Share

Bab 37

Penulis: RENA ARIANA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

POV RANI 

Malam ini tiba waktunya untuk pergi ke acara ulang tahun Citra. Selain itu mereka juga mengadakan acara reuni. Aku tidak mau mempermalukan Bang Roel, jadi aku berhias secantik mungkin dan juga berpakaian rapi. Sepaket perhiasan yang super cantik kukenakan. Siang tadi aku juga telah pergi ke salon terlebih dahulu. Pokoknya aku harus tampil secantik mungkin, supaya mengimbangi suamiku yang super tampan.

"Sayang!" panggil Bang Roel.

"Iya, Bang," jawabku sambil mengenakan anting.

"Sudah, Bang. Gimana penampilan aku, Bang? Apa hiasaanku terlalu menor? Jawab jujur ya? Supaya aku tidak mempermalukan kamu. Kalau jelek bilang jelek, aku tidak akan marah." 

"Siapa bilang kamu jelek? Kamu cantik kok. Cantik banget. Se

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 38

    POV RANI"Sayang, berhenti menangis. Sekarang kita sudah sampai," ucap Bang Roel. Aku mengangguk dan segera turun dari mobil.Bang Roel menggandeng tanganku untuk masuk ke rumah. Nampak Mas Anton masih bermain catur di sana. Ada juga Juwita yang ikut bergabung. Mungkin dia jenuh di dalam sendirian, keduanya juga sedang PDKT."Loh, kok pulangnya cepet banget Bang?" tanya Mas Anton. Bang Roel diam saja tidak menjawab dan tetap berjalan melewati mereka sambil menggandeng tanganku. Terdengar bisik-bisik dan saling senggol di antara mereka. Mungkin tahu kalau Bosnya sedang marah.Sampai di dalam kamar aku langsung mencuci muka lalu berganti pakaian. Setelah itu menggunakan skincare seperti biasa. Baru setelah rapi aku menghamp

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 39

    POV RANI"Assalamualaikum," ucapku saat aku dan Bang Roel sudah sampai di rumah. Terlihat mertua dan Iparku itu sedang bersantai di ruang keluarga sambil menikmati jamuan. Segera aku pun tersenyum dan menghampiri mereka untuk bersalaman."Apa kabar, Ma?" sapaku sambil mengecup pipi Mama mertuaku itu. Setelah itu, baru menghampiri Papa untuk mencium punggung tangannya. Begitupun dengan Bang Roel, dia melakukan hal yang sama."Leha!" panggilku pada ART yang bekerja di rumah ini."Iya, Bu!" Terdengar Leha menjawab sambil tergopoh menghampiri kami."Tolong bawa belanjaan ini ke dapur ya?""Siap, Bu." Segera ART-ku itu pun berla

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 40

    PART 40POV VINAMas Anton lama banget. Sampai aku berada di rumah pesan dariku masih juga belum dibaca olehnya. Tanganku rasanya gatal ingin segera menghubunginya.Tut ….! Terlihat berdering. Berarti panggilan terhubung. Segera aku matikan kembali karena niatku hanya miscall. Sambil berbaring dan mengotak-atik ponsel aku masih setia menunggu pesan darinya.Krekt!Mbak Santi membuka pintu, aku melirik sedikit sinis ke arahnya. Gara-gara mulut dia, keluarga kami jadi terkenal keluarga tidak benar. Tidak ada pemuda dari kampung sini yang melirik janda kami. Disini aku terkenal 'Ada uang Abang kusayang, tak ada uang Abang kutendang.' Aku juga tidak tahu orang-orang itu tahu darimana. Intinya pemuda di perkampungan ini tidak ada yang m

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 41

    POV RANI"Maaf, semuanya, saya dan istri saya permisi dulu. Salam untuk Lingga dan yang lain," ucap Bang Roel."Oh, iya, saya titipkan kartu nama saya, supaya Lingga bisa menghubungi saya," ujar Bang Roel seraya menyerahkan sebuah kartu nama pada orang tua sahabat lamanya itu.Ya, di pantai Kuta ini, kami tidak sengaja bertemu dengan Lingga, sahabat lama Bang Roel yang sedang berlibur bersama keluarganya. Hanya saja, keadaan mulai tidak membaik saat kehadiran seorang perempuan cantik yang tengah mencari putranya. Dimana anak kecil yang tengah dia cari ada di gendongan Lingga. Tiba-tiba saja suasana haru tercipta diantara mereka yang ternyata saling mengenal. Aku sen

