Share

Bab 85. Rasa Trauma

Penulis: L.A. Zahra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-26 22:26:52

Pada akhirnya, Mira merasa cukup lega karena masalah sudah terselesaikan meski ia harus memendam rasa sakit hati juga kesal akibat perlakuan anak buah Jojo. Hanya saja lagi-lagi terbesit bayangan akan Jojo yang sampai dihajar habis-habisan.

“Apa Bang Jojo mau melupakan begitu saja? Apa aku telah salah mengambil keputusan? Aku merasa egois karena mengambil keputusan tanpa membicarakannya dulu dengan Bang Jojo.

Mira menghela napas panjang. Pikirannya menjadi tak karuan kala itu, hanya saja ia terus berharap dan berdoa jika Jojo mau melupakan semuanya agar masalah tidak menjadi panjang.

Malam semakin larut, di tengah kegelisahannya Mira pun tanpa sadar terlelap.

Sudah dua hari berlalu, akhirnya Mira telah diperbolehkan pulang karena keadaannya yang semakin membaik. Selama dua hari itu pula anak buah Jojo tak pernah ada lagi yang mendatanginya.

Mira kembali ke kontrakan dengan disambut para tetangga dan juga anak-anak yang sudah menanti sampai beberapa hari.

“Ye, ibu sudah pulang,” teriak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 86. Pertemuan Di Tempat Tak Terduga

    Mira bergegas menuju warung, isi kepalanya kini hanya tentang Jojo. Rasa bersalah sekaligus merasa berhutang nyawa pada pria yang bahkan selama ini ia perlakukan tidak baik. Tak terasa kini Mira telah sampai di warung tempat biasa Jojo berada. Dengan penuh harap, Mira buru-buru bertanya, “Mbak, Bang Jojo ada kesini nggak hari ini?” “Nggak ada, Bang Jojo udah berapa hari ini nggak mampir sama sekali. Saya juga heran, nggak biasanya begitu,” ungkap pemilik warung yang wajahnya terlihat begitu serius. Entah mengapa jawaban pemilik warung malah membuat Mira menjadi gelisah. Terlebih karena sejak pertama kali sadarkan diri ia sama sekali tak tahu kabar Jojo, bahkan tak ada yang memberi tahu sama sekali. Muncul banyak pertanyaan di kepala Mira. Ia merasa ada yang janggal, hanya saja jika memang terjadi sesuatu bukankah seharusnya orang-orang pun tahu tentang Jojo? “Ya sudah, kalau begitu terima kasih ya, Mbak.” “Iya, kalau ketemu Jojo tolong sampein ya kalau cemilan kesukaan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 87. Fakta Mengejutkan

    Mata Susi kala itu berkaca-kaca seolah ada sesuatu yang sudah lama dipendamnya. Matanya pun terlihat bengkak seperti habis menangis dalam waktu lama.“Bagaimana kalau kita ngobrol di dalam kios saja?” ajak Susi yang tampaknya sudah memantau Mira sejak tadi.Nia yang merasa kasihan melihat Susi pun mengangguk sambil menatap Mira seraya menuntun anak-anak menuju ke warung yang tak jauh dari sana.“Ibu mau ngobrol dulu, kalian sama Tante tunggu di sini sambil jajan, ya!” ungkap Nia pada anak-anak.Anak-anak mengangguk tanda mengerti. Mereka pun langsung menuju ke warung, meninggalkan Mira bersama dengan Susi.Mira langsung membuka pintu kios agar mereka leluasa berbincang di dalam. Hingga saat keduanya sudah masuk, Susi tampak berat untuk berbicara. Ia malah menangis sesenggukan sambil memegangi tangan Mira.“Sebelumnya ibu minta maaf mewakili Jojo. Tapi ibu nggak merasa kalau Jojo melakukan hal seperti yang dilaporkan,” ungkap Susi yang kala itu matanya sudah basah akibat tangis pilu.M

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 88. Hanya Ini yang Bisa Kulakukan

    “Jangan bersikap gegabah saat di kantor polisi nanti kalau kamu mau anakmu aman!” ancam Gani seraya menatap tajam.Mira membuang napas yang terasa berat karena lagi-lagi Gani mengancam keselamatan anak-anaknya. Tangannya mengepal akibat emosi terpendam yang tak bisa diluapkan.“Ya, aku tau! Sekarang biarkan aku pergi!” Mira berusaha melepaskan tangannya.Karena merasa Mira tidak akan berani bertindak lebih jauh, Gani pun akhirnya melepas genggaman tangan yang cukup menyakitkan bagi Mira tersebut.Merasa jika itu adalah kesempatan bagus, Mira pun memilih untuk buru-buru pergi meninggalkan Gani yang tak henti menatapnya tajam.‘Kamu pikir aku akan diam begitu saja?’ batin Mira sambil mengepalkan tangan saking merasa marah dengan ketidakadilan yang ia dan Jojo alami.Mira berjalan dengan buru-buru karena merasa tak enak telah membuat Susi menunggu lama. Hingga dalam hitungan menit ia telah sampai di kios tempat janjian sebelumnya.“Ah, ibu pikir kamu nggak jadi ketemu Jojo.” Susi terliha

