Share

Bab 54 Racun

Penulis: Sunny Zylven
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-14 23:56:40
"Cepat katakan! Apa pendapatmu?" kata raja sedikit tidak sabar.

Sekilas Mimis memandang seluruh orang yang ada di dalam ruangan itu, mereka semua juga tampak menunggu, meski terselip ragu-ragu.

"Para penyihir memang bersekongkol dengan setan, mereka juga membuat ritual pengorbanan untuk mendapatkan kekuatan tertentu. Akan tetapi kekuatan itu hanya bisa muncul ketika penyihir mengucapkan mantra dan melakukan gerakan tangan tertentu. Jika mereka tidak melakukan hal itu, kekuatan itu tidak akan pernah muncul. Artinya mereka hanya manusia biasa seperti kita. Jadi kesimpulannya, kelemahan mereka adalah pada tangan dan mulut mereka," papar Mimis. Pria kharismatik itu tampak mengembuskan napas panjang.

Binar di mata Raja Faran kembali benderang. Pria itu selalu puas dengan apa yang diucapkan oleh penasehat kerajaan yang dia pilih sendiri.

"Yang harus kita lakukan hanyalah membuat mereka tidak bisa mengeluarkan kekuatan sihir mereka." lanjut Mimis.

"Caranya?" tanya cendikiawan berambut ke
Sunny Zylven

Hallo, Pembaca! Jika kamu suka karya ini, jangan lupa masukan ke pustakamu, Ya! Ikuti terus kisah Alisya hanya di Goodnovel! šŸ˜ƒ Dukung author dengan memberikan review bintang 5, vote/gem, dan ajak teman-teman anda untuk membaca kisah ini. Terima kasih.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 55 Edilia

    Morey mengumpulkan petinggi kelompok-kelompok penyihir di bawah pimpinannya. Dalam musyawarah itu dipilih seorang gadis yang bernama Edilia untuk menyusup ke dalam istana. Dia merupakan penyihir cantik dengan keahlian berubah wujud yang langka. "Apa kamu mempunyai pertanyaan?" tanya Morey pada gadis berambut sehitam arang. "Tidak, Tuan." Edilia memberikan hormat kepada Morey. Dia sudah siap menjalankan tugas. Sebelum Edilia pergi dari hadapan Morey, seorang penyihir muda berrambut pirang tampak tergesa-gesa menghadap Morey. Wajahnya berpeluh dengan napas terengah-engah. "Lapor, Tuan. Pasukan kerajaan telah meracuni sumber air dan makanan kita di berbagai tempat. Banyak penyihir yang terbunuh karena keracunan." Pria itu bergetar ketika mengucapkan pesan di hadapan Morey. Sebaliknya, Morey justru tertawa, tetapi sangat mengerikan. "Kamu lihat, Edilia? Kali ini mereka menghantam kita dengan begitu keras. Pergilah segera ke dalam istana! Buat hati raja mereka hancur berkeping-keping h

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-15
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 56 Jebakan Cinta

    Saat pangeran mahkota mendekati Edilia, wanita itu berbisik sambil mengelus pipi berjenggot tipis, "Oneirazh glykazh ...." Selanjutnya menutup kedua mata pria bertubuh tegap. Faridzy sedikit terkejut, namun perlahan kesadarannya menghilang. Tangan Edilia spontan membaringkan tubuh pangeran mahkota di ranjang. Kini sang pangeran mahkota telah terbuai mimpi bersama istrinya, Putri Mahkota Safira. "Astaga, mudah sekali melumpuhkan pria bodoh ini." Senyuman Edilia kembali merekah sambil membelai pipi Faridzy. Segera bangkit dari ranjang, Edilia kembali mengubah wujud menjadi gadis pelayan dan meninggalkan pangeran mahkota dengan mimpi indahnya. Tidak lama berselang dari kepergian Edilia, putri mahkota memasuki ruangan. Wanita dengan perut bulat menyembul dari gaun tampak berseri-seri berharap segera melepaskan rindu kepada sang suami. Betapa terkejutnya Safira ketika mendapati pangeran mahkota telah tertidur di ranjang. 'Kenapa? Apa Yang Mulia melupakan janjinya? Apakah dia memang

