Share

8.Kedatangan Rully

Author: Rika Jhon
last update Last Updated: 2023-08-25 17:10:01

Pagi hari pun tiba, Harnum yang masih terikat di belakang rumah tua itu terlihat sangat pucat. Tangannya masih terikat dan punggungnya sudah berlumuran darah kering.

Bu Mira yang saat itu sedang membersihkan halaman rumah bagian belakang, seketika berhenti ketika melihat keadaan Harnum yang sangat mengenaskan. Dia ingin sekali membantu, tetapi dia takut jika Albern akan memarahinya bahkan menghukumnya.

Sementara Pak Toni, dia sedang membawa gunting rumput, dia akan membersihkan rumput-rumput yang ada di sekitaran belakang rumah tersebut. Pak Toni pun merasa sangat iba ketika melihat keadaan Harnum yang sangat memprihatinkan itu. Dia pun ingin membantu Harnum, tetapi dia tidak berani karena takut Albern akan menghukumnya.

"Bu, kasihan sekali 'Non Harnum, semalaman dia diikat di sini. Dan lihatlah keadaannya sangat mengenaskan sekali. Bagaimana ini, Bu? Jika kita menolongnya, nanti kita yang akan dihukum oleh Tuan Al," ucap pak Toni.

"Entahlah, Pak, aku juga bingung. Aku kasihan melihat 'Non Harnum, apalagi dia itu baru saja melahirkan dan secara caesar pula, kasihan dia," balas Bu Mira.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Pak Toni.

Albern yang baru saja bangun dari tidur itu melihat sepasang suami istri yang sedang berbincang-bincang. Dia tahu bahwa yang mereka bicarakan adalah Harnum. Lalu, Albern menghampiri Harnum yang sudah tidak berdaya.

"Lebih baik kalian mengerjakan yang lain saja, jangan berada di tempat ini!" titahAlbern.

"Baik, Tuan," jawab Bu Mira dan Pak Toni secara bersamaan.

Lalu, sepasang suami istri itu pun berlalu pergi meninggalkan belakang rumah. Albern menghampiri Harnum, ia memegang dagu Harnum dan mengangkatnya sehingga kini wajah Harnum mendongak ke atas.

Albern yang pada saat itu sedang memegang segelas air minum, langsung menyiramkannya ke wajah Harnum. Harnum terkejut dan langsung terbangun. Matanya yang sayu beradu tatap dengan mata elang Albern.

"Aku di mana?" tanya Harnum dengan suara lirih.

Harnum masih belum sepenuhnya sadar bahwa dia masih berada di tempat yang tadi malam. Harnum merasa bahwa dia sudah bersama suami dan anaknya di surga.

"Mas Reno," gumamnya.

Emosi Albern langsung memuncak saat mendengar Harnum kembali menyebut nama Reno. Dia menggenggam gelas tersebut hingga pecah sehingga tangannya terluka. Albern meremukkan pecahan gelas itu dengan wajah yang sudah memerah.

"Lagi dan lagi kau memanggil nama laki-laki biadab dan keparat itu! Laki-laki itu sudah berada di neraka sekarang! Lalu, mengapa kau masih selalu saja menyebut namanya, hah? Kau selalu membuat amarahku memuncak! Dasar wanita jalang tidak tahu diri!" Albern menjambak rambut Harnum hingga wajahnya mendongak.

Harnum sudah Kehilangan kata-kata karena suaranya pun sudah hilang. Ketika Albern sedang menyiksa Harnum, tiba-tiba suara Rully mengejutkannya. Rully yang menyaksikan itu menatap iba pada Harnum. Dia masih mengingat bahwa Harnum adalah wanita yang dulu suaminya dibunuh oleh sang King Mafia. Lalu, Rully berjalan mendekati Harnum.

"King Al, tanganmu terluka, kau harus diobati," ucap Rully dengan penuh perhatian.

