Beranda / Romansa / DUDA PILIHAN PAPA / Teror untuk Ashiqa

Share

Teror untuk Ashiqa

Penulis: Joya Janis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pukul delapan malam, sayang sekali Terryn tidak bisa lagi berlama-lama menemani Ashiqa. Demam Ashiqa juga mulai mereda dan dia meyakinkan Terryn jika dia akan baik-baik saja sendiri di kamar perawatannya.

Sepeninggal Terryn, Ashiqa mengambil ponselnya di atas meja kecil samping tempat tidurnya. Ada chat Rama yang meminta maaf akan pulang telat. Ashiqa membalasnya dengan mengatakan dia akan baik-baik saja dan tidak usah mengkhawatirkannya.

Pengaruh obat mulai bekerja yang membuat Ashiqa merasa mengantuk. Dia mencoba tidur lebih awal dan mencoba melupakan sejenak permasalahan tentang Arkhana itu. Tak lama akhirnya dia benar-benar tertidur pulas.

Pintu kamar Ashiqa kembali terbuka, langkah kaki yang sama memasuki kamar Ashiqa. Diam-diam laki-laki itu kembali mengelus rambut Ashiqa dan mulai berani mencium punggung tangan perempuan itu. Kali ini Arkhana hanya memandangi wajah Ashiqa saja, dia tidak ingin berkata sepatah kata pun agar Ashiqa tidak terbangun dari tidurnya. Arkhana mengeluar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DUDA PILIHAN PAPA   Rahwana

    Dua bulan masa badai masih cukup berat untuk dilalui Rama, tetapu bukan Ramadhan Al Farizi namanya jika dia menyerah dalam waktu secepat ini. Syukurnya Rama masih punya beberapa kolega yang loyal padanya dan membantunya dalam situasi sulit.Rama sebenarnya sudah tidak ingin Ashiqa turut bekerja di perusahaannya tapi perempuan itu sulit untuk tawar menawar hingga sampai di titik kesepakatan mereka jika Rama hanya mengijinkannya kerja di kantor tidak boleh turun lagi ke lapangan.Ashiqa pun setuju karena dalam hati pun dia bertekad untuk menemani suaminya dalam keadaan apapun. Jika dia masih bisa memberikan pikiran dan tenaganya pasti dia akan lakukan itu untuk Rama dan perusahaannya.“Tuan, siang ini akan ada lelang tender proyek di Mega Cipta, ini peluang bagus jika kita berhasil mendapatkannya. “ Wisnu menyerahkan map berisi beberapa lembar laporan.“Ini perusahaan yang ikut lelang, ada perusahaannya Deva juga nih dan … Seven Seas akan ikut juga?”“Iya Tuan, mereka benar-benar ada di

  • DUDA PILIHAN PAPA   Rencana Ashiqa

    Ashiqa terdiam sepanjang perjalanan pulang ke rumah, Rama yang duduk di sampingnya sudah beberapa kali meliriknya. Alis Ashiqa hampir bertaut dan bibirnya agak mengerucut.“Sayang, dari tadi kamu kok diam aja sih, kamu kenapa?” Rama mengambil jemari Ashiqa dan meletakkannya di atas pahanya.“Siapa presdir dari Mega Cipta, Rama? Aku mau tahu," jawab Ashiqa sambil memandangi jalanan dari balik jendela kaca mobilnya.“Pak Ardinata, kenapa?” Rama memainkan jemari Ashiqa dengan gemas.“Pak Ardinata … Ardinata … ooh … aku ingat sekarang.”“Memangnya kamu kenal?” Rama melirik Ashiqa yang masih memasang wajah super serius.“Kalau tidak salah beliau salah satu sahabat ayahku, pak Ardi hadirkan di resepsi pernikahan kita?”“Iya, hadir. Aku kira kamu gak perhatikan siapa-siapa lagi karena sibuk mengataiku Datuk Maringgih.” Rama tertawa saat mengingat malam pertama mereka. Ashiqa mencubit perut Rama dengan gemas.“Aaauuccchhh … sakit, Sayang! Yaa ampuun ini jari kecil gini kok bisa pedes banget s

