Daniel masih duduk di tempatnya, ia terus memperhatikan pemuda sombong itu.
Setelah tiga puluh menit, pemuda itu berjalan keluar dari bar. Daniel langsung berdiri dan berjalan mengikutinya.Pemuda itu tampak sangat bahagia, dengan senyum lebar di wajahnya.Setelah beberapa menit, tiba-tiba pemuda itu berbelok ke arah gang sempit. Daniel tetap mengikutinya masuk ke gang.Setelah sampai di ujung gang, pemuda itu berbalik dan berkata "Apa kau akan terus mengikutiku? ".Daniel tidak menjawab dia hanya tersenyum."Jawab aku bangsattt, apa kau ingin mati" Kata si pemuda dengan nada tinggi."Apa kau pernah membunuh sebelumnya?" Tanya Daniel dengan santai."Hah?... Tidak sulit untuk membunuh tikus sepertimu" Jawab si pemuda.Sebuah pedang pendek tiba-tiba sudah ada di genggamannya."Apa kau tau ini?" Tanya si pemuda sambil mengacungkan pedang pendeknya."Bukankah itu hanya Mainan anak-anak " Jawab Daniel sedikit sarkasme."Hahaha… Apa kau bodoh? Ini adalah senjata jiwaku, dan senjata ini juga ya akan memotong lehermu" Kata pemuda itu dengan sombong.Dia berjalan perlahan ke arah Daniel, sambil memamerkan pedang pendeknya."Apa kau takut sekarang?" Tanya si pemuda sambil menyeringai."Kenapa aku harus takut?" Dor.. Dor… Dor… Daniel langsung menembakkan tiga proyektil ke kaki kanannya."Arghhhh" Pemuda itu jatuh tersungkur dengan kaki kanan yang hampir putus."Aku melihat banyak pemuda sepertimu dulu, dan semuanya berakhir sama" Kata Daniel dengan sedikit nostalgia."Faktanya aku juga sepertimu dulu. Hanya saja aku selalu mendengarkan nasihat orang lain. Dan orang tua itu benar, kesombongan yang akan membunuhmu" Dor.. Dor.. Dor.. Tiga proyektil lagi melesat ke kepala si pemuda.Bau amis darah memenuhi seluruh lorong gang. Tiba-tiba bau darah membuat kepala Daniel pusing.Sebelumnya dia tidak ada masalah dengan bau darah. Namun, saat ini bau darah sangat memabukkan sehingga membuat kepalanya pusing.Daniel duduk bersandar ke dinding gang. Dengan jantungnya berdetak sangat cepat, keringat membasahi seluruh tubuhnya.Daniel merasa lelah dan mengantuk, ia menyandarkan kepalanya ke dinding lalu tertidur.-Di dalam alam bawah sadar Daniel, dia sedang di sebuah ruangan mewah. Ruangan dengan interior mirip dengan istana pada abad pertengahan.Di ruangan itu hanya ada seorang pria dengan rambut putih panjang yang sedang menulis di meja kerjanya.Wajah pria itu sangat tampan, dengan hidung yang mancung, dan kulit yang putih bersih membuatnya sangat mempesona.Daniel tidak dapat menggerakkan seluruh badannya, bahkan tidak bisa menyentuh apapun."Tok…Tok…Tok…" Terdengar ketukan datang dari pintu."Masuk… " Kata pria itu.Pintu terbuka, dan seorang pria paruh baya dengan janggut lebat di dagunya. Yang sangat menarik perhatian adalah, seragam militer lengkap dengan enam bintang di pundaknya."Yang Mulia kaisar " Pria paruh baya menundukkan kepalanya dan memberi hormat."Ada apa Jenderal Armas?" Tanya kaisar."Yang Mulia, koalisi tiba-tiba memobilisasi seluruh pasukannya di timur. Mereka memobilisasi 200.000 tentaranya" Jawab Jenderal Armas.Sang kaisar terdiam, ada sedikit kekhawatiran di wajahnya."Bagaimana keadaan tentara kita" Tanya kaisar."Tentara kita sepenuhnya siap, mereka siap berkorban demi Kekaisaran Yang Mulia" Jawab sang jenderal."Siapkan semuanya, kita akan segera berperang" Kata kaisar dengan tegas."Tentu Yang Mulia"-Scene berpindah, sekarang Daniel melihat ratusan ribu tentara dengan