Itulah yang Albern sukai dari Rully. Karena sekecil apapun luka maupun masalah yang sedang ia rasakan atau hadapi, Rully selalu peduli dan selalu memperhatikannya.

"Tidak mengapa, Rully, Ini hanya luka kecil saja. Ada apa kau kemari pagi-pagi buta seperti ini?" kata Albern dengan ketus.

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, King, dan itu tidak bisa dibicarakan melalui telepon. Kita harus berbicara secara empat mata," papar Rully.

Rully tengah berbicara pada Albern, tetapi matanya tidak luput dari Harnum. Albern memperhatikan itu dan dia tahu bahwa anak buahnya tersebut sedari tadi memperhatikan wajah Harnum.

"Jaga pandanganmu itu, Rully! Apa kau ingin bola matamu itu aku keluarkan dari tempatnya!" hardik Albern dengan sarkas.

Rully meneguk ludahnya dengan kasar. Dia sangat tahu sepak terjang sang King Mafia yang tidak pernah main-main dengan ucapannya.

"Maafkan aku, King, aku tidak sengaja," sahut Rully.

"Ya, sudah, lebih baik kita masuk ke dalam saja jika kau ingin membicarakan sesuatu." Albern berjalan terlebih dahulu.

Sementara Rully, dia sangat berat untuk beranjak dari tempat tersebut. Ingin rasanya dia membuka ikatan tangan Harnum, tetapi dia tidak berani melakukannya karena dia takut jika dia akan dihukum oleh sang King Mafia.

Albern yang dari tadi sudah berjalan, seketika menghentikan langkahnya karena dia merasa bahwa Rully tidak mengikutinya. Lalu, Albern melihat ke arah belakang. Dan dia melihat jika Rully sedang menatap Harnum dan Harnum pun membalas tatapan Rully.

Entah mengapa, emosi Albern semakin memuncak. Tiba-tiba Albern kembali berjalan mendekati Harnum dan Rully, lalu ia melepaskan ikatan Harnum.

"Masuk ke gudang dan tunggu aku! Aku akan menemuimu sebentar lagi. Dan Ingat, jangan sampai kau melakukan hal-hal yang tidak aku sukai, mengerti?!" usir Albern dengan tegas.

Harnum hanya menganggukkan kepala saja. Dengan tertatih-tatih ia berjalan melewati tubuh Rully dan Albern. Namun, dia kehilangan keseimbangan tubuhnya dan hampir saja terjatuh.

Rully yang berada di tempat itu seketika langsung memegang tubuh Harnum. Tangannya memegang punggung Harnum yang dipenuhi oleh darah. Albern kembali merasa emosi melihatnya.

"Rully! Apakah tanganmu itu ingin aku remukkan?!" berang Albern.

Seketika, Rully melepaskan pegangan tangannya dari tubuh Harnum sehingga membuat Harnum kehilangan keseimbangan dan terjatuh di tanah. Harnum sudah tidak memiliki tenaga lagi dan matanya pun terpejam. Hingga akhirnya, ia tidak sadarkan diri.

"King, wanita ini pingsan. Bagaimana ini?" tutur Rully dengan penuh kekhawatiran.

"Kau pergilah duluan ke paviliun! Nanti aku menyusul!" titah Albern.

Tanpa berpikir panjang lagi, Albern langsung membopong tubuh Harnum dan dibawanya masuk ke dalam rumah tua tersebut. Albern membawa tubuh Harnum ke gudang, di mana kamar Harnum berada. Lalu, dia menyuruh Bu Mira untuk membersihkan tubuh Harnum.

"Dasar wanita sialan, selalu menyusahkanku saja!" umpat Albern.

***

Sementara itu, di mansion milik Albern yang berada di kota Jakarta. Terlihat Monica yang sedang berada di sana. Dan seperti biasanya, dia selalu sok berkuasa di rumah keluarga besar milik Albern tersebut. Monica yang selalu mengatur di mansion itu.

