Share

EP. 6

Author: youarestarsx
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Waktu sudah menunjukkan jam 10 malam, Nic yang baru saja pulang kerja langsung masuk ke kamarnya tanpa menyantap makan malam yang sudah disiapkan oleh bibi yang memasak. Semenjak orang tua Nic mengetahui bahwa anaknya penyuka sesama jenis, orang tuanya melarang dia untuk tinggal sendiri lagi. Mereka takut tanpa sepengetahuan mereka, Nic membawa seorang pria pulang untuk diajak tidur bersama. Jadi mereka memaksa Nic untuk tinggal serumah agar Nic tetap dalam pengawasan mereka.

Sesampainya di kamar Nic membuka jas yang ia kenakan dan melonggarkan dasinya yang sudah menyesakkan, semenjak ia bertemu dengan Andrea, Nic merasa harinya menjadi sangat berat. Pikirannya tidak bisa lepas dari kata-kata yang dilontarkan Andrea pada malam itu, dimana Andrea dengan lantang menghinanya didepan ibunya dan membatalkan pernikahan secara sepihak.

Ancaman Fiona untuk membujuk Andrea kembali menyetujui pernikahan juga belum Nic lakukan, Nic sangat sibuk di kantor dan Andrea juga belum menghubunginya sama sekali padahal ia bilang akan memikirkan kembali. Hal ini membuat Nic menjadi tidak bisa fokus pada pekerjaannya di kantor, untung saja ada Veronica sekretarisnya yang bisa diandalkan.

Nic lalu memutuskan untuk mandi air dingin untuk menyegarkan pikirannya, ia berniat untuk tidur cepat agar bisa berkonsentrasi untuk bekerja besok. Setelah selesai mandi Nic keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe ditubuhnya, bagian lehernya basah karena air yang menetes dari rambut Nic yang belum sepenuhnya kering. Ia menggosok pelan kepalanya dengan handuk kecil seraya berjalan menuju ke arah nakas karena mendengar ponselnya bergetar.

Nic menggerutu saat ia melihat layar ponselnya menampilkan nomor tanpa nama, siapa yang berani menghubunginya malam-malam begini. Nic adalah orang yang tidak suka diganggu pada waktu ia sedang beristirahat, jadi ia selalu mengingatkan kepada kenalannya untuk tidak menghubunginya lebih dari jam 9 malam kecuali ada hal mendesak.

Karena itu Nic mengabaikan panggilan tersebut, tapi ponselnya tidak berhenti bergetar dan membuatnya terganggu. Nic pun memutuskan untuk mengangkatnya.

“Halo?!” kata Nic dengan rasa kesal.

“Selamat malam, apa benar ini dengan bapak Nicholas?”

Mendengar suara dari seberang sana terdengar formal dan serius, Nic langsung mengubah nada suaranya. “Iya saya sendiri, ini dari siapa?’

“Saya dari kepolisian ingin memberi tahu bahwa calon isteri anda sedang berada di kantor polisi dan dia meminta bapak untuk datang sekarang sebagai walinya”

Dahi Nic mengernyit, polisi, calon isteri? Ada apa tiba-tiba polisi menghubunginya sepertinya ia tidak membuat masalah apapun yang berkaitan dengan hukum, dan tidak ada juga yang tahu bahwa Nic akan menikah. Apakah ini penipuan atau semacamnya yang akhirnya hanya ingin memeras Nic dengan meminta uang sebagai tebusan. “Anda mau mencoba menipu saya? Saya tidak punya calon isteri, jangan main-main dengan saya!” ancam Nic dengan serius.

“Tapi wanita ini bilang, dia calon isteri anda.” kemudian samar-samar Nic mendengar polisi tersebut berbicara dengan seorang wanita. “Kau mau menipu polisi ya, dia bilang dia tidak punya calon isteri!”

‘Saya tidak bohong pak! Dia calon suami saya, sini biarkan saya berbicara dengannya.’

Kemudian telepon dialihkan.

“H-halo?”

Nic mengenal suara itu. “Andrea?”

“Nic, tolong! Aku membutuhkan bantuanmu sekarang juga, aku sedang berada di kantor polisi sekarang, kumohon datanglah dan jadi waliku!” pinta Andrea. Suaranya terdengar pelan dan juga ketakutan diseberang sana.

“Kau membuat masalah apa sampai berurusan dengan polisi, hah?” tanya Nic penasaran.

