Share

Bab 14

Penulis: Y Valista
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-15 13:05:31

Kakek memandangi keluar dan tertuju kepada bebatuan tempat dimana dinar bertemu lunar. Dia seakan tau sesuatu, dan melihat wajah sendu kakek seketika.

"kakek kenapa?, apa tidak enak badan?" tanga dinar pada kakek,

"tidak ada apa-apa, kakek hanya lelah saja, kamu jangan cemas kakek akan beristirahat" ungkap kakek sambil menepuk bahu dinar dan pergi meninggalkan kamar. Melihat taut wajah kakek, dia tau kakek sedang memikirkan sesuatu, tapi apakah itu? Apa benar ayahnya yang dikenal lunar dulu? Apakah brama ayahnya yang dimaksud lunar yang sudah mengkhianatinya? Semua pertanyaan ini berkecamuk difikiran dinar, dia memandangi kembali kepantai, matahari mulai terbenam dan lampu-lampu dibawah sana sangat indah terlihat, dan juga lampu kapal nelayan yang juga terlihat. Dinar selalu menatap kearah mereka biasanya duduk, dia berharap bukan ayahnya yang mengkhianati lunar, dan berusaha melupakan nama itu. Dia tidak ingin lunar tau kalau brama itu adalah ayahnya.

Dinar ber

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • DINAR   Bab 15

    "tok tok tok" suara ketukan pintu terdengar dari pintu kamar dinar, yang mengagetkannya dam langsung duduk dengan cepat. Dia melihat jamnya, ternyata sudah pukul 9 pagi."yaah, sudah sangat telat untuk pergi menemui lunar" keluh dinar dalam hati, dnegan cepat bangkit dan membukakan pintu kamarnya."kakek menyuruhku mengantarkan sarapan ini untukmu" ucap raccel sambil menyodorkan roti sandwich dan teh hangat untuk dinar."kamu tidak perlu repot-repot, aku telat bangun hari ini" jawab dinar, "ayo masuk dulu, temani aku sarapan" sambung dinar pada raccel yang berdiri mematung tidak banyak bicara. Raccel masuk kekamar itu dan melihat kearah balkon yang masih dengan pintu tertutup. Raccel membukanya dan menghirup udar laut yang sangat disukainya."aku sudah dari dulu minta kamar ini pada kakek tetapi tidak dikasih, ternyata kamar ini jauh lebih indah dari kamarku" ucap raccel dengan wajah cemberutnya."ah, apa kamu mau bertukar kamar d

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • DINAR   Bab 16

    Dinar duduk dan mengunci pintu kamarnya selepas raccel keluar dari kamarnya. Dia melihat ke lemari tua yang kemarin dia buka, dinar mengambil kunci dibelakang lemari dan membuka lemari itu. Dinar langsung melihat kotak kecil kemarin membawanya keatas tempat tidur dan membukanya lagi. Sungguh banyak mutiara warna warni disana, dan dia penasaran dengan kerang yang berbentuk menyerupai terompet itu.Dinar pelan meniupnya, tapi tidak bisa mengeluarkan suara. "ah ini pasti cuma hiasan saja" ucap dinar dalam hatinya. Dan meletakkan kerang itu kembali, dia melihat sati persatu mutiara itu, dia ingat mutiara-mutiara itu sangat mirip dengan perhiasan yang dipakai kunar tempo hari. Dia mengambil tali dan merangkai butiran mutiara itu dan berniat untuk memberikannya nanti pada raccel, pasti raccel akan menyukai itu apalagi dia yang membuatnya sendiri, mengingat lunar sudah mempunyai kalung seperti itu dinar akan membuatkan ini untuk raccel saja.Dia, merangkai mutiara-mutiara ind

