Lama Jeslin mencoba berpikir hingga akhirnya dia mengambil sebuah keputusan berat. Yah sebuah anggukan terjadi, Jeslin pada akhirnya memberikan putusan nya yang tidak mudah. Dia sempat melirik kearah Dominic sambil bicara dengan nada yang begitu pelan."Baiklah, aku akan tinggal." Jawab nya kemudian.Mendengar apa yang diucapkan Jeslin, membuat sang kakak ipar menaikkan ujung bibirnya. Dia puas mendengar jawaban perempuan tersebut. Baginya semakin dekat mereka semakin mempermudah mereka dalam berhubungan dan semakin mempermudah dia mencengkeram sang adik iparnya."Itu bagus, Dom bicara pada Nayla saat dia kembali nanti." Dan ibu mertuanya bicara dengan cepat, melirik ke arah menantu nya sambil mengembangkan senyumannya.Tidak terbit sedikitpun rasa curiga didalam hatinya atas tatapan Dominic pada Jeslin. Dia pikir itu hanya tatapan biasa yang diberikan seorang kakak pada adiknya. Apalagi Dominic terlihat begitu baik dan manis, tidak menampilkan sisi buruknya selama dia mengenal laki-l
Suara Dominic perlahan menghilang diiringi suara deru halus mesin mobil yang berlomba dengan suara musik didalam mobil tersebut. Tatapan bola mata Jeslin masih belum berpaling, dia membiarkan netranya menatap sisi samping rahang sang kakak iparnya tersebut untuk beberapa waktu."Mengambil berkas pernikahan?," Jeslin berusaha mengulang pertanyaan, mencoba mencari jawaban atas ucapan laki-laki disamping nya tersebut.Ada dua kemungkinan yang dimaksud oleh kakak iparnya. Pertama mengajaknya menikah atau kedua jangan-jangan pernikahan awal Nayla dan Dominic memang tidak terjadi dan pada hari itu yang menikah benar-benar dirinya dan Dominic."Apa yang aku pikirkan?," Jeslin bertanya didalam hatinya sambil mengerutkan kening, dia pikir terlalu berlebihan pemikirannya."Aku tidak mengerti dengan ucapan kakak, tapi rasanya sedikit bercanda saat kakak mengajakku mengambil berkas penikahan sedangkan urusan kakak dan kak Nayla sama sekali belum usai." ucapan Jeslin menyiratkan sebuah jalan, itu
Restoran xxxxxxxx,pusat kota.Bola mata Jeslin menatap laki-laki yang ada dihadapannya tersebut untuk beberapa waktu, dia menelisik Jerry dari ujung kaki hingga ke ujung kepalanya."Kau cukup banyak berubah," Jeslin pada akhirnya bicara saat dia menatap laki-laki di hadapannya itu."Aku sedikit kehilangan berat badan." Jerry sang mantan kekasih nya menjawab dengan cepat."Apa kamu kembali bersenang-senang dan menikmati kokain lagi?" jelas saja Jeslin mempertanyakan hal itu karena dia tau betul Jerry memiliki sifat buruk soal kehidupan nya.Jerry memiliki kebiasaan buruk yang sejak dulu hingga sekarang tidak di sukai perempuan itu, menghisap kokain dan selalu berbaur dengan dunia malam. Laki-laki itu benar-benar kehilangan jati dirinya dan seringkali melakukan hal buruk yang membuat Jeslin cukup tidak menyukainya. Dia terpaksa mau berhubungan dengan Jerry karena keadaan di masa kuliahnya, sokongan Jerry membuat dia mau untuk menjalin hubungan dengan laki-laki itu."Ah lupakan saja, ka