"Hey, kalian! Kalian tentu tahu, kan bahwa aku ini adalah calon Nyonya di rumah ini? Jadi, kalian harus menurutiku! Sekarang, aku sedang ingin makan masakan western. Jadi, aku ingin kalian membuatkannya untukku!" cetus Monica dengan begitu angkuhnya.

Semua para pelayan yang berada di mansion tersebut mematuhi perintah Monica. Karena mereka mempercayai bahwa dia memang benar adalah calon istri dari sang bos, yaitu Albern.

Monica pada saat itu langsung berjalan menuju ke kolam renang yang berada di lantai tiga. Lalu, dia berenang di sana. Monica tidak menyadari bahwa semua tingkah lakunya itu dipantau oleh Albern.

Albern sudah memasang CCTV tersembunyi yang sangat kecil sehingga tidak diketahui oleh Monica. CCTV itu terhubung di ponsel miliknya. Sehingga Albern mengetahui semua aktivitas Monica di mansionnya.

"Monica, kau tidak pernah bosan untuk mengganggu hidupku. Sebenarnya apa maumu? Aku selalu menolakmu beribu kali, tetapi mengapa kau selalu memaksaku?"

"Aku tidak suka pemaksaan. Mengapa kau tidak mendekati laki-laki lain saja? Aku tidak pernah mencintaimu dan aku belum pernah mencintai ataupun merasakan jatuh cinta terhadap wanita," monolog Albern.

Albern terus saja menatap ponselnya yang sedang menampakkan aktivitas Monica.

"Aku membenci wanita karena semuanya sama. Semuanya pengkhianat. Aku tidak menyukainya dan juga aku mengingat kematian Kakakku terjadi karena pengkhianatan sehingga aku bertambah membenci yang namanya ikatan cinta. Tidak ada kata cinta dalam hidupku. Tidak ada ikatan cinta dalam hidupku. Hidupku ini adalah hidup yang bebas!" Albern kembali bermonolog.

Tiba-tiba, mata Albern melihat ke arah luar dan ia melihat Harnum yang sedang membersihkan halaman belakang. Albern memperhatikannya dari paviliun.

"Harnum, nyawamu ada di tanganku! Nyawamu ada di dalam genggamanku!"

TO BE CONTINUED

Related chapters

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   9.Harimau Dirga

    Albern terus saja menatap ke arah Harnum sembari membatin.'Nyawamu ada di dalam genggamanku, perempuan jalang! Aku akan menyiksa keseluruhan hidupmu!' Prang!Albern terkejut ketika mendengar suara benda jatuh dan pecah yang berasal dari depan paviliunnya, lalu ia segera keluar. Dan ternyata, Harnum lah yang tanpa sengaja menabrak patung naga miliknya sehingga menjadi hancur berkeping-keping.Emosi Albern yang memang selalu tidak stabil jika berhadapan dengan Harnum tersebut, langsung melampiaskan amarahnya tersebut kepada Harnum. Dia menjambak rambut Harnum dan diseretnya menuju belakang paviliun."Kau memang benar-benar wanita laknat! Sialan kau! Kau selalu saja membuat masalah denganku! Kau memang benar-benar selalu menguji kesabaranku! Dasar wanita jalang tidak tahu diri!" teriak Albern dengan lantang.Albern terus menyeret tubuh Harnum menuju ke belakang paviliun. Dan ternyata, di sana terdapat sebuah hutan yang sengaja dipelihara oleh Albern. Di sana terdapat banyak hewan peliha

    Last Updated : 2023-08-26
  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   10.Penangkaran Buaya