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 57 Penegangan Otot Rahim

    "Baiklah kalau begitu. Sekarang pergilah!" perintah Faridzy kepada gadis pelayan di sampingnya. Gadis bertubuh ramping segera merapikan pakaian dan meninggalkan tuannya sendiri. Faridzy tampak menghela napas berat. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Safira tahu tentang skandal yang baru saja dia lakukan. Tanpa membuag waktu Faridzy segera meminta pengawal untuk menyelidiki anggur yang diminumnya terakhir kali. Malangnya, raja begitu cepat mengetahui skandal pangeran mahkota lewat bisik-bisik para pelayan yang melihatnya membawa gadis pelayan ke dalam kamar. Sang raja murka kepada putra tertuanya. Serta-merta sebuah tamparan raja hadiahkan kepada pangeran mahkota begitu mereka bertemu . Tamparan itu sangat kuat hingga meninggalkan bekas merah di pipi. Faridzy yang memang mengakui kesalahannya hanya terdiam di hadapan sang ayah. "Kamu sudah gila!" teriak raja marah. "Aku bisa menjeā€•" Alih-alih penjelasannya didengarkan, pangeran mahkota justru mendapatkan tamp

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-16
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 58 Kematian Putri Mahkota 18+

    Suasana menjadi hening. Semua yang ada di ruangan itu tengah bergumul dengan pikiran masing-masing. Baik Faridzy atau Safira keduanya sangat tidak menginginkan kehadiran gadis pelayan dalam kehidupan percintaan mereka. "Bagaimana menurutmu, Safira?" raja melontarkan pertanyaan kepada menantunya. Wajah putri mahkota nampak terkejut, tetapi dia segera bisa menguasai ekspresi wajahnya. "Menurut hamba, sebaiknya gadis pelayan itu tidak dibiarkan pergi begitu saja. Kita harus menunggu hingga ada kepastian, gadis itu mengandung anak pangeran mahkota atau tidak." Meski hatinya terpukul, wanita itu tetap menampilkan kebijaksanaan di hadapan raja dan suaminya. Faridzy melemparkan pandangan bersalah kepada Safira. Rasa bersalah itu mengakar kuat di hatinya lantaran dia sudah berjanji hanya akan menjadikan Safira sebagai istri satu-satunya. Bahkan dia juga telah berjanji untuk tidak memiliki seorang selir pun. "Baiklah aku setuju. Selanjutnya, cepat bereskan permasalahan ini dan buktikan kal

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 59 Kelahiran Fasya

    "Pengawal, segera menghadap raja untuk mendapatkan izin pembedahan perut putri mahkota!" titah Faridzy kepada pengawal di dekatnya. Segera menyambut perintah tuannya, pemhawal berlari menuju ke aula kerajaan. Beruntung saat dalam perjalanan sang pengawal bertemu raja yang tengah berjalan tergesa-gesa menuju ke ruangan dokter. Setelah mendengar penuturan pengawal Faridzy, raja segera memberikan izin untuk melakukan pembedahan. Jantung Faridzy berdebar dengan kencang. Dia sudah kehilangan Safira, karena itu dia tidak ingin kehilangan lagi. Tidak lama kemudian pengawal Faridzy kembali dengan membawa izin raja untuk melakukan pembedahan. Selanjutnya dokter melakukan pembedahan. Sementara Faridzy tetap menunggu di samping jasad Safira. Setelah cukup lama menunggu akhirnya sang dokter berhasil mengeluarkan seorang bayi laki-laki dari perut Safira. Dengan tangan berlumuran darah, dokter berambut putih menggendong anak pertama Faridzy. Wajah bayi itu sangat mirip dengan Safira, juga ram

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 60 Ujian

    Final Alisya bab 60Alisya memandang langit-langit perpustakaan. Wanita itu merentangkan tubuhnya melepas rasa lelah. Bagian bawah matanya terlihat lebih gelap dari biasanya. Waktu Alisya benar-benar tercurahkan untuk membaca buku selama masa hukuman. Meski terlihat berat, tetapi Alisya selalu ingat kepada Arys dan Kalfani. Dengan mengingat mereka Alisya merasa hukumannya tidak seberapa. Satu pekan telah berlalu, itu berarti waktu hukumannya telah usai. Sebentar lagi Dafandra pasti akan datang. Benar saja, pagi itu pintu perpustakaan terbuka. Seorang pangeran tampan berwajah dingin memasuki ruangan. Alisya buru-buru terbangun dan menyambut kedatangan suaminya. "Bagaimana? Apa kamu sudah membaca semua buku?" tanya Dafandra membuka percakapan. "Sudah." Membaca semua buku bagi Alisya berarti membaca beberapa bagian dari setiap buku. Dia tidak mungkin membaca tumpukan buku itu dalam waktu satu pekan. Hanya pada bagian-bagian menarik dan menurutnya penting dari buku itu yang Alisya ba

