Share

GESEKKAN

Author: Rosemala
last update Last Updated: 2024-01-16 22:43:35

150

[Inggit, maaf aku terlambat. Ini masih di perjalanan. Sebentar lagi aku sampai.]

Inggit menyipitkan matanya, sebelum membaca pesan berikutnya.

[Kamu dan keluargamu masih di sana, kan? Tolong sampaikan maafku untuk mereka.]

[Maaf, aku baru bisa menghubungimu. Baru nemu jaringan internet.]

Inggit melumat bibirnya yang mendadak kering. Tangan yang memegang ponsel mendadak gemetar. Ia mendongak dan menatap pemuda yang duduk di sampingnya. Dadanya seketika sesak. Nakula mengirim kabar jika ia masih dalam perjalanan, lalu pemuda ini ….

“Inggit ….” Gadis itu menoleh ke arah pintu masuk restoran saat mendengar seseorang memanggil namanya dari sana. Gegas ia berdiri dengan kedua mata melebar saat pandangannya mendapati pemuda dengan tampang kusut berdiri di sana.

Bukan hanya Inggit yang menoleh ke asal suara. Tapi juga ketiga orang tuanya, dan juga … pemuda yang duduk di sampingnya.

Kerutan kompak menghiasi ketiga kening orang-orang yang duduk di meja itu. Ketiganya menatap pemuda bertampa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kenzo Nova Yandi
sabar nakula jangan terbawa emosi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   TIDAK WARAS

    151“Naku …?” Alvina bergumam lirih. Tatapan nanar menyapu wajah merah nan kusut itu. Hatinya teriris mendengar tuduhan sang anak. Bagaimana bisa Nakula berpikiran hingga ke sana.“Sejak kecil kalian memang selalu membela Sadewa. Kalian selalu saja memintaku mengalah untuknya hanya karena aku lahir lebih dulu. Ok, aku sudah lakukan. Aku terus saja mengalah. Apa sekarang pun aku masih harus mengalah dengan memberikan wanita yang kusuka untuknya?” Nakula terus melontarkan protesnya. Membuat kedua orang tuanya meradang.Apa sebegitu sakitnya hati Nakula? Mereka akui sejak kecil sering meminta Nakula mengalah dalam segala hal. Karena keras kepalanya Sadewa, hingga mereka pikir harus ada salah seorang yang mengalah. Jika sama-sama keras kepala, rasanya rumah tidak akan sepi dari keributan yang mereka ciptakan.Sebenarnya, semua berjalan normal. Nakula tidak pernah mengungkit hingga terjadi kesalahpahaman ini.“Naku, tenanglah dulu. Duduklah dulu. Mungkin ini hanya kesalahpahaman, Nak.” Pan

    Last Updated : 2024-01-17
  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   ADA YANG LEBIH MENYAKITKAN?

    152“Kamu yakin, Git?” tanya Nakula dengan suara parau. Tatapannya menyapu lekat wajah gadis yang kehadirannya belakangan mewarnai hari-harinya. Raut tak percaya berpendar dari kedua bola mata pemuda itu.Awalnya gadis yang duduk di hadapan dua pemuda diam saja. Wajahnya menunduk dalam, tapi lama-kelamaan kepalanya bergerak. Gadis itu perlahan mengangguk.Hening. Nakula tak melepaskan tatapannya dari wajah gadis itu. Pendar tak percaya sudah berubah nanar. Separuh napasnya terasa terbang hingga menyisakan sesak di dada. Irisan sembilu mengoyak hatinya. Bagaimana tidak, gadis yang semula diyakini akan menjadi Pelabuhan cintanya, dalam waktu beberapa jam saja tetiba berubah.Bagai dicerabut jantung, Nakula merasa nyawanya juga hampir melayang. Inggit sudah memutuskan hubungan mereka berdua. Tanpa ada kesalahan, hanya karena ia terlambat datang menemui orang tuanya.Tak akan terlalu menyakitkan bagi Nakula jika pemutusan hubungan ini karena alasan kesalahan dirinya yang jelas. Nyatanya,