“A-aku dijebak, seseorang memberiku narkoba dan sekarang aku menjadi tersangka, kumohon bantu aku!” jawab Andrea pasrah.

Nic memijat pelipisnya, ia lelah karena baru saja pulang bekerja dan ingin beristirahat, tapi Andrea malah menghubunginya dan mengatakan bahwa ia sedang ditahan polisi karena narkoba. “Astaga, kau gila?! Dan kenapa juga kau malah menghubungiku kenapa tidak menghubungi orang tuamu?”

“A-aku tidak berani, mereka pasti akan marah besar.”

“Tentu saja, siapa yang tidak marah kalau anaknya ditahan polisi karena narkoba!”

“Karena itu tolong bantu aku, aku berjanji kalau kau membantuku sekarang aku mau menikah denganmu!”

“Cih, kau mengatakan itu karena sedang terdesak bukan? Bisa-bisanya membawa pernikahan disaat seperti ini.” Nic semakin kesal karena Andrea mengungkit hal itu.

“Aku mohon Nic, kalau bisa jangan katakan apapun pada orang tuaku!”

’Hei, apa yang kalian bicarakan? Lama sekali, cepat suruh orang itu kemari!’ ucap polisi diseberang sana pada Andrea.

“I-iya sebentar lagi.”

“Halo Nic, tolong bantu aku ya, aku akan menunggumu!”

‘Tuut… tuut’

Belum sempat Nic membalas perkataannya, Andrea sudah memutuskan sambungan telepon. Nic mengacak rambutnya pelan. Baru kemarin bertemu sudah berani merepotkannya, memangnya dia siapa menyuruh Nic. Lagipula Nic juga tidak peduli mau dia ditangkap polisi atau ditahan itu bukan urusannya, ia sangat lelah dan hanya ingin beristirahat sekarang.

Nic lalu melempar handuk kecil yang berada dikepalanya ke arah sofa, ia mengganti bathrobe yang ia pakai menjadi piyama satin hitam miliknya. Kemudian Nic merebahkan tubuhnya dikasur, ia menatap langit-langit kamarnya sebelum memejamkan mata dan mencoba untuk tidur. Tapi suara Andrea yang ketakutan tadi masih terngiang ditelinganya, Nic pun bergerak untuk mencari posisi yang nyaman agar bisa tidur. Setelah mencoba beberapa kali mata Nic tetap menyalang lebar, ia tidak bisa tidur. Pikirannya terus tertuju kepada Andrea yang berkata akan menunggunya.

‘Sialan’ Nic terduduk dikasurnya dan berdecak kesal, ia lalu turun dari tempat tidur dan mengganti pakaiannya dengan cepat. Terpaksa akhirnya Nic memutuskan untuk mendatangi Andrea di kantor polisi dan menjadi wali gadis itu.

***

1 jam yang lalu.

Andrea dan Michael berhenti berlari saat suara mendengar suara tembakan, mereka refleks merunduk dan menegok ke belakang untuk melihat apa yang terjadi. Setelah mendengar instruksi dari salah satu polisi, Andrea dan Michael akhirnya diam ditempat karena tidak mau urusan ini semakin panjang jika mereka tetap berusaha kabur.

Tangan Andrea dan Michael saling bertautan, Michael melirik tangannya yang digenggam erat gadis itu lalu beralih melihat wajahnya. Andrea menundukkan wajahnya tapi Michael bisa melihat bahwa rasa takut terpancar dari tubuh gadis itu, tangan Andrea yang berada digenggamannya juga terasa dingin.

Andrea mendongakkan kepalanya lalu menatap ke arah Michael, wajahnya memucat, badannya gemetar karena rasa takutnya semakin menguasai tubuhnya. Ia lalu berkata kepada Michael, “Bagaimana ini, a-aku tidak mengira kalau ada polisi.”

“Andrea.” Suara lembut milik Michael berusaha untuk menenangkan Andrea.

Tiba-tiba saja minuman yang diberi oleh Annie tadi terlintas dipikirannya. “Minuman itu, bagaimana kalau Annie memberikan sesuatu diminuman itu.” Wajah Andrea semakin panik saat mengingat bahwa minuman yang diberi Annie sudah tidak tersegel. “Aku takut Michael.” Lirih Andrea. Keluarganya saat ini sedang ada masalah, kalau ditambah mereka tahu Andrea berurusan dengan polisi. Andrea tidak tahu bagaimana nasibnya nanti ditangan kedua orang tuanya. Ia benar-benar ketakutan sekarang, Andrea juga tidak pernah berurusan dengan polisi sebelumnya.