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-20
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 61 Pelacur

    Lima hari berlalu penyelidikan Arys dan Kalfani kepada Kirila. Kedua pengawal elit membawa dokter muda itu ke hadapan Dafandra. Saat ditemukan, Kirila tengah bekerja sebagai pengajar tenaga kesehatan di kota Tigryzh. Saat dihadapkan dengan Dafandra, pria itu tampak bingung. Dengan tangan terikat ke atas, Kirila berada di ruang bawah tanah kastil Nikyzh. Dia tidak pernah menyangka akan terikat di tempat yang gelap dan pengap seperti ini. "Langsung saja, katakan yang sebenarnya. Apa hubunganmu dengan Pangeran Mahkota Fasya?" tanya Dafandra memulai interogasi. Wajah Kirila sedikit terkejut, kemudian ekspresinya berubah keheranan. "Pangeran Mahkota? Hamba tidak mengerti apa maksud Yang Mulia," jawab Kirila. Dafandra memberi isyarat kepada Kalfani untuk melemparkan cambukan. Dengan patuh pria itu menjalankan perintah tuannya kemudian diiringi suara teriakan Kirila. Alisya yang baru saja mengetahui keberadaan Kirila dari Kiron buru-buru menuju ke ruang bawah tanah. Tetapi Kiron berus

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-20
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 62 Kebohongan

    Kirila terdiam, dia tidak mungkin menjawab pertanyaan Dafandra, apa pun yang terjadi. "Bersekongkol dengan orang yang ingin membunuh seorang keluarga kerajaan dan menyebut wanitaku sebagai pelacur. Rupanya kamu memang sudah bosan hidup." Sebuah seringai menyeramkan menghiasi bibir Dafandra. Rasanya dia tidak sabar untuk mencabik-cabik Kirila. "Memangnya apa sebutan yang pantas untuk dirinya? Apakah Yang Mulia yakin wanita itu dan pangeran mahkota tidak pernah melakukan ..." melihat wajah marah Dafandra, Kirila mengurungkan ucapannya, tapi malah tertawa. "Cukup!" teriak Dafandra geram. "Kamu tidak tahu apa pun tentang sodaraku!" lanjut Dafandra. Alisya yang kembali mendengar tuduhan keji Kirila semakin tidak bisa menahan diri. Sang putri bangkit dari lantai, dengan berurai air mata dia pergi meninggalkan ruangan bawah tanah. Kiron segera mengikuti Alisya meninggalkan penjara bawah tanah. Sang kepala pelayan hanya bisa mengantar Alisya hingga depan pintu kamar. Menyadari Alisya t

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-21

Bab terbaru

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 3

    Saat makan malam tiba. Dalam satu meja makan terdapat Dafandra, Alisya dan ibu suri. Suasana di meja makan sangat hening, sampai ibu suri angkat bicara. "Aku dengar kamu telah mengalami perdarahan. Apakah ketubanmu telah pecah?" "Belum, Ibu Suri." Alisya menjawab sopan. "Makanlah yang banyak agar tubuhmu lebih kuat menghadapi persalinan! Mungkin nanti malam atau besok pagi anakmu akan lahir. Semoga persalinanmu berjalan lancar." Ibu suri menatap Alisya yang terlihat sedikit malas menyendok makanan. "Terima kasih atas perhatiannya, Ibu Suri." Alisya membalas ucapan ibu mertuanya dengan senyuman. Sepertinya ibu raja juga turut bahagia karena akan menyambut cucu pertamanya. Setelah acara makan malam usai ibu suri meninggalkan ruang makan. Di ruang makan Alisya masih terduduk di kursinya. Sang ratu kembali menahan sakit dengan tangan mengelus perut yang menegang. Pada saat yang sama janin Alisya juga bergerak seakan mengabarkan dirinya tidak sabar untuk segera terlahir. "Ayo, Alisya!

