cara agar mendapatkan bawahan yang setia. Dia merindukan bawahan setia, mereka membangun geng dari nol sampai bisa menguasai bawah tanah kota New York.30 menit berlalu.Karena kereta kuda tidak langsung ke rumah Daniel, ia turun di gang tempat dia membunuh berandalan. Ia berjalan ke rumah nya.Hari masih belum terlalu sore.Daniel berjalan sambil membawa sekantong daging di tangan kirinya. Beberapa saat kemudian ia sampai di rumahnya. Dia mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban dari dalam. Dia mencoba membuka pintu.Pintu terbuka dengan mudah yang berarti tidak dikunci. Dalam ingatan Daniel, ibunya selalu mengunci pintu dan sangat jarang pintu tidak terkunci.Daniel dengan cepat menarik Deagle-nya, lalu memegangnya di tangan kanan. Ia perlahan membuka pintu. Dia melangkah masuk dengan perlahan agar tidak menghasilkan suara.Namun ketika dia masuk, Daniel mendengar suara isak tangis dari dapur.Daniel lalu berjalan perlahan menuju dapur. Di dapur, terlihat seorang wanita sedang duduk di kursi, sambil menangis terisak- isak. Menyadari tidak ada bahaya, Daniel menyelipkan kembali Deagle-nya, lalu menaruh daging ke di atas meja. “Ibu ada apa?” Tanya Daniel, sambil berjalan ke arah Ellen. Mendengar suara Daniel, Ellena berusaha menghapus air matanya. Daniel mendekat dan langsung meraih tangan Ellena. Ellena tersentak kaget. Namun, sebelum dia menanggapi, Daniel menarik dirinya ke pelukan. “Tidak apa-apa, Bu, sudahku bilang sekarang aku yang akan menjagamu.” Kata Daniel, sambil memeluk ibunya. Menurut ingatan “Daniel.” Ibunya sering menangis di siang, bahkan malam hari, alasannya, karena tidak cukup makanan untuk mereka makan. Namun, “Daniel” yang idiot itu tidak pernah berusaha menenangkan ibunya, dan hanya berlagak seolah tidak tahu. Mendengar perkataan Daniel. Ellena malah semakin menangis, dia merasa tidak berguna sebagai seorang ibu. Ellena menangis di pundak Daniel
Di malam yang dingin. Dengan ditemani cahaya redup dari sebuah lilin kecil, Daniel duduk bersila sambil memejamkan matanya. Dengan tubuhnya yang diselimuti aura biru, Daniel berusaha untuk menyalurkan mana ke seluruh tubuhnya. Menyalurkan mana ke seluruh tubuh adalah tahap kedua untuk membangkitkan senjata jiwa. Tahap ini bertujuan agar tubuh beradaptasi dengan mana. Mana akan dialirkan melalui pembuluh darah, sehingga antara mana dan darah akan mengalir secara berdampingan. - Wajah Daniel tampak kesakitan, tangannya mengepal dengan kuat. Dengan darah yang menetes dari hidungnya, Daniel masih tetap fokus bermeditasi. Waktu berlalu. Dua jam kemudian Daniel membuka matanya. Rasa sakit dari tahap sebelumnya tidak membuat Daniel menyerah, sekarang setelah menyelesaikan tahap yang paling menyakitkan dia tampak lebih segar dan bugar. "Haaah… Kupikir tidak akan sesakit itu" Daniel menghela nafas sambil mengepalkan tangannya. "Jadi ini yang disebut mana? Sangat aneh rasanya, seperti a
Daniel menyipitkan matanya karena cahaya itu sangat terang, sedangkan mana Daniel masih tetap terserap ke dalam pistol dengan cukup deras. Beberapa saat kemudian, cahaya biru perlahan meredup. Pistol itu kini berwarna biru langit dengan sedikit warna putih di bagian pinggirnya. "Apakah pistol ini senjata jiwa?… Bukankah ini berarti aku sudah membangkitkan senjata jiwaku sejak awal?" Daniel bingung dan bertanya-tanya. " Jika aku sudah membangkitkan senjata jiwa sejak awal, bagaimana bisa senjata ini sama seperti pistol yang menembak kepala ku?" Tadinya dia tidak ingin repot-repot untuk memikirkan hal ini. Namun, dengan semua kejadian ini dia menjadi semakin ingin tahu apa yang menyebabkan dia bertransmigrasi. Daniel membuka kembali buku tentang senjata jiwa. Walaupun dia sudah membacanya berkali-kali, masih ada beberapa bagian yang ia lewati. "Nah ini dia… 'Masih belum diketahui bagaimana senjata jiwa bisa terbentuk. Namun menurut tebakkan beberapa orang yang meneliti senjata jiwa
