"Belum juga jam 12 siang, Mama sudah ngomel-ngomel minta menantu. Pakai acara bilang gue gak normal lagi. Biarpun wajar si disangka gak normal. Cewek aja gak pernah punya. Sekalinya ada Novi dulu. Itu Pun gue gak suka dan dia sudah jadi bini orang," lirih Edwan sembari mulai menjalankan mobil menuju rumah Indah. "Aku gak mau tahu, Ndah. Pokoknya kamu harus kasih aku kepastian hari ini," tekadnya bulat akan berbicara pada Indah. Edwan sudah terpepet, jadi dia tidak bisa lagi menunggu datangnya waktu yang tepat. Rambut sudah hampir ubanan masa gak nikah-nikah, itu yang Edwan pikiran. ***Setelah menempuh hampir satu jam perjalanan, tiba juga Edwan di halaman rumah Indah. Namun, dirinya dikagetkan dengan beberapa mobil mewah yang terparkir di halaman rumah Edwan. Salah satunya sudah dapat Edwan kenali mobil Reyhan. Tapi dua lainnya ia tidak tahu. "Tumben banget siang-siang gini ada tamu," batinnya. Lelaki itu tak langsung masuk ke rumah, ia menyempatkan diri bertanya pada salah satu an
Melamar IndahKedatangan Hanz membuat semua orang kaget. Sebab, yang dibawanya sebuah kotak berwarna merah, yang pasti membuat semua orang sudah dapat menebak apa di dalam kotak itu. Dari semua orang, Reyhan lah yang paling shock dan merasa takut. Takut Indah akan menerima Edwan. Bisa patah hati Reyhan hari ini juga. "Thanks, Hanz," ucap Edwan. Saat Hanz memberikan kotak perhiasan yang di pesan Edwan beberapa jam yang lalu. "Semoga , Bos." Hanz memberikan semangat pada Edwan sebelum beranjak. Edwan sendiri tersenyum dan langsung kembali terfokus pada Indah yang masih diam terpaku dengan kejadian yang tengah dialami. Karena semua ini, tidak pernah terpikir di benak Indah sedikit pun. Meskipun Edwan belum bicara padanya, tapi Indah sudah dapat menebak apa yang ingin Edwan katakan. "Indah Rahmawati." Baru kalimat menyebut namanya saja, Indah langsung deg-degan tak karuan. "Hari ini, di hadapan semua orang, aku melamarmu untuk menjadi istri, dan ibu dari anak-anakku. Aku sudah lelah me
"Apa jawabannya? Jangan bikin aku deg-degan karena senyum kamu yang tidak jelas itu," ucap Edwan sedikit kesal karena sudah tidak sabar lagi dengan jawaban yang diberikan oleh Indah. Melihat Reaksi Edwan, Reyhan melirik kesal. Namun, Edwan tak menghiraukan raut wajah Reyhan yang tak suka. Intinya, yang Edwan rasakan adalah keinginan Indah dapat menerimanya. "Ih, kalem aja dong nanyanya," balas Indah sedikit kesal. "Ya mangkanya kamu cepetan kasih aku jawaban. Yang pasti tapi. Kalau enggak ya nggak, kalau iya ya iya. Jangan digantung dengan ucapan belum siap kayak biasanya. Aku gak mau kaya gitu." Edwan tak kalah sewot. Membuat Reyhan angkat bicara. "Santai, Wan. Biarin Indah kasih jawaban." Reyhan menimpali. "Gimana, Ndah. Mau nggak?" Edwan kembali mengulang pertanyaannya. "Lama banget si," lanjutnya meggerutu. Raut wajahnya begitu menggemaskan. Membuat Indah ingin menertawakannya. Indah menarik nafas dalam. Kemudian menghembuskannya pelan. Sementara Edwan jantung dan dan hatinya
