Share

Bab 60. Terpaksa.

Penulis: Imamah Nur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-20 14:50:17

"Oh." Aska hanya mengatakan sepatah kata.

"Dulu aku naksir Kak Aska loh," ujar gadis itu lalu terkekeh pelan. Pipinya bersemu merah, malu dengan perkataannya yang tidak terkontrol itu.

"Terima kasih," ucap Aska dengan ekspresi datar.

"Namamu Laura, kan? Kamu istrinya Tuan Niko, jadi aku tidak mau terlalu berbasa-basi. Takut beliau salah paham," ucap Aska kemudian.

"Baik saya panggilkan," ucap Laura seraya bangkit dari duduknya. Di dalam hati dia berpikir Aska tetap saja seperti dulu. Terlalu dingin dengan wanita. Laura jadi penasaran, kira-kira wanita seperti apa yang bisa membuat pria tersebut tertarik.

"Tunggu!"

Laura menghentikan langkah dan menoleh. "Ada apa?"

"Sejak kapan kamu menikah dengan Tuan Niko?"

Laura mengerutkan kening, bingung kenapa Aska bertanya demikian, pun tidak tahu harus menjelaskan seperti apa.

"Sejak Niko sadar dari komanya. Dia yang selalu merawat Nicholas dengan telaten di luar negeri. Jadi kami sebagai orang tua berinisiatif menikahkan mereka." Melati ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dalam Dekapan Kakak Ipar    Bab 61. Kemarahan Nicholas

    Esok hari, ketika Aska berjalan menuju mobil hendak ke kantor, ponsel di saku jasnya berdering. Ia hanya melirik dan mengabaikan. Jam sudah hampir pukul 7 pagi dan dia tidak ingin datang terlambat ke kantor. Begitu dia masuk mobil dia menyetel headset dan menghidupkan mesin mobil. "Halo!" Aska menyapa penelpon seraya fokus menatap jalanan. Ketika dia mendengar suara wanita dia langsung melirik nomor penelpon yang tidak diketahui namanya di layal ponselnya. "'Maaf ini siapa?" tanya Aska sambil terus menyetir. Suara penelpon adalah seorang wanita dan itu bukan Alissa. Penelpon menyebutkan nama dan itu membuat Aska terkejut sesaat. "Ya, Laura, ada apa?" "Kak, aku ingin bicara bisa? Terserah Kak Aska mau kita ketemuan dimana. Yang jelas aku ingin meminta tolong. Nanti aku cari alasan pada mama Melati." "Pagi ini tidak bisa, aku harus ke kantor." Terdengar helaan napas berat dari seberang sana. Kemudian beberapa saat Laura berkata, "Ya aku tahu, lain kali saja, bye!" "Eh tungg

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Dalam Dekapan Kakak Ipar    Bab 62. Salah Paham

    Setelah diusir Nicholas dari ruang kerja, Aska keluar dari perusahaan sambil memijit kencing. Dia berpikir seharusnya Nicholas berterima kasih padanya bukan malah marah dan mengusir. Kalau dia tidak memberitahu ini lalu menikahi Alissa, ketika suatu saat Nicholas mengingat semua, apa yang akan terjadi? Aska tidak dapat berpikir dengan jernih hingga ia memutuskan untuk berjalan-jalan di luar. Dia menunggu Nicholas menelepon untuk mengajak pergi ke pertemuan dengan salah satu kliennya hari ini. Sayangnya hingga hari menjelang siang tidak ada panggilan satupun yang masuk ke ponsel Aska. Pria itu hanya bisa menghela napas berat kemudian pulang ke rumah dengan menelan kecewa. "Kak malam ini jadi, kan?" Tepat jam 6 malam Laura menelponnya. "Jadi." Sebenarnya Aska sudah tidak ingin bertemu dengan Laura setelah Nicholas membentak dirinya. Namun, dia juga tidak ingin membuat Laura kecewa kalau tidak menepati janjinya. Dia melirik jam di tangan kemudian menyetir mobil menuju alamat yang La