Keesokan harinya. Di pagi hari ini, Daniel ingin berburu ke dalam hutan. Walaupun dulu dia tinggal di kota new York, Daniel memiliki hobi berburu sehingga ia sering pergi ke hutan atau padang rumput untuk berburu hewan. Tentu saja sekarang Daniel berburu bukan untuk bersenang-senang, tetapi dia ingin mencari uang untuk modal usahanya. - Setelah Tiga puluh menit perjalanan menggunakan kereta kuda, Daniel akhirnya sampai di tujuan. "Hutan ini seharusnya beriklim tropis, ada beberapa tanaman sangat mirip dengan di bumi" Gumam Daniel sambil menatap hutan di depannya. Daniel masuk ke dalam hutan dengan hati-hati. Setelah beberapa saat dia berjalan di dalam hutan, Daniel tidak menemukan binatang apapun. Hanya beberapa serangga kecil dan burung-burung yang terbang di antara dahan pohon yang tinggi. Dia beberapa kali menemukan jejak kaki hewan, menurut pengalamannya itu adalah jejak kaki babi hutan. Namun, yang dia tahu babi hutan akan meninggalkan banyak jejak karena mereka hidup be
Daniel masih duduk di tempatnya, ia terus memperhatikan pemuda sombong itu. Setelah tiga puluh menit, pemuda itu berjalan keluar dari bar. Daniel langsung berdiri dan berjalan mengikutinya. Pemuda itu tampak sangat bahagia, dengan senyum lebar di wajahnya. Setelah beberapa menit, tiba-tiba pemuda itu berbelok ke arah gang sempit. Daniel tetap mengikutinya masuk ke gang. Setelah sampai di ujung gang, pemuda itu berbalik dan berkata "Apa kau akan terus mengikutiku? ".Daniel tidak menjawab dia hanya tersenyum. "Jawab aku bangsattt, apa kau ingin mati" Kata si pemuda dengan nada tinggi. "Apa kau pernah membunuh sebelumnya?" Tanya Daniel dengan santai. "Hah?... Tidak sulit untuk membunuh tikus sepertimu" Jawab si pemuda. Sebuah pedang pendek tiba-tiba sudah ada di genggamannya. "Apa kau tau ini?" Tanya si pemuda sambil mengacungkan pedang pendeknya. "Bukankah itu hanya Mainan anak-anak " Jawab Daniel sedikit sarkasme. "Hahaha… Apa kau bodoh? Ini adalah senjata jiwaku, dan senj
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, dan matahari sebentar lagi akan tenggelam. "Arghhhh… " Daniel bangun dari tidurnya. Dengan wajah bingung, Daniel bangun dari tempat ia bersandar. Melihat langit yang sudah gelap, dia bergegas pergi setelah mengambil dua koin emas dari saku pemuda yang ia bunuh. Dia berjalan dengan penuh pertanyaan di benaknya, namun, sekarang dia hanya bisa menyimpan pertanyaan itu di dalam pikirannya. -Pagi hari di dalam hutan, dengan suara burung yang berkicau indah, dan suara serangga yang saling bersahut-sahutan. Daniel sedang menyusuri hutan lagi. Dia tidak ingin ingin menyia-nyiakan waktunya untuk memikirkan hal yang tidak perlu, menurut dia setiap detik sangat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah selalu menghargai waktu. "Jika aku tidak salah ini bekas cakaran harimau, jika ya maka daerah ini berbahaya" Gumam Daniel saat melihat guratan cakar di salah satu pohon. Daniel lalu pergi ke arah sebaliknya. Karena, guratan itu bisa jadi penand
Setelah berjalan cukup lama, Daniel akhirnya sampai di rumahnya. Dengan pakaian yang kotor, penuh bercak darah membuat Ellena khawatir. "Daniel apa kamu baik-baik saja?" Tanya Ellen saat Daniel masuk ke dalam rumah. "Aku baik-baik saja bu, ini darah dari binatang" Jawab Daniel sambil tersenyum. "Syukurlah, sekarang cepat mandi sebentar lagi kita akan makan malam" Kata Ellena sambil berjalan ke arah dapur. -Daniel berjalan ke kamar mandi. Setelah mandi Daniel bercermin sebentar, untuk melihat bekas lukanya. "Bahkan tidak ada bekas luka satupun, aku tidak tahu seberapa kuat kekuatan Monarch ini" Gumam Daniel sambil melihat tubuhnya."Mata dan taring ini adalah identitas seorang hemogrin, ras kuno yang pernah menguasai seluruh Benua Valoria" Kata Daniel sambil menatap cermin. "Daniel cepat mandinya, ayo kita makan" Teriak ibu Daniel dari dapur.- Setelah makan Daniel pergi ke kamarnya untuk bermeditasi, dia selalu melakukan meditasi setiap harinya. Karena itulah, Daniel sekarang