Malang ….Maaf Sayang. Mama gak bisa," jawab Indah. Nadira menunduk kecewa. "Tapi, Ma. Kasihan Gebby. Di terus kepikiran Mamanya. Sampai gak mau makan dan jatuh sakit. Kalau nanti Gebby kenapa-napa gimana?" Nadira kembali bertanya pada Mamanya. Gadis kecil itu benar-benar merasa tidak tega padi adik tirinya itu. Sifat tidak tega-nya menurun dari sang Mama. Sebenarnya Indah juga kasihan pada Luna dan Gebby. Tapi jika Indah membebaskan Luna, wanita itu tidak akan pernah jera. "Ma," lirih Nadira lagi. "Sayang, untuk ini Mama tidak bisa menuruti keinginan, Nadira. Untuk memaafkan, Mama sudah maafkan. Tapi untuk mengeluarkan Tante Luna dari penjara, tidak akan pernah Mama lakukan. Orang jahat harus mempertanggungjawabkan kesalahannya. Sudah tahu ini salah dan akan mendapat konsekuensi, kenapa tetap dilakukan. Bukankah allah memberi kita otak untuk berpikir? Kita bisa memilih mana yang baik mana yang tidak. Jika memilih hal tidak baik, itu pasti ada konsekuensinya. Orang yang jahat, teta
Ternyata Reyhan mendatangi rumah Indah dengan. Dengan wajah penuh kesedihan laki-laki itu mengetuk pintu rumah mantan istrinya. "Om," lirih Nadira saat membuka pintu dan melihat Reyhan yang berdiri di depan pintu dengan mata sembab dan merah. Nadira paham betul kalau tamu yang saat ini berada di depannya habis menangis. Sesaat, membuat Nadira teringat Gebby. "Masuk, Om. Biar aku panggilkan, Mama," ujar Nadira. Reyhan masuk dan langsung duduk di ruang tamu. Meski ada perasaan kecewa di hati paling dalam, tapi Nadira tetap merasa iba melihat keadaan Reyhan. Begitulah sifatnya. Hanya marah sesaat kemudian melupakannya. "Oh iya, Om. Bagaimana keadaan Gebby?" tanya Nadira sebelum beranjak. "Gebby semakin parah. Nadira doain Gebby supaya cepat sembuh ya," tutur Reyhan. "Pasti, Om," balas Nadira. "Sebentar Dira panggilkan Mama," lanjutnya lagi. Reyhan pun mengangguk. ..Tak lama kemudian Indah kembali datang bersama Nadira. "Mas Reyhan? Ada apa?" tanya Indah. Kemudian ia pun duduk men
SURAT UNDANGAN"Om Edwan," sapa Gebby lemas. Namun,Edwan tersenyum hangat sembari mencubit gemas Pipi Gebby. Gebby sendiri menghindar karena malas pada Edwan. Bagi Gebby, orang yang terlibat memasukkan mamanya ke penjara adalah musuhnya. Termasuk Indah dan Kakak tirinya. Sampai kapanpun Gebby akan selalu membenci Indah juga Nadira. "Papa udah pulang?" tanya Edwan. "Belum!" ucap Gebby sewot. "Om boleh masuk?" tanya Edwan lagi. "Terserah!" ketus Gebby kemudian meninggalkan Edwan. Membuat Edwan menggelengkan kepala karena dirasa olehnya Gebby tidak memiliki sopan santun. Dengan berat hati, Edwan pun masuk dan duduk di sofa ruang tamu. "Kenapa wajahnya ditekuk?" tanya Opanya. Saat Gebby kembali. Gebby langsung bergelayut manja pada sang Opa. "Siapa tamunya? Kok bikin wajah Gebby murung?" Kembali Agung bertanya. "Orang jahat," jawab Geeby. Agung mendudukkan Gebby di sampingnya. Kemudian berdiri dan beranjak menemui tamu jahat yang dimaksud Gebby.Saat Agung tiba di ruang tamu, dirin
Setitik bahagia untuk Indah"Cepat katakan saja, Reyhan," pinta Agung meminta menantunya untuk segera bercerita. "Anak, Papa telah menularkan virus HIV. Bukan hanya aku yang tertular. Tapi Gebby juga. Tak menyangka bukan Luna bisa menjadi sebab kami terpapar virus menjijikan itu? Membuat kami merasa minder jika berhadapan dengan orang lain. Untung saja tidak ada yang tahu. Aku menyembunyikan kebenaran ini dari semua orang. Termasuk keluargaku," jelas Reyhan membuat Agung kaget seolah berat untuk