Share

Bab 7. Perempuan Malang

Penulis: Bintu Hasan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-21 19:38:17

Mobil terus melaju dengan kecepatan tinggi seolah Kak Alyssa sedang kebelet ingin bersemedi di toilet. Aku sendiri sibuk merapalkan doa, sudah lama tidak menaiki kendaraan roda empat membuat jantung berdegup cepat bagai pacuan kuda. Memang nasib menjadi istri rasa pembantu karena untuk belanja bulanan pun harus pakai angkot bahkan jalan kaki sekitar setengah kilometer untuk menghemat ongkos.

Berulang kali aku melirik pada Kak Alyssa yang fokus menyetir. Di telinga kirinya terpasang earphone menandakan dia menikmati musik sendirian. Kami memang saudara kandung, tetapi lama tanpa komunikasi membuat aku merasa canggung. Terlebih karena Kak Alyssa menemukan aku dalam keadaan memalukan.

"Turun!" pinta Kak Alyssa sedikit ketus, tidak seperti tadi.

Aku menurut, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari bibir yang semakin kering karena lapar dan haus. Kaki mengayun cepat mengikuti langkah Kak Alyssa. Rumah tiga tingkat yang semakin mewah, di depan berjejer beberapa mobil keluaran terbaru. Pasti begitu nyaman mengendarainya ke mana-mana.

Ternyata keberuntungan tidak bernasab. Kak Alyssa begitu menikmati hidup, sementara aku harus tersiksa karena salah dalam memilih. Mungkin rida orang tua memang harus kita kejar agar bahagia menjalani kehidupan rumah tangga. Mengingat Mas Dimas menciptakan pilu dalam dada.

"Sekarang masuk kamar, mandi dan ganti pakaian. Jelek kalau pakai itu, nanti dikira tukang kebun lagi!" perintah Kak Alyssa, sedikit tersenyum sebelum melanjutkan, "kamar lama kami, ya. Lantai dua."

"Iya, Kak." Hanya dua kata yang kini bisa terucap dari mulut. Sedikit ragu, aku melangkah menaiki lima belas anak tangga menuju lantai dua di mana kamar berada.

Kamar yang begitu luas karena ada empat ruangan lagi di dalamnya. Untuk ruang ganti, kamar mandi, toilet dan juga khusus olahraga. Akan tetapi, ruangan untuk olahraga jarang aku pakai karena lebih sering melakukannya di luar bersama teman. Sekarang, tangan kanan ini memegang handle pintu, memutar perlahan sampai daun pintu terbuka lebar.

Masih sama, tertata begitu rapi seperti saat aku tinggalkan empat tahun silam. Aku menarik napas panjang sembari menutup pintu kamar rapat. Melangkah menuju ruang ganti, membuka lemari paling besar. Isinya berbeda, bahkan hampir dari semua pakaian adalah keluaran terbaru. Aku mengukir senyum, apa Kak Alyssa yang melakukannya?

Setelah menghabiskan waktu hampir dua jam, kini aku tampil dengan penampilan terbaru. Di saat yang sama, pintu kamar terketuk dua kali. "Kak Alyssa? Masuk saja, Kak. Nggak dikunci."

"Kamu udah siap?" Perempuan yang usianya tiga tahun di atasku itu melongo. "Nggak cocok."

Aku mengangguk lemah, sebelum akhirnya menunduk sedih. Bagaimana mungkin bisa terlihat cocok jika wajah penuh jerawat, kulit kusam bersisik bahkan rambut kering dan lepek. Bagai pelayan yang mencoba tampil seperti seorang putri. Oh tidak, bahkan pelayan kerajaan pun jauh lebih pantas daripada aku.

"Mulai hari ini kamu akan melakukan perawatan khusus. Aku yang mengurus semuanya dan jangan banyak protes!"

"Kak? Kenapa harus perawatan? Aku mau cari kerja–"

"No! Kalau kamu tinggal di sini, berarti harus bersikap seperti dulu lagi. Papa sudah mengaktifkan kartu ATM kamu lagi bahkan dikasih bonus sebagai ganti selama empat tahun menderita dengan syarat harus menuruti keinginan aku."

Keinginan? Aku melipat bibir, lalu menelan saliva. Apa maksud Kak Alyssa dengan keinginan? Entah kenapa perasaanku menjadi semakin tidak enak. Meskipun seorang perempuan, tetapi dia itu kadang tidak punya hati dan sulit memaafkan.