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 89. Kantor Polisi

    “Menangis saja kalau itu bisa membuat ibu tenang,” ungkap Mira sambil mengelus pundak Susi.Rasa pilu dan luka yang selama ini dipendam seolah menyeruak keluar semua. Rasa nyaman yang Mira berikan membuat Susi tak segan meluapkan semua sekaligus. Hingga setengah jam berlalu, barulah wanita tua itu berhenti menangis meski masih terisak.“Makasih ya, Neng. Rasanya ibu cuma punya kamu sekarang,” ungkap Susi yang matanya sudah merah akibat terlalu lama menangis.“Saya malah merasa bersalah sama Ibu dan Bang Jojo. Gara-gara saya–”“Nggak, kamu sama sekali nggak bersalah,” potong Susi yang tak ingin Mira menyalahkan diri sendiri, “ya sudah, kalau begitu kita pulang sekarang saja. Ibu sedih kalau liat lapas ini.”Mira mengangguk pelan, lalu memegangi tangan Susi seraya berjalan bersama.“Bu, kita ke kantor polisi sekarang,” ajak Mira yang kala itu baru saja keluar dari gerbang lapas.“Kamu yakin? Kita nggak ada pendamping. Ibu saja kemarin pakai pengacara tetap kalah.” Susi terlihat cemas, t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 90. Informasi Penting

    “Mereka benar-benar sudah keterlaluan.” Mira mengepalkan tangan saking kesal sekaligus sedih dengan apa yang dilihatnya.“Menurutku kamu cari aman dulu aja.”Mira kini menjadi bimbang, satu sisi ia merasa berhutang pada Jojo sedangkan sisi lain ia pun tak ingin jika sampai terjadi sesuatu pada anaknya, terlebih foto di ponsel Nia tadi membuatnya sampai tak habis pikir, sebuah potret ketiga anaknya yang sedang bermain lalu diberi coretan tulisan dengan warna merah yang berisi ancaman.“Aku akan memikirkannya lagi.” Mira menghela napas dalam. Untuk sementara memang ia tak boleh bertindak gegabah.Nia mengangguk pelan dengan wajah yang terlihat cemas.Mira pun langsung kembali ke kontrakan, menghampiri ketiga anaknya dengan perasaan yang tak karuan. Ia bahkan langsung memeluk anak-anak sambil dihantui rasa takut.“Ibu kenapa?” tanya Arka tiba-tiba. Bocah itu seolah tau keresahan sang ibu.“Nggak ada apa-apa, ibu cuma lagi pengen peluk kalian saja.”Arka mengerutkan kening, merasa jika sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 91. Pengacau

    Mira mengenali dengan jelas pemotor yang sedang melaju dengan cepat ke arah Nia tersebut. Ia reflek menarik Nia hingga keduanya jatuh ke trotoar bersamaan. Meski ada sedikit luka lecet, tapi setidaknya tidak akan separah jika sampai tertabrak motor tadi.“Mbak Nia nggak apa-apa?” Mira berusaha mengecek keadaan Nia tanpa menghiraukan rasa sakit di lututnya.“Nggak apa-apa. Ada yang mau aku omongin, kita ke kios dulu sekarang,” ungkap Nia sambil bergegas beranjak dan membantu Mira berdiri. Ia juga terus mengedarkan pandangan, seperti sedang mencemaskan sesuatu.Nia dan Mira merasa sedikit nyeri sehingga mereka berjalan dengan sedikit terpincang. Anak-anak yang tadi hanya melihat dari dalam kios sampai dibuat terdiam saking terkejut dengan kejadian yang menimpa Mira dan Nia, niat hati ingin membantu, tetapi sadar diri jika mereka hanyalah seorang anak kecil yang tak memiliki daya.“Ibu sama Tante Nia nggak apa-apa, kan?” Mata Arka sudah berkaca-kaca saking merasa takut sekaligus cemas.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 92. Satu Kali Pukulan