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 2

    "Benarkah?" Alisya bangkit untuk melihat secara langsung darah yang Dafandra maksud. Sang raja menelan ludahnya sendiri. Alisya bukan lagi gadis perawan. Kenapa kewanitaannya mengeluarkan darah? Seketika wajah pria nomor satu di Kosmimazh berubah pucat. Sang raja tidak habis pikir jika perbuatannya dapat mengakibatkan sang istri mengalami perdarahan. "Aku akan segera memanggil dokter!" tangan raja segera meraih baju di sisi ranjang. "Yang Mulia!" Alisya menahan lengan kekar Dafandra. "Darah ini pertanda aku akan segera melahirkan, Yang Mulia." Alisya tersenyum lebar. "Benarkah?" Alis raja melengkung ke atas seakan tidak percaya dengan ucapan yang baru saja dia dengar. Entah karena Hujaman raja yang terlalu keras atau karena efek peleasan hormon cinta di tubuh ratu, yang jelas usia kehamilan Alisya sudah lebih dari cukup untuk melahirkan bayi. "Jika kontraksinya bagus, mungkin nanti sore atau malam, bayimu akan lahir." Senyuman di bibir merah delima Alisya merekah indah, membuat

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 1

    Malam yang dingin menyelimuti kota Asteryzh. Ibu kota kerajaan Kosmimazh. Dingin yang seakan menusuk tulang membuat siapa pun ingin meringkuk di bawah selimut tebal. Akan tetapi, malam ini Alisya menyibak selimut dengan rasa gusar. Bintik-bintik keringat menghiasi dahi wanita nomor satu di Kosmimazh. "Ada apa?" Gerkaan kasar ratu membuat raja terbangun dari mimpi. "Aku hanya merasa gelisah, Yang Mulia." Alisya Menjawab segera pertanyaan suaminya seraya duduk di ranjang. Merapatkan tubuh pada wanita berambut merah, Dafandra berbisik di telinga putri Crysozh. "Kenapa?" Tangan raja mengelus perut bulat wanita dalam dekapan. "Seharusnya, bayi ini sudah lahir. Tetapi, aku belum merasakan tanda-tanda akan melahirkan." Alisya menundukkan wajah sehingga wajah tertutup rambut merah bagaikan tirai. Raja berpindah posisi tepat di hadapan ratu. Tangan menyibak rambut, Dafandra memegang kedua sisi wajah sang putri Crysozh. Pria nomor satu di Kosmimazh sangat mengerti kegundahan hati istrinya.

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Terima Kasih Pembaca

    Terima kasih kepada segenap pembaca yang telah mengikuti kisah Alisya sampai akhir. Bagi saya, Alisya adalah cinta pertama saya dalam dunia novel, karena dia dalah original character pertama buatan saya. Dengan kata lain, novel ini adalah novel pertama saya. Mohon maaf jika karya ini masih jauh dari kata sempurna. Maaf juga jika ada yang kurang puas dengan akhir dari jovel ini. Yang jelas, saya berusaha menulis novel ini dengan sepenuh hati. Sudah tidak terhitung banyaknya waktu dan revisi yang saya lakukan untuk novel ini. Semua itu saya lakukan untuk mencoba memberikan yang terbaik bagi pembaca. Ikuti juga novel-novel author Sunny Zylven selanjutnya, Ya! Salam sayang, Sunny Zylven ā¤ļøā¤ļøā¤ļø

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 234 Pelukan Ibu

    Memasuki kamar Raja Rifian, Alisya tidak menyangka akan bertemu ibu suri. Meski canggung, adik kandung penguasa Crysozh tetap berusaha tenang dan tersenyum. "Hormat kepada Ibu Suri," ucap Alisya, selanjutnya memberikan hormat kepada raja yang masih terbaring di ranjang. "Syukurlah, akhirnya kakak sadar juga!" Seulas senyuman terlukis di bibir sang putri Crysozh. Setelah dokter menemukan penyebab utama raja tidak kunjung sadar, perawatan ekstra diberikan kepada pria normor satu di kerajaan Crysozh. Kesehatan Raja Rifian memang belum pulih sempurna. Wajah kakak Alisya juga masih terlihat pucat. Akan tetapi, itu masih lebih baik dari pada terus terpejam tidak sadarkan diri. "Ya, semua ini berkat suamimu," balas Rifian. "Suamiku?" Alis sang ratu Kosmimazh melompat bersamaan. "Tentu saja, jika tidak karena pertolongannya, baik aku, kamu, ibu, dan rakyat tidak berdaya pasti sudah mati di tangan Paman Ega. Aku sangat berterima kasih kepadanya. Kamu sangat beruntung Alisya, mempunyai seo

