Home / Romansa / DIKIRA AKU MISKIN / Makan di Luar

Share

Makan di Luar

last update Last Updated: 2023-11-30 10:00:39

🏵️🏵️🏵️

“Iya, Buk, masuk aja.” Mas Bimo mempersilakan wanita itu masuk.

“Ibu mau minta tolong sama kamu.” Ibu mertua langsung duduk di samping anaknya.

“Minta tolong apa, Buk?”

“Ibu kasihan lihat Kakak kamu.”

“Memangnya ada apa, Buk?”

“Kak Mira sekarang lagi kesusahan. Untuk makan aja kadang bingung harus cari duit dari mana.” Wanita itu selalu saja sangat menunjukkan perhatiannya terhadap anak perempuannya walaupun telah memiliki keluarga.

“Jadi, maksud Ibu gimana?” tanya Mas Bimo.

“Bantulah keponakan kamu untuk beli beras.”

“Kan, ada Mas Fajar, Buk.”

“Fajar sekarang nggak bisa diharapkan.”

“Kenapa jadi Ibu yang bingung? Kak Mira, kan, udah punya keluarga. Suaminya harusnya usaha untuk memenuhi kebutuhan istri dan anaknya.” Sepertinya Mas Bimo tidak setuju dengan sikap ibunya yang terlalu mencampuri rumah tangga Kak Mira.

“Jangan pelit sama kakak sendiri. Tuh, istri kamu pegang duit banyak.” Ibu mertua melihat uang dalam genggamanku yang belum sempat aku simpan.

🏵️🏵️🏵️

Sepertinya ibu mertua tidak bisa terlepas dari ketamakannya. Ada saja alasannya jika menginginkan sesuatu. Apa mungkin dia telah mengetahui rencana Mas Bimo? Sejak kapan dia berada di depan pintu kamar? Apa dia menguping pembicaraanku dengan anaknya?

Jika dia memang tidak setuju dengan niat Mas Bimo yang ingin membelikan kalung untukku, harusnya dia bilang saja terus terang. Aku juga tidak ingin dianggap sebagai menantu yang lebih mementingkan diri sendiri saat keluarga suami sedang dalam kesusahan.

Aku ikhlas menyerahkan uang pemberian Mas Bimo kalau Kak Mira memang benar-benar membutuhkannya. Namun, jika ibu mertua hanya menjadikannya sebagai alasan, aku tidak ikhlas. Bagaimana caranya agar aku mengetahui yang sebenarnya? Aku sangat tahu pasti sifat Kak Mira yang sama persis seperti ibunya.

Bisa saja mereka bekerja sama untuk mendapatkan uang Mas Bimo agar aku tidak memiliki kesempatan untuk menggunakannya. Aku tidak bermaksud menuduh, tetapi itu kenyataan. Mereka selalu berusaha agar Mas Bimo melakukan apa pun yang sesuai dengan keinginan mereka.

“Jangan, Buk. Itu duit Clara.” Mas Bimo memberikan balasan kepada ibunya.

“Sejak kapan dia punya uang? Kamu yang mati-matian kerja, kenapa harus dia yang menikmatinya?” Sepertinya bukan hanya ketamakan yang mengalir dalam darahnya, tetapi rasa dengki juga.

“Uangku, ya, uang Clara. Dia istriku, ibu dari anakku. Apa Ibu ingin menyamakan Clara dengan Ibu? Karena Ibu hampir tidak pernah terima uang dari Bapak, jadi Ibu berharap agar Clara juga mengalami hal yang sama? Itu nggak akan aku biarkan karena aku bukan suami tidak bertanggung jawab.”

Sungguh, aku benar-benar terkejut mendengar penuturan Mas Bimo. Ini untuk pertama kali, dirinya mengungkapkan kelakuan bapaknya yang sebenarnya. Apa mungkin kesabaran Mas Bimo sudah mulai terkikis? Atau dia sengaja ingin menyadarkan ibunya?