  • DUDA PILIHAN PAPA   Di balik kemenangan

    Braaaak…!Arkhana menggebrak meja dengan kesalnya sepuluh hari setelah lelang tender itu Mega Cipta mengeluarkan pengumuman dan tak satupun Seven Seas mendapatkan proyek dari lima proyek raksasa yang di lelang Mega Cipta. Dua proyek incaran justru jatuh pada Farizi Corps, satu proyek pada Melda’s Construction dan dua lainnya pada perusahaan yang tidak terlalu terkenal.“Mega Cipta ingin melawan kita rupanya, aku harus bertemu dengan presdir mereka.”Arkhana menghempaskan map laporan itu ke lantai tepat saat kursi roda Saras masuk bersama Niken.“Ada apa ini Khana?” Saras melihat kertas yang berserakan di lantai.“Mega Cipta memenangkan Farizi Corps dengan dua proyek besar incaran kita, dan sisanya pada perusahaan kecil. Mereka sengaja melewatkan kita.”“Khana, tenanglah, ini bukan akhir dari perusahaan kita jika kita tidak mendapatkannya, lagi pula kita punya kerjasama juga dengan Mega Cipta di Aussy. Kita tidak boleh gegabah dan emosional di sini.”Saras mendekat pada Arkhana dan mer

  • DUDA PILIHAN PAPA   Dua nyawa

    Sekian menit setelah kepergian Ashiqa Rama yang mematung akhirnya tersadar, dia harus bicara pada istrinya. Dengan langkah-langkah panjang dan hampir setengah berlari dia mencari Ashiqa yang terlihat turun keluar gedung.“Ashiqa, tunggu!” seru Rama yang sudah melihat Ashiqa sedang mengambil ponselnya untuk menelpon seseorang sambil terisak menangis. Rama berlari menyusul perempuan itu dan tiba-tiba sebuah mobil mini van berhenti tepat di samping istrinya lalu dua orang lelaki tegap memaksa istrinya masuk.“Heeeey… lepaskan istri saya!” Rama berlari sekencang-kencangnya untuk mengejar mobil yang telah membawa Ashiqa pergi. Samar terlihat bayangan Ashiqa yang masih sempat memberikan perlawanan, Rama terus berlari dan sialnya jalanan cukup lengang hingga membuat mobil dapat melaju lebih kencang hingga membuat Rama jauh tertinggal hingga tak terlihat lagi.Rama nyaris menangis melihat ujung jalanan yang membuat mobil van itu terlihat seperti titik kecil. Kakinya melangkah bolak balik dan

  • DUDA PILIHAN PAPA   Ayah Baby

    Seorang pria paruh baya dan berperawakan gemuk sedang menghisap rokok dari pipanya sambil berjalan mendekati kamar Ashiqa. Dia memerintahkan anak buahnya untuk membuka pintu kamar tempat Ashiqa disekap. Laki-laki itu tertawa dengan riang seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru.“Aaakhirnya aku menemukanmu Ashiqa Sayang … sudah cukup lama yaa? Tiga atau empat tahun? Waah … waah … waaah … semakin cantik rupawan dan semakin matang!”Ashiqa yang sudah sadar dipindahkan ke sebuah kursi dan diikat kembali di sana, matanya membelalak kaget melihat laki-laki yang dipanggil ‘Bos’ oleh orang-orang yang menculiknya.“Kau terkejut rupanya melihatku Ashiqa manis … jangan khawatir aku sudah mengabari suamimu yang kaya raya itu jika kau ada bersamaku. Keselamatanmu tergantung dari caramu bersikap padaku. Buka penutup mulutnya itu tampaknya dia ingin sekali menyapaku.” Perintahnya lagi.Salah seorang anak buah si bos itu menarik plester di permukaan mulut Ashiqa.“Kaau! Lepaskan aku … aku dan