Michael merengkuh tubuh Andrea, membiarkan Andrea menenangkan diri didalam pelukannya. Sesekali tangan kanannya mengelus pundak gadis itu seolah memberi tahu bahwa Andrea tidak sendiri, sebelah tangan Michael mengepal menahan amarahnya. Seharusnya tadi Michael tidak membiarkan Andrea mengambil minuman tersebut, bagaimana kalau perkataan Andrea tadi ada benarnya. Bagaimana pun kalau diteliti minuman itu tampak mencurigakan, ia tidak bisa terima kalau sampai Andrea kenapa-kenapa hanya karena minuman sialan yang diberikan Annie tadi.

“Permisi.” Seorang polisi menghampiri mereka berdua,  Andrea dan Michael langsung kembali pada posisi semula dan berbicara pada polisi tersebut. Tangan Andrea tetap menggenggam erat tangan Michael memastikan pria itu untuk tetap berada disisinya.

“Ini ada apa ya Pak? Kenapa tiba-tiba ada polisi seperti ini?” tanya Michael bingung.

“Begini kami mendapat info bahwa bandar dan pemakai aktif narkoba sedang berada berkumpul ditempat ini, kami sudah menangkap penyebar narkoba tersebut di sana.” Polisi tersebut menunjuk ke arah dimana beberapa orang yang diborgol dipaksa masuk kedalam mobil polisi.

Mata Michael membelak saat melihat ke arah yang ditunjuk oleh polisi. ‘Tunggu, itu bukannya pria yang bersama Annie tadi?’

 Andrea yang melihat itu langsung menatap Michael. “Michael,” panggil Andrea tidak percaya.

Michael membalas tatapan Andrea, ia mengerti apa yang Andrea khawatirkan sekarang.

“Maka dari itu kami memutuskan untuk membawa sisa orang disini ke kantor polisi, dan memastikan kalian tidak ikut terjerat dalam jual-beli narkoba. Jadi saya mohon kerja samanya,” ucap polisi tersebut lalu mengarahkan Andrea dan Michael untuk mengikutinya.

Mereka berdua menurut dan mengikuti polisi itu, lalu mereka pergi kantor polisi menggunakan mobil yang dibawa Andrea dan diikuti oleh mobil polisi dibelakangnya. Di dalam mobil mereka sama-sama terdiam, Michael yang menyetir sesekali melirik ke arah Andrea yang sedang melamun menatap jalanan diluar. Meski Michael sudah pernah berurusan dengan polisi beberapa kali, baru kali ini ia merasa takut. Ia takut apa yang ia pikirkan sekarang terjadi kepada Andrea di kantor polisi nanti.

*

Sesampainya Nic di kantor polisi, ia segera turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam dan mencari Andrea. Entah kenapa setelah berada disini Nic merasa khawatir kepada Andrea, mungkin karena ia jarang datang ke tempat ini jadi Nic merasakan hawa yang berbeda.

“Pak Nic? Sedang apa bapak berada sini?” tanya salah satu staff di kantor polisi saat melihat Nic sedang kebingungan mencari Andrea.

Karena keluarga Horison adalah keluarga terpandang, sudah pasti banyak orang khususnya yang berkeja di pelayanan masyarakat mengenal mereka. Tak terkecuali Nic dengan rumor gaynya yang semakin membuat orang-orang mengenal dirinya.

Nic terkejut saat ada orang yang menghampirinya, ia sempat bingung ingin menjawab apa. Tapi akhirnya Nic memutuskan untuk jujur. “Saya mencari calon isteri saya, dimana dia?”

Orang tersebut berdenyit bingung mendengar Nic mencari calon isterinya, ia sempat mendengar berita kalau anak kedua dari keluarga Horison itu gay. Tapi kenapa sekarang ia menyebut calon isteri? “Maaf saya tidak tahu, kalau boleh tahu siapa nama calon isteri anda biar saya carikan.”

“Andrea, katanya dia dijebak oleh seseorang dan sekarang sedang ditangkap karena narkoba,” jawab Nic memberi tahu, sedetik kemudian dirinya menyesal telah menyebut Andrea sebagai calon isterinya. Kalau begini orang-orang akan mengira calon isterinya bermasalah, dan bukannya mmembersihkan namanya ia malah semakin membuat namanya jelek di depan orang-orang.

