Share

Sean Melamar Aira

Aku mendekati Mas Sean dengan membawa secangkir kopi hangat. Aku yakin Mas Sean pasti mengantuk saat ini, apa lagi semalaman dia berjaga sampai pagi.

"Mas, diminum dulu kopinya," tawarku menyerahkan gelas di tangan.

"Terima kasih, Ai. Kamu tahu saja aku sudah ngantuk," sahutnya seraya mengambil gelas dari tanganku. Pria itu menyeruput perlahan kopi yang masih mengepul.

"Hati-hati, masih panas," ucapku.

Cuaca hari ini begitu cerah, tidak ada tanda-tanda akan turun hujan. Aku menengadahkan kepala, cahaya matahari menyirami wajah ini memberikan efek hangat setelah semalam tidur kedinginan akibat hujan deras.

"Mas Sean tidak ke kantor?" tanyaku heran.

"Aku mau memperbaiki pintu resto, urusan kantor ada sekertarisku. Kamu tenang saja, Ai," jawabnya seraya menaruh gelas kopi di atas meja.

"Mas, aku mau menjenguk Nadia. Oh, iya. Apa Mas Sean tahu kapan sidang Nadia?"

Pengacara keluarga Mas Sean menjadi pendamping kasus Nadia. Semoga nanti saat sidang, hakim memberikan hukuman paling ringa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status