Share

16. Lamaran

last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-30 17:46:31

Tibalah hari yang dinantikan oleh Bu Mae. Seharian ini, wanita setengah baya itu sibuk membuat aneka kue untuk dibawa ke rumah Salsa nanti sore. Ada kue cucur, bolu tape, donat kentang, risol isi sayuran, dan juga kue lapis. Belum lagi parcel buah sebanyak tiga keranjang sudah ia pesan dari toko buah.

Para tetangga termasuk Pak RT, Bu RT, dan beberapa orang lainnya yang akan mengantar Satria lamaran malam ini sudah dibelikan baju seragam batik sebanyak dua belas biji. Bu Mae sengaja berbelanja ke pasar Tanah Abang untuk persiapan lamaran Satria malam ini. 

Satria tak bisa banyak bicara. Ia hanya bisa memandang semua kehebohan di rumahnya tanpa berani berkomentar.

"Ngapain bengong? Masuk sana! Calon pengantin dilarang lihat persiapan lamaran, pamali kalau kata Mak Piah," seru Bu Mae pada Satria yang kini sudah berdiri di depan pintu kamarnya. Begitu ia mendengar nama Mak Piah, Satria langsung membanting pintu kamar, lalu menguncinya sebanyak dua kali. Satria

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
idham kholid
haduuuuh kocak mulu
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
buk Mae gercep mah cari mantu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DUKU (DUDA KUAT)   17. Jawaban Salsa

    Semua orang duduk di lantai ruang tamu yang sudah beralaskan karpet tebal. Sofa tamu terpaksa digeser ke ruang tengah rumah Salsa agar dapat menampung tamu yang datang bersama Satria dan ibunya.Kini semua terdiam tidak berani bersuara. Di depan mereka sudah ada gelas teh yang disuguhkan keluarga Salsa. Tamu pun ada juga sebagian yang duduk di luar, karena di ruang tamu sudah tidak muat.Seorang lelaki yang bernama Fajar menatap begitu banyak tamu berseragam dengan perasaan aneh sekaligus penasaran. Ia duduk di samping Devit;papa dari Salsa, sedangkan Satria duduk di samping ibunya yang juga tengah menunduk sangat malu."Jadi begini, Pak, Bu ...." Bu Mae berusaha membuka percakapan dalam keheningan malam."Kedatangan kami ke sini adalah untuk melamar anak Bapak dan Ibu yang bernama Salsa, sebagai istri dari anak saya yang bernama Satria Kuat. Memang kami datang secara tiba-tiba, karena memang niatnya memberi kejutan.""Iya, Bu, malah me

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-30
  • DUKU (DUDA KUAT)   18. Bunuy Dili

    Saya sarankan untuk tidak tertawa cekikikan malam Jumat sendirian.Selamat membaca.Iring-iringan mobil yang angkutan yang ditumpangi para tetangga Satria akhirnya sampai di halaman luas rumah pria itu. Satu per satu turun dengan wajah sedih dan tanpa berani bercakap-cakap.Begitu juga Satria dan ibu, serta Ramlan yang turun dari taksi online. Ketiganya turun dengan wajah masam."Habis ngelamar apa habis ngelayat sih? Mukanya kek batu nisan semua," celetuk Mak Piah yang bisa bicara dengan betul karena pasti gigi palsunya terpasang dengan baik. Semua orang menoleh sekilas, lalu membuang pandangan dan berjalan ke rumah masing-masing. Begitu pun Satria dan Bu Mae. Hanya Ramlan yang masih memperhatikan Mak Piah dan sedikit bergidik ngeri kemudian."Bos, gue kasih tahu aja lu ya. Hati-hati sama nenek grandong di sebelah. Dia sepertinya bukan cuma seorang nenek biasa, tetapi nenek ... nenek ... Ish, itulah pokoknya. Jangan sampai lu ben

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-30
  • DUKU (DUDA KUAT)   19. Mandi Sendiri

    Saya janji, di bab 19 ini tidak ada kelucuan. Isinya serius semua, buktikan saja!Seorang pria tengah memperhatikan wanita yang akan menjadi calon istrinya kini tengah latihan angkat besi. Pakaian yang dikenakan Salsa cukup ketat, sehingga mengganggu penglihatan juga perasaannya.Salsa nampak tangguh dan sangat macho saat berlatih bersama coach yang tubuhnya bak atlet binaraga Ade Rai. Sesekali wanita itu melemparkan senyuman pada Fajar yang hari ini menemaninya latihan.Selesai latihan satu jam, Salsa pun berjalan menghampiri Fajar yang tengah duduk di kursi panjang. Lelaki itu tersenyum pada Salsa, sambil membukakan tutup botol air mineral untuk calon istrinya."Minumlah, kamu pasti capai," ucap Fajar perhatian. Salsa menerima botol minum dari Fajar, lalu meneguknya dengan cepat."Mas Fajar bosan ya, nungguin saya latihan kelamaan?" tanya Salsa yang sudah duduk di samping Fajar."Tidak juga. Kamu gagah sekali dan sangat kuat se