  • DUDA PILIHAN PAPA   Pertukaran

    Rama sibuk memeriksa semua saldo keuangannya yang pasti butuh waktu untuk dijadikan bentuk tunai dalam tempo singkat. Deva menelpon ibunya dan meminta bantuan, bersyukur ibu Imelda orang yang baik dan siap membantu Rama. Terryn termenung memikirkan apa yang menimpa sahabat dekatnya itu.“Mas Rama, Mas pernah kasih ponsel Ashiqa sebagai hadiah waktu wisuda lalu kan?” IMEI dari ponsel itu kira-kira bisa dilacak gak?”Rama menghentikan aktifitasnya sejenak sambil berpikir, Deva dan Wisnu saling berpandangan. Hal ini patut dicoba.“Wisnu, coba minta kemari anak buah kamu yang jago IT untuk melacak ponsel Ashiqa.”“Baik, Tuan Rama.” Wisnu agak menjauh dari mereka dan menelpon seseorang.Dalam waktu setengah jam Irwan, salah seorang bagian IT datang memenuhi panggilan Rama dan mulai mencoba melakukan usaha terbaik yang dia bisa.Ponsel Rama kembali berdering, sebuah pesan lokasi pertukaran dikirim Jalal dan waktunya diubah, Jalal meminta waktu lebih cepat, menjelang dini hari nanti agar Ram

  • DUDA PILIHAN PAPA   Kau aman sekarang

    Arkhana menyusuri lereng bukit kecil di perkebunan ini berharap Ashiqa tidak terlalu jauh jatuh terperosok dan masih dalam keadaan sadar. Lampu senter dari ponselnya menyorot kesana kemari untuk menemukan Ashiqa di langit yang mulai menyentuh fajar pagi.“Ashiqaaa … Ashiqaaa … kamu di manaaa?!” teriak Arkhana berulang-ulang.Sementara di belakang sana Rama sudah mulai lemas dan tak bisa berjalan lagi.“Mas Wisnu sebaiknya Tuan Rama kita bawa ke rumah sakit secepatnya, biar saya saja yang bawa, Mas Wisnu di sini membantu mencari Nyonya Ashiqa” Deva menawarkan bantuannya lagi pada Rama dan Wisnu. Asisten Rama itu melihat pada Rama yang hampir sudah tak bisa lagi berjalan.“Baiklah. Hati-hati yaa Tuan Deva, kita bawa ke mobil sekarang. Saya akan mencari keberadaan nyonya Ashiqa setelah ini.”Suara sirine mobil Polisi terdengar beberapa saat kemudian, Deva meminta Terryn melapor ke Polisi ketika adu tembak antara mereka sudah selesai. Deva segera meninggalkan lokasi setelah memberitahukan

  • DUDA PILIHAN PAPA   Restart

    Saras memandangi dirinya di depan cermin, dia baru saja selesai mandi dan berpakaian rapi. Terapi kakinya sudah semakin menunjukkan kemajuan, dia bahkan sudah bisa melangkah lebih jauh dan lebih kuat.Niken asistennya sangat gembira melihat hal itu. Kesedihan di wajah Saras sudah mulai pudar namun sayang ekspresi wajah Saras justru berubah menjadi lebih dingin dan menakutkan.“Apa Nyonya benar-benar tidak akan memberitahukan Tuan Arkhana tentang kesembuhan Nyonya? Bisa jadi Tuan akan sangat senang mendengarnya dan semakin menyayangi Nyonya.” Niken berdiri tak jauh dari Saras yang sedang berdiri memilih syal yang akan digunakannya.“Jika aku mengatakan ini pada Arkhana di saat itu juga aku akan kehilangannya Niken, dia bertahan di sisiku karena aku lumpuh, karena dia yang membuatku seperti itu," jawab Saras dengan nada ketus.“Tapi … Nyonya … Tuan ….” Niken tidak melanjutkan kata-katanya lagi dia tidak ingin merusak mood majikannya. Saras memang sudah semakin sembuh tapi tidak diiringi