“Oh benar, polisi tadi menangkap bandar narkoba di area xxx yang kebetulan sedang ada perkumpulan disana. Dan beberapa orang disana dibawa kesini untuk diperiksa, anda bisa langsung ke divisi yang berurusan dengan narkotika diujung sana,” kata orang itu menjelaskan lalu memberi tahu tempat dimana Andrea berada.

Tanpa berbasa-basi lagi Nic segera berlari kecil ke arah yang diberi tahu oleh orang tadi, di ruangan itu Nic dapat melihat beberapa orang seumuran Andrea sedang diintrogasi oleh polisi dan sisanya lagi sedang duduk menunggu giliran. Nic melihat Andrea sedang duduk di depan meja sedang berbicara dengan seorang polisi.

Begitu Nic masuk, orang-orang langsung melihat ke arahnya dan bertanya-tanya apa yang dilakukan orang seperti Nic di tempat ini. Nic lalu berjalan menghampiri Andrea dan menepuk pundaknya.

“Andrea.”

Andrea langsung menoleh saat mendengar suara Nic. “Nic, syukurlah kau datang. Aku benar-benar takut kalau kau tidak mau datang membantuku,” ucap Andrea lirih. Nic bisa melihat wajah sembab dan ekspresi lega yang dipancarkan gadis itu.

“Andrea, jelaskan padaku sekarang kenapa kau bisa terlibat dengan ini semua!” kata Nic dengan emosi yang tertahan dan tidak sabar.

***

Related chapters

  • DIGNITY    EP. 7

    “A-aku.” Belum sempat Andrea menjawab seseorang sudah menyelanya. “Malam bapak Nic, silahkan duduk terlebih dahulu sebelum saya jelaskan,” sanggah polisi yang sebelumnya sedang mengintrogasi Andrea. Nic sempat menoleh ke arah polisi tersebut kemudian mengambil duduk disebelah Andrea, ia duduk dengan tegak, tangannya dilipat di depan dada sembari menunggu polisi memulai penjelasannya. “Jadi calon isteri Bapak ini ditangkap saat-“ Nic mengangkat sebelah tangannya, membuat si polisi berhenti berbicara. “Jangan panggil saya bapak, memangnya muka saya terlihat tua?” interupsi Nic tidak suka. “Ah baik Pak, maksud saya Tuan Nic.” polisi tersebut membenarkan panggilannya. “Jadi calon isteri anda kami tangkap sedang berkumpul di area xxx diduga untuk melakukan balap liar.” Mata Nic membulat saat mendengar itu. “Tunggu.” Ia kemudian menoleh ke arah Andrea dengan tatapan terkejut dan tidak percaya. “Kau mengikuti balap liar?” “T-tidak!” e

  • DIGNITY    EP. 8

    Saat ini Nic dan Andrea sedang berada diperjalanan pulang, suasana malam yang dingin dan sepi menemani mereka di dalam keheningan. Tidak ada yang berbicara diantara mereka sejak awal memasuki mobil, dua-duanya sibuk tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Andrea terus memandangi suasana malam yang terlihat sangat menenangkan baginya, jalanan yang sepi, toko-toko yang tutup, dan beberapa orang yang masih berada diluar dengan kesibukannya masing-masing. Andrea menyukai suasana kota pada malam hari terlihat tenang dan memiliki getaran yang berbeda, Andrea kemudian melirik ke arah jam pada dashboard mobil. Waktu sudah menunjukkan pukul jam 12 malam, Andrea tersenyum tipis lalu melirik Nic yang sedang fokus menyetir. Late night drive bersama pria, ini adalah pertama kalinya bagi Andrea dan ia selalu ingin merasakan ini. Mengelilingi kota dengan kendaraan pada malam hari, walaupun tahu mereka hanya sedang berada di dalam perjalanan pulang dari kantor polisi tapi