    Siang itu, Harnum sedang membersihkan lantai 2 di rumah tua. Lalu, ketika melewati kamar rahasia yang dilarang oleh Albern agar tidak dimasuki oleh siapapun itu, dia tiba-tiba menghentikan langkahnya. Matanya menatap ke arah pintu kamar tersebut yang terlihat tertutup sangat rapat.Harnum merasa sangat penasaran dengan isi kamar itu. Mengapa kamar itu menjadi kamar rahasia yang tidak boleh dimasuki oleh siapapun selain Albern. Karena rasa penasaran Harnum yang begitu tinggi, akhirnya perlahan ia berjalan menuju kamar tersebut dan perlahan ia membuka pintu yang ternyata pintu tersebut tidak dikunci sehingga ia bisa masuk ke dalam kamar tersebut.Lalu, Harnum berjalan menyusuri ruangan kamar tersebut. Matanya terus menatap ke dinding. Dia terus saja berjalan menyusuri kamar itu. Dan tiba-tiba matanya melihat sebuah lukisan seorang wanita yang sangat cantik. Harnum mendekati lukisan itu, perlahan tangannya meraba-raba lukisan tersebut.'Ini lukisan siapa, ya? Cantik sekali,' batinnya.Ent

    Last Updated : 2023-08-28
  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   11.Emosi Albern

    Malam itu, suasana di belakang paviliun milik Albern, tepatnya di penangkaran buaya. Terlihat Harnum yang masih digantung oleh Albern di atas danau itu sudah tampak lemas. Sementara buaya-buaya yang besar-besar itu sudah siaga menanti tubuh Harnum jatuh ke bawah, sedangkan Albern masih senantiasa mempermainkan tubuh Harnum dan menaik turunkannya.Harnum sudah kehilangan suara untuk berteriak meminta tolong agar dilepaskan. Namun, semakin Harnum meminta tolong untuk dilepaskan maka semakin menggilalah Albern untuk mempermainkan tubuhnya. Kesadaran Harnum sudah mulai menipis. Dan dalam bayangannya terlihatlah sang suami—Reno, yang menggunakan pakaian serba putih menghampirinya.Reno terlihat mengulurkan tangannya untuk mengajak Harnum pergi. Lalu, Harnum dalam keadaan mata terpejam, tangannya melambai-lambai seakan-akan sedang meraih sesuatu. Dan tindakan Harnum tersebut menjadi perhatian Albern."Mas Reno, aku ingin ikut denganmu, Mas. Bawa aku pergi dari dunia yang kejam ini, Mas. Ak

    Last Updated : 2023-08-29
  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   12.Horseback Archery

    Ketika Rully tengah memandangi Harnum secara diam-diam, tiba-tiba ada suara orang yang berdehem dan itu sangat mengejutkannya."Ehem ... sedang apa kau di situ, Rully?"Rully terhenyak dan langsung melihat ke arah sumber suara. Ternyata itu adalah suara sang King Mafia. Rully merasa ketar-ketir, ia seperti dipergoki sedang mengintip istri orang. Dengan susah payah Rully meneguk ludahnya."Sedang apa kau di situ?" tanya Albern sekali lagi sembari memasukkan kedua tangannya di saku celana.Sementara Rully merasa seperti maling yang tertangkap basah. Dia sedang berpikir keras, alasan apa yang tepat agar sang King Mafia tidak murka padanya."King, maaf, aku kemari tanpa menghubungimu terlebih dahulu. Aku kemari karena ingin membicarakan tentang bisnis tanah yang sedang kita jalani di pulau seberang," ujar Rully."Hmm ... bukankah untuk masalah bisnis tanah itu aku sudah menyerahkannya padamu? Dan aku percayakan kepadamu? Jadi, silakan kau yang mengurusnya karena kau tahu sendiri aku sedang

    Last Updated : 2023-08-30
  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   13.Harnum Tenggelam