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-30
  • DUKU (DUDA KUAT)   20. Tangisan Salsa

    Yang kangen BangSat, absen dulu dong! He he he****"Ram, saya yang amnesia atau bagaimana ya?" ujar Sapto sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Kenapa emangnya? Bos Satria meninggal, terus apa hubungannya sama lu yang amnesia?" timpal Ramlan dengan wajah penasaran."Mau nyusulin dia lu?" sambung Ramlan lagi hingga membuat Sapto tertawa."Bukan, ini tanggal 1 kan ya? Jadwalnya gajian, Ram. Ck, jadi kita kagak gajian dong," ujar Sapto dengan wajah lesunya."Palingan udah dititipin sama Bu Mae. Lu tenang aja, biasanya kalau meninggal gantung diri gitu, pasti ada pesan terakhir. Semoga ada rincian gaji kita dititipin sama Bu Mae," jawab Ramlan yang masih fokus mengendarai motornya."Dosa gak sih kita gosipin orang mati?""Kagak, insyaAllah dapat pahala malahan. Makanya otak lu dipake Sapto! Orang lagi sedih kehilangan anak, malah lu inget gajian. Lu bawa uang takziah gak? Kalau gak bawa, turun lu se

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-30
  • DUKU (DUDA KUAT)   21. Meluruskan Salah Paham

    "Bun, Papa punya kabar yang bisa dibilang kabar baik, tapi juga kabar buruk," ujar Devit pada Juwi begitu kakinya masuk ke dalam rumah sehabis dari kampus. Juwi menatap suaminya dengan dada berdebar."Ada apa, Pa? Bukan disuruh dinas keluar kota'kan?" tanya Juwi penasaran."Bunda tahu lelaki yang semalam melamar Salsa? BangSat itu namanya.""Iya, Pa, masih inget atuh, pan gara-gara dia Bunda pingsan sampai subuh," timpal Juwi sambil memijat pelipisnya."Ha ha ha ... itu mah bukan pingsan, emang tukang tidur aja kali," balas Devit sambil tergelak."Ish, Papa ... Terus, emangnya kenapa dengan Satria?" Juwi merapatkan duduknya dengan Devit."Gimana mau cerita, tenggorokan Papa aja seret nih, airnya mana?" Juwi menepuk keningnya yang lupa membuatkan teh selamat datang untuk suaminya. Segera ia beranjak dari sofa, lalu setengah berlari menuju dapur.Devit juga bangun dari duduknya lalu berjalan ke kamar. Lelaki itu masuk

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-01
  • DUKU (DUDA KUAT)   22. S-setan!

    "Ya Allah, kasian juga ya, Pa. Untung kita gak nerima lamaran lelaki itu. Imannya tipis banget. Masa gitu aja bunuh diri," komentar Juwi setelah selesai dua kali mendaki gunung, lewati lembah bersama suami tercinta."Mungkin karena malu, Bund. Yah, namanya manusia kalau tidak dekat dengan Tuhan seperti itu. Semoga Juwi berjodoh dengan Fajar. Papa juga ingin punya cucu. Rumah ini ada anak kecil lagi. Kita bikin anak kecil melulu, tapi gagal terus," ujar Devit sambil menyeringai."Udah cukup tiga anak di rumah ini, Pa. Mau nambah anak terus emang Papa bantuin ngurusnya? Papa cuma numpang nampung asi Bunda doang sambil nelen ludah. Mesum gak sarjana-sarjana," balas Juwi dengan sengit, lalu beranjak turun dari tempat tidur. Devit tergelak dengan mata yang masih menatap punggung istrinya yang perlahan menghilang dari balik pintu kamar mandi.Ia pun ikut turun dan berjalan ke kamar mandi karena tiba-tiba saja perutnya terasa sangat mulas.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-01
  • DUKU (DUDA KUAT)   23. Meriang