  • DIGNITY    EP. 9

    Saat ini Andrea tengah berada di dalam kamar Nic, sendirian. Kamarnya cukup luas, semua barang-barangnya tertata rapi dan dominan berwarna hitam dan putih. Tidak terlalu banyak barang disini sepertinya Nic menerapkan konsep minimalis atau memang dia orang yang tidak membutuhkan banyak barang, karena itu kamar ini terlihat lega. Tidak banyak juga yang dapat dilihat oleh Andrea ya selain karena Nic melarang dirinya untuk menyentuh barang-barangnya, tidak ada hal yang menarik di kamar ini. Andrea pun memutuskan untuk membersihkan diri di kamar mandi dalam kamar Nic, sebelum beristirahat ia memutuskan untuk berendam air panas untuk melemaskan otot-ototnya yang tegang. Karena Andrea tidak membawa baju ganti dan bajunya sudah penuh dnegan keringat ia pun memutuskan untuk mengenakan bathrobe sebagai baju tidurnya. Toh besok ia bisa meminjam baju ibu Nic untuk dipakai. * Nic membuka kamar tidurnya yang terlihat masih gelap bertanda bahwa orang yang men

  • DIGNITY    EP. 10

    “Apa yang kau pikirkan mengatakan hal itu tanpa memberi tahuku terlebih dulu? Lihat sekarang semuanya jadi seperti ini, aku belum sepenuhnya siap kau tahu!” cerocos Andrea begitu mereka berada di sebuah ruangan berdua, Andrea tidak terima bahwa Nic memutuskan pernikahan secara sepihak tanpa membicarakan kepadanya terlebih dulu. “lebih cepat lebih baik, untuk sekarang ikuti saja rencana mereka,” kata Nic cepat, ia sudah malas untuk berargumen dengan Andrea. “Ah sepertinya aku akan gila sebentar lagi.” Andrea memijat pelipisnya, nafasnya berderu cepat. Ia benar-benar muak dengan sikap Nic yang sangat arogan dan egois seperti ini. Nic yang merasa pembicaraannya sudah selesai langsung beranjak pergi, namun dengan cepat Andrea menahan pundak Nic dan membalikkan tubuhnya dengan satu tangan membuat Nic tersentak. “Ini pernikahan! P-E-R-N-I-K-A-H-A-N,” Andrea mengeja perkataannya dengan penuh penekanan. “Kenapa kau selalu menganggap sepele ini hah?” N

  • DIGNITY    EP. 11

    “Selamat siang Pak Nic,” sapa Veronica setelah ia mengetuk pintu ruangan kerja Nic dan membukanya, Veronica mengecek terlebih dahulu apa yang sedang dilakukan bosnya itu sebelum ia berbicara. Nic yang sedang mengecek beberapa berkas mengalihkan pandangannya kepada Veronica. “Iya ada apa?” tanya Nic seraya membenarkan letak kacamata bacanya. “Itu ada …,” perkataan Veronica tergantung. Nic menaikkan sebelah alisnya menunggu Veronica melanjutkan perkataannya. “Ada Pak Lu—” belum selesai Veronica berbicara, tiba-tiba seseorang menyingkirkan tubuhnya secara paksa membuat tubuhnya terhuyung ke samping, untung saja Veronica bisa menyeimbangkan tubuhnya agar tidak terjatuh. Veronica mengumpat dalam hati dan melirik kesal kepada orang itu. “Halo darling!” Seorang pria berambut hitam legam, dengan wajah yang cukup cantik, lengkap dengan tuxedo hitam miliknya muncul memaksa masuk ke dalam ruangan dan menyapa Nic dengan semangat, ia melep

  • DIGNITY    EP. 12

    “Nic?!” Andrea meyebut nama Nic dengan lantang begitu ia membuka pintu ruangan Nic dengan paksa, dan melihat calon suaminya sedang asik berpelukan dengan seorang pria. Posisi Nic yang sedang membelakangi pintu membuatnya langsung memutar badannya begitu mendengar namanya disebut, Nic mendapati Andrea sedang berdiri menatapnya shock, Nic mengernyit dengan kehadiran Andrea yang diluar dugaan ia tidak pernah berpikir bahwa Andrea akan datang ke kantornya. Tidak sampai mereka menikah. Penampilan Andrea saat ini pun tampak berantakan seperti sedang dikejar oleh seseorang, Nic bisa menduga bahwa Andrea datang menerobos dan memaksa masuk ke ruangannya melawan para penjaga keamanan. “Nic apa yang kau lakukan? Siapa dia?” tanya Andrea dengan rasa penasaran. “Bukan urusanmu,” jawab Nic tak acuh seraya menutupi wajah Lucas dengan tubuhnya. Kedua alis Andrea bertaut tampak tidak senang dengan jawaban dari Nic, ia pun berjinjit seraya memiringkan badannya