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19
  • DINAR   Bab 17

    Hari ini sangat membahagiakan bagi raccel, dia seperti mendapat jawaban dari hatinya, hari itu raccel masih melihat kalung mutiara yang diberikan dinar untuknya. Dia sangat senang sehingga tidak henti-hentinya tersenyum.Dikamar dinar sibuk memikirkan lunar, sehari ini tak bertemu rasanya sangat rindu, dan besok dia akan kepantai menemui lunar, diluar terdengar suara memanggil dinar bergegas membuka pintu kamar, rupanya paman bima."dinar, kamu sedang apa?""oh paman, mari masuk" sambil mempersilahkan paman bima masuk dan menyiapkan tempat duduk untuk mereka di balkon."baiklah...paman besok akan pulang, apa kamu mau ikut paman?" ungkapnya."lain kali saja paman, nanti aku akan berkunjung kesana, kenapa paman pulang cepat sekali?" lanjut dinar"paman tidak bisa berlama-lama, banyak urusan yang harus paman kerjakan" ucap dinar.Dinar melihat tubuh tinggi tegap itu sangat membayangkan ayahnya yang pasti juga mirip dengan pamannya

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19
  • DINAR   Bab 18

    Pagi ini dinar bangun cepat sekali, dia pergi kehalaman belakang dan memetik beberapa tangkai bunga mawar dan menuju teras depan rumahnya, dia mencari-cari keberadaan edward yang ternyata sedang ketoilet,"ada apa tuan pagi-pagi sekali" tanya edward sambil berlari terbur-buru saat tau dinar mencarinya."aku ingin kepantaI, bisakah kau mengantarku?" tanya dinar memelankan suaranya, "tapi kamu jangaj bilang siapa-siapa dan jemput aku sebelum semuanya bangun"Edward mengangguk dan cepat-cepat menyalakan mobilnya, dia enggan untuk bertanya lagi apa yang dilakukan dinar sepagi ini dipantai dengan membawa bunga mawar, dia menyingkirkan rasa penasarannya itu dan fokus melajukan mobilnya kearah pantai, tapi seperti biasa dia hanya mengantarkan sebatas maduk kota saja, dan akan menunggu dinar lagi disitu beberapa jam lagiDinar berjalan sambil menikmati udara pagi yang sejuk, dari jauh dia berharap melihat lunar sudah disana ternyata bukan, dia tidak melihat

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-20
  • DINAR   Bab 19

    Pagi ini terasa begitu banyak rahasia yang harus diungkap dinar terkait ayahnya, dia harus menebus kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat ayahnya pada lunar, dan dia tidak ingin lunar mengetahui hal itu. Dan masalah anak lunar dia tidak mempermasalahkan itu, dia tetu saja akan mencari anaknya yang kemungkinan besar masih hidup, lunar tidak ingin bicara banyak tentang anaknya ini. "bagaimana? apakah kamu sudah tenang?" ucap dinar sambil melepaskan pelukaannya dari lunar, "ya, aku sudah jauh lebih baik, terimaksih sudah mengerti denganku, kuharap aku tidak salah mengenalmu" ungkap lunar menatap dinar dengan harapan yang sangat besar. Meski mereka berbeda, itu tidak melunturkan dan menjadi penghalang untuk keduanya saling mencinta, bahkan dinar berniat membuatkan rumah untuk mereka nanti yang dekat dengan pantai dan jauh dari rumahnya diperbukitan itu. dia tidak ingin lunar tau orang yang menyakitinya itu adalah ayahnya sendiri, dan dia berharap tidak me

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-21
  • DINAR   Bab 20

    Mereka sudah bersiap-siap, dinar mengenakkan stelan jas berwarna hitam dengan sepatu kulit mengkilat begitujuga dengan kakek, mereka sangat mempesona, meskipun kakek sudah tua dia sangat modis dan pandai dalam berbusana, makanya banyak orang yang masih tertarik kepadanya, karena dia pemilik pulau itu.dikamarnya Raccel berputar-putar didepan cerminnya, melihat masih adakah kekurangannya, dilihat dari sisi manapun dia sudah sangat sempurna, ditambah dia memakai dress berwarna hitam yang elegan, kali itu dia terlihat sangat dewasa dari biasanya, dia memakai kalung yang diberikan dinar untuknya dengan rambut tergerai indah, dia berjalan menemui kakek dan dinar yang sudah menunggunya."cucuku sangat cantik, seperti biasanya tidak ada yang lebih cantik dari cucuku ini" pujian kakek membuat Raccel senang dan langsung memeluk kakek dengan cerianya.dinar melihat Raccel kali ini tanpa berkedip apalagi dia memakai kalung yang diberikannya itu tampak sangat cantik, dan ra