"Hei, kenapa diam? Kamu nggak mau nurut dan jadi gelandangan seumur hidup?!" Kak Alyssa menepuk pundakku keras, aku sampai meringis menahan sakit.

"Keinginan apa, Kak? Jangan bercanda, deh!"

Kak Alyssa menggeleng perlahan. Dia mengitariku seraya memindai dari kaki sampai kepala. Aku merasa risih, terlebih ini pertemuan pertama kami setelah beberapa tahun berlalu. Entah apa yang ada dalam pikirannya, mungkin sibuk menghina atau menertawakan karena dulu aku bersikukuh menjalin hubungan dengan Dimas, lalu bersumpah akan hidup sukses dan bahagia.

Namun, pada kenyataannya berbeda. Semua mimpi dan harapan yang melambung begitu tinggi harus terpatahkan. Sebenarnya sudah berulang kali aku ingin lari dari kenyataan, tetapi seolah tidak ada tempat bernaung. Dunia begitu kejam, membiarkan Mas Dimas mempermainkan perasaan aku.

"Sebelum itu, kamu ceritakan kenapa bisa jadi burik begini. Aku cuma tahu kalau kamu melakukan semua pekerjaan rumah sendirian!" Kak Alyssa menghempaskan bokong pada sofa di sudut kamar.

Kaki gemetaran, air mata seketika membendung. Luka menganga, sangat menyakitkan. Aku menarik napas panjang lagi dan membuangnya kasar. Ingin rasanya mendaki gunung sampai ke puncak, lalu berteriak untuk melonggarkan dada yang terasa sesak.

"Sejak angkat kaki dari sini, aku datang ke panti asuhan, memohon agar mereka mau menerima aku. Alhamdulillah, dikasih kesempatan satu minggu sampai setahun berikutnya. Mas Dimas, kan, nggak pernah tahu kalau aku ini anak orang kaya, jadi nggak mikir ada masalah sampai kami menikah. Awal-awal pernikahan masih bahagia, pas tinggal sama mertua langsung berubah, Kak."

"Gimana maksudnya?"

"Iya, jadi Mas Dimas dihasut sama ibu dan adiknya si Nila itu buat ceraiin aku saja karena tidak pernah hamil. Lambat laun karena Mas Dimas menolak, aku justru dijadikan babu sama mereka kalau lagi bertiga di rumah. Kadang terpaksa jualan kue keliling demi mengisi perut karena ibu mertua melarang aku makan. Mas Dimas gak pernah tahu. Cuman entah gimana ceritanya dia ikut-ikutan marah setiap ibu mengadu aku ini gak becus lah, ongkang kaki doang lah. Aku dihina, difitnah bahkan hampir bunuh diri karena depresi, Kak. Sampai kemarin Mas Dimas menceraikan aku, ternyata tadi baru ketahuan dia sudah punya calon."

"Calon istri?"

Aku mengangguk, kemudian kembali melanjutkan cerita tentang kejadian kemarin dan flashback beberapa kali ke masa lalu. Intinya ibarat mengeluarkan unek-unek agar tidak berat memendam sendirian terlalu lama. Sebenarnya ada perasaan ragu memberitahu Kak Alyssa ketika melihat semburat merah di matanya.

"Jangan bilang Sandra yang kamu maksud itu Sandra Chandrawinata?"

"Entahlah, Kak. Dia cuma menyebut nama Sandra, tidak menyertakan nama belakang."

Rahang Kak Alyssa mengetat sempurna dengan kedua tangan terkepal sampai gemetaran. Aku tahu amarahnya kini memuncak sampai ke ubun-ubun. Namun, aku tidak bisa berbuat banyak atau akan mendapat bentakan lagi. Kesalahan ada padaku, jadi lebih baik menurut saja.

"Kalau dia benar Sandra Chandrawinata, aku pastikan gadis itu tidak akan pernah bahagia. Sekarang adalah saatnya!"

Tatapan tajam mematikan. Aku ketakutan, hanya bisa menggenggam tangan sendiri untuk meminimalisir rasa gugup. Apa maksud dari Kak Alyssa? Amarahnya benar-benar berkobar dan aku tidak tahu bagaimana cara untuk meredam.

"Apa, Kak?"

"Sesuai rencana awal, aku ingin kamu membunuh Dimas sekeluarga. Sandra biar menjadi urusanku. Bagaimana, kamu sepakat?!"