  • DIGNITY    EP. 13

    Kabar mengenai pernikahan Andrea dan Nic menyebar cepat diseluruh Birmingham, saat ini seluruh masyarakat telah mengetahuinya. Entah bagaimana bisa kabar tersebut dengan cepat tersebar seperti gossip panas perselingkuhan artis yang biasa Andrea baca disosial media. Malam kabar itu tercium, keesokan paginya berita itu sudah menjadi hideline panas yang menjadi pembicaraan banyak orang. Seperti itulah kabar pernikahan Andrea terjadi. Untuk pertama kalinya nama Andrea masuk ke dalam berita, lambe turah dan juga acara gossip ditelevisi yang biasa ibunya tonton setiap pagi. Nama Andrea dikenal begitu cepat sebagai anak dari pengusaha tekstil di Birmingham. Andrea bahkan menjadi nomor 1 dipencarian manapun, semua tampak penasaran dan ingin tahu seperti apa calon isteri dari Nicholas Aldrich Horison anak dari Duke of Birmingham. “Berita panas hari ini, dikabarkan anak kedua dari Duke of Birmingham, Nicholas Aldrich Horison akan menikah dengan seorang gadis bernama Andrea

  • DIGNITY    EP. 14

    “Minggir kalian jelek, aku mau masuk kelas!!” Klik. Sasha telah memutar rekaman video tersebut untuk kesekian kalinya. Membuat Andrea merasa geli sendiri dengan suaranya yang terdengar cempreng dan patah akibat berteriak. Entah siapa yang merekam video tersebut, tapi hal itu berhasil membuat video tentang dirinya yang tengah marah tersebar cepat dan sudah dilihat lebih dari seratus ribu penonton. Andrea mengacak-acak rambutnya sebal. Berita tadi pagi belum juga reda tapi dirinya sudah membuat masalah lagi dengan adanya video tersebut. Andrea menghela nafas frustasi semakin malu akan dirinya sendiri. “Aku harus bagaimana ini?” tanya Andrea lesu pada Sasha. Sasha melirik ke arah sahabatnya itu, ia tidak tahu harus kasihan atau merasa lucu karena kejadian hari ini. Saat video itu terjadi Sasha sedang tidak ada jadwal di pagi hari, karena itu Sasha tidak ada disana untuk menemani Andrea. Sasha sama kagetnya, tidak bahkan lebih kaget meli

Latest chapter

  • DIGNITY    EP. 31

    Andrea terus memandangi map yang berisi perjanjian antara dirinya dan Tatiana yang sudah ia tanda tangani. Andrea sedikit menyesal dengan pilihannya sekarang, karena ia merasa untuk siapa sebenarnya ia mempertaruhkan hidupnya ini. Awalnya semua direncanakan hanya sebagai sandiwara saja, tapi kenapa ia malah terjebak di situasi yang rumit ini? Situasi yang tidak pernah Andrea bayangkan sebelumnya. Seharusnya tadi Andrea meminta waktu untuk memikirkan ini semua, tapi saat tadi Andrea sama sekali tidak terpikirkan itu. Tatiana terlalu mendesaknya tadi sehingga ia tidak bisa berpikir tenang, dan di kepalanya saat itu hanya terbayang wajah kedua orang tuanya yang terlihat sangat sedih karena masalah ini. Setidaknya untuk sekarang Andrea berpikir ia melakukan ini untuk kedua orang tuanya setelah itu barulah Andrea bisa memikirkan kebahagiaannya. Dan soal anak yang diminta Tatiana … Andrea akan memikirkan rencana yang bagus untuk membuat semuanya terlihat natural dan tentu saja ia

  • DIGNITY    EP. 30

    Suara Tatiana dari belakang menginterupsi mereka. Andrea dan Nathan langsung menoleh ke arah Tatiana yang entah sudah sejak kapan berdiri di sana. Andrea berdehem, ia langsung mundur beberapa langkah menjauhi Nathan agar tidak membuat Tatiana salah paham atas apa yang baru saja dilakukan Nathan. Tatiana memandang Andrea dan Nathan dengan tajam bergantian, matanya seperti berusaha membaca sesuatu dari mereka. “Aku hanya mengatakan untuk berhati-hati saat bertemu Grandmama, karena Grandmama sangat galak,” kata Nathan bohong penuh nada bercanda. Ia menyunggingkan senyumnya seperti biasa agar tidak dicurigai oleh Tatiana. Mata Tatiana menyipit, wajahnya ditekuk siap marah karena tersinggung dengan perkataan Nathan barusan. “Dasar anak kurang ajar! Sudah sana pergi untuk apa kau berlama-lama di sini!” tangannya bergerak mengusir Nathan agar pergi dari pandangannya. “Dan Andrea aku sudah menunggumu dari tadi kenapa malah mengobrol dengan anak ini!”

