Melihat hal itu, tanpa berpikir panjang, Moa ikut terjun ke laut, ia sangat khawatir kakeknya tenggelam meskipun ia tahu kakeknya bisa berenang. Tetapi, arus air laut yang sedang pasang cukup kuat hingga meskipun kakeknya pandai berenang, kakeknya yang sudah berusia lanjut tidak akan bisa mengatasi arus tersebut ketika terjatuh ke bawah.Moa yang terjun ke air segera berenang mendekati posisi tubuh kakeknya yang terombang-ambing di air, sementara itu, Alex berhasil merobohkan penjaga pintu kamar di mana kakek Moa ditahan, dan ia memaksa pemilik penginapan untuk membuka kamar tersebut. Namun, Alex terkejut karena di dalam kamar penginapan di mana kakek Moa ditahan, tidak ada pria itu di sana, dan Alex melihat jendela kamar terbuka hingga Alex sangat yakin kakek Moa melarikan diri dari kamar dengan cara melompat dari sana."Jika benar dia terjun ke laut, saya rasa sulit untuk bisa memastikan dia selamat atau tidak, karena kondisi air laut sekarang sedang pasang, arusnya kuat, dengan ko
[Saya akan menyelidikinya, Tuan, setelah selesai saya akan memberikan informasinya pada Tuan, untuk sekarang, Tuan harap hati-hati saja, besar kemungkinan mereka akan mencari celah apakah Tuan benar-benar Tuan Kazumi atau bukan]Kazaya mengakhiri percakapan setelah membaca pesan Alex seperti itu.Ia menarik napas panjang pertanda sangat lelah dengan serangkaian tugas yang diberikan oleh Alex padanya."Kenapa?" tanya Syena melihat wajah Kazaya semakin suram."Alex dan Rachel belum bisa membawa Kazumi kembali, ada sekelompok orang yang mengetahui kalau Kazumi belum ditemukan.""Berarti mereka tau kamu bukan Kazumi?""Ya, Alex bilang jangan sampai ketahuan!"Setelah bicara seperti itu, Kazaya bangkit dan berdiri membuat Syena ikut melakukan hal itu."Gue mau cari angin, lu kagak usah ikut, sebelum tengah malam mungkin gue balik.""Tapi, kamu itu harus istirahat, lho!""Hei! Lu enggak khawatir satu kamar dengan gue? Kita berlainan jenis lho, santai amat lu satu kamar dengan gue!""Ya, ma
Mendengar apa yang dikatakan oleh Vivian, Jee tertawa, ia melipat kedua tangannya di dada dan menatap lurus ke arah Vivian."Ngapain lu mau ketemu dia?" tanyanya dengan nada suara yang terdengar dingin pertanda saat ini, Jee sedang berusaha untuk menahan diri agar dirinya tidak emosi."Dia siapa?"Vivian masih pura-pura untuk tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Jee. "Jangan pura-pura kagak paham dengan apa yang gue maksud, deh! Mau gue kepret lu?""Ya, tapi siapa tahu aja kamu salah, emangnya orang luar Kalimantan enggak boleh datang ke Kalimantan?" "Gue kagak pernah salah dalam menebak, tau! Lu mau ketemu sama Mitha, kan? Ngapain? Bikin masalah? Pengen gue tabok lu?""Aku hanya punya sesuatu yang ingin aku bahas sama dia.""Tentang apa?""Ini bukan urusanmu, kan?""Kalo nyangkut dia, itu jadi urusan gue!""Kamu itu cuma mantan dia, kan? Aku sudah menyelidiki seluk beluk masalalu perempuan itu, kamu hanya mantan dia, kenapa kamu bersikap seolah-olah kamu itu suami dia?" "Lu