    Rully yang melihat harnum tidak sadarkan diri itu, segera menghampirinya, tetapi sebelum tangan Rully menyentuh tubuh Harnum, Albern langsung memanah di hadapan Rully."Jika kau sampai berani menyentuh tubuh wanita itu maka aku akan memanah tanganmu!" teriak Albern.Seketika Rully pun melepaskan tangannya dari tubuh Harnum, sedangkan Albern langsung turun dari kudanya dan langsung menghampiri Harnum. Tanpa banyak bicara, Albern langsung membopong tubuh Harnum dan dibawanya masuk ke dalam paviliun. Entah mengapa, karena ada Rully, Albern seperti sangat tidak ingin jika Rully selalu ingin dekat-dekat dengan Harnum."King, apa yang harus aku lakukan? Apakah aku bisa melakukan sesuatu untuk membantu Nona Harnum?" tanya Rully.Albern langsung meletakkan tubuh Harnum di atas ranjang miliknya, lalu ia mendekati Rully."Tidak usah! Lebih baik kau pulang saja. Biarkan wanita itu menjadi urusanku!" sentak Albern."Baik, King, kalau begitu aku permisi." Akhirnya Rullly pun meninggalkan paviliun

    Last Updated : 2023-09-01
  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   14.Bertani dan Pembakaran Semak Belukar

    Albern terus saja mencaci maki Harnum dan sumpah serapah yang ia lontarkan tersebut terdengar oleh Harnum.Harnum bergegas masuk ke dalam gudang, dia langsung membersihkan diri dan mengganti pakaiannya karena waktu sudah menunjukkan waktu maghrib. Karena Harnum sudah melewati masa nifasnya maka dia sudah mulai bisa melakukan ibadah. Setelah selesai shalat, Harnum berdoa seraya menangis. Dia mendoakan Anak dan suaminya yang telah tiada. Tidak lupa, Harnum pun mengaji untuk mengirimkan doa untuk suami dan juga anaknya.Ketika Harnum sedang mengaji, tiba-tiba Albern masuk dan menendang pintu dengan sangat kencang. Harnum sangat terkejut dan langsung berdiri, sementara Albern yang dalam keadaan mabuk itu langsung menghampirinya."Dasar wanita jalang! Mengapa kau mesti hadir di dalam kehidupanku!" teriak Albern.Harnum sangat terkejut mendengar ucapan Albern tersebut. Lalu, dia segera melepaskan mukenanya dan merapikan alat shalatnya."Tuan Al, ada apa?" tanya Harnum.Albern bukannya menja

    Last Updated : 2023-09-19
  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   15.Harnum Berladang

    Hari itu, Harnum sedang sibuk menanam berbagai macam jenis sayur-mayur karena Albern memerintahkan padanya. Dan Harnum harus mengerjakannya seorang diri. Albern melarang Pak Toni dan Bu Mira agar tidak membantunya mengerjakannya.Harnum yang kelelahan, terlihat sesekali beristirahat, tetapi, di saat dia sedang beristirahat maka Albern yang melihat itu akan marah besar dan mencaci makinya dengan melontarkan berbagai macam perkataan dan ucapan yang sangat buruk dan menyakitkan."Siapa yang menyuruhmu untuk beristirahat? Jangan bermalas-malasan kau! Di sini kau bukan tinggal gratis! Kau diberi makan dan tempat tidur. Jika kau mengontrak tempat tinggal di tempat lain dan juga makan, kau pasti dimintai bayaran, tetapi di sini tidak, kau gratis!" teriak Albern.Harnum yang tengah beristirahat itu, seketika menatap wajah tampan, tapi menyeramkan milik sang King Mafia. Albern semakin bertambah emosi ketika Harnum malah menatapnya."Jadi ... kau harus tahu diri! Dasar wanita jalang! Kau benar-b

    Last Updated : 2023-09-25
  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   16.Kejutan Berupa Makam