    Last Updated : 2024-01-19
  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   JANGAN SALAHKAN AKU

    153“Maaf Naku. Ini semua gara-gara aku. Kalau aku tidak membuat Naku terlambat. Semua ini tidak akan terjadi. Dewa tidak akan menemui Inggit, dan Inggit tidak akan memilih Dewa. Naku dan Inggit ….”“Sudahlah Dira, semua sudah terjadi. Ini hanya jalannyaa saja. Mungkin aku sama Inggit memang tidak berjodoh. Maka dibukakan jalan seperti ini.”“Semua gara-gara aku.”“Tidak. Ini bukan salahmu. Jika Inggit memiliki pendirian kuat, sebesar apa pun terpaan yang coba memisahakn kami, ia tidak akan goyah. Terlepas keluarganya terlanjur menyukai Dewa, ia pasti akan berjuang meyakinkan jika Dewa bukan aku. Nyatanya, dia lebih meneruskan kesalahfahaman dengan Dewa daripada meluruskan masalahnya. Jika Inggit mau tetap bersamaku, ia akan berusaha menjelaskan kepada keluarganya. Tapi lihatlah, ia lebih memilih Dewa, bukan?”“Naku.” Nadira memasang wajah menyesal. Matanya berkaca-kaca. Ia tidak menyangka jika Nakula akan sedewasa dan berbesar hati seperti itu. Nakula tidak menyalahkan dirinya sama s

    Last Updated : 2024-01-21
  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   JANGAN SEPERTI INI!

    154Dewa melirik Nakula yang bersiap memasukkan beberapa barang ke dalam mobil. Entah apa yang dibawanya. Mungkin keperluan untuk galerinya. Ia sendiri juga bersiap dengan motor Ninja merahnya.Dewa sudah memutuskan akan kembali ke kampus pagi ini. Sebagai salah satu syarat hubungannya dengan Inggit. Ya, ia harus mulai berbenah karena tidak lama lagi akan segera menikah. Tidak mungkin terus luntang-lantung dan seenak jidat. Karena nanti akan memiliki tanggung jawab yang besar sebagai kepala keluarga.Mulai hari ini ia akan serius melanjutkan kuliah, juga akan mulai bekerja membatu di rumah makan sang ayah. Tentu saja demi Inggit. Demi dapat menikahinya. Gadis itu tidak akan mau jika dirinya hanya pengangguran yang putus kuliah.Sementara Nakula langsung masuk ke dalam mobil, tanpa melirik Sadewa sama sekali. Lalu melajukan kendaraan itu meninggalkan halaman rumah mereka.Sadewa menatap mobil itu hingga menghilang dari pandangan. Dewa bukan tidak tahu jika Nakula sekarang mendiamkanny

    Last Updated : 2024-01-24
  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   MAS NAKULA?

    155Kening Nakula berkerut dalam. Tatapan tajam ia hujamkan ke wajah gadis yang beberapa hari lalu masih membuatnya tergila-gila.Untuk beberapa lama sang pemuda menatap, hingga akhirnya melepaskan lengan yang ditahan Inggit tanpa berkata-kata. Setelahnya ia pergi begitu saja. Meninggalkan Inggit dan Sadewa yang mengikuti kepergiannya dengan tatapan yang tak lepas.Nakula memukul handel setir begitu masuk mobilnya. Sungguh, darahnya mendidih melihat kemesraan saudara kembarnya dengan mantan calon istrinya. Terlebih sikap Inggit yang baginya sangat tidak tahu diri. Namun, logikanya masih bekerja. Nakula tidak mau sampai harus ribut-ribut di tempat umum. Apalagi dengan saudara sendiri.Pemuda itu langsung melajukan mobilnya menuju galeri yang letaknya bersebelahan dengan rumah makan utama milik sang ayah.Pandu sebenarnya memeliki beberapa cabang rumah makan yang tersebar di beberapa penjuru ibu kota termasuk kota tetangga. Tapi Nakula dibangunkan galeri di sebelah rumah makan utama aga