    "Bang, lu kenapa? Pulang takziah malah ngeringkuk bae di balik selimut? Gak jadi gajian ya? Ck, harusnya bos Satria titipin dulu gaji karyawannya baru meninggal. Jadi, udah gak ada sangkutan lagi di dunia. Kalau begini gue yang repot'kan? Cicilan daster sama bank keliling udah nunggak seminggu, Bang," oceh seorang wanita yang tidak lain adalah istri dari Murtadi.Pria berusia tiga puluh lima tahun itu masih saja gemetar dari balik selimutnya dengan suhu tubuh yang tinggi."Nih, minum dulu obatnya! Obat juga saya boleh ngutang di warung sebelah. Awas aja kalau gak sembuh!" ancam wanita itu lagi pada suaminya."D-dikantong celana, ada amplop, Mah, Bos Satria yang bagiin tadi," balas Murtado dengan suara gemetar."A-apa? Yakin lu, Bang? B-bukannya bos lu udah meninggal? K-kenapa bisa bagiin gajian?" wanita itu bertanya dengan nada panik. Ia khawatir suaminya terkena sawan orang meninggal, karena begitu pulang langsung meriang.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-01
  • DUKU (DUDA KUAT)   24. Janda Pilihan Ramlan

    Lagi-lagi orang yang dikunjungi olehnya pingsan. Baik ibunya Salsa dan kini istri dari karyawannya. Sungguh hari yang sangat melelahkan. Karen tak kunjung sadar, istri dari Murtadi sampai dilarikan ke rumah sakit dan dirinya yang harus membayar biaya pengobatannya. Setelah semua urusan beres, Satria pun pamit pulang, sedangkan Muryadi masih menunggui istrinya yang lemas di IGD.Satria pulang ke rumah dengan perasaan kacau dan tubuh sangat lelah. Sebelum benar-benar masuk ke pekarangan rumahnya, Satria terlebih dahulu mengintip, apakah ada Mak Piah di teras rumah? Syukurlah, nenek itu sudah tidak ada di rumahnya.Satria memasukkan motor ke dalam rumah, lalu mengunci pintu rumah. Lampu kamar ibunya sudah padam, itu menandakan ibunya sudah tidur. Satria baru sadar ini sudah pukul dua belas malam.Ia pun bergegas mandi dan berganti pakaian sebelum tidur. Diperhatikannya langit-langit kamar yang sepi. Seperti suasana hatinya. Tinggal berdua saja dengan ibunya s

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02

Bab terbaru

  • DUKU (DUDA KUAT)   99. Gara-gara Barbel (Ending)

    Bep! Bep!Suara dering ponsel membuat konsentrasi Satria terpecah. Ia mencoba abaikan, tetapi dering itu tak juga berhenti hingga memekakkan telinga."Angkat dulu saja, Bang," kata Salsa pada suaminya."Ya udah deh!" Satria turun dari tubuh Salsa, lalu tangannya memanjang untuk meraih ponsel."Ibu Suri," kata Satria pada Salsa."Halo, assalamualaikum, Bu, ada apa telepon?""Eh, songong lu! Emangnya gue gak boleh telepon? Lu ada di sana juga kalau bukan gue ngeden banget, gak bakalan lu keluar, Satria. Jadi yang sopan sama orang tua."Ha ha ha ha ... Salsa tertawa mendengar ocehan ibu mertua pada suaminya. Ia bisa mendengarnya dengan jelas karena Satria menyalakan loudspeaker."Iya, Bu, maksudnya ada apa? Apa Ibu sakit?""Bukan gue yang sakit, tapi Bagus lu! Gimana dia kabarnya? Udah mendingan belum?""Ini baru mau dijajal lagi, Bu.""Oh, berarti udah lu obatin?""Udah, Bu.""Begini, kata

  • DUKU (DUDA KUAT)   98. Nonton Bioskop

    Salsa berhasil mengeluarkan biji durian yang tersangkut di tenggorokan Satria, walau dengan penuh perjuangan. Segelas teh hangat ia buatkan dengan penuh cinta kasih untuk suami tercinta, agar rasa pedih di tenggorokannya hilang."Abang tahu gak, kalau yang Abang lakukan tadi berisiko membuat saya menjadi janda untuk kedua kalinya?" Salsa menatap suaminya dengan wajah iba. Satria membuang pandangannya, tak sanggup untuk membalas tatapan Salsa. Ia sangat malu dengan kekuatan serta perbuatannya yang konyol."Jangan diulangi ya, Bang. Cukup Abang berolah raga rutin dan jangan stres. Tiket yang waktu itu saya berikan sebagai kado ulang tahun Abang dan Mbak Haya sudah diberikan Ibu pada saya. Karen jangka waktu berlakunya untuk satu tahun, maka kita bisa menggunakannya untuk kita berbulan madu.Salsa tahu Abang pasti stres berat. Ingin memberikan yang terbaik untuk Salsa, malah keadaan sebaliknya yang terjadi. Jadi, besok sore kita berangkat ya? Sekarang S