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Bintu Hasan
kan diusir dari rumah:)
goodnovel comment avatar
for you
masa iya anak orang kaya bisa sebodoh itu jadi babu suaminya selama 4thn
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU   Bab 8. Mengubah Diri

    "Apa? Membunuh?!" Aku memekik kaget karena tidak menduga rencana yang Kak Alyssa katakan. Selama hidup di dunia, jangankan membunuh orang, balas memukul saja aku tidak pernah. Ada rasa iba ketika hendak membalas perbuatan mereka. Namun, bukan berarti lemah juga. Aku hanya tidak suka keributan. "Ya, membunuh mereka." Kak Alyssa menjawab santai. Perangai kami memang sedikit berbeda, dia kerap terlibat perkelahian saat masih duduk di bangku sekolah dulu. Teman-temannya pun mayoritas laki-laki yang tidak takut membela di garda depan ketika Kak Alyssa butuh bantuan. "Kenapa tidak dipenjarakan saja, Kak?" "Aku tidak mau cerita kehidupanmu tersebar di telinga orang-orang bodoh, Za." "Lantas apa bedanya kalau aku sudah membunuh mereka?" Mungkin memang pantas disebut sebagai pengecut. Aku terlalu penakut, apalagi dengan penampilan sekarang. Semua orang mungkin akan balik menyalahkan seandainya aku menyerang Mas Dimas dengan selingkuhannya. Bukankah sekarang ada slogan 'kamu cantik, kamu a

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU   Bab 9. Nostalgia

    Setelah menghabiskan waktu treatment wajah di salah satu klinik terbesar di kota ini, kami lanjut pada perawatan badan dan rambut. Pada intinya, full perawatan bersama Kak Alyssa untuk mempercantik diri tanpa peduli berapa jumlah uang yang harus dikeluarkan. Kami memakai kartu ATM masing-masing.Kak Alyssa begitu perhatian, membeli vitamin dan susu yang direkomendasikan untuk menambah berat badan. Aku pun dianjurkan rutin berolahraga atas bimbingan teman Kak Alyssa yang memang ahli di bidangnya. Memang seperti itulah, kita semua cantik, hanya kekurangan uang saja. Sekarang aku kembali menjadi orang kaya, mudah saja mendapatkan kulit sehat terawat seperti dulu.Teringat dua bulan silam ketika Mas Dimas pulang dari kantor. Aku yang baru selesai memasak bergegas ke depan untuk menyambut seperti biasa. Namun, ketika itu Mas Dimas langsung memberi tatapan ketus. "Mau nyambut suami, kok, bau bawang begitu?!" katanya tanpa memikirkan perasaanku.Memangnya kenapa kalau bau bawang? Aku belum

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU   Bab 10. Bertemu Mantan

    "Ya jelaslah hasil minjam. Tahu sendiri kan kalau Ana itu tinggal di panti." Mas Dimas menimpali, menatap jijik padaku."Keliatan gak cocok aja tuh baju di badannya. Baju bagus, body sama muka jelek. Pinjam di mana? Kalaupun punya sendiri paling dapat dari jemuran orang." Sandra tersenyum kecut, tetapi aku tetap tanpa ekspresi.Sepasang kekasih hina itu terus saja mengutarakan kebenciannya. Memandang remeh padaku sambil terus berdoa agar kelak aku mendapat azab karena mencoba terlihat kaya di depan semua orang. Sungguh aneh, jelas sekali mereka cemburu.Melihat reaksi mereka bahkan sebelum aku menjadi cantik membangkitkan rasa semangat. Aku akan menuruti semua keinginan Kak Alyssa agar dendam bisa terbalaskan dan bukan sebatas rencana. Penyesalan tidak boleh datang membelenggu untuk kali ke dua."Lagian kamu ngapain ke sini, Ana? Mau maling, ya?" tuduh Mas Dimas lagi begitu lancang.Menyadari Kak Alyssa marah, aku langsung maju selangkah mendekati keduanya. Sengaja memberi tatapan taj