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 42

    SPESIAL BANGKRUTPagi menyapa, tiba-tiba saja ponsel Bang Roel memiliki banyak panggilan tidak terjawab. Ternyata dari Yudha. Ada pesan kalau Mama mertuaku masuk rumah sakit. Gegas kami pun langsung bersiap untuk kembali ke Jakarta. Bang Roel segera memesan tiket untuk hari ini juga. Selesai berkemas kami langsung Check out hotel. Lalu naik private car yang telah dipesan oleh Bang Roel untuk segera mengantar ke Bandara.Niat libur panjang pun batal karena musibah yang tidak terduga karena Mama masuk rumah sakit. Meski hanya sehari berada di Bali, namun menyisakan momen spesial tersendiri untukku. Di pantai Kuta aku dapat bertemu dengan perempuan cantik bernama Rara yang tak lain adalah seorang bintang. Sejak bertemu dengannya, hatiku merasa sedikit lega karena bukan hanya aku pejuang garis dua. T

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 43

    POV ROEL"Minggir! Turun nggak? Jangan deket-deket!" kesal Rani saat aku coba pindah tidur di ranjang. Sengaja aku terjaga malam ini karena rasanya tidur di sofa badan pada pegel kurang panjang. Rupanya dia mengendus kalau aku ada di sampingnya. Aku diam sambil mengerutkan kening. Bingung atas perubahan sikapnya yang tiba-tiba berubah dingin. Rani menatapku tajam penuh kebencian."Abang! Kalau masih tidur di ranjang, Abang tidur di luar sana! Pokoknya aku nggak mau dekat-dekat Abang!" kesalnya lagi."Kamu kenapa sih? Salah makan kah?" ujarku menautkan kening. Larut malam begini kami malah berdebat."Pokoknya Abang turun sekarang! Aku ju

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 44

    POV ROEL"Roel, bangun. Kok kamu tidur disini? Kenapa nggak tidur di kamar?" tanya Mama mertua. Aku langsung bangun sambil mengucek mata. "Gimana nggak mau tidur disini? Anak Mama liat Roel bawaannya kaya mau dimakan," jawabku masih sambil mengucek mata. Mana badan juga terasa sakit. Rani … oh … Rani … nggak hamil-hamil, sekalinya hamil ngidam-nya hal yang paling berat. Biasa tidur meluk dia, ini harus meluk dengkul sendiri. Nasib …."Maksud kamu apa, Roel?" tanya Mama lagi."Ma, Rani ngidamnya nggak mau dekat-dekat sama Roel. Padahal badan Roel bau wangi. Pake minyak wangi kesukaan dia itu. Eh, malah muntah-muntah."

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 45

    POV ROELHari terus berlalu seiring bergulirnya waktu. Sungguh aku tersiksa dengan keadaan ini. Aku laki-laki normal, kalau saja tidak kuat dengan godaan, mungkin saja aku telah mengkhianati Rani. Hanya saja, meski sakit kepala aku coba tetap setia pada istriku itu.Jujur saja, selama ini pun banyak sekali perempuan yang mendekat. Begitu Pula dengan Ana yang ternyata dia memiliki perasaan lebih padaku. Ku Blokir nomornya ketika ia utarakan rasa tertariknya padaku. Gila … selama ini pun aku hanya menganggapnya teman. Ternyata dia anggap responku sebagai ketertarikan padanya.Derrrt …derrt …! Ponselku bergetar. Mama … segera kuangkat panggilan darinya."Halo, Ma ….""Roel … b