Kakek Moa bicara pada dirinya sendiri sambil terus mengamati aktivitas yang dilakukan oleh Moa dan Kazumi yang terlihat sekali membuat cucunya menjadi sangat bahagia. "Andai saja pria bernama Kazumi itu tidak hilang ingatan dan belum menikah, aku mungkin merestui mereka berdua bersama, tapi masalahnya pria itu sudah menikah, aku sangat khawatir, Moa nanti akhirnya hanya jadi patah hati, apa yang harus aku lakukan?"Kembali kakek Moa bicara pada dirinya sendiri, dan akhirnya ia tidak lagi memperhatikan aktivitas yang dilakukan oleh Moa dan Kazumi karena semakin dilihat aktivitas mereka semakin manis dan ia bisa melihat raut bahagia terpancar di wajah sang cucu, hingga itu membuat perasaannya sesak. "Kamu pintar masak, Jay! Apakah waktu belum amnesia kamu juga bisa masak?" tanya Moa dengan takjub ketika mencicipi udang saus tiram yang dimasak oleh Kazumi ternyata rasanya sangat lezat."Aku tidak tahu.""Gitu ya, ya, udah, enggak papa, makasih ya, udah masak buat aku dan kakek!" "Sama
"Yakin!""Meskipun kakek kamu seperti tidak suka padaku?""Kakekku tidak suka itu karena khawatir aja, khawatir kalau nanti ingatan kamu pulih, kamu akan lupa semuanya.""Ingatkan aku jika aku melupakan janji ku.""Tentu, aku akan mengingatkannya."Kazumi mengangguk. Hingga Moa pamit dari hadapan pria itu setelah mengingatkan pada Kazumi untuk segera masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu balkon.Moa masuk ke dalam kamarnya setelah waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam. Ketika ia masuk ke dalam kamar, yang pertama kali dilihatnya adalah ponselnya. Gadis itu menghela napas. Ia melepaskan charger dan untuk sesaat sedikit ragu untuk mengaktifkan ponsel tersebut.Khawatir ada pesan yang membuat perasaannya tidak enak, Moa awalnya enggan untuk mengaktifkan benda itu, tapi ia khawatir ada pesan dari ibunya menyangkut sang ayah hingga akhirnya, Moa mengaktifkan benda tersebut dengan perasaan yang berkecamuk. Beberapa saat kemudian, ponselnya aktif kembali, dan seperti dugaannya, beb
"Kita tidak jadi menikah? Kenapa? Karena kakek tidak setuju?""Bukan kakek, itu seandainya, apa yang akan kamu lakukan?""Ya, kalau kamu dan kakek tidak ingin aku ikut kalian, aku akan pergi.""Pulang?""Tidak.""Kenapa?""Karena, aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan kalau kembali.""Tapi, mereka akan membuat ingatan kamu pulih kembali, Jay.""Aku tidak mau.""Tidak mau ingatan kamu kembali?""Ya.""Kenapa?""Sepertinya, aku lebih nyaman seperti sekarang, tidak memikirkan hal yang menjadi beban."Dia benar-benar tidak mau kembali ke rumah, aku enggak mungkin maksa dia untuk kembali kalau dia enggak mau kembali, kalau aku membiarkan dia pergi tapi dia tidak mau pulang, dia pasti akan dimanfaatkan oleh orang-orang yang mencari dia itu....Hati Moa bicara demikian, sambil mengusap wajahnya perlahan."Baiklah, kalau begitu, kita akan menikah.""Terima kasih."Duh, apa-apaan ini? Kenapa rasanya semakin hari dia semakin menggemaskan? Dia seperti bocah yang perlu perlindungan, aku enggak
Mendengar ancaman yang dilakukan oleh Moa, Zill melotot ke arah gadis berambut panjang tersebut, hingga membuat Moa diam-diam tertawa kecil melihatnya."Makanya, kalau mau curhat itu yang jelas, masa bikin aku penasaran, aku enggak mau dibuat penasaran, Zill!"Zill menghela napas, merasa terjebak dengan situasi, hingga ia menatap ke arah Moa seolah ingin gadis itu menghentikan saja apa yang sedang mereka bahas, tapi, Moa bukan tipe perempuan yang mudah diajak berhenti bicara jika ia sendiri belum merasa tuntas, hingga keinginan Zill tidak dikabulkan oleh perempuan tersebut."Aku itu tidak tahu dengan jelas apakah dia sudah punya suami atau belum, aku menyelidiki semuanya, tapi dia sepertinya sudah menikah, namun, aku masih tidak percaya...."Terpaksa, Zill menceritakan sesuatu yang ia sendiri tidak mau diketahui oleh orang lain lantaran malu karena jika benar ia menyukai istri orang, mau dikemanakan wajahnya.Awalnya, Moa ingin menggoda kembali Zill, karena ia terkejut juga Zill sampa