Wajah mertua tampak memerah, beliau pun langsung berdiri. “Ternyata ini balasanmu sebagai anak? Kamu udah terpengaruh dengan istrimu untuk menghina bapakmu sendiri!” Beliau meninggikan suara.

“Saya nggak habis pikir, kenapa Ibu dibutakan oleh cinta hingga tidak pernah menganggap Bapak bersalah. Padahal sangat jelas kalau beliau tidak pernah peduli terhadap keluarga. Bapak hanya mementingkan diri sendiri. Tahunya hanya makan dan tidur.”

Mas Bimo makin menjelaskan kelakuan bapaknya yang tidak pernah memedulikan apa pun yang kurang di rumah ini. Jangankan untuk memenuhi kebutuhan istri dan anak, untuk beli rokoknya saja tidak mampu.

Baru kali ini aku melihat orang tua yang masih sehat, tetapi tidak memiliki niat untuk mencari nafkah istri dan anaknya. Dia bahkan sangat santai menikmati makanan yang aku masak tanpa berpikir apakah penghuni rumah ini sudah makan atau belum. Hal itu sering terjadi saat makan siang.

Jika orang tua itu melihat lauk masih banyak, dirinya seolah-oleh berpikir kalau semua yang dihidangkan itu hanya untuknya. Aku sering mengingatkan agar dia tidak lupa dengan orang-orang yang belum makan. Mungkin dia tidak terima, dia pun langsung merengut.

“Iya, Bapak tahu!” jawabnya dengan nada ketus.

Aku ingin tertawa setiap melihat tingkahnya yang kekanakan. Aku sangat sering berpikir, entah apa yang ibu mertua harapkan dari suami seperti itu. Melihat wajah dan tingkahnya saja membuatku ingin berkata kasar. Dia berhasil menambah berat dosaku.

“Berani kamu bicara seperti itu tentang Bapak kamu?” Ibu mertua kembali membuka suara. Kali ini, jari telunjuknya di arahkan ke wajah Mas Bimo.

“Aku hanya ingin Ibu sadar.” Mas Bimo tetap memberikan jawaban.

“Jangan jadi anak durhaka kamu, Bimo.” Ibu mertua menatap sinis ke arahku lalu keluar kamar.

Aku tidak tahu harus bersikap bagaimana saat ini. Apa Mas Bimo akan tetap mengajakku ke toko emas untuk membeli kalung yang dia janjikan? Apa kata ibu mertua nanti jika perhiasan itu tergantung di leherku?

🏵️🏵️🏵️

Mas Bimo benar-benar menepati janjinya malam ini. Dia tampak sangat bahagia setelah mewujudkan harapannya untuk membeli barang yang belum pernah dia berikan sebelumnya kepadaku. Kami pun segera keluar dari toko emas lalu menuju tempat makan.

Kami sengaja tidak mengisi perut di rumah tadi karena Mas Bimo ingin mengajakku makan di tempat favorit kami saat masih menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Kami paling suka nasi goreng yang tempatnya di sekitar Ampera.

Akhirnya malam ini, aku kembali menikmati nasi goreng yang menurutku enak di kota ini. Kalau di Samarinda, Papa lebih sering mengajak makan ke restoran mewah walaupun kadang, aku ingin merasakan kesederhanaan seperti teman-teman lain. Namun, Papa tidak memberikan izin.

Aku sangat tahu kalau keluarga Papa sejak dulu memang sudah hidup berkecukupan. Tambang batubara milik Opa diwariskan kepada Papa sebagai anak tunggal. Oleh karena itu, Opa ingin punya menantu yang status sosialnya sepadan dengan keluarga mereka.

Keluarga Mama adalah pemilik salah satu mal terbesar di Samarinda. Oleh karena kehidupan yang serba mewah dan berkecukupan, Papa dan Mama tidak membiarkan aku bergaul dengan orang yang mereka anggap tidak pantas. Terus terang, aku lelah dengan kehidupan seperti itu.