Pagi yang cerah di kota Moroszak. Dengan kicauan burung yang merdu dan suara hiruk-pikuk orang-orang yang beraktivitas. "Kapan kita akan berangkat Fred? " Tanya Daniel kepada pria di hadapannya. Fred yang sedang sarapan menjawab, "Dua jam lagi kita berangkat. Namun, ada tambahan beberapa orang yang ikut rombongan kita" "Siapa mereka Fred?" Tanya Daniel penasaran. "Aku tidak tahu pasti siapa mereka, tetapi yang pasti mereka adalah bangsawan" Bisik Fred. "Bangsawan?" Gumam Daniel bingung. -Waktu berlalu, Daniel dan Fred sudah berkumpul bersama yang lain di depan gerbang kota. Daniel yang sedang merapikan pedang dan pakaiannya sambil melihat ke gerbang kota. Perlahan konvoi kereta kuda keluar dari kota. Namun, ada gerbong mewah di tengah-tengah konvoi. Selain itu, ada 10 pengawal dengan kuda perang yang mengapit gerbong kereta kuda tersebut.Karena Daniel bertugas di belakang konvoi, membuatnya tidak tahu siapa yang ada di dalam gerbong itu. - Seperti perjalanan sebelumnya, Da
Bisnis Daniel di mulai. Beberapa toko di renovasi dan beberapa diubah sesuai keinginan Daniel. Walaupun dia sekarang hanya akan fokus pada bar dan toko kebutuhan sehari-hari, Daniel tetap akan terus memperluas bisnisnya. Kedua jenis ini tidak memberi banyak keuntungan. Namun, Daniel memiliki prinsip, kalau sesuatu yang besar berawal dari yang kecil. Sekarang dia tidak bisa melompati anak tangga, yang hanya bisa dia lakukan adalah menikmati prosesnya. - Dia juga dibantu oleh Sebastian yang memiliki pengalaman dalam berbisnis. Daniel memerintahkan Sebastian untuk menjalin kembali koneksi kepada orang-orang penting di kota. Seperti kapten penjaga kota atau pengusaha yang ada di kota Aretha. Memasuki lingkaran bangsawan tidak semudah seperti kelihatannya, karena itulah Daniel mencoba untuk menyambungkan koneksinya dari bawah. -"Bagaimana perkembangannya Sebas?" Tanya Daniel sambil membalikkan dokumen di meja. "Semua berjalan dengan baik master. Charles telah mengatasi semua hal ya
Dua bulan kemudian. Di malam hari yang dingin, ditemani dengan suara rintikan hujan. Daniel sedang duduk bersila, bermeditasi di kamarnya. Dia tidak pernah melewatkan meditasinya, ia selalu menyempatkan waktu untuk meditasi. Selain itu, Daniel selalu berlatih menggunakan kekuatannya. - Clang!.. Daniel mendengar suara pecahan kaca di benaknya. Tiba-tiba dia merasakan kekuatannya bertambah puluhan kali lipat. Mana mengamuk di sekitar tubuhnya. Namun, itu tidak berlangsung lama, sebelum menjadi tenang kembali. Dia perlahan membuka matanya. Tatapan Daniel menjadi lebih tajam, dengan pupil berwarna hitam, membuatnya tampak indah sekaligus menakutkan. "Apakah ini kekuatan tier 20? Rasanya sangat luar biasa" Gumam Daniel dengan takjub. Shwoosh.. Daniel tiba-tiba berubah menjadi kabut hitam lalu menghilang dari kamar. Dia tiba-tiba berpindah ke halaman belakang. "Hahaha.. Ini skill kedua yang kudapatkan dari heart of monarch.""Yah, dengan skill ini cakarku mungkin menjadi lebih berg