mempercayai ucapan Reyhan. "Tidak mungkin Luna seperti itu. Setahu Papa Luna hanya berhubungan dengan kamu saja. Atau mungkin Danang yang menyebarkan virus itu? Karena Luna sempat diperkosa oleh Danang." "Kalau itu disebabkan karena diperkosa oleh Danang, aku pasti maafkan dan mau menerimanya. Apalagi aku dan dia sudah sama-sama terpapar akhirnya. Tapi yang menjijikan, sebab dia tertular penyakit itu karena hubungannya dengan Alif. Dia telah mengakui semuanya. Dia tidak menceritakan semua i
Reyhan merasa sangat gelisah, apalagi setelah mendapat surat undangan dari Edwan. Dia benar-benar akan kehilangan Indah untuk selamanya. "Ya allah," lirih lelaki itu sembari memijat keningnya. "Kenapa semua jadi seperti ini," sesalnya. Air mata mengalir deras di pipinya. Malam kian larut, tubuh Reyhan sangat lelah setelah seharian bekerja. Namun, matanya tidak dapat dipejamkan. Akhir-akhir ini, bukan hanya fisik yang lelah, tapi juga pikirannya. "Ya allah, bolehkah aku berdoa engkau menggagalkan pernikahan Indah? Bolehkah aku meminta, kembalikan dia padaku? Seandainya itu terjadi, aku berjanji ya allah, aku akan jadi suami yang baik untuknya. Suami yang terbaik," lirih Reyhan penuh sesal. Seandainya Luna memiliki sikap yang baik, mungkin Reyhan dapat ikhlas dan tak semenyesal ini. Tapi sikap Luna? Benar-benar sangat menyisakan sesal luar biasa. Terlebih, Luna telah membohonginya, dia lebih dulu berhubungan dengan Alif hingga harus membuatnya terpapar virus yang menjijikan. "Ternyat
Hari yang ditunggu telah tiba, Nadira sudah berdandan cantik, dirias oleh MUA profesional. Tak lama lagi pihak keluarga Melvin akan datang untuk melamarnya secara resmi. Jantung Nadira amaih terus berdebar-debar karena hari ini adalah momentum penentuan tanggal pernikahan mereka juga.Gebby masuk ke kamar Nadira setelah mendapat izin. Ia juga sudah berdandan cantik untuk menyambut kedatangan pihak keluarga Melvin. Semua keluarga Nadira sudah berkumpul di rumah itu."Kamu cantik banget, Nad! Pasti lagi deg-degan banget, ya?""Makasih, Geb. Iya, aku beneran deg-degan banget.""Udah, bawa rileks aja. Aku ikut bahagia, aku udah bawakan kado untuk kamu. Ini," ucao Gebby seraya menyerahkan sebuah goodie bag pada Nadira."Ya ampun, Gebby ... kamu kenapa repot-repot, sih?""Enggak, lah, Nad. Kamu kan saudaraku, kalau kamu bahagia, aku juga ikut bahagia.""Makasih, ya ... sampai kapanpun kita memang saudara, Geb. Semoga kamu juga bisa segera mendapatkan lelaki baik hati yang akan jadi suami ka
Malam itu, Gebby tidur di pangkuan Ana. Ia merasa tubuhnya begitu lelah dan lemas. Ana mengusap rambut Gebby sambil bercerita dan memberikan nasihat."Nenek senang kamu sudah mau minta maaf pada mereka, Geb. Itu artinya kamu sudah berdamai dengan masa lalu. Nenek juga yakin mamamu di alam sana tak menginginkan jika kamu terus-terusan dikuasai dendam.""Iya, Nek. Sekarang aku merasa sudah jauh lebih tenang. Lelah juga ternyata selama ini berkejaran dengan nafsuku sendiri. Hati selalu panas dikuasai kebencian," jawab Gebby."Badanmu hangat, Geb! Hari ini kamu nggak lupa untuk minum obat, kan?""Aku nggak pernah lupa untuk minum obat setiap hari, karena dulu aku selalu bertekad untuk hidup lebih lama demi bisa membalaskan dendam mengenal pada keluarga Mama Indah. Tapi rasanya semakin keras aku berjuang, semakin aku merasa tak pernah tenang. Aku lelah, Nek.""Sayang ... Dulu juga nenek pernah berada di posisi seperti kamu yang selalu merasa bahwa diri nenek adalah orang yang paling benar