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Dalam Dekapan Kakak Ipar    Bab 63. Rasa Ingin Tahu Nicholas

    Aska termenung ketika menerima telepon dari Laura. Wanita itu menyatakan menyerah setelah satu bulan mencoba membantu agar Nicholas mengingat masa lalu bersama Alissa dengan panduan Aska. "Kak Aska! Kak Aska baik-baik saja, kan?" "Oh ya, maaf aku lagi tidak enak badan," ucap Aska berbohong. Laura meminta Aska untuk beristirahat dan jangan terlalu memforsir memikirkan kisah asmara orang lain. "Baiklah sekarang aku harus mengambil keputusan, aku akan menikahi Alissa." Setelah mengatakan kalimat ini Aska langsung mengakhiri panggilan telepon. Laura tercengang, sesaat kemudian bibirnya cemberut. Sungguh ia tidak setuju dengan keputusan Aska. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Solusinya hanya satu yaitu membuat Nicholas kembali pada Alissa, tetapi ia tidak bisa mewujudkan itu. "Apa pria itu tidak tahu aku masih naksir padanya?" lirih Laura seraya menghela napas kasar. "Tuhan! Kenapa Engkau pertemukan kami lagi jika Kak Aska bukan jodohku?" Laura mengacak rambut. Haruskah dia be

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Dalam Dekapan Kakak Ipar    Bab 64. Kilas Kenangan

    "Tuan Nicholas tadi ada yang memberimu surat undangan, saya sudah menaruhnya di atas meja Tuan." Pagi-pagi sekali sekretaris memberitahu Nicholas. Pria itu menatap sekretarisnya tanpa ekspresi lalu mengangguk cepat. "Permisi!" Sang sekretaris menutup pintu dan pergi. Nicholas melihat meja, namun mengabaikan surat undangan yang ditaruh sekretarisnya. Pertama kali yang dia lakukan adalah menyesap kopi panas lalu menghela napas panjang. Merentangkan kedua tangan kemudian larut dalam tumpukan kertas yang membungkus seluruh konsentrasinya. Ketika sampai jam makan siang pria itu masih enggan beranjak dari kursinya. Sekretarisnya mengingatkan untuk makan, tetapi pria itu hanya meminta sekretarisnya untuk membawakan roti. Kesibukannya berlangsung hingga sore. Pada waktu pulang tangannya tidak sengaja menyenggol meja dan kertas undangan jatuh ke lantai. Pada saat itu Nicholas baru menyadari dia telah mengabaikan kertas itu. Nicholas berjongkok dan meraihnya. Pertama kali melihat nama p

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Dalam Dekapan Kakak Ipar    Bab 65. Hari Pernikahan

    "Aku tidak sakit Pa, Ma." Nicholas selalu menolak tatkala kedua orang tuanya memintanya agar mau diperiksa oleh dokter. "Tapi akhir-akhir ini kamu-" "Ada yang salah denganku?" Nicholas menggeleng. "Tidak ada yang salah dengan diriku Ma, Pa, tapi apa yang ada di sekitarku tampaknya salah." "Apa maksudmu Nik?" Nicholas menggelengkan kepalanya sekali lagi. "Apa Papa dan Mama tidak merahasiakan sesuatu dariku?" Nicholas menatap wajah kedua orang tuanya secara bergantian. Melati terkejut. "Aku tidak mengerti Maksudmu." Entah memang tidak paham atau hanya pura-pura tidak mengerti Melati menatap ke arah lain. Dari dalam jendela suasana hari terlihat cerah. Namun, di hati ketiga orang di dalam rumah tampak suram. "Apa benar Laura itu istriku? Siapa sebenarnya Alissa?" Mata Nicholas memerah. Dia merasa ditipu oleh orang tuanya sendiri. "Ya," jawab Melati datar, ekspresinya pun hambar. "Cukup! Kepalsuan ini jangan diteruskan Ma!" sentak Nicholas. Melati meremas kedua tanganny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Dalam Dekapan Kakak Ipar    Bab 66. Ikhlas