Di Malam hari yang dingin. Kesunyian menyelimuti Kota Aretha, karena jam malam diberlakukan untuk menghindari kejadian seperti kemarin. Suara langkah kaki memecah keheningan. Samar-samar terlihat tiga siluet yang berjalan di du kesunyian malam. Mereka berjalan masuk ke sebuah villa mewah. Di sana sudah ada Charles yang sedang menunggu di teras. "Kenapa kau sangat lama?" Tanya Charles. "Penjagaan kota sangat ketat, kami harus menunggu sampai para penjaga berhenti berpatroli" Jawab Daniel sambil membuka jubahnya. "Bagaimana? Apa mereka semua di sana?" Tambahnya. "Ya, mereka semua di sana, menunggu" Sahut Charles. "Kalau begitu, ayo. Aku ingin melihat seperti apa mereka" Ujar Daniel sambil tersenyum. -Sedangkan di ruang bawah tanah villa, terdapat sebelas orang yang sedang saling mengobrol. Meskipun ruangan ini berada di bawah tanah, interiornya sangat mewah, dengan hidangan enak disajikan di atas meja."Kemana dia pergi? Tidak, yang lebih penting, apa yang kita lakukan di sini?"
Tak lama pagi pun datang. Matahari menyinari dunia dengan hangat. Namun, pagi itu tidak seperti biasanya, orang-orang membicarakan tentang ledakan yang mereka dengan tadi malam. Seluruh kota menjadi gempar, ketika mereka tahu bahwa dentuman itu berasal dari mansion Viper yang sekarang hampir rata dengan tanah. Sedangkan geng Viper sekarang di ambang kehancuran. Karena, setelah semua anggota inti geng tahu tahu tentang kematian Viper, mereka menyerang geng beruang dengan membabi buta. Serangan ini membuat kedua belah geng hancur, pemerintah kota langsung memerintahkan penjaga kota untuk menstabilkan keadaan. -"Apa yang terjadi paman Luis?" Tanya Brian pada Luis yang baru masuk ruangan. "Tuan, Viper telah mati. Mayatnya sudah dikonfirmasi oleh penjaga kota" Sahut Luis. Brian terdiam sesaat, "Bagaimana dengan geng viper?" "Geng Viper hancur, tuan. Sedangkan kekuatan kita menurun drastis. Selain itu kekacauan menyebabkan Baron Hendrick tidak puas, saat ini ia meminta penjelasan d
Di tengah kegelapan malam. Tiga orang dengan jubah hitam, menyusup ke dalam sebuah mansion. "Lakukan dengan cepat" Bisik salah penyusup itu. Dhass.. Dhass.. Dhass.. Terdengar suara tembakkan dengan suppressor. Seketika tiga penjaga mansion mati dengan lubang peluru di kepalanya. "Richard pergi ke pintu belakang, Julius ikut denganku!" Mendengar hal itu, Richard langsung berlari ke pintu belakang. Dengan latihan yang intens, ketangkasan Richard berkembang secara signifikan. Setelah Richard pergi, Daniel dan Julius menyerbu pintu depan. Brakkk… "Penyusup!" Teriak penjaga di dalam mansion. Shrakk.. Pedagang Julius langsung menebas tenggorokan penjaga itu. Tak.. Tak.. Tak.. Suara langkah kaki berdatangan ke arah pintu depan. Daniel bergerak cepat ke depan, lalu meninju perut seorang penjaga dengan keras. Sebelum penjaga itu akan terpental, Daniel menarik lehernya dan membanting kepalanya ke lantai. Sedangkan Richard, bertarung dengan tiga orang penjaga di halaman belakang. Dia mem
Setelah saat itu pertarungan jalanan menjadi lebih sering terjadi. Mayat bergelimpangan, potongan tubuh berserakan di jalanan. Jika ada yang bertanya 'Di mana pemerintah kota?', tentu saja mereka ada. Mereka ada untuk menonton siapa yang akan menjadi pemenang. -"Bubar, tinggalkan tempat ini!" Seorang pria dengan tato ular kobra di lehernya, berteriak untuk membubarkan orang yang sedang berkerumun. Seketika orang-orang itu bubar, tidak ada yang mau berurusan dengan para penjahat ini. Di sana terlihat sebuah gerobak yang berisi potongan tubuh manusia. Di atasnya ada kertas bertuliskan 'Viper bersiaplah, aku akan datang untuk kepalamu'. "Sial!" Umpat pria itu. "Bereskan ini, jangan sampai menimbulkan masalah!" Lalu dia berjalan pergi. Beberapa anak buahnya membereskan semua potongan tubuh yang ada di gerobak. Ini salah satu kewajiban yang harus mereka lakukan, kedua belah pihak sepakat untuk membereskan mayat dari anggotanya. Agar tidak menimbulkan masalah seperti wabah penyakit.