    Last Updated : 2024-01-24
  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   SAYA TIDAK LIHAT

    156“Papa ngapain nyuruh-nyuruh orang buat antar makanan?” Nakula tengah menelepon sang ayah malam ini. Sejak tadi ingin protes, tetapi perut yang lapar memerintahnya untuk makan terlebih dulu.Walaupun tidak suka dilayani oleh orang asing, karena ia bisa mengambil sendiri makanannya, tetapi tak ayal makanan itu ia habiskan. Terlebih semua yang ada di baki adalah masakan kesukaannya.“Bilang Pak Bosmu tidak perlu mengantar makanan lagi untukku. Aku bisa ambil sendiri,” ujarnya tadi kepada gadis yang mengantar makanannya. Raut dingin ia suguhkan semata untuk menutupi rasa malunya karena ketahuan berbohong. Siapa sangka Indra, karyawannya akan datang di waktu yang tidak tepat.“Aku bisa ambil sendiri ke samping, Pa. Aku masih punya tangan dan kaki,” lanjut Nakula lagi tidak suka. “Lagian, resto Papa cuma di sebelah. Nggak jauh juga.”“Tidak apa-apa, Naku. Sejak hari ini, Papa sudah tugaskan Dinda mengantar makanan buat kamu setiap waktu makan.”“Apa? Setiap waktu makan?”“Ya, karena kam

    Last Updated : 2024-01-25
  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   DINDA

    157Nakula percaya sekarang jika ada yang mengatakan wanita makhluk aneh di muka bumi. Lihat saja gadis yang dipanggil Dinda oleh ayahnya. Kakinya gemetar, tangannya juga. Bahkan baki yang dipegangnya hampir terjatuh.Apa? Kenapa?Dia yang masuk sendiri ke sarang penyamun, dia yang lihat-lihat aurat orang, tapi dia yang teriak, dia juga yang gemeteran. Emang aku apain? Bathin Nakula kesal.Bukan apa-apa, ia takut gadis itu pingsan di sana. Siapa yang akan disalahin? Siapa yang susah?“Kau!” panggil Nakula akhirnya dengan kesal. “Taruh lagi di meja itu makanannya. Lalu cepat pergi. Jangan pingsan di sini!” Terdengar sangat ketus suaranya.Dengan kepala kaku dan sangat perlahan, gadis bernama Dinda menoleh, hingga Nakula dapat menangkap kepucatan di wajahnya. Namun, kemudian ketegangannya memudar. Mungkin karena melihat Nakula sudah berpakaian.Gadis itu berjalan perlahan melewati Nakula. Walaupun tidak segemetaran tadi, tetapi bakinya masih sedikit bergoyang. Ditaruhnya baki berisi mak

    Last Updated : 2024-01-25
  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   KUTUNGGU DARAMU

    158 “Naku!” Seseorang memanggil namanya sesaat setelah sang pemuda turun dari mobilnya. Nakula menoleh dan mendapati seorang gadis setengah berlari menghampirinya. “Kata Opa, Naku udah pindah ke galeri?” tanya sang gadis begitu tiba dan berdiri di hadapan Nakula. “Sementara aja, sih. Kan, lagi proses skripsi juga. Butuh ketenangan, kan?” Nakula menjawab santai. “Beneran cuma karena itu? Bukan karena Dewa?” Nakula menarik kedua sudut bibirnya ke samping hingga tercipta sebuah lengkungan senyum yang bagi Nadira tetap saja terlihat dipaksakan. Kedua tangan Nakula memegang pundak sang keponakan. Tubuhnya membungkuk agar wajahnya sejajar dengan Dira. “Udah, ya. Nggak usah dibahas lagi. Kesannya aku nggak bisa move on.” “Tapi Naku belum move on, kok. Kelihatan dari matanya.” Nakula kembali menegakkan tubuhnya, lalu membuang napas kasar. Nadira benar, ia belum bisa move on. Itu karena Inggit satu-satunya gadis yang pernah dekat dengannya secara intens dan serius. Mereka bahkan sudah m