    Harnum tentu saja sangat terkejut mendengar ucapan Rully. Dia menatap Rully dengan tajam. Dia yang tadinya sedang fokus bercocok tanam itu, seketika langsung menghentikan kegiatannya. Harnum menatap tajam pada Rully, sementara Rully merasa seperti salah tingkah sendiri karena ditatap seperti itu oleh Harnum."Mengapa kau menatapku seperti itu, Nona Harnum?" tanya Rully."Tuan Rully, coba kau ulangi lagi apa yang kau katakan tadi. Apakah aku tidak salah mendengar ucapanmu?" ujar Harnum."Maksudku ... aku tahu di mana letak makam suamimu. Jika kau mau berkunjung atau berziarah, aku bisa mengantarkanmu.""Apakah kau bercanda?""Tidak, aku tidak bercanda, aku berbicara serius dan bersungguh-sungguh."Harnum semakin menatap tajam pada Rully. Ia mengernyitkan keningnya dan matanya menjadi menyipit, sementara Rully meneguk ludahnya dengan susah payah, rasanya ia seperti sedang dikuliti oleh Harnum."Kau tentu saja bercanda, Tuan Rully. Kau jangan mempermainkanku! Bukankah kau dan anak buahmu

    Last Updated : 2023-09-29

Latest chapter

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   90.Ex of Mafia

    Tanpa terasa, kini twins A sudah berusia 4 tahun. Dan pada saat itu di mansion AB sedang mengadakan pesta ulang tahun twins A yang ke 4.Perayaan ulang tahun yang sangat meriah itu begitu terasa. Apalagi semua keluarga para tangan kanan Albern hadir di sana. Willy, Rully, George, dan Neil, bersama istri dan anak mereka ikut menghadiri pesta tersebut.Anak-anak mereka yang berusia tidak jauh beda dengan twins A, kini sedang berlari-larian bersama twins A. Nora dan Nancy pun juga sudah memiliki anak berusia 3 tahun yang berjenis kelamin perempuan.Kebahagiaan makin terpancar di wajah semuanya. Mereka selalu kompak dan saling mendukung satu sama lain itu, menjadi kelebihan yang dimiliki oleh mereka.“Happy birthday twins A, Ardam Barnard dan Aveline Barnard, cucu-cucu oma. Tak terasa, ya, usia kalian sudah 4 tahun. Kalian semakin cantik dan tampan,” ucap Mama Marsha.“Ardam tampan seperti Daddy, dan adik Aveline cantik seperti Mommy,” ujar Ardam.Semua orang tertawa mendengarnya. Ardam m

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   89.Twins Baby

    Albern meneguk ludahnya dengan susah payah. Wajahnya memucat karena dia merasa panik. Dan dia justru berlari ke sana kemari karena otaknya tiba-tiba buntu.Harnum yang melihatnya merasa kesal. “By, apa yang kau lakukan? Mengapa kau malah lari ke sana ke mari. Perutku sakit, By, aku kontraksi,” ujarnya.“Ah, iya, Sayang. A-aku … aku … aduh, bagaimana ini? Sayang, maafkan aku karena aku telah membuatmu seperti ini. Kau pasti merasa pusing ‘kan karena ucapanku tadi sehingga membuatmu tidak nyaman dan banyak pikiran dan mengakibatkan kau merasa kesakitan di perutmu, lalu kontraksi.” Albern berbicara panjang tanpa jeda.Wajah Harnum meringis menahan sakit yang tiada tara. ”T-tidak begitu, By. Ah … mungkin ini memang sudah waktunya. Karena aku memang sudah hamil 9 bulan. Jadi, aku kontraksi.”“Aduh, By, ah … tolong panggilkan Bibi dan para asisten … bukan … ah maksudku panggil ketua pelayan di mansion ini.”Albern yang sedang panik itu sudah tidak mengingat lagi siapa nama ketua pelayannya,

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   88.Pindah Rumah

    Sementara itu di dalam kamar tamu, tepatnya di kamar pasangan George dan Nora. Malam itu Nora terlihat selalu murung. George sedari tadi memperhatikannya.Nora membelakangi George. Dia sudah menggunakan selimut. George yang awalnya sedang sibuk di layar laptop, kini dia menghentikan kegiatannya tersebut karena dia merasa bahwa sang istri sedang banyak pikiran.Lalu, ia langsung menghampirinya. George ikut merebahkan tubuhnya dan dia memeluk sang istri dari belakang. Tangan kanannya membelai-belai kepala Nora, sedangkan tangan kirinya mengelus-elus perut Nora.Dia sangat tahu bahwa Nora sedang memikirkan tentang dirinya yang belum mengandung. Apalagi Nora melihat Jennifer dan Monica yang sudah melahirkan, yang sudah memiliki anak, serta Harnum yang tengah mengandung.“Kau sudah mendengarkan ucapan Nona Harnum, lalu mengapa kau masih melamun dan memikirkan tentang itu, hmm?” George mencium pipi Nora, kemudian beralih ke telinganya dan menggigitinya.“Lepaskan, Sayang, aku sedang tidak i