Dominic seketika panik mendengar suara Jeslin di ujung sana."Jes, apa kamu mendengar ku?," Dia langsung bergerak dari posisinya, terlihat gelagapan. Alih-alih mendapatkan jawaban di ujung sana, panggilan nya langsung terputus begitu sana. Dominic benar-benar panik di buatnya."Sial." Dia mengumpat, menatap kearah jam dinding yang jelas menunjukkan waktu terlalu larut. Ketakutan menghantam dirinya.Tanpa menunggu waktu lama, laki-laki tersebut melesat meninggalkan tempat dimana dia berada, memilih untuk mencari keberadaan Jeslin dan mencoba untuk menghubungi seseorang diseberang sana."Berikan aku titik keberadaan Jeslin." Entah dengan siapa Dominic bicara, yang jelas orang yang dia percaya."Aku kehilangan jejak dia dari sini, sekarang juga, aku menunggu." Lanjut laki-laki tersebut lagi kemudian.Setelah berkata begitu dia langsung menutup panggilannya, tanpa pikir panjang Dominic dengan cepat menuju ke arah mobilnya dan bergerak untuk mengejar langkah di mana terakhir dia mengantar
Dominic terus melajukan mobilnya ke arah depan, tidak mempedulikan kendaraan yang ada di sisi kiri dan kanannya, yang dia pedulikan hanyalah Jeslin saat ini."Apa kau menemukan nya?" laki-laki itu bertanya pada seseorang di seberang sana setelah beberapa waktu berlalu."Bagus," Dominic kembali bicara kemudian langsung mematikan panggilannya dan secepat kilat tanpa berpikir panjang dia membelokkan mobilnya ke arah sisi kanan dengan gerakan tiba-tiba hingga membuat beberapa mobil di belakangnya dan juga di hadapannya terkejut dan langsung menghentikan mobil mereka secara mendadak.Terdengar umpatan demi umpatan yang keluar dari banyak mulut pengendara lainnya dan Dominic sama sekali tidak peduli dengan hal tersebut.*****Disisi Jeslin.Dalam ruangan gelap yang tidak Jeslin ketahui dimana, dia tergeletak tidak berdaya di atas sebuah kasur mendominasi berwarna putih. Perempuan itu mungkin tahu nyawanya tidak baik-baik saja, tapi efek obat yang diberikan Jerry membuat dia sama sekali tida
Jeslin samar-samar mendengar suara saling sahut menyahut di dekatnya, hal itu membuat perempuan itu mencoba memaksakan diri untuk bangun dari keadaannya. Sayangnya berkali-kali Jeslin mencoba untuk menggerakkan jemari-jemari nya nyatanya dia tidak berhasil apalagi memaksa untuk bangun jelas mustahil. Seolah-olah ada yang sengaja menekan kesadaran nya saat ini."Ada apa?," Jeslin mengernyitkan keningnya.Tubuhnya terasa sangat berat, dia ingin membuka bola matanya tapi tidak mampu. Dia samar-samar mendengar suara seseorang, terdengar seperti suara Jerry. "Ah iya, Jerry." Dia ingat terakhir kali dia bersama Jerry.Lalu apa yang terjadi? Laki-laki itu terlihat marah saat dia berkata Jika dia sudah memiliki seorang kekasih, Jerry membawanya pergi dari sana dengan alasan jika dia akan mengantar Jeslin pulang, nyatanya alih-alih mengantar dirinya pulang Jerry tiba-tiba membawa mobilnya ke arah yang tidak pernah dia duga. Jerry memutar mobil tersebut entah ke arah mana dia tidak tahu dan it
Dominic terus memacu kecepatan mobilnya ke arah depan tempat peduli pada bagian sisi kiri kanan dan juga depannya. Targetnya saat ini adalah dia harus sampai pada tujuan tepat waktu bersamaan dengan sebuah pesan masuk melalui handphonenya. Laki-laki itu buru-buru mengambil handphonenya dengan tangan kiri dan mencoba membuka pesan di sana ingin tahu apa isi pesan tersebut.Sejenak laki-laki itu mengeratkan rahangnya saat dia melihat sebuah gambar di dalam sana. Foto seorang laki-laki dengan tatapan tajamnya terlihat berdiri bersama Jeslin di samping sang adik ipar nya tersebut."Berani-beraninya kau bermain-main denganku, breng'sek." Laki-laki itu bicara sembari mengeram.Api kemarahan terlihat jelas dari balik wajah laki-laki itu, di mana Dominic akan memastikan lagu-lagu yang ada bersama Jeslin akan merasakan betapa mengerikannya saya laki-laki itu berani mencari masalah dengan nya.*******Dominic menatap sebuah bangunan yang ada di hadapannya untuk beberapa waktu dia masih menghisa