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 233 Melabuhkan Rindu

    "Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanya Dafandra kepada pria berambut putih. Dengan wajah cerah Iason berkata, "Yang Mulia tenang saja, kondisi janin Ratu Alisya baik-baik saja." Setelah sekian lama di Crysozh, baru kali ini Alisya mendapatkan pemeriksaan medis oleh dokter kerajaan Crysozh. Keadaan sebelumnya yang memaksa sang ratu Kosmimazh untuk menyembunyikan kehamilan. Spontan senyuman di bibir pria nomor satu Kosmimazh melebar, "Terima kasih, Dokter." "Sebaiknya Yang Mulia beristirahat terlebih dahulu di Crysozh, jangan buru-buru kemabli ke Kosmimazh. Biarkan Ratu Alisya beristirahat setelah hari-hari yang buruk menimpanya." Kepala dokter kerajaan memandang Alisya dan Dafandra bergantian. "Tentu, Dokter! Aku akan memberikan waktu istirahat yang banyak untuk ratuku," jawab Dafandra segera. "Guru, ngomong-ngomong bagaimana keadaan kakakku?" tanya Alisya dengan kedua alis melengkung ke atas. Rasa di hati putri Crysozh belum lega jika sang kakak belum pulih kembali. "Yang Mulia b

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 232 Jangan Pernah Tinggalkan Aku

    Layang-layang di angkasa terlihat berpencar. Lysias dan beberapa penyihir lain menembakan sihir ke langit. Saat fokus para penyihir tertuju pada puluhan layang-layang dan terjadi ledakan berkali-kali di ketinggian, sekumpulan pria entah dari mana menggiring pengunjung alun-alun menjauhi pusat keributan melalui jalan yang sepertinya telah disiapkan. Pertempuran di darat dan udara pun pecah. Setelah semua penduduk di pesta berhasil dievakuasi, ratusan panah api turun dari langit bagaikan hujan deras. Prajurit sihir yang kehilangan kemampuan sihir karena tangan dan mulut tidak bisa digerakkan lari kocar-kacir. Tidak membutuhkan waktu lama kobaran api membakar beberapa sisi alun-alun yang terbuat dari kayu. "Mungkinkah mereka pasukan Yang Mulia ..?" gumam sang ratu Kosmimazh. Para gadis di dalam sangkar mulai panik, mereka berteriak dan menangis. Melirik ke sisi kiri, Alisya mendapati ibu kandungnya menatap keributan dengan santai. Begitu juga dengan Gelsi, si Mentri pertahanan. Keduan

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 231 Layang-layang

    "Apa ada di antara kalian yang ingin mengikuti jejak Gelsi? aku akan menerimanya dengan senang hati" tanya Ega dengan salah satu alis terangkat. Semua orang di dalam aula kerajaan terdiam. Para menteri yang tamak tentu saja akan lebih memilih nyawa mereka masing-masing. *** "Yang Mulia, tiga hari lagi kerajaan akan mengadakan upacara pengangkatan raja. Pada malam pengangkatan raja, akan diadakan upacara pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga orang bangsawan." Arys memberikan laporan kepada pria berambut pirang yang tengah duduk termenung memandang peta ibu kota Stemmazh. "Apa? Pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga bangsawan? Apa maksudnya?" tanya Dafandra dengan kedua alis melompat bersamaan. Pria nomor satu di Kosmimazh tidak dapat menyembunyikan keterkejutan. "Mereka akan menggelar ritual sihir!" jelas Arys. "Sial!" umpat pria nomor satu di Kosmimazh sambil mengepalkan tangan di atas meja. "Menurut informasi dari intelejen, Pangeran Ega akan mengorbankan para pe

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 230 Lima Puluh Gadis Dan Tiga Bangsawan

    "Kasihan sekali raja baru kita, belum lama menjabat kini harus merelakan diri turun dari tahta," ucap seorang wanita bergaun biru di salah satu gang ibu kota. "Benar sekali. Akan tetapi, aku rasa itu yang terbaik demi kemajuan kerajaan. Kita tidak bisa terus-terusan menunggu orang yang tertidur untuk bangun, sedangkan rakyat setiap hari bangun pagi untuk mencari sepotong roti," saut wanita bergaun cokelat. "Setuju! Apalagi yang akan menjadi raja selanjutnya adalah Pangeran Ega. Bukankah dia pejabat yang bijaksana?" Wanita bergaun ungu turut angkat bicara. "Benar ... Benar sekali!" Jawab wanita bergaun biru dan cokelat serempak. Suasana di ibu kota benar-benar kondusif untuk segera melengserkan Raja Crysozh yang berkuasa. Segala lini kehidupan telah memberikan dukungan kepada calon raja baru. Bahkan, pada lapisan masyarakat paling bawah. Penduduk kota telah menyambut pengangkatan raja baru dengan mendekorasi kota sedemikian rupa. Siapa sangka, di saat yang sama pasukan penyihir yan

DMCA.com Protection Status