armor merah darah memenuhi padang rumput yang luas."Genderang perang telah berbunyi. Koalisi telah menyatakan perang kepada kita, mereka memerintahkan tentaranya untuk membawa kehancuran bagi Kekaisaran.Prajuritku yang kuat dan berani, musuh telah mengangkat senjatanya untuk mengambil tanah dan harta kita.Mereka ingin menghancurkan tanah air kita, mereka ingin merampas kebahagiaan kita, mereka ingin menodai kehormatan kita.Akan tetapi, mereka lupa bahwa kita adalah pejuang. Kita adalah petarung, kita adalah pelindung Kekaisaran yang agung.Aku Valorius Arundel Kaisar ke sembilan Kekaisaran Valor, aku bersumpah tidak akan mundur sejengkal pun untuk melindungi rakyat dan tanah airku.AKU SIAP MATI UNTUK TANAH KEKAISARAN DAN UNTUK KEHORMATAN LELUHURKU""HIDUP YANG MULIA KAISAR" Seruan datang dari Jenderal Armas yang diikuti oleh seluruh pasukan, membuat dunia gemetar mendengar seruan itu.-Scene berpindah lagi, sekarang Daniel melihat medan perang yang kacau. Mayat dimana-mana, dan darah menggenang.Ternyata ini adalah pertarungan terakhir. Di langit, Kaisar Valorius bertarung dengan gagah berani dengan sekelompok orang.Mereka memiliki 5 orang dengan dua diantaranya adalah seorang wanita. Kaisar Valorius bertarung dengan brutal, tangan kanannya yang berubah menjadi cakar dan armor merah darah yang membuat dia seperti dewa yang turun ke bumi.Daniel terus menonton mereka bertarung, dadanya seperti terbakar api yang menggebu. Seolah-olah dia ada dalam bagian pertarungan itu.-Pertarungan berlangsung sangat lama, Kaisar Valorius telah membunuh dua musuhnya. Namun, sepertinya dia tidak lagi memiliki cukup tenaga untuk melanjutkan pertarungan.Seorang assasin tiba-tiba muncul di belakang punggung kaisar, dia dengan cepat menusukkan belatinya ke punggung yang langsung menembus jantung kaisar.Seketika Kaisar Valorius muntah darah, dia hanya bisa jatuh tertunduk ke tanah."Sudah cukup Valorius, kau akan mati sekarang" Kata seorang ksatria di depan kaisar.Kaisar Valorius memalingkan wajahnya tepat menghadap Daniel."Bangkitkan kembali ras kami, ambil kembali kehormatan untuk ras dan untuk leluhur kami. Kau sekarang adalah seorang Monarch" Suara Kaisar Valorius menggema di benak Daniel.Lalu semuanya menjadi hitam, Daniel pingsan untuk kedua kalinya.Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, dan matahari sebentar lagi akan tenggelam. "Arghhhh… " Daniel bangun dari tidurnya. Dengan wajah bingung, Daniel bangun dari tempat ia bersandar. Melihat langit yang sudah gelap, dia bergegas pergi setelah mengambil dua koin emas dari saku pemuda yang ia bunuh. Dia berjalan dengan penuh pertanyaan di benaknya, namun, sekarang dia hanya bisa menyimpan pertanyaan itu di dalam pikirannya. -Pagi hari di dalam hutan, dengan suara burung yang berkicau indah, dan suara serangga yang saling bersahut-sahutan. Daniel sedang menyusuri hutan lagi. Dia tidak ingin ingin menyia-nyiakan waktunya untuk memikirkan hal yang tidak perlu, menurut dia setiap detik sangat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah selalu menghargai waktu. "Jika aku tidak salah ini bekas cakaran harimau, jika ya maka daerah ini berbahaya" Gumam Daniel saat melihat guratan cakar di salah satu pohon. Daniel lalu pergi ke arah sebaliknya. Karena, guratan itu bisa jadi penand