Bab terbaru

  • DUDA PILIHAN PAPA   Hari baru

    Terryn datang dengan menggendong seorang bayi perempuan berumur enam bulan, cantik, lucu dan menggemaskan. Bayi itu putri Terryn dengan Deva parasnya sangat mirip dengan papanya hanya saja senyumnya adalah turunan dari mamanya.Terryn dan bayi Sheira datang untuk bermain bersama Raka yang kini usianya tepat dua tahun. Keluarga Rama sedang merayakan ulang tahun Raka yang kedua dimana anak itu sedang belajar disapih oleh Ashiqa. Hanya sebuah pesta kecil saja di taman mereka dan mengundang orang terdekat tanpa pesta yang mewah.“Anak cantiik … duuh tambah lucu aja sih kamu Sheira, sini Bunda Shiqa gendong.” Ashiqa menyongsong kedatangan Terryn dan bayinya. Sheira tampak akrab dengan Ashiqa sehingga dengan cepat dia berpindah ke dalam gendongan sahabat mamanya itu. Raka yang melihat Terryn datang berlari kecil menubruk kaki Terryn dan menarik lengannya. Terryn terkejut dan membungkuk menciumi kepala anak laki-laki yang sedang berulang tahun itu.“Mama Terryn punya kado untuk Raka, tapi sa

  • DUDA PILIHAN PAPA   Hot daddy

    Ashiqa menatap wajah Raka yang tidur dengan nyenyak dalam box bayinya. Dirinya masih tidak menyangka bayi itu akan kembali lagi ke pelukannya juga Rama yang sama berbahagianya dengan Ashiqa. Dengan lembut berulang-ulang jemari Ashiqa mengelus kepala Raka sambil bersenandung meninabobokan Raka. Rama datang sambil membawa segelas susu untuk Ashiqa. Beberapa terakhir ini adalah hari yang luar biasa bagi keluarga kecil Rama.“Sayang, minum dulu susu hangatnya, jaga kesehatanmu juga Sayang, kalau kamu kecapean aku akan carikan dua babysitter untukmu.” Rama menyodorkan susu itu pada istrinya.“Terima kasih Sayang, aku baik-baik aja kok, aku gak cape atau kenapa-kenapa.” Ashiqa meneguk perlahan susu yang dibawakan oleh Rama.“Kamu kan harus memulihkan kesehatan, katanya ibu yang pernah menjalani SC butuh waktu lama untuk pulih.” Rama sendiri membawa secangkir kopi untuk dirinya sendiri. Mereka saat ini sedang berada di kamar Raka sambil menikmati keajaiban yang telah terjadi.Jenazah Ratmi s

  • DUDA PILIHAN PAPA   Detik terakhir

    Rama menyerahkan bayi dalam gendongannya itu pada Ashiqa, Ratmi masih duduk di lantai dan menunduk dalam-dalam. Perempuan itu belum bisa bernapas lega sebelum dia dan bayinya itu benar-benar selamat dan aman.“Kami akan memelihara dan menjaga bayi ini sementara saja, Bu. Hingga ibu ini bisa mendapat tempat tinggal yang layak dan aman bagi dirinya dan bayinya. Ibu tidak usah khawatir dengan apa yang terjadi dengan bayi ini, kehadirannya mungkin bisa menjadi pelipur lara bagi kami berdua," terang Rama pada ibu mertuanya.“Ayah dan Ibu tidak usah khawatir setelah ini kami akan baik-baik saja, Shiqa memang masih bersedih, Bu. Akan tetapi Shiqa merasa Tuhan sedang punya rencana hingga tiba-tiba ada bayi ini tidak sengaja masuk ke kamar Shiqa.”Ibu Widuri dan pak Mahendra saling berpandangan dan memberi kode, mereka merasa ini terlalu tiba-tiba dengan kehadiran bayi itu tapi ada harapan di mata putri mereka yang terlihat hidup. Ashiqa terlihat seperti sudah terikat erat dengan bayi yang bar