    Last Updated : 2024-01-26

Latest chapter

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   193. TUDUHAN

    Ruangan itu terasa sesak. Mesin pemantau detak jantung masih berdetak tenang, tapi jantung di dada mereka tak demikian. Alvina menggenggam tangan Sadewa erat, matanya basah menahan gejolak. Pandu berdiri kaku di sisi lain, sementara Prisa dan Nino saling berpandangan di dekat pintu, seolah menimbang waktu yang tepat untuk pergi—atau menyampaikan kenyataan paling pahit itu.“Inggit mana?” Suara Sadewa kembali terdengar. Kali ini lebih jelas, lebih kuat, tapi justru membuat ruangan makin sunyi.Alvina mengusap kening Sadewa dengan gemetar. “Sayang… tenang dulu, ya. Kamu baru sadar, masih butuh istirahat. Kamu minum dulu, ya. Atau mau Bunda suapi makan sekalian? Kamu pasti lapar, ya, Nak?” Sambil berdiri, Alvina membujuk.“Tapi Inggit di mana, Bun?!” Sadewa terus mendesak, tak menghiraukan tangan sang ibu yang mengasongkan botol minum. “Tadi aku... kami... kecelakaan, kan? Aku ingat! Mobil... truk... suara keras... terus gelap! Tapi Inggit ada di sebelahku! Di mana dia sekarang? Kenapa d

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   192. KECELAKAAN

    Jalanan itu ramai. Terlalu ramai bagi Pandu dan Alvina yang baru saja turun dari mobil dalam keadaan panik. Suara sirene, bisik-bisik warga, lampu rotator polisi dan ambulans yang berkedip-kedip, semuanya menambah sesak di dada mereka. Alvina masih mengenakan kebaya pastel dengan sepatu hak rendah yang kini terasa seperti jerat. Napasnya memburu, matanya liar mencari.“Permisi! Maaf ... anak saya ... Sadewa!” Pandu mendorong pelan barisan warga yang berkerumun di balik garis polisi.“Bapak tidak bisa masuk. Ini area evakuasi—” seorang polisi menahan mereka.“Saya ayah korban! Anak saya dan istrinya … mereka …! Saya mohon ... izinkan saya masuk!” Suara Pandu serak, tapi penuh desakan.Polisi itu sempat ragu, namun melihat raut wajah Alvina yang hampir pingsan, dia akhirnya memberi isyarat ke rekannya. “Oke, tapi jangan halangi proses evakuasi. Hati-hati, Bu.”Mereka melewati garis polisi. Aroma besi, asap, dan darah memenuhi udara. Mobil sedan biru yang membawa Sadewa dan Inggit ringse

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   191. PESTA TAMAN

    Langit sore itu menghamparkan warna jingga yang membara. Matahari mulai turun perlahan, seolah memberikan restu kepada sepasang kekasih yang berdiri di altar sederhana berlatarkan taman penuh bunga. Musik lembut mengalun mengiringi momen sakral itu.Ya, ini pesta resepsi pernikahan Nakula dan Dinda. Akhirnya, setelah perjalanan berliku dan penuh intrik, mereka bisa melenggang ke pelaminan. Pernikahan sengaja dipercepat oleh Pandu untuk menghindari banyak godaan yang mungkin berpeluang menimbulkan kesalahpahaman lagi.Toh, Nakula sudah memiliki penghasilan meski masih kuliah. Walaupun mungkin belum sebesar penghasilan Dinda sebagai seorang manajer resto, tetapi itu sama sekali bukan hal besar. Dinda bisa menerima.Nakula terlihat gagah dengan setelan jas putih tulang, rambutnya disisir rapi, senyumnya tak pernah lepas dari bibir sejak pagi. Di sisinya, Dinda berdiri anggun dalam balutan kebaya modern berwarna champagne. Tatapan mereka saling menyatu, seolah dunia hanya milik mereka ber