Setelah berjalan cukup lama, Daniel akhirnya sampai di rumahnya. Dengan pakaian yang kotor, penuh bercak darah membuat Ellena khawatir. "Daniel apa kamu baik-baik saja?" Tanya Ellen saat Daniel masuk ke dalam rumah. "Aku baik-baik saja bu, ini darah dari binatang" Jawab Daniel sambil tersenyum. "Syukurlah, sekarang cepat mandi sebentar lagi kita akan makan malam" Kata Ellena sambil berjalan ke arah dapur. -Daniel berjalan ke kamar mandi. Setelah mandi Daniel bercermin sebentar, untuk melihat bekas lukanya. "Bahkan tidak ada bekas luka satupun, aku tidak tahu seberapa kuat kekuatan Monarch ini" Gumam Daniel sambil melihat tubuhnya."Mata dan taring ini adalah identitas seorang hemogrin, ras kuno yang pernah menguasai seluruh Benua Valoria" Kata Daniel sambil menatap cermin. "Daniel cepat mandinya, ayo kita makan" Teriak ibu Daniel dari dapur.- Setelah makan Daniel pergi ke kamarnya untuk bermeditasi, dia selalu melakukan meditasi setiap harinya. Karena itulah, Daniel sekarang
Pagi yang cerah di kota Moroszak. Dengan kicauan burung yang merdu dan suara hiruk-pikuk orang-orang yang beraktivitas. "Kapan kita akan berangkat Fred? " Tanya Daniel kepada pria di hadapannya. Fred yang sedang sarapan menjawab, "Dua jam lagi kita berangkat. Namun, ada tambahan beberapa orang yang ikut rombongan kita" "Siapa mereka Fred?" Tanya Daniel penasaran. "Aku tidak tahu pasti siapa mereka, tetapi yang pasti mereka adalah bangsawan" Bisik Fred. "Bangsawan?" Gumam Daniel bingung. -Waktu berlalu, Daniel dan Fred sudah berkumpul bersama yang lain di depan gerbang kota. Daniel yang sedang merapikan pedang dan pakaiannya sambil melihat ke gerbang kota. Perlahan konvoi kereta kuda keluar dari kota. Namun, ada gerbong mewah di tengah-tengah konvoi. Selain itu, ada 10 pengawal dengan kuda perang yang mengapit gerbong kereta kuda tersebut.Karena Daniel bertugas di belakang konvoi, membuatnya tidak tahu siapa yang ada di dalam gerbong itu. - Seperti perjalanan sebelumnya, Da
Di malam yang dingin, dengan suara serangga malam yang menemani kesunyian. Daniel duduk bersila sambil memejamkan matanya. Dengan dua inti mana monster di kedua tangannya dan beberapa ramuan yang ada di sekitar tubuhnya.Tiba-tiba…Bussshh… Aura merah keluar dari tubuh Daniel. Aura itu berkobar seperti api yang siap membakar apapun. -Di dalam alam bawah sadar Daniel, dia sedang berdiri di sebuah pantheon sambil menatap dua belas makam yang mewah dan agung. Di setiap makannya, ada patung yang menggambarkan sosok dari sang almarhum."Mereka adalah dua belas leluhur agung kami" Tiba-tiba suara datang dari arah belakang Daniel. Daniel membalikkan tubuhnya dan melihat siapa yang berbicara. "Dua belas leluhur agung sangat berjasa bagi kami para hemogrin. Karena merekalah, ras hemogrin menjadi hegemoni dunia" Lanjutnya.Melihat siapa yang berbicara Daniel langsung berlutut dan menyapa, "Salam Kaisar suci Valorius"Sambil tersenyum sang kaisar berkata, "Ini salah satu keunikan ras kita, s
Seorang pria tua berjubah putih dengan lambang pohon ek di dadanya, sedang memeriksa seorang wanita yang terbaring lemah di ranjang. Dia terus menggelengkan kepalanya ketika memeriksa keadaan wanita itu. Seorang pria tua dengan badan tegap dan perkasa menghampiri masuk ke dalam kamar. "Master Arvik, bagaimana keadaan cucuku." Tangan Master Arvik masih terus memancarkan mana ke dalam tubuh Alicia. "Edwin temanku, keadaan cucumu cukup parah. Kerusakan pada aliran mana sangat sulit disembuhkan." "Namun Edwin, inti mana cucumu tidak hancur. Hanya kerusakan yang tampaknya dapat diobati, namun inti mananya tidak berfungsi seolah-olah tertidur" Ujar Master Arvik sambil menatap Baron Edwin dengan bingung. "Bagaimana itu bisa terjadi? Jika saluran mana rusak parah, mungkin inti mana akan hancur bukan?" Kebingungan juga terdapat di wajah Baron Edwin. "Entahlah Edwin, ada energi asing yang terus menerus mengalir di inti mana Alicia. Energi itulah yang membuat inti mananya tetap dalam keada