    “Silakan kakak, gratis selama grand opening,” teriak Nia yang begitu bersemangat membagikan keong.Mira tersenyum simpul melihat Nia yang begitu bersemangat. Tetangganya itu bahkan lebih terlihat seperti pemilik dibanding dirinya.“Ayo gratis, makanan enak buatan ibu lagi gratis!” teriak Hana yang sebenarnya tak begitu mengerti kenapa dagangan ibunya menjadi gratis.“Ayo tante-tante dan om-om, keong buatan ibu enak banget!” Arka seperti tak mau kalah dengan adiknya.Kerumunan semakin ramai karena mendengar kata “gratis”.Di tengah kesibukan pembagian keong gratis tersebut, rekan Gani yang berniat mengganggu Mira pun datang. Pria itu muncul tiba-tiba, lalu menggebrak meja.“Woy!” teriaknya sambil menggebrak meja dengan begitu kencang. “Toko ini belum ada izin buat berjualan! Sekarang malah rame-rame, bikin macet jalan saja!”Orang-orang yang ada di sana terkejut dengan kedatangan pria tersebut. Beberapa dari mereka terlihat ketakutan karena gaya rekan Gani yang begitu arogan.“Maaf, ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 93. Sebuah Kerja Sama?

    Tak terasa hari berganti, kini Mira membuka toko seperti biasa. Hanya saja, karena masih belum berani ambil resiko, ia tidak menambah barang dagangannya meski kemarin telah ramai di serbu.Seperti biasa, saat pagi hari belum ada yang datang sehingga Mira bisa menghabiskan waktu dengan anak-anaknya terlebih dahulu.“Bu, kenapa selalu ada orang jahat di mana saja kita tinggal?” tanya Arka tiba-tiba, tampaknya bocah itu masih teringat akan kejadian di mana seorang pria berusaha mengganggu usaha ibunya.“Di mana pun kita berada pasti ada orang yang jahat. Tapi jangan sampai lupa kalo orang baik pun juga ada.”“Kayak Bu Susi sama Tante Nia gitu, Bu?”Mira mengangguk sambil tersenyum.“Betul, jadi kita jangan cuma lihat dari satu sisi buruk saja. Lihat juga sisi baiknya.”Arka dan Hana mengangguk, ucapan sang ibu bagai penyejuk yang menghilangkan rasa gelisah di hati mereka.Saat Mira sedang asyik bermain dengan anak-anak, Susi mendadak datang sambil tersenyum merekah. Tampaknya kehadiran M

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31

Bab terbaru

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Ekstra Part 2

    Agus secara tiba-tiba memberikan sebuah gunting dengan hiasan pita kepada Mira. Tentu saja hal tersebut membuat Mira dan Raka kebingungan.“Pak, apa maksudnya ini?” bisik Mira yang kala itu tampak kebingungan.“Ini milik kalian. Hadiah dariku atas kelahiran Syafa, juga ucapan selamat atas usaha kalian yang semakin sukses,” jelas Agus dengan santainya.“Tapi ini terlalu berlebihan, Pak.” Raka turut menjawab.“Hey, yang namanya hadiah ya suka-suka yang ngasih!” tegas Agus sambil menatap tajam, “apa jangan-jangan kalian nggak mau menerima hadiah dariku?”Raka terkejut mendengar ucapan Agus, tentu saja bukan itu yang dia maksud.“Bukan, Pak! Tapi ini–”“Semuanya, saya disini hanya mendampingi Mira dan Raka untuk melancarkan bisnis wisata ini. Mereka hanya punya uang, tapi tidak tahu alur untuk pengelolaan bisnis wisata,” jelas Agus dengan menggunakan pengeras suara.Bukan hanya para warga yang terus menghujat, Mira dan Raka saja sampai dibuat tak bisa berkata-kata mendengar ucapan Agus.“

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Ekstra Part 1

    Pagi itu, ketika Mira tengah memberi ASI anaknya yang baru lahir, mendadak suara bell rumah mengejutkannya.“Siapa yang datang pagi-pagi begini?” gumam Mira sambil perlahan berusaha bergeser agar anaknya tidak terbangun.Setelah berhasil lepas dari pelukan sang anak, Mira buru-buru keluar kamar, lalu membukakan pintu.“Surprise,” ucap Agus yang kala itu tengah bersama Raka dan ketiga anak mereka.Mira mengerutkan kening, bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.“Surprise?” Mira mengerutkan kening sambil tersenyum bingung.Agus melirik Raka, meminta pria itu untuk menjelaskan semuanya pada Mira.“Ceritanya panjang, cuma Pak Agus minta kita buat kembali ke kampung, ada yang harus kita liat,” jelas Raka.“Memangnya apa?” Mira masih belum mengerti dengan apa yang sebenarnya Raka maksud.“Mas juga kurang tau–”“Sudahlah! Jangan banyak tanya! Kalian pergi hari ini juga, biar bisnis kalian asistenku yang urus.”Mira dan Raka saling pandang sambil berbicara dengan nada cukup tinggi, saking