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   SALING MELENGKAPI

    190Hening. Ruangan luas itu menjadi sangat senyap. Wajah-wajah tegang menghiasi, sebelum akhirnya tawa Nakula membahana memenuhi seluruh ruangan.Pemuda itu tertawa terpingkal-pingkal hingga membuat tiga orang di ruangan itu saling melempar pandang. Tatapan heran tak bisa mereka sembunyikan.Ketiganya menunggu hingga sang pemuda mengabiskan sisa tawanya seorang diri. Entah apa yang lucu.“Aku serius, Mas. Aku ini sudah tua.” Dinda tidak sabar. Mungkin Nakula tidak percaya ucapannya hingga tertawa seperti itu. Gadis itu membuka tas, lalu mencari sesuatu di sana. Tangannya terulur memegangi sebuah kartu. Namun, saat ingin menyodorkan kartu itu, tangan Nakula menahannya.“Kamu simpan saja, bukankah kita harus segera menyiapkan berkas untuk ke KUA?” ujarnya saat melihat Dinda menyodorkan kartu identitasnya.“Maksudnya?” Kening Dinda berkerut dalam.Kembali Nakula menghabiskan sisa tawa yang tidak habis-habis.“Aku mengaku sudah tua, tapi belum setua Bundaku, kan?” tanya pemuda itu lagi d

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   KERAGUAN & KESERIUSAN

    189Dinda menatap nanar pemuda yang menggeret koper bajunya dengan bersemangat. Sebelah tangan sang pemuda menggeret koper, sedangkan tangan yang lain menggandeng tangannya.Sang pemuda memelankan langkah saat merasa gadis yang ia gandeng langkahnya pelan hingga agak tertinggal.“Mau aku antar ke mana?” tanya sang pemuda seraya menyunggingkan senyum. Senyum yang ia harap bisa meyakinkan gadis itu jika keputusannya untuk tinggal tidak akan disesalinya.Sang gadis tidak menjawab. Jujur hatinya masih ragu. Apa keputusannya membatalkan kepergian sudah benar atau tidak?Apa benar pemuda yang sekarang menggandengnya tidak akan mengecewakannya lagi? Bagaimana jika di kemudian hari lagi-lagi ia kecewa?Selama ini terlalu banyak ia dikecewakan orang-orang sekitar higga sulit untuknya percaya lagi terhadap mereka yang berjanji.Pemuda yang tidak lain Nakula menarik napas panjang dan mengembusnya kuat. Ia sangat mengerti kondisi Dinda saat ini. Ia pun termasuk laki-laki yang berkali-kali mengece

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   SEMUA SAMA

    188“Apa yang kau lakukan? Lepasss…!” Dinda mendesis seraya mencoba melepaskan tangan yang mencekalnya. Ia ingin berteriak, tetapi tak ingin mengundang perhatian karena sadar tengah berada di mana.“Lita, kamu mau ke mana? Kau pikir bisa jauh-jauh dariku?” Lelaki itu menarik kupluk hoodie Dinda hingga terbuka dan menyisakan rambut sang gadis yang berantakan.“Kita dekat bertahun-tahun, kamu tidak akan akan bisa mengelabuiku hanya dengan pakaian seperti ini.”“Ya, kita dekat bertahun-tahun. Dan kau menghancurkan hidupku hanya dalam sekedip mata.”“Bukankah Abang sudah meminta maaf? Sungguh Abang tidak tahu jika ibu tirimu sudah menghasut Abang. Lita, Abang menyesali semuanya. Andai Abang tahu itu hanya hasutan, tentu Abang tidak akan melakukan ini.”“Seharusnya Abang mencari tahu dulu kebenaran sebuah berita sebelum mengambil keputusan besar. Jangan menerima mentah-mentah berita begitu saja.”“Abang menyesal Lita. Demi Tuhan Abang sangat menyesal. Kamu tahu seberapa besar cinta Abang s