Di dalam hutan, Daniel dan kedua pemuda itu sedang beristirahat di bawah sebuah pohon. Melihat Daniel yang sedang bersandar di pohon, Julius tak tahan ingin bertanya. "Tuan, bagaimana cara agar kuat sepertimu?" "Menjadi kuat? Ada banyak cara untuk menjadi kuat, salah satunya membangkitkan senjata jiwa" Sahut Daniel. "Senjata jiwa? Apa itu senjata yang kau gunakan tuan?" Tanya Richard penasaran. "Ya, ini senjata jiwa" Jawab Daniel sambil memperlihatkan pistolnya. Kedua pemuda itu terpersona dengan pistol Daniel. Dengan rasa penasaran Julius bertanya,"Bagaimana cara membangkitkannya?" "Tidak sulit untuk membangkitakan senjata jiwa. Yang menjabat masalah apakah kalian memenuhi persyaratannya atau tidak" Jawab Daniel. "Kami akan berusaha sebaik mungkin, Tuan" Sahut mereka berdua. Mendengar hal itu, Daniel mengangguk. "Kalau begitu kita pergi dari sini sebelum sore hari"Setelah membereskan hewan buruannya, mereka pergi dari hutan. Julius dan Richard memiliki tekad yang kuat dan ke
Di pagi hari yang cerah, dengan suara kicauan burung-burung yang sangat merdu menambah kesegaran di pagi hari ini. Waaarghh… Auman binatang terdengar sangat keras. Membuat burung-burung berterbangan. Duarr… Seekor beruang besar mengeluarkan bola api dari mulutnya, yang menghantam sebuah pohon.Pohon itu seketika langsung tumbang, ke arah Daniel. "Huft, hampir saja" Daniel beruntung bisa menghindari area ledakannya. "Julius serang punggungnya!" Perintah Daniel. "Baik, master" Sahut Julius. Julius bergerak dengan cepat, maju ke arah beruang besar itu. Ia mendekat ke arah punggung si beruang. "Richard, terus alihkan perhatiannya!" Daniel berteriak kepada Richard, yang sedang menahan serangan cakar si beruang. Dengan cakarnya yang menyala oleh api, beruang terus mencoba mencabik Richard. Julius berlari mengitari punggung si beruang dan melompat untuk menebas bagian tengkuknya. "MATI KAU BANGSAATTT" ..PLAKKK… "AH SHIT" Sayang sekali, beruang itu berbalik dan menampar Julius hingga t
Beberapa hari kemudian. Daniel berjalan masuk ke dalam sebuah hotel mewah. Dengan menggunakan jas mewah dan tubuh yang atletis membuatnya tampak seperti bangsawan muda. Dengan suasana yang mewah, membuat hotel ini sangat eksklusif bagi para pengusaha untuk sekedar bersantai. "Selamat datang tuan!" Sambut pelayan yang cantik. "Apa ada yang bisa saya bantu" Lanjutnya. "Antarkan aku ke loungenya" Jawab Daniel. Pelayan itu mengangguk, "Mari lewat sini tuan".Lalu Daniel berjalan mengikuti pelayan itu. Lounge hotel ini tidak terlalu besar. Dengan hanya beberapa orang yang sedang mengobrol dengan pasangan mereka, membuat tempat ini sangat nyaman untuk menikmati sebuah makanan. Daniel lantas duduk dan memesan makanan. Tak lama pesanan Daniel datang. Sebuah steak medium rare yang sangat menggugah selera. -Daniel menikmati makannya sambil memperhatikan pria paruh baya yang sedang duduk sendiri. Ia tampak kebingungan, terlihat ketika dia menenggak wine seperti orang yang sedang kehausan.