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU   Bab 11. Kafe Emerald

    Sampai dua minggu berlalu, Kak Alyssa belum juga menjawab bagaimana kabar papa, terutama di mana dia sekarang. Aku semakin merasa rindu juga bersalah karena tinggal di sini menikmati semua fasilitas yang ada, tetapi belum juga menjalani bakti seperti semula.Aku terlalu banyak melakukan dosa selama ini yang bermula pada kata durhaka karena membangkang orang tua. Memilih meninggalkan rumah dan keluarga demi Mas Dimas yang belum tentu bisa tulus mencintai. Bodoh, seharusnya julukan itu tersemat padaku. Padahal saat mama masih hidup, dia selalu mengingatkan bahwa harta paling berharga adalah keluarga.Jalan yang aku tempuh salah, mungkin itu menjadi sebab kenapa pernikahan aku tidak bahagia. Terlebih karena belum pernah merasakan menjadi ibu. Aku mendesah pelan, menatap pantulan diri di dalam cermin. Sudah banyak perubahan yang terjadi padaku termasuk body, mulai terbentuk seperti dulu lagi.Hari ini Kak Alyssa harus ke luar rumah karena ada urusan di kantor, padahal sekarang weekend. Ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU   Bab 12. Mantan Suami

    Mas Dimas membulatkan kedua mata, tidak sampai berteriak. Aku tahu dia menahan diri karena menyadari kami berada di tempat umum. Kalau saja dia berani mengangkat tangan untuk memukul, maka harga dirinya seketika jatuh."Itu tidak sepadan dengan perlakuan ibu kamu sama aku, Mas. Disiram sambel pedas, air panas. Kamu pikir aku lupa?""Karena kesalahan kamu sendiri, Ana. Seandainya kamu mau akur sama ibu, nggak bakal kayak gini.""Bagaimana dengan Nila?"Mas Dimas tidak langsung menjawab. Dia sibuk mengambil tisu dalam tas kerjanya, lalu melap sambil terus menggerutu dengan suara pelan. Aku tersenyum menang, padahal perang belum dimulai. Mas Dimas sekeluarga harus membayar semua kesalahannya di masa lalu.Aku sudah cantik dan memiliki banyak uang, orang-orang yang melihat pasti takut menyalahkan aku meskipun seandainya sekarang menelanjangi Mas Dimas. Mudah saja menjatuhkan lelaki bajingan itu, cukup mengatakan pada mereka kalau aku adalah istri yang diperlakukan seperti babu, kemudian d

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU   Bab 13. Drama Memalukan

    "Jangankan iPhone, harga dirimu sekeluarga aja mampu aku beli, Mas!" Aku menjawab penuh penekanan, memberi tatapan tajam karena amarah sudah mendarah daging dalam jiwa.Kulihat Mas Dimas mengangkat tangan kanan, hendak menampar. Aku tidak secupu dulu, dalam seminggu terakhir sudah melatih diri agar bisa meniru Kak Alyssa yang berani pada siapa saja asal dirinya berdiri dalam kebenaran. Dan sekarang, aku mulai menangkis tangannya. Seorang lelaki berkacamata hitam mendekati kami."Bro, kalau kamu laki, jangan memukul perempuan.""Dia ini istri saya, kamu jangan ikut campur.""Mau istri atau bukan, tetap saja tidak dibenarkan memukul perempuan. Mentang dia istri, kamu mau seenaknya menyiksa mbak ini?"Mas Dimas terlihat semakin marah, dia menarik kasar kerah baju lelaki itu. Namun, ternyata Mas Dimas kalah kuat. Lelaki tadi melepas kacamata hitamnya. Dia tampan dan juga berkarisma. Paling penting karena mengerti bahwa perempuan ada bukan untuk disakiti."Lagian kami sudah cerai, kok, Mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22
  • DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU   Bab 14. Lelaki Istimewa

    "Apa? Kamu mau bilang aku ini pelacur?" Aku tertawa kecil, tidak peduli jika ada satu orang berdiri dari jarak dekat. Entah siapa dia, tetapi orang tersebut menjadikan kami pusat perhatian. "Sandra, suamiku sudah bersamamu, kami bahkan berpisah gara-gara kamu. Sekarang mau memfitnah lagi?" "Suami kamu selingkuh karena muak sama kamu. Punya istri kok gak bisa ngurus diri, buluka–" "Aku bulukan karena Mas Dimas itu nggak modalin. Mau istri cantik ya kasih duit buat perawatan, lah dia ngasih makan aja ogah! Tunggu saja giliranmu dijadikan babu sama keluarganya. Aku mah bersyukur bisa cerai sama bajingan itu, tinggal menunggu surat cerai. Satu lagi, bilang sama pacar kamu itu buat move on. Jangan ganggu aku lagi!" Sandra memberi tatapan tajam pada Mas Dimas yang mengatup rapat bibirnya. Di mata lelaki itu terpancar binar penyesalan. Oh, aku sungguh tidak suka berada dalam situasi sekarang. Mereka berdua adalah duri dalam hidupku yang harus dipatahkan. Sebelum mereka kembali membuat ona