Saat aku masih sekolah, tidak sedikit laki-laki yang mendekatiku bahkan mengutarakan cinta kepadaku. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang masuk kriteria Papa. Beliau langsung memintaku menjauhui mereka, padahal salah satu di antaranya merupakan cinta pertamaku. Kami satu sekolah sejak SMP hingga SMA.

Aku sering kecewa melihat sikap Papa. Status sosial selalu dijadikan sebagai acuan untuk menjalin sebuah hubungan. Beliau sangat tegas dan egois. Untung saja Kak Revan menemukan istri yang memang masuk dalam kriteria Papa. Kakak sulungku itu bahkan dijadikan perbandingan ketika aku memilih menikah dengan Mas Bimo.

=============

Nova Irene Saputra

Terima kasih udah mampir.

| 2

Related chapters

  • DIKIRA AKU MISKIN    Keegoisan Ibu Mertua

    🏵️🏵️🏵️ “Mau nambah, Sayang?” tanya Mas Bimo. Dia berhasil membuyarkan lamunanku. “Nggak, dong, Mas. Ini aja udah kenyang banget.” Aku pun menyeruput air lemon kesukaanku. “Oh, ya, Mas … jangan lupa bungkusin untuk Bapak, Ibu, dan Ratih.” Aku tidak ingin dianggap sebagai menantu yang lupa keluarga suami ketika sedang makan di luar. “Lain kali aja, Sayang. Sekarang timing-nya lagi nggak pas. Kamu tahu sendiri tadi sikap Ibu. Bisa-bisa nanti makanan yang kita bawa, nggak dimakan. Aku udah hafal banget sifat Ibu.” Mas Bimo justru memberikan penjelasan panjang lebar dan tidak bersedia membeli makanan untuk orang tua dan adiknya. “Ya udah, terserah kamu aja.” Aku tidak ingin berdebat. Lagi pun, Mas Bimo pasti lebih tahu sifat keluarganya. Kami pun segera keluar dari tempat makan tersebut menuju parkiran. Ternyata Bagas sudah tidur di pangkuan Mas Bimo sejak tadi. Aku pun menggendongnya lalu menaiki kendaraan roda dua milik Mas Bimo, kemudian mulai membelah jalanan. Sepuluh menit kem

    Last Updated : 2023-12-01
  • DIKIRA AKU MISKIN    Tamparan Keras

    🏵️🏵️🏵️ Malam ini setelah selesai makan bersama, Mas Bimo meminta kedua orang tuanya, juga adiknya agar tetap duduk. Dia mengaku ingin menyampaikan hal yang sangat penting. Aku sangat tahu, apa yang akan dia sampaikan. Kami akan segera meninggalkan rumah ini. “Ada apa?” tanya Bapak mertua dengan nada ketus. Sepertinya dia tidak memiliki rasa malu, padahal baru saja menikmati makanan dari hasil jerih payah anaknya. Untuk bicara saja, tidak bisa lebih lembut. “Besok sore, kami akan pindah dari rumah ini.” Mas Bimo pun langsung menyampaikan niatnya tanpa basa-basi. “Apa? Kamu nggak sayang lagi sama keluargamu?” Ibu mertua membuka suara. “Seorang anak pasti akan tetap menyayangi orang tuanya. Tapi, aku beserta istri dan anakku ingin hidup mandiri. Sampai kapan kami akan tetap tinggal di rumah ini?” Mas Bimo memberikan jawaban dengan bijak. “Bagaimana dengan hidup kami?” Ibu mertua menunjukkan wajah teduh. Aku ingin tertawa melihat aktingnya. “Ibu tenang aja, jatah yang biasa Ibu t