    "Tugasmu menjaga Alissa sudah selesai, kembalikan dia padaku!' Nada tegas Nicholas membuat mata Alissa membelalak. Tangannya reflek menutup mulut.Aska memandang Nicholas dengan senyuman sinis. "Sudah sadar Tuan Niko? Kemana saja Anda selama ini? Bukankah aku telah menyerahkannya tapi Anda sendiri yang menolak?" Aska tertawa hambar. "Sekarang sudah terlambat!' Nada suara Aska tak kalah tegas.Nicholas memandang Aska dengan tatapan menusuk. Aska balas menatap tajam seolah tidak ada ketakutan dalam hatinya. Alissa melirik Aska lalu Nicholas kemudian dia menunduk. Kedua tangannya saling terpaut dan meremas satu sama lain."Jadi kau tidak mau patuh?""Aku bukan lagi bawahanmu!"Nicholas mendesah kasar. Dia berjalan cepat ke arah kedua mempelai lalu menarik cepat tangan Alissa. Alissa yang tidak fokus langsung terseret menjauh."Hentikan Niko, kamu jadi perhatian semua orang!" Melati menegur sembari menghampiri putranya. Namun Nicholas sama sekali tidak menghiraukan."Tuan lepasin saya!"

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Dalam Dekapan Kakak Ipar    Bab 67. End

    "Terima kasih," ucap Nicholas seraya menepuk pundak Aska. "Sama-sama. " Aska tersenyum tulus meskipun hatinya menyimpan kepedihan. "Jaga dia baik-baik, jangan kecewakan lagi," ujar Aska pada Nicholas. "Dan kamu Alissa, kembalilah kepada kebahagiaanmu. Aku senang jika melihatmu bahagia," ucapnya kemudian. Alissa hanya mengangguk lemah tanpa berani melihat wajah Aska. "Sudah sana kasihan pak penghulunya sudah menunggu." Nicholas menyentuh tangan Alissa lalu menggenggamnya. Jantung Alissa berdegup kencang. Nicholas membawa Alissa duduk di depan penghulu. "Aska apa-apaan ini?" Melati tidak terima dan hendak melangkah ke arah Nicholas dengan wajah murka, namun Tuan Barata langsung menggenggam tangan istrinya dan menahan. "Sudah Ma, kasihan putra kita. Mama tidak mau kalau sampai dia depresi, kan? Cobalah terima pilihannya. Hanya Niko yang tahu mana yang baik untuk dirinya. Mama mau seumur hidup anak kita tidak menikah?" Akhirnya Melati mengurungkan diri. "Terlebih apa T

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Dalam Dekapan Kakak Ipar    Bab 1. Pria Lain

    "Mas, kau kembali?" tanya Alissa saat samar-samar matanya menangkap sosok pria dengan langkah terhuyung mendekat ke arahnya. Bau alkohol menguar dan tercium begitu tajam. Dalam gelapnya kamar mereka, Alissa merasa bahwa suaminya habis minum-minum dan mabuk. "Kau mabuk lagi!" Alissa mendesah kasar dan turun dari ranjang. Saat ia menyentuh tubuh pria itu, pria tersebut langsung menggendong tubuh Alissa dan membawanya ke atas ranjang. "Mas–" Alissa ingin memberontak, karena melihat keadaan sang suami yang tengah mabuk, tentu saja Alissa tidak ingin melakukan hal itu ketika suaminya tidak sadar. Suaminya bahkan tidak berbicara sepatah kata pun, ia langsung membungkam mulut Alissa dengan bibirnya hingga Alissa tidak dapat bicara lagi. Alissa mencoba mendorong sedikit tubuh suaminya karena ia kehabisan pasokan oksigen. Namun, sepertinya sang suami sudah tidak sabar. Dengan gerakan cepat kembali meraih bibir Alissa. Alissa yang sudah terbuai ikut saja permainannya tanpa penolakan lagi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17