  • DIGNITY    EP. 29

    Sudah lima menit Andrea berdiri di pekarangan rumah Tatiana. Hari ini ia datang memakai taksi karena mobilnya masih di simpan oleh orang tuanya, dan Andrea sudah terlanjur malas untuk meminjam kembali mobil kakaknya. Sebelumnya Andrea berdiri tepat di depan pagar rumah Tatiana, namun karena ia dilihat oleh sekuriti dan kebetulan sekuriti tersebut mengenalinya jadilah Andrea di suruh masuk ke dalam. Kini Andrea kembali berdiri di pekarangannya memandang pintu masuk rumah Tatiana. Andrea mengumpulkan keberaniannya untuk bertemu dengan nenek Nic, karena nantinya mereka hanya bertemu empat mata yang mana akan membuat Andrea semakin gugup. “Nona Andrea?” Andrea tersentak saat tiba-tiba ada yang memanggil namanya, mata Andrea melihat sosok wanita berumur tiga puluh tahunan, mengenakan seragam, dari arah berlawanan. Wanita itu sedang membawa sebuah pot bunga ditangannya. “Ah iya,” sahut Andrea. “Kenapa masih di sini? Grandmama sudah menunggumu, ayo m

  • DIGNITY    EP. 28

    Hari ini adalah hari ke-tujuh Andrea belajar etiket kebangsawanan di rumah milik Nic. Karena banyak yang Andrea harus pelajari, Nic sampai repot-repot mau menyewakan seorang guru untuknya. Setelah pulang kuliah Andrea langsung bergegas ke rumah Nic untuk menerima pembelajaran lagi dari guru yang berbeda. Pada awalnya Andrea tidak merasa kesulitan walaupun ia keberatan menjalani semua pelajaran etika yang sangat membatasi ruang geraknya. Karena Andrea adalah tipe wanita yang bisa dibilang semborno dalam bertingkah, tapi untungnya Andrea dapat cepat mempelajarinya. Hari pertama Andrea belajar tata cara bagaimana ia harus berpakaian, guru etikanya Madam Claire memberinya contoh pakaian yang biasa dikenakan oleh bangsawan pada saat-saat acara atau pesta. Kebanyakan baju yang dicontohkan adalah dress formal dengan rok selutut, itu pun adalah batas yang boleh Andrea kenakan saat di pesta. Tidak bole terlalu memperliatkan kulit di punggung ataupun bagian depan tubuhnya. Andrea sedi

  • DIGNITY    EP. 27

    Fiona melangkahkan kakinya di kediaman mertuanya, Tatiana. Ia datang tepat pada pukul dua belas siang karena Tatiana tiba-tiba mengajak makan siang bersama. Saat mendengar ajakan Tatiana, Fiona sudah mengetahui maksud dari Tatiana mengajaknya makan siang. Ada hal yang ingin dibicarakan dengannya terkait pernikahan cucu kesayangannya, Nic dengan Andrea. Terlebih kesan pertama Tatiana melihat Andrea begitu buruk membuat semuanya menjadi sangat jelas. “Selamat datang Ny. Fiona grandmama telah menunggu anda di kebun belakang untuk makan siang,” sapa salah satu pelayan pribadi rumah Tatiana sekaligus memberi tahu keberadaan Tatiana. Dahi Fiona mengerut bingung. “Kebun belakang? Bukankah siang ini agak terik untuk makan siang di luar?” tanya Fiona. Pelayan tersebut mengangguk sopan. “Memang, tapi kami sudah menyiapkan tempat senyaman mungkin agar anda dan grandmama tidak kepanasan meski berada di luar.” Fiona hanya mengangguk paham, lalu ia berjalan masuk m