    Last Updated : 2023-12-03
  • DIKIRA AKU MISKIN    Sesuatu yang Mengejutkan

    🏵️🏵️🏵️ Aku juga ingin membuktikan kepada Papa dan Mama kalau aku tidak salah memilih pendamping hidup. Walaupun Mas Bimo tidak memiliki kekayaan seperti yang orang tuaku harapkan, tetapi dia mampu memberiku kebahagiaan dengan cinta tulusnya. Aku sangat berharap agar Mas Bimo tidak berubah supaya aku berani dan bangga mengakui dirinya yang terbaik di depan Papa dan Mama nanti. Jika sampai dia terpengaruh dengan maraknya pengkhianatan di luar sana, aku akan bertindak tegas atau mungkin pulang ke rumah orang tuaku. Sebenarnya, aku tidak ingin berpikir terlalu jauh karena saat aku dan Mas Bimo baru resmi menjadi suami istri, kami telah berjanji dan bersumpah untuk saling setia hingga maut memisahkan. Aku juga tidak memiliki niat sedikit pun untuk menggantikan posisi Mas Bimo dengan lelaki mana pun. “Kalau kamu sampai berkhianat, kita cerai,” ucapku kala itu. “Aku nggak pernah memikirkan hal itu sedikit pun. Hanya kamu yang kucintai.” Dia meyakinkanku. Aku tetap percaya dengan cint

    Last Updated : 2023-12-04
  • DIKIRA AKU MISKIN    Masa Lalu

    🏵️🏵️🏵️ Mas Bimo tidak boleh tahu tentang ini. Aku harus segera memblokir nomor Andrew. Jangan sampai statusku terbongkar sekarang. Lagi pun, aku tidak mau bertemu dengan laki-laki itu. Walaupun dulu, dia tidak marah waktu aku menolak perjodohan kami, tetapi aku harus tetap waspada. Aku sangat tahu kalau Andrew mencintaiku sebelum perjodohan itu diputuskan. Namun, entah kenapa aku tetap tidak memiliki perasaan lebih untuknya. Aku bahkan pernah memintanya menikah dengan Flora—sahabatku, yang telah lama mencintainya. Akan tetapi, Andrew justru menolak Flora dengan kasar karena dia mengaku hanya mencintaiku. Sejak kejadian itu, persahabatanku dengan Flora akhirnya renggang. Dia menganggapku tidak serius menyatukan dirinya dengan Andrew. Arrrggghhh! Kenapa aku harus memikirkan masa lalu setelah tiba di rumah ini? Padahal, aku berharap akan menemukan ketenangan setelah tinggal terpisah dengan keluarga Mas Bimo. Namun kenyataannya sekarang, aku justru menghadapi masalah baru. Mungkin

    Last Updated : 2023-12-05
  • DIKIRA AKU MISKIN    Deg-degan

    🏵️🏵️🏵️ “Besok, kan, bisa aku tanyain, Mas.” Aku tetap berusaha agar Mas Bimo tidak bersikeras memintaku mencari tahu nomor yang menelepon. “Ya udah, terserah kamu aja. Kita istirahat sekarang.” Kami pun merebahkan tubuh. Seperti biasa, dia selalu memelukku dari belakang. “Oh, ya, Sayang … aku boleh nanya?” Ya ampun, apa lagi yang akan dia tanyakan? “Harus sekarang, ya, Mas? Kamu, kan, capek hari ini. Besok juga harus kerja.” Aku berharap agar Mas Bimo mengurungkan niatnya untuk bertanya. “Aku belum ngantuk. Aku masih pengen ngobrol.” Ternyata usahaku seolah-olah sia-sia. “Kamu mau nanya apa, Mas?” Aku pun pasrah. “Sejak kapan kamu punya kalung berlian yang ada di koper kamu? Tadi aku nggak sengaja lihat lagi. Sepertinya harganya nggak murah. Itu barang mewah.” Ternyata walaupun kami telah pindah dari rumah mertua, Mas Bimo tetap masih melontarkan pertanyaan yang sama tentang kalung berlian prmberian Mama. Sepertinya aku lebih baik memberitahukan kapan menerima kalung itu. Sem