Bab terbaru

  • Dalam Dekapan Kakak Ipar    Bab 67. End

    "Terima kasih," ucap Nicholas seraya menepuk pundak Aska. "Sama-sama. " Aska tersenyum tulus meskipun hatinya menyimpan kepedihan. "Jaga dia baik-baik, jangan kecewakan lagi," ujar Aska pada Nicholas. "Dan kamu Alissa, kembalilah kepada kebahagiaanmu. Aku senang jika melihatmu bahagia," ucapnya kemudian. Alissa hanya mengangguk lemah tanpa berani melihat wajah Aska. "Sudah sana kasihan pak penghulunya sudah menunggu." Nicholas menyentuh tangan Alissa lalu menggenggamnya. Jantung Alissa berdegup kencang. Nicholas membawa Alissa duduk di depan penghulu. "Aska apa-apaan ini?" Melati tidak terima dan hendak melangkah ke arah Nicholas dengan wajah murka, namun Tuan Barata langsung menggenggam tangan istrinya dan menahan. "Sudah Ma, kasihan putra kita. Mama tidak mau kalau sampai dia depresi, kan? Cobalah terima pilihannya. Hanya Niko yang tahu mana yang baik untuk dirinya. Mama mau seumur hidup anak kita tidak menikah?" Akhirnya Melati mengurungkan diri. "Terlebih apa T

  • Dalam Dekapan Kakak Ipar    Bab 66. Ikhlas

    "Tugasmu menjaga Alissa sudah selesai, kembalikan dia padaku!' Nada tegas Nicholas membuat mata Alissa membelalak. Tangannya reflek menutup mulut.Aska memandang Nicholas dengan senyuman sinis. "Sudah sadar Tuan Niko? Kemana saja Anda selama ini? Bukankah aku telah menyerahkannya tapi Anda sendiri yang menolak?" Aska tertawa hambar. "Sekarang sudah terlambat!' Nada suara Aska tak kalah tegas.Nicholas memandang Aska dengan tatapan menusuk. Aska balas menatap tajam seolah tidak ada ketakutan dalam hatinya. Alissa melirik Aska lalu Nicholas kemudian dia menunduk. Kedua tangannya saling terpaut dan meremas satu sama lain."Jadi kau tidak mau patuh?""Aku bukan lagi bawahanmu!"Nicholas mendesah kasar. Dia berjalan cepat ke arah kedua mempelai lalu menarik cepat tangan Alissa. Alissa yang tidak fokus langsung terseret menjauh."Hentikan Niko, kamu jadi perhatian semua orang!" Melati menegur sembari menghampiri putranya. Namun Nicholas sama sekali tidak menghiraukan."Tuan lepasin saya!"

  • Dalam Dekapan Kakak Ipar    Bab 65. Hari Pernikahan

    "Aku tidak sakit Pa, Ma." Nicholas selalu menolak tatkala kedua orang tuanya memintanya agar mau diperiksa oleh dokter. "Tapi akhir-akhir ini kamu-" "Ada yang salah denganku?" Nicholas menggeleng. "Tidak ada yang salah dengan diriku Ma, Pa, tapi apa yang ada di sekitarku tampaknya salah." "Apa maksudmu Nik?" Nicholas menggelengkan kepalanya sekali lagi. "Apa Papa dan Mama tidak merahasiakan sesuatu dariku?" Nicholas menatap wajah kedua orang tuanya secara bergantian. Melati terkejut. "Aku tidak mengerti Maksudmu." Entah memang tidak paham atau hanya pura-pura tidak mengerti Melati menatap ke arah lain. Dari dalam jendela suasana hari terlihat cerah. Namun, di hati ketiga orang di dalam rumah tampak suram. "Apa benar Laura itu istriku? Siapa sebenarnya Alissa?" Mata Nicholas memerah. Dia merasa ditipu oleh orang tuanya sendiri. "Ya," jawab Melati datar, ekspresinya pun hambar. "Cukup! Kepalsuan ini jangan diteruskan Ma!" sentak Nicholas. Melati meremas kedua tanganny