  • DUKU (DUDA KUAT)   97. Satria Pergi ke Rumah Sakit

    Satria merasa sangat menderita dengan kekuatannya yang menghilang. Ia bahkan sangat malu pada istrinya karena hal memalukan ini."Bang, sudah, jangan dipikirkan, apa Abang mau ke dokter? Kita periksa ke dokter, gimana?" tanya Salsa sambil menyandarkan kepalanya di lengan suaminya. Satria hanya bisa mendesah penuh penderitaan."Ayo, kita ke dokter, konsultasi, siapatahu dokter ada solusi untuk kita," bujuk Salsa lagi dengan lemah lembut."Melamun seperti ini tidak akan memberikan solusi. Kalau Abang sayang sama Salsa, berarti Abang harus ikut saran Salsa." Kali ini suara istrinya terdengar serius."Ya sudah, ayo, kita ke dokter." Salsa tersenyum senang, lalu melayangkan satu ciuman di pipi kekasih halalnya.Keduanya berangkat ke rumah sakit dengan menaiki motor besar Salsa yang memang berada di lobi parkir hotel."Ya ampun, motor ini berat banget, Sa. Kamu kuat sekali bisa wara-wiri dengan kendaraan seperti ini,"

  • DUKU (DUDA KUAT)   96. Kesedihan Pengantin Baru

    "Ya sudah, Bang, jangan sedih gitu! Gak papa kok cuma sebentar. Salsa maklum." Salsa mengusap rambut suaminya dengan penuh sayang."Abangnya yang gak terima, Sa. Masa sebentar banget? Belum juga keringetan, belum sesak napas, baru tiga kali tarik ulur napas, masa udahan sih? Duh, gimana ini?" Satria meremas rambutnya dengan kesal. Ia terduduk sambil bersandar di punggung ranjang. Sangat malu untuk menatap wajah Salsa yang sebenarnya tidak terlihat menderita."Nanti dia coba lagi, Bang. Kata Ibu waktu itu, Abang bisa tujuh kali dalam sehari, kalau memang Abang sudah sembuh Alhamdulillah, paling tidak bisa berkurang sedikit. Salsa juga masih sakit ininya, pedih," kata Salsa lagi dengan wajah malu-malu."Maafin Abang ya, Sa. Kita mandi lagi yuk, setelah itu sarapan. Oh, iya, siapatahu di kamar mandi nanti Bagus bisa satu kali lagi." Satria tersenyum sangat lebar. Ia teringat pernah habis-habisan melakukannya dengan Haya waktu itu karena kamar mand

  • DUKU (DUDA KUAT)   95. Malam Pengantin Season 4

    "Mae, kemalin acala Satlia untung gak hujan ya? Emangnya lu jadi lempalin sempak ke genteng hotel?" komentar Mak Piah yang menghampiri Bu Mae di tukang sayur keliling.Si Abang tukang sayur dan beberapa ibu-ibu yang ada di sana tertawa mendengar pertanyaan Mak Piah."Ha ha ha ... Mak, nama saya Maesaroh, bukan Spidermae, ha ha ha ... Gimana caranya saya lemparin sempak bekas pakai ke genteng hotel? Naiknya gimana? Ha ha ha ....""Gue kilain jadi, Mae, soalnya gak hujan," timpal Mak Piah."Harusnya lempal sempak gue ya, bial panas sehalian. Semalam jam sebelas malah hujan, jadinya becek deh ini," kata Mak Piah lagi."Kalau sempak Emak yang dilempari, hujan kagak, longsor ia, ha ha ha ... Dah, ah, saya mau rebahan dulu, cape semaleman ngitungin amplop dari ibu-ibu. Soalnya isinya dua ribuan semua. Satria, walau udah nikah, tetap aja nyusahin gue.""Bener, Bu, saya ampe nukerin uang dua ribuan ke pom bensin unt