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • DINAR   Bab 21

    Mereka kembali kesuasana acara lagi dan duduk dengan canggung disebelah kakek yang masih berbincang, tentu sudah mulai larut dan makan malam pun sudah selesai, ini saatnya mereka pulang, tapi tiba-tiba maria menghampiri justin ayahnya itu, "ayah...tidakkah ayah akan memperkenalkanku dengan tuan muda ini" ucapnya manja "ah, ya tentu, tuan muda dinar ini anakku maria" "halo maria salam kenal" ucapnya dingin, itu membuat raccel senang karena dinar tidak terlalu memperdulikan maria, meski maria sangat cantik tetapi dinar tampak tidak tertarik kepadanya. "apa kalian sudah akan pulang? maukah aku antar melihat-lihat dulu disekitar villa?" pungkasnya, "tidak, terimakasih" jawab dinar dengan cepat, raccel berusaha menahan tawanya akan jawaban dinar, dan tentu membuat maria kesal. "dinar, pergilah melihat-lihat sebentar, kakek juga masih ada yang ingin dibicarakan dengan tuan justin dulu" ucap kakek menyela, agar dinar tidak bersikap dingin kes

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-24
  • DINAR   Bab 22

    Raccel dengan cepat dibawa perawat diruanngan gawat darurat, mereka menangani dan memeriksa raccel dengan baik, selama pemeriksaan berlangsung kakek tampak sangat cemas dan berjalan mondar mandir."kakek, duduklah dulu, raccel pasti baik-sbaik saja" ucap dinar mulai menenangkan kakek"tidak , bagaimana aku bisa tenang dia begitu karena aku lalai menjaganya" ucap kakek"maafkan aku kek, akulah yang lalai menjaganya" ucap dinar tertunduk, dalam kecemasan salah satu dokter menghampiri mereka,"bagaimana keadaan cucuku dokter?" tanya kakek"dia tidak apa-apa tuan, tapi kami heran kenapa ada beberapa sisik ini dikakinya" ujar dokter menjelaskan, sambil memberikan beberapa buah sisik berwarna merah keemasan."kami menemukan ini menancap kuat dikakinya, dan kami berusaha mencabutnya" lanjut dokter itu menjelaskan.kakek terhenyak seketika, dia sangat frustasi dan menangis, dinar berusaha menenangkan kakek dan baru kali itu dia melihat kakek

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-28

Bab terbaru

  • DINAR   Bab 91

    Semua telah berkumpul didermaga kecil pulau itu, semua sangat tertata rapi disana, tampak sederhana tetapi sangat indah untuk dipandang. lunar mengeluarkan mutiara dari mulutnya dan tentu mencucinya dulu sebelum memberikannya pada dinar, dinar sangat gugup memegang mutiara yang sangat berharga itu, dia sebenarnya tidak tega tetapi ini satu-satunya cara agar bisa bertahan lebih lama untuk menemui ayah dan ibunya. dinar mulai menelan mutiara itu, semua baik-baik saja awalnya, setelah beberapa menit berlalu dada dinar bersinar seperti ada sesuatu yang melewati dadanya, dinar merasa sesak dan berpegangan pada tiang dermaga karena merasa dadanya sangat panas "apa kamu baik-baik saja?" tanya lunar cemas karena belum tentu mutiara miliknya akan cocok ditubuh dinar "ya, aku baik-baik saja, tetapi dadaku terasa panas" jawab dinar masih menahan sesak didadanya "nak apa kau yakin akan pergi?" tanya kakek khawatir melihat cucunya itu "yakin kek, k

  • DINAR   Bab 90

    Semua seakan terdiam dan seakan menyetujui akan hal itu, semua bubar terkecuali miana kakak nya sang raja, dia tertegun dan mencari kesana kemari, dia mencari dion yang dia anggap anaknya "kakak, ada apa? apa yang kamu cari?" tanya raja duyung pada kakak nya itu "apakah kau tak melihat anakku? ataukah dia belum datang?" tanya miana sambil melihat kesana kemari "uhm kakak, aku minta maaf karena dia meninggal saat ingin memberikan obat untukmu, tapi jangan khawatir kak kami menguburnya dengan baik" ucap raja gelagapan menyembunyikan kenyataan "apa?? kenapa kau tak memberitahuku dari tadi?" tanya miana histeris dan menangis "maafkan aku, aku hanya tidak ingin membuatmu memikirkan itu, sedangkan kamu belum pulih" ujar raja menunduk "bagaimana bisa begitu? dia menjagaku selama ini, ayahnya juga yang menyelamatkan aku waktu itu, meskipun dia bukan anak kandungku tetapi dia jadikan aku seperti orangtua kandungnya" jawab miana yang tak henti m