Mendengar apa yang diucapkan oleh Radit, Pak Boris mengepalkan telapak tangannya karena sebal dengan apa yang diucapkan oleh Radit padanya tadi, ingin melampiaskan kemarahannya tapi ia khawatir Radit tidak memberikan uang yang dijanjikan hingga mau tidak mau ayah tiri Syena akhirnya diam saja menerima perlakuan Radit padanya.Setelah mengiyakan apa yang dikatakan oleh Radit, Pak Boris akhirnya pamit dari hadapan Radit untuk melanjutkan melakukan tugas yang diberikan oleh Radit padanya.***Kazaya dan Syena pergi ke perjamuan yang diadakan klien Kazumi di sebuah restoran ternama yang terletak di jantung kota Samarinda.Sebelum acara tersebut, Kazaya sudah berusaha untuk menguasai materi yang akan disampaikan pada klien Kazumi itu begitu juga dengan Syena. Meskipun setiap kali bersama dengan Kazaya, perasaan Syena jadi berkecamuk, Syena berusaha untuk profesional demi menebus kesalahannya yang sudah menolak perasaan Kazumi setelah itu pria tersebut justru kecelakaan.Walaupun kecelakaa
Setelah bicara demikian pada Kazaya, Shane keluar dari dalam ruangan di mana ia menempatkan Kazaya, dan Kazaya yang mendengar perkataannya itu hanya bisa menggenggam erat kuas di tangannya seolah ia tidak bisa lagi menahan amarah, tapi ia tetap harus menahannya karena sekarang ia sedang di bawah pengawasan.Sementara itu, rapat yang dihadiri Kazumi yang menyamar menjadi Kazaya sudah selesai dengan baik dan sempurna. Kazumi mampu memerankan Kazaya dengan baik atas arahan Alex yang selama ini terus mendampingi Kazaya saat di kantor. Tanpa sepengetahuan Kazumi dan juga Alex, salah satu rekan bisnis Kazumi yang tadi ikut rapat adalah orang yang berada di pihak Radit. Ketika rapat sudah usai, ia buru-buru melakukan pertemuan dengan Radit di sebuah tempat."Aku sudah melakukan apa yang kau katakan Tuan Radit, tapi reaksinya biasa saja, sepertinya kita tidak bisa membedakan lagi yang mana Kazumi dan yang mana Kazaya, karena mereka sekarang benar-benar sulit untuk dibedakan."Orang yang b
"Aku tidak yakin....""Tidak yakin tentang Tuan Kazaya yang kemungkinan bergabung, atau tidak yakin jika Tuan Kazaya dieksekusi?""Semuanya....""Dengan kata lain, Tuan juga merasa sedikit khawatir jika ada kemungkinan Tuan Kazaya dieksekusi?""Ya.""Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang, Tuan?""Kau lakukan saja apa yang aku katakan tadi, lakukan dengan cara perlahan, jangan sampai mengundang perhatian orang banyak terutama para rekan bisnis, untuk yang lainnya masih aku pikirkan, nanti aku akan konfirmasi padamu." Alex membungkukkan tubuhnya mendengar apa yang diucapkan oleh Kazumi. Setelah paham dengan isi perintah sang majikan pertama, Alex segera pamit untuk memulai penyelidikan.***Karena Kazaya tidak kembali juga ke perusahaan semenjak ke markas sementara anak buah Yurata, Alex terpaksa meminta Kazumi untuk kembali ke perusahaan ketika rapat penting di kantor diadakan. Beruntung, karena Alex terus memberikan informasi tentang perusahaan pada Kazumi, meskipun Kazumi tida