Bab terbaru

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Ending

    POV YUDHASampai di kamar, aku coba untuk kembali menghubungi Cintia. Tak menyerah! Sampai teleponku mendapat jawaban aku terus berusaha menghubunginya."Halo." Tiba-tiba terdengar suara seraknya. Sepertinya dia baru bangun tidur."Halo, kamu dimana? Kenapa bikin aku khawatir?" tanyaku dengan nada suara terdengar panik."Maaf, Mas. Aku hanya ingin menenangkan diri. Aku ada di hotel bersama Afi," jawab Cintia."Hotel mana? Aku jemput yah sekarang. Aku udah dapat rumahnya. Kita pindah. Aku bukan lagi kontrak rumah, tapi aku beli rumah untuk kamu. Untuk kita. Rumah yang sudah lengkap dengan isinya. Pasti kamu suka. Maafin aku ya kemarin sempat marah sama kam

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 61

    Sampai di cafe terdekat, aku langsung mengambil meja paling pojok. Setelah itu pelayan datang menghampiri. Langsung aku pun memesan makanan. "Afi mau pesan apa?""Nasi goreng daging dengan telur ceplok setengah matang, Ma. Sama pesan lemon tea," ucapnya."Mbak pesan itu aja dua. Sedang ya jangan terlalu pedas," ujarku pada Pelayan. Mbak Pelayan itu pun mengangguk dan segera beranjak.Sungguh, dalam keadaan seperti ini, aku kembali teringat dengan Mas Reno. Aku kira hatiku sudah mampu menerima Yudha seutuhnya, tapi ternyata tidak. Laki-laku itu sama sekali belum sepenuhnya memenangkan hatiku. Dan yah, mungkin aku menikahinya karena atas dasar rasa kasihan melihat perjuangannya. Atau aku mau menikah dengannya karena Afi? Afi menganggap Yudha Ayahnya.

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 60

    Pov Rani"Bang aku kok gak bisa tidur ya? Kepikiran nasib Vina," lirihku karena mataku masih terjaga. Bang Roel langsung mengusap rambutku dengan lembut dan mencium pucuk kepalaku."Iya. Abang juga kasihan. Doakan saja yang terbaik. Apa kita coba tengok ke kampung halamannya?""Ide bagus tuh, Bang. Tapi anak-anak kasihan kalau harus dibawa pergi jauh. Pasti mereka kecapekan, Bang," ujarku."Iya juga sih. Besok Abang bicarakan dengan Yudha," ujarnya."Dia lagi malam pertama pasti, Bang.""Abang juga mau malam pertama kita diulang. Boleh?" ijinnya sembari menatap dalam mataku.

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 59

    POV RANIMalam ini seperti biasa kami berkumpul di ruang tamu. Hujan sedari siang tadi masih belum berhenti. Justru semakin deras. Sudah pukul delapan malam Yudha belum juga pulang. Begitupun dengan Dita. Ponsel mereka tidak aktif sama sekali. Kemana mereka pergi.Ting … nong ….!Terdengar suara bel berbunyi. Segera ART kami berlari membukakan pintu. Mungkin Yudha dan Dita."Assalamualaikum!" ucap Dita."Walaikumsalam!" jawab kami serempak. Segera adik Iparku itu berjalan menghampiri kami."Baru pulang?" tanyaku."Ya, Mbak. Tadi aku mampir dulu di restoran makan. Hujannya bikin male

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 58

    POV CINTIA"Jangan melamun, Nak. Apa yang kamu pikirkan? Kenapa seperti hilang konsentrasi?" sapa Ibu mertua saat aku tengah membuat sarapan pagi ini. Aku tersenyum pada mertuaku sambil menggenggam tangannya."Tidak ada, Bu. Setelah berpikir semalaman, memang ada baiknya aku mencoba membuka diri untuk menerima Mas Yudha," ujarku lirih. Tak kusangka ku lontarkan juga kata-kata ini."Alhamdulillah. Memang sebaiknya begitu. Terlebih Afi pun sudah sangat dekat dengan Yudha," ucap Ibu. 'Bukan hanya dekat, Bu. Tapi Afi bilang sosok Ayahnya ada pada Yudha. Aku tidak boleh egois. Tidak menutup kemungkinan jika suatu saat Yudha bisa bersama orang lain, lantas bagaimana dengan Afi. Aku tidak mau itu kembali terjadi."Iya, Bu," ucapku coba tersenyum sambil membawa nasi go