Dominic masuk kedalam tanpa banyak bicara, membuat Jerry terkejut setengah mati. Jerry berusaha mengangkat senjata nya tapi sayang.Klatakkkkk.Klatakkkkk.Dua laki-laki masuk menyusul Dominic tepat dibelakang nya, mereka mengangkat senjata membuat Jerry terkejut setengah mati."Apa-apaan ini?" Jerry bertanya, menaikkan ujung alisnya. Terkejut karena keadaan dan menatap Dominic untuk beberapa waktu."Kau bisa menebak apa ini bukan?" Dominic bicara, dia begitu tenang, berdiri sambil menatap kearah Jeslin, laki-laki tersebut merentangkan tangannya dan menunggu Jeslin masuk ke dalam pelukannya.Jeslin jelas saja ikut terkejut, tidak menyangka Dominic benar-benar datang kesana untuk menyelamatkan dirinya."Kak?," Dalam balutan ketakutan, perempuan itu langsung berhamburan mendekati Dominic."Jes." Jerry berteriak kesal dan panik, marah melihat Jeslin mengabaikan dirinya.Alih-alih peduli teriakan Jerry, Jeslin lebih memilih untuk mendekati Dominic dan merasa dilindungi oleh laki-laki ters
Dalam Senja yang temaramKutaburkan abu orang yang aku cintaiJangan kau tanya bagaimana rasanyaSeolah-olah dunia berputar dalam kehampaanKini baru aku sadari setelah terpisah kematianTidak ada tempat untuk kita saling bertemu kembali di siniSheena.*****Begitu abu terakhir telah di taburkan dan terlepas dari tangannya, gadis tersebut baru ingat ini bagian akhir dari pertemuan dalam kehampaan, Sheena berusaha tegar sambil menahan tangisnya dimana dia menatap ujung laut yang tidak pernah terlihat."Beristirahatlah dengan tenang, bu," Batin nya."Aku sudah berusaha hingga tetes penghabisan, jangan menyalahkan ku, karena aku sudah sampai pada puncak dimana kemampuan ku berada." Lagi dia bergumam, menatap Senja yang mulai memadam, membiarkan sang pembawa sampan mengarungi laut dan kembali ke tanah dimana dia berpijak biasanya. Suara deru mesin memekakkan telinga, di abaikan Sheena karena suara pemikiran nya jauh lebih tebal di balik hati nya.Dia menghela pelan nafasnya untuk beberap
Catatan = Season baru kisah berbeda, Jeslin dan Dominic end di bab sebelumnya.Mulai bab ini season SHEENA DAN SKY ANDARAM******Bagian Gedung tersembunyipinggiran kota Paris.Derap langkah sepatu terdengar memecah keheningan malam, suara layar monitor pengatur detak jantung menggema memecah suasana dan terus memekakkan telinga semua orang, beberapa orang berpakaian serba putih bergerak dengan cepat menampilkan ekspresi wajah panik mereka mendekati satu sosok tubuh seorang gadis yang tidak berdaya.Gadis tersebut seolah-olah tenggelam dalam ke indahkan dalam alam bawah sadar nya, memilih enggan bangun karena merasa apa yang ada di hadapannya tidak penting lagi, terlalu lama berlalu bukan satu dua hari bukan pula satu dua bulan tapi sudah melewati tahun dan membuat khawatir orang-orang.Selang-selang yang menancap di tubuh nya terus berusaha untuk menyelamatkan nya, bahkan nafas nya dibantu dengan alat-alat mengerikan, bahkan saat masa kritis tiba tidak jarang AED (automated external