Kazaya ingin menanggapi apa yang diucapkan oleh Syena, tapi tiba-tiba saja, pintu ruangan terbuka dan muncul Shane yang langsung masuk dan mendekati Kazaya."Udah berantemnya? Gimana? Mau gambar atau kabur?"Shane melontarkan pertanyaan itu pada Kazaya, dan Syena melirik ke arah Kazaya berharap pemuda itu menolak permintaan Shane dan menyerahkan tugas itu padanya."Balikin Syena ke rumahnya, abis itu gue lakukan apa yang lu mau.""Enggak!!" seru Syena hingga membuat Kazaya mengarahkan pandangannya pada perempuan itu. Kazaya hanya memandang Syena saja, selanjutnya, ia beralih kembali ke arah Shane untuk menanti tanggapan yang akan diberikan oleh Shane atas apa yang dikatakannya tadi.Shane yang mendengar apa yang diucapkan oleh Kazaya segera bertepuk tangan dan beberapa saat kemudian dari pintu yang masih terbuka muncul beberapa anak buah Yurata yang lain dan mereka segera diperintahkan oleh Shane untuk membawa Syena keluar. Syena yang tidak terima dipaksa keluar oleh rekan Shane yan
"Enggak semua orang bisa memperhatikan kualitas ketika ia memburu uang, aku sering beli buah, kondisi buah dicampur dengan yang busuk, hanya karena penjualnya memburu uang yang banyak dan enggak mau rugi sampai dia enggak mikirin perasaan konsumen." "Gue bukan orang yang macam itu!""Ya, sudah. Sekarang kamu lanjutin cerita kamu tadi, apa aja yang kamu lakukan untuk membuat hati kamu yang dengki sama Kazumi itu merasa puas?""Kazumi kagak mau gue memberikan nomor kontak dia sama orang yang minta itu, dan bersamaan dengan itu, bokap tahu kalo dia melukis sampai kemudian, Kazumi kena omel bokap dan semenjak saat itu, Kazumi berhenti melukis.""Ayah kalian enggak suka dengan lukisan?""Gue juga kagak tau, yang gue tau, bokap itu marah besar, terus minta Kazumi kagak perlu melukis lagi, dan semenjak saat itu, Kazumi minta sama gue buat kagak usah ngomong soal lukisan lagi.""Terus?""Karena gue terlanjur tergiur dengan uang yang banyak, gue berusaha lagi untuk melukis, tanpa sepengetahu
"Gue kagak pernah iseng sama lu, setiap ucapan gue tentang perasaan yang mungkin terkesan meremehkan itu, biasanya cuma untuk ngetes lu.""Ngetes aku? Untuk apa?""Buat tau seberapa besar perasaan lu sama gue!""Terus, hasilnya?""Gue tau lu benar-benar suka sama gue.""Tapi kamu enggak pernah menanggapi itu dengan serius.""Karena gue kagak mau lu semakin suka sama gue!""Kenapa?! Aku enggak boleh suka sama kamu? Kamu punya pacar? Atau kamu sudah dijodohkan juga seperti halnya kakak kamu?""Kagak. Hanya pebisnis yang sukses yang bisa dibuat untuk memajukan bisnis dengan cara melakukan pernikahan bisnis.""Seperti Kazumi?""Ya.""Terus, kenapa aku enggak boleh suka sama kamu?"Pertanyaan Syena membuat Kazaya membalikkan tubuhnya dan melangkah menjauhi posisi Syena, sementara Syena menunggu apa yang sebenarnya akan diucapkan oleh Kazaya untuk menjawab pertanyaan darinya."Karena gue terlibat dengan organisasi mafia, Syena...."Jawaban Kazaya membuat Syena terkejut."Kamu terlibat organ
"Lu perlu uang? Berapa yang lu mau, sebutkan ke gue, kasih nomor rekening lu, gue transfer, tapi abis itu jangan ikut campur masalah keluarga besar gue lagi, paham?""Aku enggak butuh!" Syena mundur menjauhi Kazaya sambil mengucapkan kalimat itu pada adik kembar Kazumi tersebut."Kagak butuh? Lu bilang kagak butuh, tapi lu menerima tawaran rambut biru ini buat melukis muka kagak jelas, lu bilang kagak butuh?""Hei!"Shane berteriak hingga Kazaya yang tadi menanggapi perkataan ketus Syena yang mengatakan bahwa ia tidak butuh uang langsung mengarahkan pandangannya pada Shane. "Apa?!" katanya dengan sangat galaknya."Lu tadi bilang apa? Melukis wajah kagak jelas? Lu pikir kami orang yang kagak punya kerjaan melukis muka orang kagak penting!!" seru Shane pada Kazaya, yang hanya ditanggapi Kazaya dengan senyuman setannya."Ya, buat lu mungkin penting, tapikan buat gue dan Syena itu kagak penting?!""Bacot, lu! Gue kasih waktu 30 menit buat berantem, ntar gue balik lagi!"Shane berbalik d