  • Dalam Dekapan Kakak Ipar    Bab 64. Kilas Kenangan

    "Tuan Nicholas tadi ada yang memberimu surat undangan, saya sudah menaruhnya di atas meja Tuan." Pagi-pagi sekali sekretaris memberitahu Nicholas. Pria itu menatap sekretarisnya tanpa ekspresi lalu mengangguk cepat. "Permisi!" Sang sekretaris menutup pintu dan pergi. Nicholas melihat meja, namun mengabaikan surat undangan yang ditaruh sekretarisnya. Pertama kali yang dia lakukan adalah menyesap kopi panas lalu menghela napas panjang. Merentangkan kedua tangan kemudian larut dalam tumpukan kertas yang membungkus seluruh konsentrasinya. Ketika sampai jam makan siang pria itu masih enggan beranjak dari kursinya. Sekretarisnya mengingatkan untuk makan, tetapi pria itu hanya meminta sekretarisnya untuk membawakan roti. Kesibukannya berlangsung hingga sore. Pada waktu pulang tangannya tidak sengaja menyenggol meja dan kertas undangan jatuh ke lantai. Pada saat itu Nicholas baru menyadari dia telah mengabaikan kertas itu. Nicholas berjongkok dan meraihnya. Pertama kali melihat nama p

  • Dalam Dekapan Kakak Ipar    Bab 63. Rasa Ingin Tahu Nicholas

    Aska termenung ketika menerima telepon dari Laura. Wanita itu menyatakan menyerah setelah satu bulan mencoba membantu agar Nicholas mengingat masa lalu bersama Alissa dengan panduan Aska. "Kak Aska! Kak Aska baik-baik saja, kan?" "Oh ya, maaf aku lagi tidak enak badan," ucap Aska berbohong. Laura meminta Aska untuk beristirahat dan jangan terlalu memforsir memikirkan kisah asmara orang lain. "Baiklah sekarang aku harus mengambil keputusan, aku akan menikahi Alissa." Setelah mengatakan kalimat ini Aska langsung mengakhiri panggilan telepon. Laura tercengang, sesaat kemudian bibirnya cemberut. Sungguh ia tidak setuju dengan keputusan Aska. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Solusinya hanya satu yaitu membuat Nicholas kembali pada Alissa, tetapi ia tidak bisa mewujudkan itu. "Apa pria itu tidak tahu aku masih naksir padanya?" lirih Laura seraya menghela napas kasar. "Tuhan! Kenapa Engkau pertemukan kami lagi jika Kak Aska bukan jodohku?" Laura mengacak rambut. Haruskah dia be

  • Dalam Dekapan Kakak Ipar    Bab 62. Salah Paham

    Setelah diusir Nicholas dari ruang kerja, Aska keluar dari perusahaan sambil memijit kencing. Dia berpikir seharusnya Nicholas berterima kasih padanya bukan malah marah dan mengusir. Kalau dia tidak memberitahu ini lalu menikahi Alissa, ketika suatu saat Nicholas mengingat semua, apa yang akan terjadi? Aska tidak dapat berpikir dengan jernih hingga ia memutuskan untuk berjalan-jalan di luar. Dia menunggu Nicholas menelepon untuk mengajak pergi ke pertemuan dengan salah satu kliennya hari ini. Sayangnya hingga hari menjelang siang tidak ada panggilan satupun yang masuk ke ponsel Aska. Pria itu hanya bisa menghela napas berat kemudian pulang ke rumah dengan menelan kecewa. "Kak malam ini jadi, kan?" Tepat jam 6 malam Laura menelponnya. "Jadi." Sebenarnya Aska sudah tidak ingin bertemu dengan Laura setelah Nicholas membentak dirinya. Namun, dia juga tidak ingin membuat Laura kecewa kalau tidak menepati janjinya. Dia melirik jam di tangan kemudian menyetir mobil menuju alamat yang La