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   ANDAI MASIH ADA KESEMPATAN

    187Nakula maju. Ia sudah memutuskan tak ingin mengalah lagi. Sudah cukup selama ini selalu membiarkan saudara kembarnya mendapatkan apa yang diinginkannya dengan mengorbankan perasaannya. Kini tak akan ia membiarkan sang saudara menyalahkan dirinya, apalagi untuk sesuatu yang tidak dilakukannya.Karena terburu-buru dan tidak fokus, ia menabrak Inggit yang sepertinya ingin naik tangga. Bodohnya dirinya yang lupa jika di rumah itu ada penghuni baru, langsung mengulurkan tangan untuk membantu orang yang ia tabrak bangun. Semua ia lakukan karena rasa bersalahnya yang kurang hati-hati.Siapa sangka di saat ingin membantu Inggit berdiri itu Sadewa yang tengah bucin-bucinnya terhadapa istrinya itu datang. Salah faham pun tak bisa dihindarkan. Sadewa mengira jika saudara kembarnya ingin menggoda istrinya. Terlebih melihat kondisi pakaian sang istri yang tersibak.“Apa yang kamu lakukan pada istriku, N

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   PANTASKAH MENYESAL?

    186 Nakula setengah berlari menuju tangga penghubung lantai dua dan lantai bawah. Sebenarnya kamar orang tuanya ada di lantai bawah, hanya saja ia ingat harus mengambil sesuatu di kamarnya dulu sebelum pergi. “Dinda meminta disampaikan maaf yang sebesar-besarnya. Maaf katanya tidak jujur sejak awal jika ia wanita bersuami.” Kalimat sang ayah selepas pemutaran video itu terus berputar-putar di kepala Nakula. “Sama sekali tidak ada maksud menipumu, Naku. Ia memang pernah menikah, tapi hari itu juga menjadi janda. Dan kemarin, pengadilan agama mensahkan statusnya itu setelah sebelumnya proses perceraiannya dipersulit. Mantan suaminya ingin rujuk, melakukan berbagai cara agar gugatan cerai Dinda tidak dikabulkan. Syukurlah nasib baik masih berpihak padanya.” Sang ayah menjeda penjelasannya. “Kemarin Dinda akhirnya menerima akta cerai, karenanya hari ini langsung terbang.” “Terbang?” Nakula terperanjat. “Ke-mana?” Pandu menarik napas panjang. Tatapannya sendu. “Dinda memutuskan meng

  • DUDA KAYA YANG MELAMARKU ITU AYAH SAHABATKU   SATU KENYATAAN

    185 “Lihat dulu ini sampai selesai, lalu silakan berkomentar.” Pria usia enam puluhan menyalakan laptop, lalu menyerahkan benda itu ke hadapan laki-laki muda yang duduk di tepi ranjang. Sang pemuda membuang muka. Ini alasan kenapa ia malas pulang. Bertemu ayah dan saudara kembar yang sudah mengecewakannya. Sang pemuda ingin bangkit, tetapi sebuah tangan menahan pergelangan tangannya. Ia pun memejam sebelum meloneh pemilik tangan yang masih terasa hangat itu. “Bunda sebaiknya istirahat saja, ya. Badannya juga masih anget. Biar cepat sembuh. Aku pamit dulu,” ucapnya lembut seraya menggenggam tangan sang sang ibu yang mencekal pergelangannya. Wanita berwajah pucat yang memakai baju tebal dan duduk bersandar ke kepala ranjang menggeleng. Tatapan nanarnya sudah diliputi embun tebal. Terlihat sangat berat melepas putranya pergi. “Naku Sayang, percayalah tidak ada orang tua yang ingin menjerumuskan anaknya sendiri.” Nakula menarik napas yang begitu berat, ingin rasanya menyangkal ucapa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status