"Aku tidak mengatakan hal itu secara pasti, tapi tidak mungkin tidak ada alasan yang mendasari apa yang mereka lakukan, kan?"Moa menghela napas mendengar apa yang diucapkan oleh Zill. Ingin membantah, tapi apa yang dikatakan teman yang pernah disukainya itu memang benar, namun entah kenapa, ia yakin Kazumi tidak terlibat dengan organisasi seperti itu."Jadi, kamu enggak mau bantu aku, Zill?" tanya Moa setelah beberapa saat ia hanya diam."Aku tidak berjanji, tapi aku akan usahakan, hanya saja mungkin aku tidak akan melakukannya dengan cara maksimal.""Tidak apa-apa, yang penting kamu bisa coba bantu. Aku juga melakukan hal ini untuk ayahku, aku ingin ayahku enggak terlena lebih jauh sampai ingin bekerjasama dengan organisasi seperti itu.""Semoga beliau akhirnya sadar, aku selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu."Moa mengucapkan terima kasih pada Zill sebelum akhirnya perempuan itu pamit. Ketika Zill ingin ikut meninggalkan meja tersebut, Chika, anak bosnya sudah berdiri di hadapan
Kazaya bicara kembali, dan ini membuat ia mendengar, di seberang sana Bertrand menghela napas.{Aku memang suka pada Syena, tapi Syena suka padamu, meskipun dulu Syena istri Tuan Kazumi, tapi setelah aku tahu mereka hanya menikah kontrak, aku mewajarkan perasaan Syena padamu, jadi aku harap jika kau memang punya sedikit perasaan padanya, pikirkan dia, kalau kamu tidak mau mengakui karena kau gengsi, aku akan berusaha untuk meyakinkan Syena bahwa aku juga menyukainya}Setelah bicara seperti itu pada Kazaya, Bertrand mengakhiri panggilan. Dan Kazaya menggenggam erat ponsel tersebut pertanda ia kesal dengan apa yang diucapkan oleh Bertrand tadi padanya. Sementara itu, Alex yang berusaha untuk mencari jejak Syena lewat ponsel yang digunakan oleh Syena karena ponsel itu pemberian Kazumi hingga untuk sekedar melacak keberadaan Syena itu adalah hal tidak terlalu sulit buat Alex selama ponsel itu masih dimiliki dan dipakai oleh Syena. Sudah menemukan titik terang.Setelah mendapatkan posisi
"Apa maksud lu sebenarnya? Lu apain Syena, hah?!""Santai! Gue kagak apa-apain mantan ipar lu itu kalo lu mau patuh sama apa yang gue katakan!""Apa mau lu?" "Lakukan peran lu sama peran Kazumi.""Ngomong yang jelas! Dari tadi lu selalu bilang hal itu tapi lu kagak menerangkan apa yang lu maksud itu dengan jelas!"Kesabaran Kazaya nyaris habis karena Shane menurutnya terlalu berbelit-belit. Hingga nada suaranya terdengar meninggi tapi tetap saja, Shane tidak terpengaruh dengan apa yang dilakukan oleh Kazaya padanya. "Karena lu kagak bisa mengatakan di mana gue bisa ketemu kakak lu, jadi lu harus melakukan apa yang harusnya dilakukan oleh kakak lu, melukis dan menerima kontrak kerja sama dari bos gue.""Kagak! Gue kagak mau!""Gampang amat lu ngomong? Kagak paham dengan apa yang tadi gue bilang? Kalo lu kagak mau mematuhi apa yang gue katakan, Syena yang akan melakukannya!"Karena emosi, Kazaya langsung meraih kerah pakaian milik Shane dan menariknya dengan erat ketika ia mendengar S