Di sebuah ruangan mewah, seorang pria kekar sedang menatap keluar jendela. "Tok.. Tok.. Tok.." Suara pintu diketuk dari luar. Tanpa jawaban dari pria itu, pintu tiba-tiba terbuka. Seorang pria tua dengan janggut lebat dan berpakaian seperti pelayan, masuk ke dalam. "Tuan, Baron Hendrick memiliki pesan untukmu." Pria tua itu langsung mengambil surat di sakunya lalu membacakannya, "Brian, perkembangan kita terlalu lambat. Keadaan politik kota semakin memburuk. Jika kau tidak segera mengambil tindakan, sudah dipastikan kita akan kalah."Pria bernama Brian itu berbalik. Terlihat tato ular dengan tiga kepala di lehernya, "Bagaimana menurutmu paman Luis?""Meskipun Baron Hendrick sekarang menjabat sebagai jendral tentara, tidak membuat kekuasaannya di militer lebih tinggi dari Baron Gerwyn. Membuat posisi Baron Hendrick tidak stabil, itu juga akan mempengaruhi keadaan organisasi kita" Jawab Luis. Brian tidak takut untuk perang. Hanya saja dia takut perang ini tidak membawa keuntungan un
Hari sudah menjelang sore. Daniel berjalan masuk ke sebuah rumah sederhana.Daniel masuk dan duduk di ruang tamu. Tak lama seorang pria tua menghampiri Daniel. Pria tua ini berumur sekitar lima puluh tahunan jika dilihat secara seksama. "Salam master" Pria tua itu menundukkan kepalanya. "Bagaimana kabarmu Sebastian?" Tanya Daniel. "Aku baik tuan, luka dalam di tubuhku perlahan membaik" Jawab Sebastian dengan hormat. "Itu bagus. Terus perbaiki kultivasimu, agar darahku bisa menyembuhkan lukamu" Ujar Daniel. "Baik master, aku akan berusaha sebaik mungkin" Sahut Sebastian. Dua bulan lalu, Daniel membeli Sebastian di pasar budak. Saat itu ia hanya seorang pria tua kurus yang tampak akan mati kapan saja. "Charles menerima tawarannya, mungkin rencana kita akan segera dimulai" Mendengar perkataan Daniel, mata Sebastian langsung dipenuhi amarah dan dendam. Dengan tatap tajam Daniel berkata, "Jangan khawatir, tak akan lama lagi kita akan bermain dengan para penguasa itu." Sebastian ad
Beberapa hari kemudian. Daniel berjalan masuk ke dalam sebuah hotel mewah. Dengan menggunakan jas mewah dan tubuh yang atletis membuatnya tampak seperti bangsawan muda. Dengan suasana yang mewah, membuat hotel ini sangat eksklusif bagi para pengusaha untuk sekedar bersantai. "Selamat datang tuan!" Sambut pelayan yang cantik. "Apa ada yang bisa saya bantu" Lanjutnya. "Antarkan aku ke loungenya" Jawab Daniel. Pelayan itu mengangguk, "Mari lewat sini tuan".Lalu Daniel berjalan mengikuti pelayan itu. Lounge hotel ini tidak terlalu besar. Dengan hanya beberapa orang yang sedang mengobrol dengan pasangan mereka, membuat tempat ini sangat nyaman untuk menikmati sebuah makanan. Daniel lantas duduk dan memesan makanan. Tak lama pesanan Daniel datang. Sebuah steak medium rare yang sangat menggugah selera. -Daniel menikmati makannya sambil memperhatikan pria paruh baya yang sedang duduk sendiri. Ia tampak kebingungan, terlihat ketika dia menenggak wine seperti orang yang sedang kehausan.