    Last Updated : 2023-12-06
  • DIKIRA AKU MISKIN    Mencurigakan

    🏵️🏵️🏵️ Tidak terasa waktu berlalu sangat cepat. Hari ini, kami telah seminggu tinggal di rumah ini. Aku baru ingat kalau rencana untuk membentuk grup tetangga lama, belum aku sampaikan kepada Bu Dewi. Aku juga ingin tahu kabar keluarga Mas Bimo. Aku segera meraih ponsel untuk menghubungi Bu Dewi. Ternyata ada pesan masuk dari Andrew. Laki-laki itu seolah-olah pantang menyerah untuk mengetahui info tentangku. Beberapa nomornya telah aku blokir, tetapi dia masih tetap bersikeras menggantinya dengan nomor lain hingga membuatku lelah. Nomor dia yang sekarang, tidak aku blokir lagi, tetapi tetap tidak aku simpan ke daftar kontak. Aku takut jika Mas Bimo melihat namanya nanti. Dia mengaku telah kembali ke Samarinda. Namun, dalam waktu dekat ini, dia akan berkunjung lagi ke kota ini. [Tolong temui aku nanti setelah aku tiba di Palembang.] Aku tidak memberikan respons, hanya membacanya saja. Aku malas berdebat dengan laki-laki yang gagal jadi jodohku itu. Entah kenapa dia masih menghub

    Last Updated : 2023-12-07
  • DIKIRA AKU MISKIN    Berdebat

    🏵️🏵️🏵️ Tadi aku lagi dengar musik di HP, Mas.” Aku terpaksa tidak mengatakan yang sebenarnya. Dia tidak tahu kalau aku sedang memikirkan dirinya, tetapi bukan dalam hal positif. “Aku buatin teh dulu, ya, Mas.” Mas Bimo langsung duduk di samping Bagas yang sedang asyik dengan mainannya. Sementara aku langsung menuju dapur untuk menyiapkan secangkir teh seperti biasanya. Aku tidak ingin menunjukkan perubahan sikap di depan Mas Bimo. Apa yang kupikirkan tentang dirinya mungkin tidak benar. Aku harus berusaha percaya kepadanya seperti yang kurasakan selama ini. Tidak mungkin dia tega mengkhianatiku. “Ini, Mas, minum dulu.” Aku memberikan teh yang telaha kusuguhkan kepada Mas Bimo. “Terima kasih, Sayang.” Dia pun memintaku duduk di sampingnya. “Aku mau ngomong sesuatu. Sebenarnya dari dua hari yang lalu aku mau ngomong, tapi lupa mulu kalau udah asyik ngobrol sama kamu.” “Ada apa, Mas?” tanyaku penasaran. “Dua hari yang lalu, aku ngantar Cinta pulang karena tunangannya nggak bisa

    Last Updated : 2023-12-08
  • DIKIRA AKU MISKIN    Perselingkuhan Ibu Mertua

    🏵️🏵️🏵️ Aku bingung kenapa langsung memberikan tuduhan yang belum pasti kebenarannya terhadap Mas Bimo. Mungkin karena aku kesal membaca komentar di postinganku tadi. Kenapa akun yang tidak aku kenal itu berani memberikan pernyataan yang menyakitkan? Istri mana yang akan sanggup jika suaminya berkhianat? Walaupun aku belum tahu pasti apakah Mas Bimo bermain api atau tidak, tetapi aku sangat sedih melihat sikapnya malam ini. Aku berusaha untuk berpikir positif kalau dia kelelahan dalam pekerjaannya. Namun, aku ragu setelah membaca komentar di postinganku. Jika dia tidak terima kalau aku menganggapnya sama seperti kedua orang tuanya, aku akan menjelaskan apa yang Bu Dewi sampaikan. Mas Bimo harus tahu apa yang ibunya lakukan bersama laki-laki lain di luar sana. “Tuduhan apa ini, Sayang? Kamu menuduhku tukang selingkuh seperti orang tuaku? Apa maksudnya? Siapa yang selingkuh?” Dia memegang kedua lenganku. Posisi kami sekarang duduk berhadapan. “Walaupun orang tuamu selingkuh, janga