  • DUKU (DUDA KUAT)   94. Malam Pengantin Season 3

    "Eh, Abang kenapa bangun? Sudah pagi ya?" Salsa menggosok kedua matanya dengan kuat sambil menoleh ke kanan untuk melihat jam dinding. Keningnya mengerut dalam saat melihat jarum pendek masih ada di angka tiga. "Masih subuh, Bang, tidur lagi aja," kata Salsa malah berbalik memunggungi Satria. Istrinya nampak sangat mengantuk, hingga suara dengkurannya kembali terdengar jelas. Satria mendekat untuk mengecup kepala Salsa, lalu ia membetulkan letak selimut istrinya."Bagus, nasib kamu sedang kurang bagus malam ini. Kita tidur lagi saja ya, besok sehabis salat subuh kit aja Puspa main petak umpet," bisik Satria pada media tempurnya.Satria kembali memeluk Salsa dari belakang dan ikut memejamkan mata. Rasanya sangat nyaman bisa tidur memeluk kekasih halalnya.Sementara itu, wanita single parent yang bernama Haya, tidak bisa tidur sepanjang malam. Hari ini adalah hari pernikahan Satria dan ia tahu itu dari Wahyu. Walau sudah tinggal ber

  • DUKU (DUDA KUAT)   93. Malam Pengantin Season 2

    Seorang dokter yang dipanggil Salsa ke kamar, tengah memeriksa kedua kaki Satria. Dokter menyarankan Satria untuk beristirahat malam ini tanpa ada aktifitas yang menguras tenaga. Dokter juga memberikan vitamin yang bisa langsung diminum Satria agar esok hari kakinya bisa sembuh dan tenaganya kembali pulih."Terima kasih atas bantuannya, Dok," kata Salsa saat mengantar dokter wanita itu keluar dari kamarnya."Sama-sama, Mbak, semoga suaminya lekas sembuh ya," jawab dokter itu sambil tersenyum.Salsa kembali masuk ke dalam kamar pengantin yang sudah dihias sangat sempurna dan terkesan begitu gagah, karena ada banyak barbel di setiap sudut ruangan. Barbel warna-warni miliknya yang sengaja dicat agar tidak terlalu kelihatan seperti barbel.Taburan kelopak mawar merah dan putih di sepanjang karpet beludru hingga sampai di atas ranjangnya, menambah kesan romantis di dalam kamar."Sa, maafkan Abang ya, gara-gara kaki laknat ini gak

  • DUKU (DUDA KUAT)   92. Ahay ... Pengantin Baru

    "Mae, lu punya nomol HP penghulu yang tadi nikahin Satlia gak?" tanya Mak Piah saat keduanya duduk bersampingan tengah menikmati puding."Kagaklah, adanya nomor HP Malaikat Izrail? Mau?" Bu Mae terkikik geli mendengar jawabannya untuk Mak Piah."Lu mah, gue nanya benelan juga. Kalau ada, gue mau, Mae. Siapatahu aja penghulunya duda, ya kali gue bisa daftar, he he he ....""Jadi apanya, Mak?""Jadi istelinya dong, masa jadi penunggu pohon, ha ha ha ...." Bu Mae terus saja tertawa saat berbincang dengan Mak Piah. Sikap suudzonnya terhadap Mak Piah sudah benar-benar pergi setelah kebenaran yang dikatakan oleh Mak Piah.Sebuah kejutan yang belum sempat ia katakan secara detail pada Satria. Ia ingin membuktikan bahwa ucapan Mak Piah itu benar, sehingga ia tidak mau memberitahukan pada Satria terlebih dahulu."Bu Mae, selamat ya," ucap para tamu undangan yang datang menghampirinya yang tengah asik berbincang dengan Mak Piah. 

  • DUKU (DUDA KUAT)   91. Tidur di Hari Pernikahan

    "Satria ... Lu mau bangun kagak?" bisik Bu Mae gemas sambil mencubit pinggang anaknya. Namun Satria tak gentar, ia masih terus menunduk tidur."Maaf ya, Pak, tadi saat didandani, Satria minum antimo, udah gitu semalam dia jaga lilin, gak tidur, jadinya anak saya ngantuk berat," kata Bu Mae tak enak hati pada dua petugas KUA yang sedang menahan tawa memperhatikan Satria."Oh, pantes aja, Bu. Harusnya diminumin vitamin, madu, atau jamu, biar kuat saat resepsi dan malam pengantin. Jangan antimo, Bu," sahut salah satu petugas sambil tertawa. Bu Mae hanya bisa tersenyum tipis; karena merasa tidak enak hati dengan semua mata yang menatap ke arahnya.Sebuah ide muncul di kepalanya, jika dengan mantra ini anaknya tidak bangun juga, terpaksa ia akan melakukan hal yang lebih nekat."Satria, kalau lu gak mau bangun, pengantin lu gue tuker Mak Piah ya?"KrekSontak Satria terbangun dengan mata segarisnya. Ia menoleh ke kanan dan

DMCA.com Protection Status