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 57

    POV RANIHari terus berlalu seiring berjalannya waktu. Setelah beberapa bulan ini, sejak bertemu dengan Vina, aku tidak pernah lagi mendengar kabar tentangnya. Terakhir dia mengabari sudah berada di kampung dan sampai saat ini tidak pernah lagi memberi kabar. Nomor yang digunakan untuk menghubungiku juga sudah tidak pernah aktif lagi. Pernah aku coba hubungi untuk menanyakan kabarnya, tapi tidak bisa. Apapun itu, semoga saja keadaan Vina membaik. Diangkat segala penyakitnya supaya bisa menjalani hidup dengan baik.Dalam beberapa bulan ini banyak yang terjadi. Sekarang Damar dan Wulan sudah berusia 7 bulan. Keduanya tumbuh sehat. Mereka sudah bisa mengucapkan kata mama atau papa, juga sudah mulai bisa tengkurap, dan bahkan berguling untuk berpindah dari satu sisi tempat tidur ke sisi lainnya. Pokoknya aku dan Bang Roel benar-benar tidak mau melewati masa lucu

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 56

    POV VINAAku tak menyangka kembali bertemu dengan Rani dalam keadaan yang sangat memprihatinkan seperti ini. Aku malu … sekarang aku sangat lemah. Hari ini kau merasakan sakit luar biasa terutama di bagian alat vitalku. Dapat kurasakan sesuatu mengalir deras seperti perempuan yang tengah mengalami menstruasi. Tapi bukan darah. Melainkan nanah. Apakah ini balasan atas perbuatan yang kulakukan? Bang Roel, dia terus menjauh sambil menutup hidung. Mungkin bau yang ditimbulkan ini memang sangat menyengat?"Mas bagaimana?" tanya Rani."Bagaimana apanya? Tidak mungkin kita yang antar dia ke rumah sakit. Vina sangat kotor. Dan ya, di dalam juga ada anak-anak. Nggak mungkin kita ajak Vina masuk ke mobil. Kamu kasih duit saja biar dia bisa ke rumah

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 55

    POV RANIPagi ini kami sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama. Ini kali pertama aku masak di tempat mertuaku. Ya, mereka juga mertuaku. Karena merekalah Bang Roel terlahir. Cintia pagi ini terlihat sangat manis dan penuh senyum. Wajahnya yang teduh lagi ayu, membuat kedamaian sendiri bagi orang yang menatapnya."Yudha sama Afi mana?" tanya Bang Roel."Mungkin sebentar lagi turun dari kamar," jawab Cintia. Wanita itu mulai menyusun piring di meja makan."Bagaimana keadaan dia?" tanya Bang Roel."Alhamdulillah baik. Semalam sebelum tidur juga mau menghabiskan susunya. Dibujuk oleh Mas Yudha," ujarnya lembut. Tutur suara perempuan itu terdengar halus lagi menenangkan.

  • DIBUAT BANGKRUT ISTRI   Bab 54

    POV RANITiga minggu berlalu, kami kembali menjalani kehidupan dengan normal. Namun, entah kenapa, aku teringat akan orang tua kandung suamiku. Tersirat di benakku untuk mengajaknya silaturahmi ke tempat mereka. Meski bagaimanapun, mereka tetaplah orang tua kami. Kami tidak boleh menyimpan dendam. Mungkin mereka ingin singgah kesini tapi ada perasaan segan. Tidak ada dendam sih, waktu itu suamiku juga bilang akan tetap menjaga silaturahmi dengan mereka. Mungkin suamiku lupa dengan janjinya. Ah, dia pun juga manusia biasa yang perlu diingatkan. Atau larut pada kebenaran tentang Dion yang telah meninggal dunia. Ya, semenjak dia tahu karyawannya itu meninggal dalam kecelakaan, ia merasa sangat bersalah."Bang, hari ini kita pergi ke rumah Ibu dan Ayah yuk. Kasihan mereka masih dalam suasana berduka. Kita juga t

DMCA.com Protection Status