Pada akhirnya nyonya Adam kehilangan kata-kata, dia memilih diam tidak banyak bicara. Meksipun sebenarnya sangat kecewa dengan Nayla tapi dia tidak tahu harus berkata apa. "Maafkan aku, ma." Ucap Nayla pelan dalam balutan penyesalan yang mendalam."Mama belum siap untuk terlalu banyak berinteraksi dengan mu, pergilah sementara hingga mama merasa perasaan Mama baik-baik saja." Wanita itu bicara tanpa mau menoleh ke arah putrinya tersebut di mana rasa kecewa ya begitu besar jelas menghantam dirinya.Nayla memilih tidak protes dan tidak membela dirinya karena dia tahu betul Jika dia salah, pada akhirnya perempuan itu memilih untuk sementara pergi dari rumah dan Dominic pada akhirnya benar-benar benar-benar menikah dengan Jeslin udah mau tidak mau para anggota keluarga menerimanya.*****Mansion utama Dominic.Disebuah kamar mandi mendominasi berwarna hitam putih, Dominic terlihat mengguyur tubuh nya dengan air dan mencoba menghilang kan sejuta perasaan didalam hati nya. Pada akhirnya di
Masih di kediaman Dominic,Ruang keluarga.Nyonya Adam terlihat kehilangan kata-katanya gimana dia membiarkan tangan kirinya menyentuh keningnya untuk beberapa waktu. Sejak datang ke kediaman Dominic terlalu banyak kejutan yang terjadi dan dia dengar gimana pada akhirnya Apa yang diucapkan oleh Putri sebelumnya benar-benar membuatnya setengah mati dan untungnya dia tidak pingsan oleh keadaan.Pernikahan yang digelar tempo hari adalah pernikahan yang sejak awal bukan diberikan kepada putri sulingnya melainkan Putri bungsunya, Jeslin."Permainan apa ini?" Wajar saja dia bertanya sembari menahan cukup jantungnya yang tidak baik-baik saja menetap ke arah suaminya untuk beberapa waktu di mana dia ingin tahu tentang kenyataan yang masih terlalu sulit untuk dia pahami."Aku masih tidak paham dengan apa yang baru terjadi, Adam." Dia terus bicara untuk meminta penjelasan dari suaminya tersebut."Maksudku bagaimana bisa pernikahannya diganti? Bukankah kemarin yang kita nikahkan adalah Nayla dan
Laki-laki itu tahu suara siapa yang menggema di belakang sana, dia menaikkan ujung bibirnya, sengaja membalikkan tubuhnya sambil menggendong Jeslin."Ada apa dengan Jeslin?" Dan kembali suara itu menggema, terlihat khawatir melihat perempuan itu di gendong oleh Dominic.Itu adalah tuan Adam dan nyonya Adam.Jeslin yang masih terlelap di dalam tidurnya tiba-tiba merasa ada kebisingan di sekitarnya, perempuan itu sedikit tersentak dari tidurnya di mana Pada akhirnya dia mencoba untuk bangun dari tidur lelapnya. Dan ketika perempuan itu membuka bola matanya jelas saja dia terkejut karena dia berada di dalam pangkuan dan pelukan kakak iparnya."Kak?"Jeslin agak gelagapan mencoba untuk turun dari gendongan Dominic.Nyonya Adam jelas saja langsung mengurutkan keningnya di mana dia tadinya bergerak mendekati putrinya tersebut. Tuan Adam tidak kalau bingung dan terkejut di mana dia ikut mengurutkan keningnya dan menatap tidak mengerti dengan apa yang terjadi dan apa yang dilakukan oleh menant
Mansion utama Dominic,Kamar utama Dominic.Nayla terlihat bergetar, dia diam sambil menatap apa yang ada di kepala ranjang laki-laki tersebut. Jantung Nayla jelas tidak baik-baik saja, berbagai macam perasaan menghantam dirinya saat ini. "Apa-apaan ini?" Dia bergumam di dalam hati.Ada kemarahan dan ketidaksukaan yang dia lihat saat ini, dia harus bertemu Dominic dan laki-laki itu harus menjelaskan apa yang terjadi saat ini pada diri nya.Nayla bergegas keluar dari kamar tersebut, tidak dia pikirkan soal apapun saat ini, dia mencoba mencari handphone nya yang dia pikir dia letakkan didalam tas di mobil nya."Nona?" Saat baru melangsungkan kaki nya ke luar dari kamar tersebut Nayla dikejutkan oleh satu suara."Maaf, makanan dan teh hangat untuk anda sudah disiapkan." Seorang pelayan bicara dengan cepat pada Nayla.Hal itu membuat Nayla agak terkejut saat dia menyadari wanita itu bicara dengan dirinya. Sejenak dia diam sembari mengerutkan keningnya seolah-olah berpikir ada beberapa w