    Last Updated : 2023-12-09

Latest chapter

  • DIKIRA AKU MISKIN    Bukti Nyata

    🏵️🏵️🏵️ Satu kebenaran lagi yang membuatku terkejut, tetapi juga bahagia. Ternyata suami Bu Dewi adalah adik kandung papi mertua. Pantas saja sifatnya sangat mirip dengan Mas Bimo. Di samping itu, Bu Dewi juga menyayangi Bagas seperti cucu sendiri. Sebenarnya, beberapa petunjuk telah mengungkapkan kebenaran itu, tetapi aku tidak berani menyimpulkan. Bu Dewi sama sekali tidak mengetahui kebenaran tentang Mas Bimo dari awal karena mereka bertetangga sejak suamiku itu telah duduk di bangku SMP. Mungkin jika Bu Dewi bertemu Mas Bimo waktu masih kecil, pasti wanita itu akan mengenali keponakannya sendiri. Aku sangat bahagia karena ternyata Mas Bimo memiliki keluarga yang sifatnya tidak kasar seperti keluarga yang membesarkannya. Ini benar-benar anugerah yang aku harapkan selama ini. Akhirnya, aku berada di tengah-tengah orang-orang yang berhati mulia. 🏵️🏵️🏵️ Aku dan Mas Bimo berhasil mengajak Andrew pulang setelah kami memberikan penjelasan dan pengertian kepadanya. Dia berjanji

  • DIKIRA AKU MISKIN    Balasan Setimpal

    🏵️🏵️🏵️ “Ibu udah nggak ada, Sayang.” Aku tidak mengerti apa maksud Mas Bimo. “Nggak ada? Maksudnya apa?” tanyaku ingin tahu. “Ibu udah pergi untuk selamanya seminggu yang lalu.” “Apa?” Aku sangat terkejut. Walaupun wanita yang aku anggap sebagai ibu mertua selama ini sering menyakitiku, tetapi aku tidak pernah berharap agar dirinya pergi secepat ini. “Walaupun beliau bukan ibu kandungku, tetapi beliau yang telah merawat dan membesarkanku.” Mata Mas Bimo berkaca-kaca. “Ibu sakit apa, Mas?” Mas Bimo akhirnya menceritakan apa yang terjadi terhadap Bu Sukma—wanita yang telah menganggap dirinya sebagai anak selama ini. Bu Sukma disiksa habis-habisan oleh orang-orang suruhan istri laki-laki yang memiliki hubungan terlarang dengannya. Bu Sukma patah tulang dan tiba-tiba lumpuh hingga membuat dirinya tidak dapat bertahan hidup. Di samping itu, wajah wanita itu juga disiram menggunakan air keras. Beliau sempat dirawat beberapa minggu di rumah sakit. “Permintaan terakhirnya, tidak m

  • DIKIRA AKU MISKIN    Pertemuan

    🏵️🏵️🏵️ Hari ini genap sebulan, aku dan Bagas berada di kota ini. Entah kenapa akhir-akhir ini, aku sering merasa pusing dan mual. Padahal, aku harus membantu Mama mempersiapkan acara ulang tahun Bagas. Walaupun hanya mengundang keluarga dan kerabat dekat, tetapi Mama ingin memberikan yang terbaik untuk Bagas. “Ini perayaan ulang tahun Bagas yang pertama kali di rumah ini. Sebelumnya, kamu tidak pernah menghubungi Mama atau Papa jika Bagas ulang tahun.” Aku sedih mendengar ucapan Mama. “Jadi, Mama ingin acaranya tampak meriah. Ini juga Papa yang ngusulin.” Ternyata Papa tetap sangat menyayangi Bagas walaupun pintu hatinya belum terbuka untuk memberikan maaf kepadaku. “Terima kasih, Mah. Maafin Cla.” Aku pun mencium pipi Mama. “Yang lalu biarlah berlalu. Yang penting sekarang kamu udah kembali pulang.” Beliau mengecup puncak kepalaku. Uek! Aku kembali merasakan mual seperti beberapa hari terakhir ini. Ada apa denganku? Apa mungkin … tidak! Aku belum siap hamil dalam status yang