  • DIGNITY    EP. 26

    Andrea yang tengah memandang jalanan kota lewat jendela restoran langsung memalingkan kepalanya begitu Nic membuka suara. Pria itu menatapnya lurus tanpa ekspresi, selalu seperti ini ketika mereka sedang berdua Nic tidak pernah mengganti ekspresinya selain ekspresi datar. “Hum?” Andrea menopang dagunya melihat Nic. “Etiket?” Nic mengangguk dia lalu mengubah posisi duduknya, kedua tangannya ia tampu di atas meja seraya mencondongkan tubuhnya sedikit agar Andrea dapat mendengarnya dengan jelas. “Ya etiket, ada beberapa peraturan yang boleh dan tidak kau lakukan, dan tentunya seorang wanita yang akan menjadi bagian keluarga bangsawan harus mengetahui ini agar tidak salah melangkah nantinya.” “Apa etiket yang dibicarakan Tatiana kemarin?” Andrea memastikan. Nic mengangguk. “Ya, grandmama marah denganmu karena kamu tidak mengetahui satu pun etiket yang ada.” Andrea mengerutkan dahinya, kata-kata Nic terdengar seolah ia menyalahkan dirinya. “Salahmu

  • DIGNITY    EP. 25

    “Baik Sir Nic, kami punya beberapa cincin yang baru saja keluar dan ini yang terbaik di toko kami sebentar,” ucap Evan lalu berbicara pada pegawai di sana untuk mengeluarkan cincin-cincin terbaru milik mereka. Terdapat lima pasang cincin yang mereka keluarkan dan menaruhnya di atas etalase agar Nic dan Andrea bisa melihat dengan jelas. “Kau suka yang mana, Andrea?” tanya Nic membiarkan Andrea untuk memilih. Andrea yang sedang melihat ke arah lain, langsung mengalihkan pandangannya pada Nic lalu matanya melihat cincin yang terpajang manis di atas etalase toko siap untuk ia pilih. “Aku hmm….” Andrea berpikir sejenak untuk memilih, semua cincin yang dikeluarkan oleh Evan ini terlihat sangat cantik. Andrea adalah tipe wanita yang jarang menghabiskan uangnya untuk membeli perhiasan seperti emas atau berlian, tapi ia lebih suka menghabiskan uangnya untuk membeli sepatu bermerek karena menurutnya aksen fashion terbaik adalah sepatu. Karena itu Andrea mempuny

  • DIGNITY    EP. 24

    Malam yang dingin membuat dua sejoli yang masih terbaring di kasur, semakin mengeratkan pelukan dan juga selimut untuk menutupi tubuh polos mereka karena aktifitas yang baru saja mereka lakukan. Mereka masih terdiam menatap ke sembarang arah seolah menikmati waktu mereka saat ini, karena sudah lama mereka tidak menghabiskan waktu berdua di atas kasur seperti sekarang. Nic mengusap lembut surai hitam milik seseorang yang kini tengah menyendarkan kepalanya di dada bidang milik Nic. Mata Nic menyalang lebar menatap plafon kamar tempat mereka berbaring, otaknya melalang buana memikirkan sesuatu. Sementara orang itu menikmati sentuhan lembut yang Nic berikan padanya, seraya tersenyum. “Nic,” panggilnya. Nic berdehem lembut, matanya langsung beralih melihatnya. “Aku merindukanmu,” katanya lagi yang entah sudah keberapa kalinya. Dari awal mereka bertemu sampai ia bercinta tadi ia terus mengatakan itu membuat Nic terkekeh. “Aku di sini, sayang,” balas

  • DIGNITY    EP. 23

    Andrea melangkah memasuki rumahnya saat waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Karena begitu Andrea turun dari mobil Nic tadi sore dengan keadaan mood yang berantakan, Andrea langsung menghubungi Sasha dan memintanya untuk mengantarkan mobil Andrea di club Minnerva. Awalnya Andrea hanya ingin minum sendirian karena ia butuh waktu untuk menenangkan pikirannya karena kejadian acara minum teh sore tadi, tapi begitu Sasha datang Andrea langsung menumpahkan segala kekesalannya pada Sasha. Sasha menemani Andrea sembari mendengarkan semua ceritanya dengan seksama. Sampai akhirnya Sasha menyuruh Andrea berhenti minum dan pulang untuk beristirahat sebelum Andrea benar-benar mabuk dan membuat masalah. Dengan paksaan Sasha pun mengantarkan Andrea pulang ke rumah. Saat Andrea sampai di dalam rumah, seluruh anggota keluarganya termasuk kakaknya Rachel dan suaminya Devan ada di sana menunggunya di ruang keluarga. Andrea yang setengah mabuk memicingkan matanya bingung, ia men

DMCA.com Protection Status