Gebby merenung dalam pelukan Indah, bahkan setelah ia bertindak sejahat itu pada mereka, Indah masih saja menyebutnya sebagai anak yang baik? Ya, Gebby memang baik pada mamanya, tapi tidak pada yang lain.Rumah sudah semakin ramai dengan orang-orang yang diundang di acara takziah itu. Nadira, Rashi, mereka sibuk menata makanan di atas meja yang nantinya akan disuguhkan. Sementara itu, Indah dan Maya sibuk menata bingkisan sedekah."Lihat, Geb, mereka begitu sibuk membantu kita meskipun kita tak pernah memintanya," bisik Ana pada Gebby. Gebby mengusap matanya lagi ia mengangguk dan mengakui semua itu.Acara pun dimulai. Semua orang melantunkan ayat suci Al-Qur'an lalu berdoa dengan khusyuk. Harusnya Gebby bersyukur karena masih ada orang yang bersedia mendoakan mamanya itu. Gebby juga melihat Reyhan sesekali mengusap matanya yang basah.Setelah acara selesai dan sedekah dibagikan, Indah beserta yang lain langsung berpamitan pada Ana dan Gebby."Sudah, jangan sedih terus, kasihan nanti
Gebby berjalan gontai meninggalkan area rumah sakit. Kata-kata mamanya maafin barusan benar-benar membuat hatinya hancur. Meskipun terasa begitu menyakitkan tapi Gebby tak menyangkal semua yang dikatakan oleh mamanya Melvin itu.Selama ini dirinya memang terlalu terobsesi untuk menjadi orang yang paling mendapatkan perhatian. Gebby selalu akan melakukan segala cara untuk bisa mencapai kemauannya. Bahkan seringkali ia tak memikirkan dampak buruk yang akan terjadi akibat dari perbuatannya itu. Kata-kata sang nenek kembali terngiang di telinganya. Apa mungkin hidupnya sampai se menderita ini karena memang dirinya terlalu sulit untuk melupakan dendam itu?Gebby sampai ke rumahnya dan langsung memeluk sang nenek. Ia menangis sejadi-jadinya karena hatinya benar-benar sangat terluka kali ini. Cinta yang ingin ia raih harus kandas seketika itu juga. Melvin menolaknya, dan kini mamanya juga."Geb ... kamu tenangkan diri kamu, baru nanti cerita sama Nenek, ya!" ucap Ana sambil mengusap kepala c
Gebby, tunggu! Kamu mau kemana? Jangan nekat, Geb! Panggil Melvin untuk kesekian kalinya. Ana juga jadi kalut dan ikut mengejar cucunya itu,.ia takut Gebby akan melakukan hal nekat seperti yang dilakukan oleh Luna."Gebby!" Ana memanggil Gebby meski napasnya mulai terengah. Ia sudah tua, tenanganya sudah tak sekuat dulu, berlari sebentar saja ia sudah ngos-ngosan.Gebby sudah keluar dari gerbang portal kompleks dan terus berjalan di trotoar pinggir jalan raya. Melvin masih tak putus asa, ia mencoba terus mengejar. Genby sesekali menoleh ke belakang sambil terisak. Ia pun turun dari trotoar itu dan terlihat pasrah sembari merentangkan kedua tangannya dan berjalan perlahan ke arah tengah jalanan."Gebby! Jangan nekat kamu?" seru Melvin yang melihat Gebby senekat itu, ingin mencelakai dirinya sendiri dengan berdiri di tengah jalanan.Klakson kendaraan bermotor bersahutan dan sebagian ada yang marah karena ulah Gebby itu."Mau mati, Lu?" maki pengendara yang lewat."Gila, lu, woy?""Hey!