  • DIKIRA AKU MISKIN    Merasa Kasihan

    🏵️🏵️🏵️ Suara telepon masuk mengagetkanku, juga membuyarkan lamunanku tentang Mas Bimo. Aku melihat nama Andrew di layar. Kenapa pria itu meneleponku malam-malam? Apa mungkin ada hal penting yang ingin dia sampaikan? Walaupun aku telah berusaha menghindarinya, tetapi tidak membuat dirinya untuk menjauhiku. Terus terang, aku merasa bersalah dan kasihan melihat pengorbanannya yang tetap setia mencintaiku. Namun, aku tidak memiliki balasan untuk itu. “Halo.” Aku pun mengangkat teleponnya. “Maaf, ganggu kamu malam-malam.” Dia tetap bersikap sopan terhadapku. “Ada apa?” tanyaku singkat. “Mami minta foto suami kamu.” “Untuk apa?” Aku penasaran. “Tadi mereka melihat laki-laki yang mirip denganku. Papi dan Mami udah cerita tentang kemiripan aku dengan suamimu. Pantes aja Bagas cepat dekat denganku. Kenapa kamu nggak ngomong selama ini, Cla?” Ternyata Andrew baru tahu kebenaran tentang kemiripan dirinya dengan Mas Bimo. Dia tidak tahu kalau aku baru menyadarinya setelah kembali berte

  • DIKIRA AKU MISKIN    Mencari Tahu

    🏵️🏵️🏵️ Bukan hanya aku yang merasa heran, tetapi Mama juga. Wanita itu justru berharap kalau anak Om Rio dan Tante Marisa yang hilang saat masih kecil adalah Mas Bimo. Beliau mengaku yakin kalau hal itu memang benar, Papa akan memberikan maaf kepadaku. Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa karena Mama tidak tahu pasti permasalahan yang aku hadapi dengan Mas Bimo. Jika laki-laki yang masih berstatus sebagai suamiku itu memang benar anaknya Om Rio dan Tante Marisa, tidak menutup kemungkinan kalau kami akan diminta kembali bersatu. Apakah perbuatan Mas Bimo akan makin nekat jika memiliki banyak uang dan harta? Saat dia masih hidup apa adanya, dirinya berani bermain api dengan wanita lain. Aku tidak sanggup membayangkan hal itu akan terulang kembali. Mungkin aku lebih baik mencoba menerima kenyataan jika kami tidak memiliki hubungan lagi. Jadi, aku tidak akan melarangnya bergaul dengan wanita mana pun jika ikatan kami telah terputus. Aku tidak akan memaksa dirinya untuk tetap me

  • DIKIRA AKU MISKIN    Penuh Teka-teki

    🏵️🏵️🏵️ “Cla! Tante Marisa minta kamu ke sini. Katanya beliau kangen!” Aku mendengar teriakan Mama. “Iya, Mah.” Aku tidak mampu menolak ataupun mengelak. Aku segera berjalan menuju ruang tamu lalu duduk di samping Mama. Sementara Bagas duduk di pangkuan Papa. “Anak kamu, Cla?” tanya Tante Marisa kepadaku sambil menunjuk Bagas. “Iya, Tante.” “Tampan, ya. Tapi, kok, mirip Andrew?” Apa? Apa yang kurasakan dan Bagas, ternyata keluar dari bibir Tante Marisa. Sejak awal melihat Andrew, aku juga merasa kalau dirinya memiliki kemiripan dengan Mas Bimo. Apa mungkin hal ini hanya kebetulan saja? Aku pernah dengar bahwa manusia memiliki tujuh kembaran tidak sedarah. Atau setidaknya mempunyai orang yang benar-benar mirip dengan dirinya. Menurut sains, hal ini memang sangat mungkin terjadi karena kemiripan susunan genetik yang dimiliki tiap manusia. Itu artinya, aku telah menemukan satu orang yang mirip dengan Mas Bimo. Aku tidak tahu apakah itu fakta atau mitos. Namun, waktu masih duduk