  • DINAR   Bab 89

    semua orang mulai pergi meninggalkan tempat itu, semua wakil pergi dan wakil dion tetap tak terlihat dari tadi, tapi mereka mendengarkan apa yang tuan harshaw katakan, semua bubar dengan cepat, dan hanya dinar dan kakek yang masih tertinggal disana."kakek, kenapa kakek berbohong padaku selama ini?" ucap dinar tampak sedih memandangi kakek yang sedari tadi merangkul raccel"maafkan kakek nak, semua demi kebaikan kamu, mereka semua masih aman dan tinggal dipulau terpencil yang jauh dari sini, kamu ingat kan waktu itu kakek menyuruhmu pergi pertemuan kesebuah pulau, nah pulau itulah yang seharusnya kau tuju" ungkap kakek penuh penyesalan"aku ingin bertemu dengan mereka kek, kita akan kesana kan?" tanya dinar"aku tidak yakin" ucap kakek sambil memandang raja duyung"nak, aku tidak bisa lagi menolongmu kali ini seperti waktu itu, dan gelembung itu pastinya akan bereaksi dengan cepat, karena semua sudah tau kan rahasia kami" ujar raja duyung mulai mer

  • DINAR   Bab 88

    "kakek...akhirnya kakek datang,!" ujar raccel sambil berlari memeluk kakek yang tampak kelelahan, raccel menangis kecil sambil menatap tubuh kakek yang melemah itu, kakek juga membalas pelukan cucunya itu, dia sangat mencemaskan raccel selama ini dan tentu saja kali ini dia tidak ingin kehilangannya lagi,"apa maksud semua ini ayah? kenapa ayah mengenalnya?" ujar lunar menatap tajam pada ayahnya, dia sangat heran yang selama ini tidak pernah siapapun tau tentang hal ini. dan begitujuga dengan wakil lainnya mereka sangat takjub dengan duyung yang mereka tahu hanya dongeng itu."ayah akan menjelaskannya nanti padamu, sekarang biarkan saja mereka pergi" ujar raja pada lunar tampak tidak ingin menjelaskan apa-apa didepan semua orang"apa yang anda sembunyikan selama ini? aku saja tidak tau anda mengenalnya" sambung sang ratu menatap tajam kembali pada suaminya itu"jelaskan saja...aku sudah disini" ucap kakek sambil terus memegang raccel dirangkulnya

  • DINAR   Bab 87

    lunar tampak berjalan bergandengan dengan raccel, tampaknya mereka sudah berbaikan, melenggang mendekati suara keributan ayahnya "ada apa? kenapa sangat berisik" ujar lunar sambil menoleh kearah depan dan terkejut dengan apa yang dia lihat, begitu juga dengan raccel dia sangat terkejut, dinar sampai datang kesini pasti dia sangat mencemaskan raccel dan begitu juga kakek "dinar....syukurlah kamu menemukanku" ujar raccel berlari sambil memeluk tubuh dinar yang darit tadi mematung, wakil rayanpun tertegun dan menggeser badannya kebelakang, seketika keberaniannya menciut "raccel...apa mereka yang membawamu kesini?" tanya dinar menatap wajah saudaranya itu "tidak, ceritanya sangat panjang dinar, aku dibawa kesini oleh seseorang" ungkapnya "lantas bagaimana mereka semua ada disini?" tanya dinar penasaran "aku akan menceritakan itu nanti, apakah kakek baik-baik saja?" tanya raccel "ya, dia sangat mengkhawatirkanmu, dia ikut sebentar l