Di sisi lain.Jeslin terlihat sedikit gelisah saat dirinya di bawa keluar dan Dominic berkata agar dia menunggu laki-laki tersebut di dalam mobil saja. Perempuan itu pikir apakah akan ada pertarungan yang terjadi pada Dominic dan Jerry. Di khawatir hal buruk terjadi pada dua orang tersebut. Meskipun tidak menyukai Jerry tapi setidaknya dia tidak ingin Dominic menyakiti Jerry secara terlalu mengingat Dia tahu betul bagaimana sifat kakak iparnya tersebut. Laki-laki itu bisa melakukan apapun sesuai dengan keinginannya dan terkadang tidak pernah diduga."Apakah hal yang buruk akan terjadi di dalam? Maksudku tidak akan ada baku hantam atau tembak menembak bukan?" Jeslin bertanya pada laki-laki yang membawanya tadi dan membiarkannya masuk ke dalam mobil."Aku takut ada yang terluka di dalam sana seandainya Dominic melakukan hal yang nekad." Bocah perempuan itu lagi sembari dia menatap para laki-laki yang kini secara perlahan hendak menutup pintu mobil di mana dia berada.Laki-laki itu adala
Dominic masuk kedalam tanpa banyak bicara, membuat Jerry terkejut setengah mati. Jerry berusaha mengangkat senjata nya tapi sayang.Klatakkkkk.Klatakkkkk.Dua laki-laki masuk menyusul Dominic tepat dibelakang nya, mereka mengangkat senjata membuat Jerry terkejut setengah mati."Apa-apaan ini?" Jerry bertanya, menaikkan ujung alisnya. Terkejut karena keadaan dan menatap Dominic untuk beberapa waktu."Kau bisa menebak apa ini bukan?" Dominic bicara, dia begitu tenang, berdiri sambil menatap kearah Jeslin, laki-laki tersebut merentangkan tangannya dan menunggu Jeslin masuk ke dalam pelukannya.Jeslin jelas saja ikut terkejut, tidak menyangka Dominic benar-benar datang kesana untuk menyelamatkan dirinya."Kak?," Dalam balutan ketakutan, perempuan itu langsung berhamburan mendekati Dominic."Jes." Jerry berteriak kesal dan panik, marah melihat Jeslin mengabaikan dirinya.Alih-alih peduli teriakan Jerry, Jeslin lebih memilih untuk mendekati Dominic dan merasa dilindungi oleh laki-laki ters
Dominic terus memacu kecepatan mobilnya ke arah depan tempat peduli pada bagian sisi kiri kanan dan juga depannya. Targetnya saat ini adalah dia harus sampai pada tujuan tepat waktu bersamaan dengan sebuah pesan masuk melalui handphonenya. Laki-laki itu buru-buru mengambil handphonenya dengan tangan kiri dan mencoba membuka pesan di sana ingin tahu apa isi pesan tersebut.Sejenak laki-laki itu mengeratkan rahangnya saat dia melihat sebuah gambar di dalam sana. Foto seorang laki-laki dengan tatapan tajamnya terlihat berdiri bersama Jeslin di samping sang adik ipar nya tersebut."Berani-beraninya kau bermain-main denganku, breng'sek." Laki-laki itu bicara sembari mengeram.Api kemarahan terlihat jelas dari balik wajah laki-laki itu, di mana Dominic akan memastikan lagu-lagu yang ada bersama Jeslin akan merasakan betapa mengerikannya saya laki-laki itu berani mencari masalah dengan nya.*******Dominic menatap sebuah bangunan yang ada di hadapannya untuk beberapa waktu dia masih menghisa