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   87.Monica Melahirkan

    Malam itu pun juga Monica langsung dibawa ke rumah sakit dan langsung ditangani oleh tim medis.Monica melahirkan secara normal, sama halnya seperti Jennifer waktu itu. Karena mereka ingin merasakan menjadi seorang ibu seutuhnya sehingga mereka berusaha dan berjuang melahirkan tanpa operasi.Sebenarnya Rully dan kedua orang tuanya menyarankan agar dia di operasi caesar saja, tetapi Monica tidak mau. Dia benar-benar berusaha dan berjuang melahirkan secara normal.Tangisan bayi kini menggema di dalam ruangan persalinan. Bayi Monica dan Rully itu berjenis kelamin laki-laki. Pancaran kebahagiaan kian terpancar di wajah Rully dan Monica. Mereka benar-benar merasa sangat bahagia atas kelahiran putra pertamanya tersebut.Bayi laki-laki itu diberi nama Rafael Morgan. Harnum tiada henti memandang baby Rafael tersebut. Rasanya dia pun ingin segera melahirkan kala itu juga.Begitu pula dengan Nora dan Nancy, keduanya nampak ikut berbahagia menyambut kelahiran baby Rafael. Nora dan Nancy yang bel

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   86.Keputusan Berat

    Semuanya saling berpandangan ketika mereka melihat Harnum yang tengah merajuk. Bibirnya terlihat memberengut. Perasaan wanita yang sedang hamil benar-benar sangat sensitif sekali, tidak bisa salah sedikit akan mengenai hatinya.Albern merayunya agar tidak marah lagi, sedangkan kedua pasang suami istri itu bergegas keluar ketika melihat suasana yang semakin menegangkan. Mereka turun ke lantai bawah dan menuju ke gazebo di belakang mansion. Kini, mereka berempat duduk di sana. Sementara Albern tengah sibuk merayu dan membujuk Harnum. “Sayangku, mengapa kau marah? Kami tadi tidak bermaksud membuatmu bersedih.”“Aku tadi sedang berbicara membahas Neil dan George, tetapi kalian malah saling berpandangan seperti itu. Apa maksud kalian? Kau juga samanya. Aku membencimu!” Harnum masih saja marah pada Albern. “Sudah, sana pergi! Aku ingin sendiri.” Harnum pun langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.Albern yang melihat itu bertambah pusing. “

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   85.Menemukan Nora

    George bergegas keluar dari mobil. Dia berlari kencang ke arah dermaga. George langsung memeluk tubuh seseorang yang dia anggap adalah Nora.“Nora, Sayang, akhirnya aku menemukanmu.” George semakin mengeratkan pelukannya.Sementara perempuan yang dipeluk tersebut berusaha sekuat tenaga melepaskan pelukan George. “Tuan, tolong lepaskan, saya bukan Nora.”Deg!Deg!Jantung George berdetak semakin cepat dan bertalu-talu. Dia melepaskan pelukannya dan menatap wajah perempuan tersebut yang ternyata memang bukan Nora.“M-maaf, aku salah orang. Aku kira kau istriku karena postur tubuhmu sama persis,” ujar George.Dia melangkah dengan lunglai meninggalkan bandara. Air mata semakin deras membasahi pipinya. Langkah kakinya berjalan tanpa arah. Neil dan Nancy yang melihatnya ikut meneteskan air mata.Lalu, mereka menuntun George untuk duduk di sebuah bangku yang terletak di pinggir pantai. Di pantai tersebut terdapat banyak penginapan.“George, ayo, kita ke penginapan saja agar kau bisa beristir