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 113. Akhir Bahagia (Tamat)

    “Kita langsung ke dokter saja, ya! Mungkin ini efek kamu terlalu stres mikirin masalah tadi,” ungkap Raka seraya merangkul sang istri. Mira dengan tubuh lemas dan perut yang mualnya tak tertahankan lebih memilih duduk terlebih dahulu untuk meredakan rasa yang membuatnya tak nyaman tersebut. Anak-anak yang mengerti jika sang ibu sedang tak enak badan itu seketika meniru ayah mereka memijat-mijat pelan di bagian lengan dan kaki. “Mas, kalau udah enakan saja ya pergi ke kliniknya, perutku lagi nggak nyaman banget.” “Kalau begitu biar Mas panggilkan dokter ke rumah saja.” Raka segera menelpon dokter kenalannya. ART di rumah pun tak kalah perhatian. Ia langsung membawakan teh manis hangat ketika tahu Mira sedang tidak enak badan. “Bu, sebelumnya saya minta maaf kalau agak kurang sopan. Kalau boleh tahu kapan ibu terakhir haid?” tanya asisten rumah tangga tersebut. Mira mengerutkan alis dan sontak terkejut seketika. “I-itu, apa mungkin?” Mira tersenyum canggung. Raka yang sedang men

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 112. Manusia Nggak Tahu Diri

    Raka yang sedang berada tak jauh dari tempat Mira menerima panggilan telepon sontak terkejut saat mendengar sang istri setengah berteriak.“Ada apa? Kenapa sampai terkejut begitu?” Raka memegangi bahu Mira.“Ini Mas.” Mira menunjukan sebuah pesan pada Raka.Raka segera meraih ponsel Mira dan membaca isi pesan di dalamnya. Ia mengerutkan alis dan terdiam untuk beberapa saat.Kala itu Mira tampak sedang menahan air mata, tak menyangka dengan apa yang dibacanya.“Setelah sekian lama mencampakanmu sekarang mereka malah berusaha mempermalukanmu begini?” Raka tanpa sengaja meremas ponsel Mira saking merasa kesal.“Kupikir mereka sudah nggak menganggapku ada. Tapi ternyata di saat aku sudah sukses, malah mengatakan pada semua orang kalau aku menelantarkan mereka.”“Om dan bibimu sudah sangat keterlaluan. Biar aku bantu luruskan saja semuanya. Biar keluargamu itu pada tau.”“Percuma, mereka nggak bakalan mau dengar. Kalau begitu, Mas antar aku ke rumah sakit saja. Biar sekalian ketemu keluarg

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 111. Misi Selesai

    Kala itu warung Iyun barang dagangannya tak terlihat sepadat dulu. Hanya beberapa barang saja yang dipajang, itu pun tampak sudah berdebu seperti tak tersentuh.Beruntung cabut-cabutan yang Arka inginkan masih ada dan bahkan masih begitu banyak.“Bu, Arka mau semua boleh?” tanya Arka seraya menunjuk yang ia inginkan.Mendengar suara Arka, Iyun yang semula sedang terkantuk menunggui warung sampai dibuat terkejut.“Mi-mira?” gumam Iyun dengan mata membelalak, “mau ngapain kamu ke sini?” tanyanya seraya menatap sinis.Iyun sama sekali tak tahu jika Mira yang kini sudah di hadapannya berbeda dengan yang dulu.“Maaf, saya ke sini karena ada yang mau dibeli.”Iyun perlahan menatap pakaian Mira dan anak-anak yang kini terlihat bagus. Ia pun lebih memilih diam dan membiarkan Mira belanja di tempatnya.“Ibu Arka mau kue juga.”“Ambil saja.”Anak-anak tampaknya sengaja mengambil apa yang dulu tak bisa me

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 110. Penyesalan Para Warga Desa