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23
  • DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU   Bab 15. Lamunan Masa Lalu

    POV Dimas______________________________"Pokoknya aku yakin banget kalau Ana itu perempuan nggak bener, Mas. Kamu ketemu dia pertama di mana, sih sampai mau nikahin dia?"Aku menghela napas mendengar pertanyaan Sandra. Kami sedang dalam perjalanan menuju rumah setelah berhasil memergoki Ana. Tadi, aku terkejut bukan main ketika melihatnya memeluk seorang lelaki seumuran ibu. Bahkan Ana berteriak senang mengaku mencintai lelaki itu.Kalah diingat-ingat, namanya Arsenio. Seperti tidak asing di telinga, siapa dia? Mereka terlihat sangat dekat, aku jadi semakin penasaran. Kami baru saja cerai bahkan surat resmi belum keluar. Ada perasaan aneh menjalar di dalam hati, tetapi aku terlalu gengsi untuk mengakui semua itu.Sebenarnya aku mencintai Ana dengan tulus karena merasa yakin kalau dia adalah gadis yang baik. Meskipun tidak tahu pasti latar belakang Ana, kami tetap menikah. Sebuah pernikahan yang ditentang keras oleh ibu. Kami menjalani kehidupan dengan berpindah kontrakan dari satu te

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23

Bab terbaru

  • DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU   (S2) Bab 65. Cinta Datang Terlambat

    “Mencintai itu insan. Rasa luka itu insan. Namun, masih mencintai di kala terluka adalah malaikat.”—Maulana Jalaluddin Rumi____________________________Cinta sejati tidak selalu lahir dari pertemuan indah yang melahirkan kenangan paling romantis. Cinta sejati bisa juga bermula dari kisah kelam, saling menghunus pedang, saling membunuh dengan harapan menang.Itu pernah terjadi di masa lalu dan dialami oleh banyak pasang manusia. Bukan hanya cinta jadi benci, tetapi benci jadi cinta pun ada. Itu kenyataan, bukan sebatas dongeng yang sering diceritakan oleh para manusia pecinta buku.Seperti Rosaline. Perempuan bergelar janda kembang itu senantiasa mengunjungi mantan suaminya bahkan kerap kali membantu Zanna untuk mengurus Alvino. Sejak dua hari yang lalu, keajaiban turun atas kemurahan hati Sang Pencipta. Lelaki itu membuka mata, keadaannya pun kian membaik. Sekarang tengah berada di ruang perawatan.Saat waktunya makan siang dan Zanna masih mengurus pekerjaan, Rosaline langsung mengam

  • DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU   (S2) Bab 64. Prahara dan Cinta

    "Minggir!" teriak Alvino sekeras mungkin di antara derasnya hujan.Enam manusia itu langsung menoleh bersamaan. Salah satu dari mereka tertawa kencang ketika yang lain mengunci pergerakan perempuan itu. Jika Alvino taksir, mungkin sekitar tiga puluh tahun.Seorang lelaki memakai ikat kepala merah di tengah. Sial. Mereka kembali bertemu. Namun, saat ini mungkin tidak ada gadis pembawa traffic cone karena sedang menuju rumah bersama kakaknya.Situasi yang sama untuk tujuan yang berbeda. Apakah ada yang memahami perasaan Alvino saat ini? Tentu saja dia ingin menyelamatkan perempuan itu. Dia paling tidak bisa melihat kekacauan apalagi mengingat bahwa dulu sang bunda pernah menderita.Tolong-menolonglah dalam kebaikan. Begitu nasihat yang selalu ayahnya tekankan."Kamu mau jadi pahlawan?!" bentak lelaki itu. Tubuhnya lebih tinggi dan kekar daripada Alvino sendiri.Dalam derasnya hujan, rasa takut mendominasi. Amarah membara di dalam dada menepis rasa dingin yang seharusnya membuat mereka s

  • DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU   (S2) Bab 63. Guten Abend (2)