  • DINAR   Bab 86

    "hm...wakil rayan, apa mungkin ada orang didalam sana?" tanya dinar sambil berbisik mengintip dari balik pohon ara"kita tidak tau apa yang ada disana sebelum kita melihatnya sendiri kan, kalau begitu ayo kita masuk" ajak wakil rayan degan berani"baiklah...ayo" ujar dinar berlari sambil mengendap-endap kedepan, dan mendapatkan jalan untuk masuk kegedung itu, tapi tak disangka-sangka didalam ternyata sangat indah, sangat hidup, lampu hias berjejeran didinding, semua ruangan wangi bunga, tapi entah bunga apa itu dinar tidak tau karena selama ini dia banyak mencium mawar saja.mereka melewati banyak ruangan yang pintunya tertutup rapat, tidak ada satupun yang sedikit terbuka, mereka juga sangat takut untuk membukanya satu persatu"hm..tuan dinar, sebaiknya kita cari dibagian depan saja, diruangan depan pasti lebih lebar dan leluasa untuk kita melihat sekitarnya" ucap wakil rayyan"ide bagus, ayo kita maju" jawab dinarmereka sudah sampai

  • DINAR   Bab 85

    "kakek, kita harus bagaimana? sudah sehari semalam kita mencari tapi mereka bahkan tidak meninggalkan jejak sama sekali" ujar dinar frustasi "kita akan terus mencarinya, aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya, tolong temukan dia dengan cepat,!" ujar kakek dengan suara lemah karena dia tidak bisa tidur sedikitpun "baiklah kek, kakek istirahat saja dirumah, biar aku saja yang pergi dengan para wakil" ujar dinar lagi "tidak, aku harus ikut, aku tidak bisa istirahat sebelum bisa menemukannya kembali" ungkap kakek sedih dengan kantung mata yang menghitam mereka mulai bersiap-siap mencari keluar daerah sana dan pergi mencari keperairan lainnya, seperti pulau-pulau kecil yang biasa mereka akses, tapi ada satu pulau terlihat diradar mereka yang tak berpenghuni tetapi memiliki bangunan diisana, itu membuat mereka penasaran, kenapa selama ini pembangunan disana tidak diketahui, sedangkan pulau kecil itu masih bagian dari pulau besar milik kakek, han

  • DINAR   Bab 84

    Malam itu terasa sangat mencekam, bahkan keindahan purnamapun sudah tak menenangkan lagi, darah mengalir dimana-mana membuat raccel mual tak biasa melihat pemandangan itu, melihat lekat-lekat dion yang sudah tercabik-cabik, sungguh malang jika benar yang disana itu ibunya berarti dia juga duyung kan, dan berdarah murni sepertiku karena ibunya duyung, tetapi kenapa tidak darah dia saja yang diberikan pada ibunya itu, fikiran itu sunggh sangat membingungkan raccel, atau apakah dion bukan anak kandung nya?raccel menepis semua fikiran itu saat ini, berusaha melupakan kejadian malam ini, berharap wanita tua itu bangun saja agar dia bisa menjelaskan siapa dion sebenarnya. raccel berbalik menyaksikan ibunya mulai menyayat tangannya sendiri untuk mendapatkan secangkir darah untuk wanita itukasihan...ya begitulah yang dirasakan raccel, tetapi ibunya harus melakukan itu, dan setelah darah itu diminumkan pada wanita itu, raja membereskan mayat wakil dion terlebih dahulu dan mem

  • DINAR   Bab 83

    "wakil dion...apa sudah selesai, aku sangat pusing" ujar suara raccel mengagetkan semua orang "raccel...kamu sudah sadar nak, ini ibu, bangunlah ini ibu" ujar lunar "i..ibu...? bagiamana ibu ada disini?" tanya raccel sambil duduk dan memegang kepalanya dan langsung kaget melihat semua ramai disana dan tak ada yang dia kenali selain lunar dan sania, dan melihat kekacauan itu dengan dion yang sudah tercabik cabik "ibu..ada apa ini? kenapa wakil dion...?" tanya raccel ketakutan "tidak apa-apa sayang, dai berusaha menyakitimu jadi ibu tidak sengaja melukainya" jawab lunar pelan memberikan pengertian pada raccel yang mulai ketakutan "a..apa? itu tidak mungkin ibu, dia memang menculikku, dia hanya ingin sedikit darahku, dan dia sangat baik padaku" ucap raccel ketakutan dan menjauhi ibunya "nak...maafkan ibu, ibu tidak sengaja" ujar lunar mendekati raccel lagi "kenapa ibu? kenapa harus membunuh? tidak bisakah ibu memberitahunya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status