Gebby melamun di teras belakang rumah itu. Sudah dua hari Luna pergi mengahadap Yang Maha Kuasa. Rumah sudah mulai sepi, hanya ada Ana dan Reyhan serta mamanya Melvin di rumah itu yang masih berbincang dan ada juga beberapa anggota kepolisian di bagian depan bersama papanya Melvin.Tak ada indikasi kekerasan dalam kematian Luna, semua orang meyakini itu merupakan murni sebagai kasus bunuh diri. Ditemukan foto Indah yang tertancap pena di dalam kamar. Polisi dan dokter menduga halusinasi Luna sempat kambuh ketika malam kejadian itu.Luna selalu bersikap impulsif dan tak peduli pada keadaan sekitar, jika sosok dalam halusinasinya muncul, ia bahkan tak tahu jika posisinya sedang di atas jurang sekalipun."Geb, kamu makan dulu, Sayang," bujuk Ana pada Gebby. Sejak kemarin tampaknya Gebby sama sekali belum makan. Ana khawatir karena Gebby tak boleh sampai melewatkan jadwal minum obatnya."Nanti saja, Nek. Belum ada selera.""Jangan begitu, dong, Geb. Kamu boleh bersedih tapi kamu juga haru
Suasana kompleks pagi itu dibuat heboh atas penemuan tubuh Luna yang menyedihkan itu. Warga langsung mencari bantuan untuk segera membawa Luna pergi ke rumah sakit karena setelah diperiksa ternyata denyut nadinya masih ada.Gebby dan Ana hanya bisa pasrah, serasa tubuh mereka lemas tak berdaya menghadapi kenyataan itu. Luna kehilangan banyak darah akibat luka di bagian kepalanya. Bahkan mereka berdua tidak tahu kapan kejadian itu terjadi karena malam itu mereka tidur sangat nyenyak. Sebenarnya Gebby sempat terbangun beberapa kali untuk mengecek keadaan mamanya itu namun tidak terjadi apa-apa. Akhirnya setelah larut malam kantuk pengendara dan ia tertidur dengan sangat pulas. Gebby pin menyesal karena membiarkan mamanya itu tidur di lantai dua. Bukan tanpa sebab, mamanya dulu pernah menempati kamar itu, Gebby berharap ingatannya bisa kembali secara perlahan dengan merasakan suasana kamar itu setiap hari.Luna akhirnya tiba di rumah sakit dan langsung ditangani oleh tim medis. Gebby da
"Pa, mana uangnya yang aku minta? Transfer sekarang juga, lusa aku akan terbang bawa Mama," ucap Gebby pada Reyhan hari itu."Papa cuma bisa kasih kamu lima ratus juta dulu, Geb. Nanti kurangnya beberapa hari lagi, ya!""Log, kok gitu, sih, Pa?" seru Gebby tak senang."Bukannya kamu ya yang maksa untuk segera mencairkan dana investasi ke perusahaan Melvin? Kamu pikir uang di perusahaan kita bisa kamu atur seenaknya?""Ya ampun, Pa, aku tih cuma minta sedikit, apa susahnya sih tinggal transfer?""Semua uang pribadi papa sudah papa masukkan ke deposit berjangka. Hanya bisa diambil pada waktu yang tepat.""Papa sengaja, ya, biar aku gak bisa mintabuang sama Papa? Papa bener-bener tega, ya? Aku itu sedang berusaha supaya mama sembuh, tapi papa malah menghalang-halangi!""Kamu salah, uang papa sudah papa depositokan jauh sebelum kamu berencana mengambil mama kamu dari yayasan itu.""Papa sepertimya emang gak pernah sayang sama aku! Papa selalu aja bikin aku kecewa!""Geb, papa gak ada bila
"Hai, Vin!" sapa Gebby pada Melvin. Melvin agak terkejut saat ia melihat Gebby ada di lobby kantornya terlihat sedang menunggu."Oh, hai, Geb!""Aku dari tadi nunggu kamu, loh.""Oh, ya? Bukannya kita belum ada janji untuk bertemu sebelumnya?""Sorry, emang belum. Tapi boleh, dong, kalau aku sesekali datang ke sini untuk sekedar melihat progres kerjasama kita? Lagian aku belum pernah ke sini, aku juga ingin tahu bagaimana sistem kerja di sini.""Ooh ... Oke, boleh aja, kok. Ayo, aku ajak berkeliling," sahut Melvin."Oke," ucap Gebby senang. Ia dan Melvin pun akhirnya mengitari sekitaran kantor dan Melvin menunjukkan bagian demi bagian di kantornya itu. Padahal Gebby tidak terlalu ingin tahu tentang itu tujuan utamanya datang ke kantor Melvin adalah supaya ia dan Melvin bisa punya pertemuan yang intens sehingga Gebby punya peluang untuk bisa semakin dekat dengannya."Padahal kamu ini bisa dikatakan pemula, tapi keren, loh. Kantor kamu bagus, sistem kerja juga bagus. Aku saranin kamu bu