  • DUDA PILIHAN PAPA   Putra pengganti

    Rama menyerahkan bayi dalam gendongannya itu pada Ashiqa, Ratmi masih duduk di lantai dan menunduk dalam-dalam. Perempuan itu belum bisa bernapas lega sebelum dia dan bayinya itu benar-benar selamat dan aman.“Kami akan memelihara dan menjaga bayi ini sementara saja, Bu. Hingga ibu ini bisa mendapat tempat tinggal yang layak dan aman bagi dirinya dan bayinya. Ibu tidak usah khawatir dengan apa yang terjadi dengan bayi ini, kehadirannya mungkin bisa menjadi pelipur lara bagi kami berdua," terang Rama pada ibu mertuanya.“Ayah dan Ibu tidak usah khawatir setelah ini kami akan baik-baik saja, Shiqa memang masih bersedih, Bu. Akan tetapi Shiqa merasa Tuhan sedang punya rencana hingga tiba-tiba ada bayi ini tidak sengaja masuk ke kamar Shiqa.”Ibu Widuri dan pak Mahendra saling berpandangan dan memberi kode, mereka merasa ini terlalu tiba-tiba dengan kehadiran bayi itu tapi ada harapan di mata putri mereka yang terlihat hidup. Ashiqa terlihat seperti sudah terikat erat dengan bayi yang bar

  • DUDA PILIHAN PAPA   Raka Satria Gemilang

    Ashiqa memandang takjub pada bayi yang digendongnya, bayi tampan berkulit putih kemerahan, hidung mancung, rambut hitam yang lebat dan mata kecilnya yang mengedip perlahan. Tangis bayi itu reda seiring Ashiqa menimangnya dengan penuh kasih sayang.“Siapa nama bayi tampan ini?” tanya Ashiqa sambil tak lepas matanya memandangi bayi yang ada dalam gendongannya.“Bayi itu belum sempat diberi nama, Bu. Orang tuanya belum sempat memberikan nama dan mereka harus berpisah.” Ratmi memandang takut-takut kepada Ashiqa dan beralih pada pintu kamar itu. Samar terdengar kegaduhan di luar sana. Ratmi beranjak untuk mengintip. Dari celah pintu Ratmi mengintip dan beberapa orang berpakaian hitam itu muncul lagi dan memeriksa kamar satu persatu. Wajahnya memucat dan bingung hendak kemana.“Ada apa? Kenapa kau tampak ketakutan seperti itu?”“Maaf Bu, mereka sepertinya tetap mencari bayi ini, saya harus menyembunyikan dia, bayi ini kenangan terakhir orang tuanya dari keluarga tuan besar saya.” Bibir Ratm

  • DUDA PILIHAN PAPA   Bayi yang salah kamar

    Ashiqa yang siuman beberapa saat setelah operasi diperkenankan untuk melihat jasad bayinya yang terakhir kalinya. Perempuan itu memeluk, mendekap dan mencium jasad Baby yang terbungkus dalam kain putih. Ashiqa menangis tanpa suara, tanpa raungan dan tanpa sedu sedan. Hanya air matanya yang mengalir deras menandakan dia sedang terluka, rapuh dan penuh duka. “Sudah saatnya Baby pulang Sayang, dia akan selalu bersama kita. Berikan dia padaku Shiqa.” Rama mengecup kepala Ashiqa, membelainya dan meminta dengan lembut jasad Baby yang akan dibawanya untuk dimakamkan. Ashiqa masih mendekap erat jasad putrinya dan belum ingin memberikannya pada Rama.“Sayang, putri kita akan menunggu kita di pintu surga, dia lebih dulu menjadi bidadari di sana Sayang. Ikhlaskan yaa ? berikan Baby padaku, ku mohon Sayang.” Rama mencoba mengambil jasad Baby dari dekapan Ashiqa dengan pelan hingga Ashiqa melepaskan sosok mungil yang dingin tanpa nyawa itu.“Tidak … tidak … Ayah Baby, jangan bawa dia pergi … dia