Bisnis Daniel di mulai. Beberapa toko di renovasi dan beberapa diubah sesuai keinginan Daniel. Walaupun dia sekarang hanya akan fokus pada bar dan toko kebutuhan sehari-hari, Daniel tetap akan terus memperluas bisnisnya. Kedua jenis ini tidak memberi banyak keuntungan. Namun, Daniel memiliki prinsip, kalau sesuatu yang besar berawal dari yang kecil. Sekarang dia tidak bisa melompati anak tangga, yang hanya bisa dia lakukan adalah menikmati prosesnya. - Dia juga dibantu oleh Sebastian yang memiliki pengalaman dalam berbisnis. Daniel memerintahkan Sebastian untuk menjalin kembali koneksi kepada orang-orang penting di kota. Seperti kapten penjaga kota atau pengusaha yang ada di kota Aretha. Memasuki lingkaran bangsawan tidak semudah seperti kelihatannya, karena itulah Daniel mencoba untuk menyambungkan koneksinya dari bawah. -"Bagaimana perkembangannya Sebas?" Tanya Daniel sambil membalikkan dokumen di meja. "Semua berjalan dengan baik master. Charles telah mengatasi semua hal ya
Dua bulan kemudian. Di malam hari yang dingin, ditemani dengan suara rintikan hujan. Daniel sedang duduk bersila, bermeditasi di kamarnya. Dia tidak pernah melewatkan meditasinya, ia selalu menyempatkan waktu untuk meditasi. Selain itu, Daniel selalu berlatih menggunakan kekuatannya. - Clang!.. Daniel mendengar suara pecahan kaca di benaknya. Tiba-tiba dia merasakan kekuatannya bertambah puluhan kali lipat. Mana mengamuk di sekitar tubuhnya. Namun, itu tidak berlangsung lama, sebelum menjadi tenang kembali. Dia perlahan membuka matanya. Tatapan Daniel menjadi lebih tajam, dengan pupil berwarna hitam, membuatnya tampak indah sekaligus menakutkan. "Apakah ini kekuatan tier 20? Rasanya sangat luar biasa" Gumam Daniel dengan takjub. Shwoosh.. Daniel tiba-tiba berubah menjadi kabut hitam lalu menghilang dari kamar. Dia tiba-tiba berpindah ke halaman belakang. "Hahaha.. Ini skill kedua yang kudapatkan dari heart of monarch.""Yah, dengan skill ini cakarku mungkin menjadi lebih berg
Di Malam hari yang dingin. Kesunyian menyelimuti Kota Aretha, karena jam malam diberlakukan untuk menghindari kejadian seperti kemarin. Suara langkah kaki memecah keheningan. Samar-samar terlihat tiga siluet yang berjalan di du kesunyian malam. Mereka berjalan masuk ke sebuah villa mewah. Di sana sudah ada Charles yang sedang menunggu di teras. "Kenapa kau sangat lama?" Tanya Charles. "Penjagaan kota sangat ketat, kami harus menunggu sampai para penjaga berhenti berpatroli" Jawab Daniel sambil membuka jubahnya. "Bagaimana? Apa mereka semua di sana?" Tambahnya. "Ya, mereka semua di sana, menunggu" Sahut Charles. "Kalau begitu, ayo. Aku ingin melihat seperti apa mereka" Ujar Daniel sambil tersenyum. -Sedangkan di ruang bawah tanah villa, terdapat sebelas orang yang sedang saling mengobrol. Meskipun ruangan ini berada di bawah tanah, interiornya sangat mewah, dengan hidangan enak disajikan di atas meja."Kemana dia pergi? Tidak, yang lebih penting, apa yang kita lakukan di sini?"