  • Dalam Dekapan Kakak Ipar    Bab 61. Kemarahan Nicholas

    Esok hari, ketika Aska berjalan menuju mobil hendak ke kantor, ponsel di saku jasnya berdering. Ia hanya melirik dan mengabaikan. Jam sudah hampir pukul 7 pagi dan dia tidak ingin datang terlambat ke kantor. Begitu dia masuk mobil dia menyetel headset dan menghidupkan mesin mobil. "Halo!" Aska menyapa penelpon seraya fokus menatap jalanan. Ketika dia mendengar suara wanita dia langsung melirik nomor penelpon yang tidak diketahui namanya di layal ponselnya. "'Maaf ini siapa?" tanya Aska sambil terus menyetir. Suara penelpon adalah seorang wanita dan itu bukan Alissa. Penelpon menyebutkan nama dan itu membuat Aska terkejut sesaat. "Ya, Laura, ada apa?" "Kak, aku ingin bicara bisa? Terserah Kak Aska mau kita ketemuan dimana. Yang jelas aku ingin meminta tolong. Nanti aku cari alasan pada mama Melati." "Pagi ini tidak bisa, aku harus ke kantor." Terdengar helaan napas berat dari seberang sana. Kemudian beberapa saat Laura berkata, "Ya aku tahu, lain kali saja, bye!" "Eh tungg

  • Dalam Dekapan Kakak Ipar    Bab 60. Terpaksa.

    "Oh." Aska hanya mengatakan sepatah kata."Dulu aku naksir Kak Aska loh," ujar gadis itu lalu terkekeh pelan. Pipinya bersemu merah, malu dengan perkataannya yang tidak terkontrol itu."Terima kasih," ucap Aska dengan ekspresi datar. "Namamu Laura, kan? Kamu istrinya Tuan Niko, jadi aku tidak mau terlalu berbasa-basi. Takut beliau salah paham," ucap Aska kemudian."Baik saya panggilkan," ucap Laura seraya bangkit dari duduknya. Di dalam hati dia berpikir Aska tetap saja seperti dulu. Terlalu dingin dengan wanita. Laura jadi penasaran, kira-kira wanita seperti apa yang bisa membuat pria tersebut tertarik."Tunggu!" Laura menghentikan langkah dan menoleh. "Ada apa?" "Sejak kapan kamu menikah dengan Tuan Niko?"Laura mengerutkan kening, bingung kenapa Aska bertanya demikian, pun tidak tahu harus menjelaskan seperti apa."Sejak Niko sadar dari komanya. Dia yang selalu merawat Nicholas dengan telaten di luar negeri. Jadi kami sebagai orang tua berinisiatif menikahkan mereka." Melati ber

  • Dalam Dekapan Kakak Ipar    Bab 59. Penyelidikan Aska

    Alissa segera memasukkan sesuatu di tangan ke dalam laci meja tatkala melihat kedatangan Aska. Mereka kini sedang berada di sebuah universitas ternama di kota. Alissa kebetulan ditunjuk menjadi dosen pengganti dari sahabat Aska yang sedang berada di luar negeri. Dagangan gorengan Alissa sudah dipegang oleh orang lain termasuk di semua cabangnya. Semenjak ia melahirkan Nara, dia memutuskan untuk fokus pada bayinya. Aska melirik pada tangan Alissa lalu tersenyum tipis. "Makan yuk!" Alissa mengangguk lalu bangkit berdiri. Keduanya menuju kantin yang berada di perguruan tinggi tersebut. Setelah memesan makanan, mereka langsung menikmati santapan mereka. "Oh ya, Tuan Nicholas sepertinya hilang ingatan sampai sekarang," ujar Aska yang membuat tubuh Alissa terkesiap. Untuk beberapa saat tubuh wanita itu membeku. Buru-buru Alissa meneguk air putih dengan tangan sedikit gemetar. Aska meneliti raut wajah Alissa yang mendadak pucat. Mencoba mengamati ekspresi tersirat dari wajah calon istri

DMCA.com Protection Status