  • DUDA PILIHAN PAPA   Bidadari surga ayah

    Malam sangat mencekam bagi keluarga Marco, Andrea istrinya tengah menahan sakit karena akan melahirkan sementara nyawa keduanya sedang terancam bahaya. Mobil yang mereka kendarai diserang oleh orang yang tak dikenal dan membuat sopir mereka tewas juga salah seorang asisten rumah tangga yang akan menemani Andrea bersalin. Sementara Marco sendiri tengah terluka parah tetapi dia berusaha agar istri dan anak yang akan dilahirkannya selamat.“Marco, rasanya aku sudah tidak tahan lagi, rasanya sakit sekali Marco.” Andrea mencengkram baju tidur yang dikenakannya. Peluh sudah membanjiri dahi Andrea sementara Ratmi asisten rumah tangganya yang selamat lainnya memegangi nyonya mudanya dengan rasa cemas dan ketakutan yang luar biasa.“Sabar Sayang sedikit lagi kita akan tiba di rumah sakit. Semoga suruhan Bastian tidak sampai mengikuti kita kemari.”“Marco, kau terluka, kau banyak mengeluarkan darah.” Andrea semakin pucat pasi, untung mobil yang mereka bawa masih bisa dikendarai dan menghindari

  • DUDA PILIHAN PAPA   Melangitkan doa

    Rama duduk menunggu istrinya yang terbaring lemah belum sadarkan diri, Ashiqa baru saja dipindahkan dari ruang tindakan ke ruang perawatan. Tangan Ashiqa belum juga dilepaskannya dan laki-laki itu masih merapal doa dalam hatinya agar istri dan anak dalam kandungannya baik-baik saja.“Ay … Ayah Baby ….” Ashiqa mulai membuka mata dan bersuara, tentu saja yang dicarinya terlebih dulu adalah suaminya. Rama mendongak dan mendekatkan wajahnya ke istrinya dan mencium dahinya dengan perasaan lega.“Sayang … akhirnya kamu sadar juga, aku di sini, ada apa?” tanya Rama dengan lembut, telapak tangannya membelai kepala Ashiqa perlahan.“Dokter bilang apa, Ay? Bagaimana Baby kita?” Ashiqa menyentuh perutnya perlahan.“Dokter bilang kamu harus bed rest, untungnya cepat ditangani jadi semuanya baik-baik saja. Kamu jangan khawatir yaa sayang, jangan stress, jangan banyak pikiran yaa.”“Maafin aku yaa yang sudah buat Ayah Baby cemas.” Ashiqa memegang erat tangan Rama.“Gak usah dipikirkan lagi. Aku tah

  • DUDA PILIHAN PAPA   Ujian lagi

    Ashiqa sedang mengupas apel untuk cemilannya, usia kandungannya sudah masuk tujuh bulan. Keadaan sudah semakin membaik sekarang meski pada akhirnya ada beberapa aset Rama yang harus dilepas untuk menyelamatkan perusahaan. Ashiqa tidak mengambil pusing karena dia yakin Rama pasti sudah memikirkannya dengan matang untuk setiap keputusan yang diambil.“Halooo … bumil!” Terryn muncul dari arah belakang Ashiqa sambil membawakannya beberapa kue dan cemilan pesanan Ashiqa.“Naaah … ini yang aku tunggu niih, lemper pedas ayam, risol dan karipap!" mata Ashiqa berbinar mengabsen bawaan Terryn.“Tapi ini banyak banget kalo kamu bikin sendiri, Yin.” Ashiqa takjub dengan keterampilan Terryn dalam mengolah panganan dengan rasa yang lezat.“Aku dibantu ibuku, ada Ibu datang dari kampung dan Ibu tanyain kamu jadi aku dan Ibu buatkan ini spesial buat bumil yang paling cantik ini.” Terryn mengambil sebuah apel di keranjang buah di hadapan Ashiqa dan menggigitnya.“Terima kasih banyak yaa … aku udah rep

DMCA.com Protection Status