  • DIKIRA AKU MISKIN    Diabaikan

    🏵️🏵️🏵️ Ternyata Papa serius dengan kemarahannya. Dua hari berada di rumah ini, beliau tidak memberikan respons jika aku mengajaknya berbicara. Orang tua itu seolah-olah tidak melihat keberadaanku. Namun, aku tetap bersyukur karena beliau dekat dengan Bagas. Tidak masalah jika Papa tidak menganggapku saat ini, yang penting beliau menunjukkan kasih sayangnya terhadap Bagas. Akhirnya, anakku itu merasakan kasih sayang dari seorang kakek. Selama ini, dia tidak mendapatkannya dari bapak mertua. “Kamu yang sabar, ya, Sayang. Mama yakin kalau Papa kamu pasti akan menerima kamu kembali. Terbukti beliau sayang banget sama Bagas.” Sepertinya Mama berusaha meyakinkanku. “Iya, Mah. Cla tahu kalau Papa orang baik.” Aku percaya kalau suatu saat nanti, pintu hati Papa akan terbuka untukku. Walaupun sikap Papa seperti itu, aku tetap bersemangat karena dapat melihat beliau setiap hari. Aku tidak merasa menyesal karena telah meninggalkan Mas Bimo dan keluarganya. Ternyata aku jauh lebih bahagia

  • DIKIRA AKU MISKIN    Kemiripan

    🏵️🏵️🏵️ Sedalam itu rasa benci Papa terhadapku hingga tidak mengharapkan kehadiranku lagi di rumah ini. Apa yang kulakukan di masa lalu, kini telah mendapatkan balasannya. Semua itu terjadi karena aku dengan tega menentang keputusan orang tua dan bahkan mengabaikan permohonan mereka. “Papa mohon, kembalilah ke rumah. Jangan menikah dengan pemuda yang akan membuat hidupmu menderita.” Papa memohon kepadaku untuk tidak menikah dengan Mas Bimo kala itu. “Nggak, Pah. Cla hanya akan menikah dengan Mas Bimo. Cla akan bahagia bersama dia.” Aku dengan yakin mengatakan bahwa kebahagiaanku hanya bersama Mas Bimo. Ternyata apa yang Papa katakan dulu, kini menjadi kenyataan. Sangat benar kalau aku menderita setelah mengetahui pengkhianatan Mas Bimo. Dia tidak hanya selingkuh, tetapi juga memberikan tuduhan menyakitkan dan lebih membela orang tuanya yang selalu jahat terhadapku. “Jangan ngomong seperti itu, Pah! Clara tetap anak kita, darah daging Papa!” Mama menaikkan suaranya. “Setiap orang

  • DIKIRA AKU MISKIN    Ditolak

    🏵️🏵️🏵️ Lebih baik aku fokus dengan apa yang akan aku jelaskan kepada Papa dan Mama nanti saat bertemu. Apa mereka akan marah setelah melihat diriku kembali ke kota ini? Atau mereka akan bahagia karena aku telah meninggalkan menantu yang tidak mereka harapkan? Aku harus mempersiapkan diri untuk menghadapi apa pun yang akan Papa dan Mama katakan. Mungkin mereka akan menganggap apa yang terjadi terhadapku saat ini, sebagai akibat karena telah menentang keputusan orang tua. “Sampai kapan kamu di luar, Cla? Andrew juga udah pergi. Gitu amat mandangin dia tadi.” Kak Ratu membuyarkan lamunanku. Aku pun segera memasuki rumah. Setelah menghempaskan tubuh ke sofa ruang TV, aku segera meraih ponsel yang sejak tadi aku non aktifkan. Ternyata tidak sedikit panggilan tidak terjawab dari Mas Bimo. Nama Ratih juga ada. Kenapa adik iparku itu beberapa kali menghubungiku? Aku pun beralih ke pesan masuk. Mas Bimo bertubi-tubi mengirim pesan kepadaku. Hampir semuanya permintaan maaf dan ungkapan p

DMCA.com Protection Status