    “Bukannya itu Mira? Apa aku nggak salah liat? Dia naik mobil mahal dan mewah begitu.”“Iya, anak-anaknya juga pake baju bagus. Mereka benar-benar jauh berbeda.”“Apa mungkin mereka pesugihan? Masa iya bisa kayak secepat itu?”“Loh, kamu nggak tahu? Mira itu kan sempat viral di media sosial.”Para warga desa yang menyaksikan kedatang Mira dan Raka tak hentinya berbisik. Mereka antara bingung, terkejut, juga tak menyangka dengan apa yang mereka lihat.Hanya saja, Mira kali ini berusaha untuk tak ambil pusing tentang ucapan para warga desa dan memilih fokus pada orang yang dituju saja.Kala itu di rumah Roni tampak istrinya yang sedang hamil besar terkejut melihat kedatang Mira dan Raka.“Mas Roninya ada, Mbak?” tanya Mira seraya tersenyum.Istri Roni pun heran karena ternyata Mira datang-datang malah mencari suaminya.“Maaf Mbak Mira, apa suami pernah pinjam uang? Atau melakukan kesalahan?” tanya wanita itu dengan wajah kebingungan.Mira tersenyum melihat tingkah istri Roni. Ia tahu bet

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 109. Sebuah Balasan

    Semua mata tertuju pada Raka dan Mira, sepasang suami istri yang begitu serasi, membuat mereka yang melihat menjadi kagum dan terpana.“Wah, sepertinya laki-laki itu memang suaminya. Mereka cocok sekali.”“Benar, tatapan keduanya saja keliatan saling mencintai.”“Yah, beberti Nunung saja yang iri dia nggak bisa dapetin laki-laki seganteng suami si Mbak itu.”Orang-orang yang menyaksikan sontak tertawa. Mereka menertawakan Nunung karena telah gegabah menuduh yang tidak-tidak.Merasa malu, Nunung pun segera pergi sambil menggerutu, sedangkan orang-orang yang berkerumun bergegas membubarkan diri.Mira dan Raka saling pandang, sejak tadi mereka terus menahan tawa.“Mas datang di saat yang tepat,” ungkap Mira.“Sebenarnya Mas sudah perhatikan dari tadi. Cuma nunggu waktu yang pas yang paling greget saja.” Raka terkekeh.Mira mencubit lengan sang suami, “jadi, apa seru melihatku dipermalukan?” “Enggak begitu sayang.” Raka terlihat panik.Mira malah tersenyum melihat tingkah sang suami.Di

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 108. Mira Pulang Kampung

    Hari itu setelah Mira menitipkan toko pada Nia dan Susi, ia pun segera bersiap mengemas barang-barang yang akan dibawanya.Kenangan pahit itu terus terngiang, dada Mira seringkali terasa sesak ketika teringat tentang dirinya dan anak-anak yang diusir dari desa dengan tidak terhormat.“Kenapa melamun terus? Apa ada sesuatu yang kamu pikirkan?” tanya Raka seraya menggenggam tangan Mira.Mira menatap Raka lekat, rasanya ia ingin mencurahkan apa yang mengganjal di dalam hati. Namun, mendadak ia khawatir dengan respon sang suami nantinya.“Ada sesuatu yang terus mengganggu pikiranku,” ungkap Mira yang sedang berusaha terlihat tenang.“Apa? Katakan saja,” pinta Raka sambil mengusap lembut kepala Mira.Mira menghela napas panjang, lalu berucap, “Mas janji nggak bakalan marah kalau ceritain?”“Ya, Mas janji.” Raka terlihat semakin penasaran, tatapannya terlihat semakin tajam, bahkan tarikan napasnya terlihat sedikit berbeda dari sebelumnya.Mira lagi-lagi menghela napas panjang, matanya tak b

  • Daging Keong Untuk Tiga Anakku   Bab 107. Ternyata Salah Paham

    “Ah, iya. Kebetulan aku kenal Mira,” sahut Jojo malu-malu.“Jadi, kamu kenal Mbak Mira? Wah rasanya dunia sempit sekali, sekian lama aku cariin kamu sekarang malah ketemu di saat seperti ini.”Jojo hanya tersenyum, jantungnya berdebar tak karuan. Melihat wajah Rani membuatnya teringat akan luka lama.“Kenapa diam saja? Kamu malas ngobrol sama aku? Kamu tuh setelah tiba-tiba pergi tanpa ada kata putus sekarang malah kayak gini sama aku. Kamu kenapa sih sebenernya?” protes Rani sambil memanyunkan bibir.Jojo lagi-lagi hanya tersenyum dan tak mengatakan apa-apa.Mendapat respon yang kurang baik, Rani pun memilih untuk diam meski dalam hati terasa begitu kesal.Meski sedang saling diam mereka tetap memilih untuk membantu Mira meski masing-masing merasa tak nyaman dengan situasi tersebut.“Alhamdulillah, akhirnya bisa istirahat juga,” ungkap Mira seraya merentangkan tangan yang pegal.“Bisnismu bagus sekali. Aku salut dengan cara pemasaran kalian. Apa kalian nggak ada niat buat memperluas

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status