Tak lama pagi pun datang. Matahari menyinari dunia dengan hangat. Namun, pagi itu tidak seperti biasanya, orang-orang membicarakan tentang ledakan yang mereka dengan tadi malam. Seluruh kota menjadi gempar, ketika mereka tahu bahwa dentuman itu berasal dari mansion Viper yang sekarang hampir rata dengan tanah. Sedangkan geng Viper sekarang di ambang kehancuran. Karena, setelah semua anggota inti geng tahu tahu tentang kematian Viper, mereka menyerang geng beruang dengan membabi buta. Serangan ini membuat kedua belah geng hancur, pemerintah kota langsung memerintahkan penjaga kota untuk menstabilkan keadaan. -"Apa yang terjadi paman Luis?" Tanya Brian pada Luis yang baru masuk ruangan. "Tuan, Viper telah mati. Mayatnya sudah dikonfirmasi oleh penjaga kota" Sahut Luis. Brian terdiam sesaat, "Bagaimana dengan geng viper?" "Geng Viper hancur, tuan. Sedangkan kekuatan kita menurun drastis. Selain itu kekacauan menyebabkan Baron Hendrick tidak puas, saat ini ia meminta penjelasan d
Di tengah kegelapan malam. Tiga orang dengan jubah hitam, menyusup ke dalam sebuah mansion. "Lakukan dengan cepat" Bisik salah penyusup itu. Dhass.. Dhass.. Dhass.. Terdengar suara tembakkan dengan suppressor. Seketika tiga penjaga mansion mati dengan lubang peluru di kepalanya. "Richard pergi ke pintu belakang, Julius ikut denganku!" Mendengar hal itu, Richard langsung berlari ke pintu belakang. Dengan latihan yang intens, ketangkasan Richard berkembang secara signifikan. Setelah Richard pergi, Daniel dan Julius menyerbu pintu depan. Brakkk… "Penyusup!" Teriak penjaga di dalam mansion. Shrakk.. Pedagang Julius langsung menebas tenggorokan penjaga itu. Tak.. Tak.. Tak.. Suara langkah kaki berdatangan ke arah pintu depan. Daniel bergerak cepat ke depan, lalu meninju perut seorang penjaga dengan keras. Sebelum penjaga itu akan terpental, Daniel menarik lehernya dan membanting kepalanya ke lantai. Sedangkan Richard, bertarung dengan tiga orang penjaga di halaman belakang. Dia mem
Setelah saat itu pertarungan jalanan menjadi lebih sering terjadi. Mayat bergelimpangan, potongan tubuh berserakan di jalanan. Jika ada yang bertanya 'Di mana pemerintah kota?', tentu saja mereka ada. Mereka ada untuk menonton siapa yang akan menjadi pemenang. -"Bubar, tinggalkan tempat ini!" Seorang pria dengan tato ular kobra di lehernya, berteriak untuk membubarkan orang yang sedang berkerumun. Seketika orang-orang itu bubar, tidak ada yang mau berurusan dengan para penjahat ini. Di sana terlihat sebuah gerobak yang berisi potongan tubuh manusia. Di atasnya ada kertas bertuliskan 'Viper bersiaplah, aku akan datang untuk kepalamu'. "Sial!" Umpat pria itu. "Bereskan ini, jangan sampai menimbulkan masalah!" Lalu dia berjalan pergi. Beberapa anak buahnya membereskan semua potongan tubuh yang ada di gerobak. Ini salah satu kewajiban yang harus mereka lakukan, kedua belah pihak sepakat untuk membereskan mayat dari anggotanya. Agar tidak menimbulkan masalah seperti wabah penyakit.