    Pada tahun itu, dia tidak melakukan kesalahan. Hanya keadaan yang memaksanya pergi; mengikuti takdir yang berjalan.Melepaskan sosok yang dicintai adalah pengorbanan besar—terutama jika demi kebaikanmu—lalu berjuang untuk lepas dari rasa sakit.Membunuh perasaan sendiri?Oh, tidak. Wajahmu telah terlukis indah di hatinya, tidak akan terlupakan, kecuali hati itu telah mati .... Kamu percaya dengan apa yang aku katakan?Jangan! Terkadang aku mengatakan sesuatu yang tidak pantas dibenarkan.~ Rosaline_________________Janda muda yang masih berstatus gadis itu menyempatkan diri untuk mengunggah status di Insta-gram ketika menepikan mobil karena minta oleh Xavier. Lelaki yang hatinya tengah menangis pilu itu ingin mengademkan siri di alfa dengan membeli minuman kesukaan juga beberapa roti.Sudah bukan hal baru apabila mendapat masalah, maka Xavier akan mengademkan diri, berusaha untuk memendam sendiri serta meninggalkan makan sekalipun terasa lapar. Rosaline sendiri duduk merenung du dala

  • DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU   (S2) Bab 62. Guten Abend

    “Keindahan yang kamu miliki telah terlukis dalam hati, Tuan. Aku tidak akan melupakannya kecuali hati ini telah mati.”—Rosaline.____________________________"Kamu yakin?" Rosaline mencekal pergelangan tangan sang kakak yang baru saja menyambar kunci mobil.Lelaki tampan, hidung bangir dan tubuh jangkung itu telah siap. Cukup memakai kemeja dan celana jeans serta tatanan rambut rapi tanpa lupa menyemprot parfum pada sisi kanan dan kiri tubuhnya. Sudah hampir pukul delapan malam dan dia harus segera ke sana karena Jenni bilang belum memberi tahu kakak dan papanya.Dia ingin pura-pura terkejut sehingga mereka tidak tahu bahwa malam itu ada rencana yang harus disusun. Lagi pula, semuanya sesuai saran dari Rena yang telah memahami betul bagaimana sifat Lucky dan papanya. Malam itu ... bisa menjadi jalan mereka bersama."Xavier!" panggil Rosaline lagi. Dia geram karena merasa diabaikan."Iya, yakin. Aku sudah bicara sama Jenni, kan? Tidak ada pilihan lain. Ini ibarat kesempatan terakhir da

  • DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU   (S2) Bab 61. Guten tag für Verlierer

    “Cinta dan benci adalah dua hal yang tidak bisa bersatu seperti minyak dan air dalam satu wadah. Mustahil ada cinta kalau berselimutkan benci, mustahil membenci kalau ada cinta sekalipun pujaan hati melakukan sebuah kesalahan. Jika benih cinta mulai tumbuh, maka rasa benci seketika memudar. Begitupun sebaliknya, cinta akan terkikis apabila benci sudah mulai mendominasi.”—Bintu Hasan.____________________________Waktu bergerak begitu lambat bagi Xavier karena belum menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang masih bersarang di otak. Pikiran terusik. Keinginannya untuk mempersunting Jenni semakin bulat agar tidak ada lagi alasan untuk berpisah. Sayang sekali, setitik keraguan tentang restu justru makin menyebar.Serupa virus yang menjangkiti sesuatu untuk merusaknya. Begitu juga prasangka buruk, merusak pola pikir. Xavier menghela napas panjang. Dia menyempatkan diri curhat pada Rosaline tadi dan juga ibu angkatnya. Mereka setuju untuk membuat jalinan cinta itu menyatu dengan kua

  • DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU   (S2) Bab 60. Selamatkan Aku

    “Oh, Tuhan ... selamatkan aku dari kerinduan yang terus tumbuh.”—Jenni._______________________________Aku lelah. Rasanya terlalu pusing menjalani kehidupan setelah kejadian beberapa hari ini. Aku pikir, pulang ke rumah hanya untuk mengenang tentang Mama Naf dan Mama Lisa, berdamai dengan Papa dan juga Kak Lucky.Entah bagaimana akhir kisah cinta yang terjalin cukup lama ketika mereka justru berbalik menentang. Tidakkah cukup ketulusan Xavier—terlukis di kedua matanya—menjadi jawaban?Ini berat. Sepanjang perjalanan tadi, Kak Rena hanya sibuk meracau. Aku tidak tahu bagaimana akan memberi respon, selain kami belum terlalu dekat semenjak aku tinggal di Makassar, dia juga belum tentu benar-benar berpihak.Bercerita tentang dendam dari masa lalu, semoga Tuhan mengampuni dosa kami. Aku sudah sering mendengar cerita dari mereka ketika berkumpul di rumah. Tentu saja yang dibahas adalah hal menarik, tetapi terkadang Kak Alvino meminta saran pada Kak Lucky dan Kak Rena.Aku penasaran, pura-p

  • DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU   (S2) Bab 59. Mana yang Lebih Penting

    Hati atau raga, mana yang lebih penting?Kalimat itu terngiang-ngiang. Ya, tadi Xavier mengiriminya sebuah pesan, tepat ketika azan asar berkumandang merdu di semua tempat peribadatan umat muslim.Jam masih menunjuk angka lima sore dan Akmal tetap setia menunggu adiknya selesai mengurus pekerjaan yang katanya tinggal sedikit. Pembicaraan mereka tentang dua anak manusia yang saling mencintai harus terhenti karena ada panggilan dari orang penting dan Akmal bisa memahami hal demikian.Bagaimana jika ternyata Ricky menolak untuk memberi restu setelah tahu bahwa putrinya jatuh cinta pada seorang anak yang di dalam dirinya mengalir darah seorang Sandra? Siapa pun—termasuk Akmal sendiri—pasti memiliki rasa khawatir jika ternyata di kemudian hari terjadi hal-hal buruk.Sebut saja tentang pembalasan dendam. Dari wajah saja sudah tergambar dengan jelas bagaimana perangai Xavier. Garis wajah tegas menunjukkan bahwa prinsipnya tidak mudah digoyahkan, mungkin pengecualian jika dia sedang dilanda b

  • DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU   (S2) Bab 58. Dari Hati ke Hati

    "Cinta itu bukan sebatas siapa yang paling berkorban, tetapi juga berjuang. Jika masih bisa diusahakan bersama, mengapa harus melangkah mundur?"—Bintu Hasan.________________________________Harapan itu menjelma menjadi sepasang sayap yang mengepak indah, melambung begitu tinggi saat kata-kata romansa lahir dari mulut-mulut mereka yang mengaku cinta, baik tulus ataupun tidak.Ketika sayap dipatahkan dengan satu atau banyak akibat, maka sulit untuk terbang sebelum luka kembali pulih. Sakit? Tentu saja. Seketika dunia terasa seperti penjara di mana anak manusia tidak lagi bisa melangkah ke mana pun dia ingin.Malam-malam meskipun dipenuhi dengan jutaan bintang serta cahaya dewi malam, tetap terlihat mendung. Tidak, mata tidak patut disalahkan, hati lah yang menjadi penyebabnya. Seseorang yang sedang dirundung duka, dia pasti menganggap bumi seolah-olah berhenti berputar.Tidak ada perbedaan besar antara kaum Adam dan Hawa. Mereka sejatinya sama. Akan tetapi, sebagian lain begitu mampu m

  • DIAM DISANGKA BABU, BERGERAK JADI RATU   (S2) Bab 57. Tentang Lelaki Itu

    PoV JenniMungkin memang benar bahwa kita tidak boleh memaksakan cinta karena sesuatu yang dipaksakan selalu berakhir menyakitkan. Aku Jenni, anak bungsu dari dua bersaudara. Terlahir dari keluarga ... sulit dijelaskan apalagi sampai menggambarkan dengan kata-kata indah.Tidak ada yang indah, semua hanya kesemuan, menyakiti hati kami anak-anaknya. Andai saja boleh membuka suara, sudah lama kuminta Mama Naf untuk berpisah dari papa karena melihat bagaimana lelaki bergelar suami dan ayah itu lebih condong pada istri muda.Ini bukan tentang siapa yang melahirkan karena pada hakikatnya Mama Naf mengambil banyak peran penting dalam hidup. Lupakan tentang keluarga, aku pun selalu kalah dalam masalah cinta dan semoga kali ini memenangkannya.Jatuh cinta pada sosok lelaki yang aku kenal dari grup Whats-App karena diajak kenalan, mengobrol singkat. Sebenarnya aku tidak cinta, tetapi dia mengutarakan rasa dan katanya sudah lama dipendam. Entah seberapa lama, tetapi bagi aku baru sebentar.Sebag

DMCA.com Protection Status