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   84.Harnum Hamil

    Pagi itu, Albern terlihat sudah rapi. Dia sudah mengenakan pakaian untuk berangkat ke kantor. Dan kini dia tengah mengenakan arloji.Biasanya, Harnum sudah menyiapkan semua pakaiannya dan segala kebutuhannya untuk berangkat ke kantor. Namun, pagi itu Harnum justru masih bergulat dalam selimut, dia belum bangun sehingga Albern berinisiatif untuk bersiap-siap tanpa membangunkan sang istri.Akan tetapi, dia merasa aneh karena tidak biasanya Harnum bersikap seperti itu. Istrinya tersebut adalah tipikal wanita yang pekerja keras, dan bukanlah wanita pemalas. Karena sebelum subuh, Harnum sudah bangun dan menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim, juga menjalankan kewajiban sebagai seorang istri. Walaupun di mansionnya terdapat banyak asisten rumah tangga, tetapi di dalam hal memasak untuk sang suami, Harnum lah yang selalu mengerjakannya. Meskipun Albern sudah berulang kali melarang sang istri agar tidak melakukan aktivitas apa-apa, tetapi Harnum yang sejak kecil sudah terbiasa bekerja

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   83.Nora Pergi

    Malam hari pun tiba. Nora yang sejak siang tadi tengah merajuk, kini dia sudah terlelap terlebih dahulu. Begitu pula dengan Nancy, dia juga sudah mengurung diri di dalam kamar. Kini, seperti biasanya George dan Neil tengah duduk di mini bar markas tersebut. Wajah George terlihat saat kusut sekali. Neil yang sedari tadi memperhatikan rekannya itu, merasa sangat penasaran.“Hei, George, ada apa denganmu? Mengapa kau sejak siang tadi terlihat sangat berbeda, dan mengapa ketika kita sedang berbincang-bincang dengan King dan yang lainnya, tapi kau tiba-tiba meninggalkan kami begitu saja?” tanya Neil. Dia benar-benar merasa sangat penasaran sekali melihat wajah George yang sangat kusut tersebut.George menghela napas dengan berat. Dia menyugar rambutnya, dan bahkan dia terkadang menarik-narik rambutnya karena merasa kesal sendiri. Neil pun semakin merasa keheranan melihatnya. Dia menepuk-nepuk pundak George.“George, berceritalah padaku agar bebanmu lebih ringan. Ada apa? Kau tidak seperti

  • DENDAM DAN CINTA KING MAFIA   82.Malam Pengantin

    Nancy terlihat malu-malu, tetapi dia menganggukkan kepala. Neil yang mendapati respon itu langsung tersenyum sumringah.Perlahan, Neil mendekati Nancy yang masih mengenakan gaun pengantin itu. Dia terlihat sangat kesulitan, lalu dia membuka resleting gaun tersebut.Neil meneguk ludahnya ketika melihat punggung Nancy yang sangat putih mulus tanpa cela itu. Tangannya gemetar ketika mengelus punggung sang istri yang begitu lembut. Nancy memejamkan mata. Tubuhnya panas dingin dan gemetar mendapati perlakuan manis dari sang suami. Perlahan, Neil mendekatkan wajahnya pada punggung Nancy, lalu dia mengecupnya, kemudian mengecup pundak Nancy dan beralih ke tengkuknya, kemudian turun ke lehernya. Nancy mendongakkan wajahnya. Karena Neil mendapatkan akses dari sang istri, dia pun membalik tubuh Nancy hingga menghadapnya. Neil tak jemu-jemu menatap kecantikan sang istri.Kemudian, Neil memegang kedua rahang Nancy, lalu dia mengecup bibirnya dan melumatnya dengan lembut, tetapi penuh dengan gai

DMCA.com Protection Status