Di sebuah ruangan mewah, seorang pria kekar sedang menatap keluar jendela. "Tok.. Tok.. Tok.." Suara pintu diketuk dari luar. Tanpa jawaban dari pria itu, pintu tiba-tiba terbuka. Seorang pria tua dengan janggut lebat dan berpakaian seperti pelayan, masuk ke dalam. "Tuan, Baron Hendrick memiliki pesan untukmu." Pria tua itu langsung mengambil surat di sakunya lalu membacakannya, "Brian, perkembangan kita terlalu lambat. Keadaan politik kota semakin memburuk. Jika kau tidak segera mengambil tindakan, sudah dipastikan kita akan kalah."Pria bernama Brian itu berbalik. Terlihat tato ular dengan tiga kepala di lehernya, "Bagaimana menurutmu paman Luis?""Meskipun Baron Hendrick sekarang menjabat sebagai jendral tentara, tidak membuat kekuasaannya di militer lebih tinggi dari Baron Gerwyn. Membuat posisi Baron Hendrick tidak stabil, itu juga akan mempengaruhi keadaan organisasi kita" Jawab Luis. Brian tidak takut untuk perang. Hanya saja dia takut perang ini tidak membawa keuntungan un
Hari sudah menjelang sore. Daniel berjalan masuk ke sebuah rumah sederhana.Daniel masuk dan duduk di ruang tamu. Tak lama seorang pria tua menghampiri Daniel. Pria tua ini berumur sekitar lima puluh tahunan jika dilihat secara seksama. "Salam master" Pria tua itu menundukkan kepalanya. "Bagaimana kabarmu Sebastian?" Tanya Daniel. "Aku baik tuan, luka dalam di tubuhku perlahan membaik" Jawab Sebastian dengan hormat. "Itu bagus. Terus perbaiki kultivasimu, agar darahku bisa menyembuhkan lukamu" Ujar Daniel. "Baik master, aku akan berusaha sebaik mungkin" Sahut Sebastian. Dua bulan lalu, Daniel membeli Sebastian di pasar budak. Saat itu ia hanya seorang pria tua kurus yang tampak akan mati kapan saja. "Charles menerima tawarannya, mungkin rencana kita akan segera dimulai" Mendengar perkataan Daniel, mata Sebastian langsung dipenuhi amarah dan dendam. Dengan tatap tajam Daniel berkata, "Jangan khawatir, tak akan lama lagi kita akan bermain dengan para penguasa itu." Sebastian ad
Beberapa hari kemudian. Daniel berjalan masuk ke dalam sebuah hotel mewah. Dengan menggunakan jas mewah dan tubuh yang atletis membuatnya tampak seperti bangsawan muda. Dengan suasana yang mewah, membuat hotel ini sangat eksklusif bagi para pengusaha untuk sekedar bersantai. "Selamat datang tuan!" Sambut pelayan yang cantik. "Apa ada yang bisa saya bantu" Lanjutnya. "Antarkan aku ke loungenya" Jawab Daniel. Pelayan itu mengangguk, "Mari lewat sini tuan".Lalu Daniel berjalan mengikuti pelayan itu. Lounge hotel ini tidak terlalu besar. Dengan hanya beberapa orang yang sedang mengobrol dengan pasangan mereka, membuat tempat ini sangat nyaman untuk menikmati sebuah makanan. Daniel lantas duduk dan memesan makanan. Tak lama pesanan Daniel datang. Sebuah steak medium rare yang sangat menggugah selera. -Daniel menikmati makannya sambil memperhatikan pria paruh baya yang sedang duduk sendiri. Ia tampak kebingungan, terlihat ketika dia menenggak wine seperti orang yang sedang kehausan.