Share

DC 05

Author: Castiellaa
last update Last Updated: 2021-09-06 13:54:21

Joe menghubungi Marsha , dia meminta gadis itu untuk segera menyerahkan data diri dengan alasan data karyawan perusahaan. Sebenarnya Joe tidak yakin dengan permintaan Albert, apalagi ini tidak sesuai dengan perjanjian. Tetapi sulit untuk menolak Albert, dia masih ingin hidup.

Berbeda dengan Marsha yang dibuat bingung, dia segera mengirim email dengan data diri dan file lainnya. Marsha pikir data diri atau file lainnya akan diserahkan saat dia datang untuk interview. Tetapi kali ini Joe memintanya untuk mengirim lewat email. Marsha hanya berfikir positif, mungkin dengan email mempermudah Joe untuk membuat data karyawan baru.

Marsha segera mengemasi barang-barang yang akan dia bawa untuk ke Jakarta. Tidak terlalu banyak, hanya membawa baju untuk bekerja dan juga baju santai. Serta beberapa perlengkapan lain dan juga laptop. Marsha tersenyum dan menghembuskan nafas berat. Sejak mengetahui respon orangtuanya Marsha sedikit merasakan sakit hati. Namun dia hanya bisa memendam perasaan itu.

"Oke, semoga kerjaan kali ini bisa bikin mereka tidak membenciku," Ujar Marsha berharap.

Malam menunjukkan pukul 23.15 , Marsha pun mendapatkan pesan baru dari Joe. Pada pesan itu tertulis , agar Marsha datang ke hotel saat mereka bertemu. Mereka akan berangkat ke Jakarta bersama. Marsha merebahkan tubuhnya diatas ranjang, pikirannya tertuju pada laki-laki yang dia sukai.

"Aku bakal kangen sama kamu," Ujar Marsha sembari memejamkan mata dan tertidur.

••••••••••

Hari pun sudah pagi, Marsha sudah siap dengan setelan simpel. Dia sedikit memoles make up pada wajahnya, agar tidak terlalu pucat dan kelihatan lebih segar. Ia mendorong koper keluar dari kamarnya. Terlihat sepi dalam rumahnya karena orang tuanya belum bangun, begitupun dengan Andreas.

Untuk kali ini, Marsha tidak memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah. Marsha kembali mendapat pesan dari Joe, dia meminta Marsha untuk segera datang ke hotel. Marsha melangkah mendekati kamar kedua orang tuanya, terlihat Margareth dan Admaja yang masih tertidur pulas.

"Ma—pa—" panggil Marsha pada mereka yang masih tidur.

"Ma—pa—bangun, Marsha mau pamit," Ujarnya kembali sembari menepuk lengan Margareth dan Admaja.

Margareth menggeliatkan tubuhnya, dia sangat terganggu karena dibangunkan.

"Ngapain kamu ganggu tidur saya!" Bentak Margareth , kesal karena dibangunkan.

"Marsha mau pamit ma, Marsha harus berangkat ke Jakarta," Ujarnya menunduk.

"Apa sih berisik sekali," Ujar Admaja yang baru saja terbangun dari tidurnya.

"Ya udah sana berangkat," Kata Margareth tidak perduli.

Admaja yang baru terbangun seperti tidak mendengar ucapan Marsha saat dia pamit.

"Berangkat kemana?" Tanyanya pada Marsha.

"Marsha hari ini ke Jakarta pa, Marsha ijin pamit."

Admaja mengangguk-anggukan kepalanya, dia lupa jika anak perempuannya semalam meminta ijin untuk kerja di Jakarta.

"Oh ya sudah, hati-hati dijalan," Ujarnya dan kembali merebahkan diri.

Marsha tersenyum kecut, dia kecewa dengan respon orang tuanya yang seakan tidak perduli dirinya pergi. "Ya sudah pa, ma. Marsha pergi dulu," Ujarnya kemudian keluar dari kamar orang tuanya.

Marsha berjalan keluar dari rumahnya. Dia sudah memesan Taxi online sebelumnya. Mobil pun melaju menuju hotel, Marsha pun melihat kearah jalanan. Pikirannya berkecamuk, untuk saat ini Marsha merasa ragu untuk bekerja di Jakarta.

"Kenapa aku mendadak jadi tidak yakin begini ya," Ujarnya dalam hati.

Marsha menggelengkan kepalanya untuk membuang pikiran negatifnya. Dia memantapkan lagi keputusannya. Dia yakin tidak akan terjadi apa-apa dengan dirinya.

•••••••••

Marsha telah sampai di hotel tempat Joe dan Albert menginap. Ia menghubungi Joe dan memberitahu Joe jika dirinya telah sampai di hotel. Marsha masuk kedalam lobi hotel, dia duduk pada kursi yang tersedia di lobi dan menunggu kedatangan Joe.

Marsha berkali-kali mengecek handphonenya. Dia ingin sekali mengirim pesan pada Arion , namun di jam segini dia yakin jika Arion belum bangun dari tidurnya. Karena ini masih cukup pagi untuk dia bangun.

Joe datang bersama Albert dibelakangnya. Marsha berdiri dan tersenyum pada kedua laki-laki itu. Joe membalas senyuman Marsha berbeda dengan Albert yang hanya cuek namun memberi tatapan tajam yang membuat Marsha tidak nyaman.

"Sudah siap untuk berangkat Marsha?" Tanya Joe tersenyum pada Marsha.

Marsha menganggu dan membalas senyum Joe. "Saya sudah siap pak," Ujarnya pada Joe.

"Jangan panggil saya pak, panggil saja dengan sebutan nama," Pinta Joe pada Marsha.

Marsha tersenyum kikuk, namun dia mengiyakan permintaan Joe.

Albert masih menatap gadis cantik yang sedang berbincang dengan asisten pribadinya itu. Dia salah fokus pada bibir pink milik gadis itu. Ah jika saja gadis itu adalah kekasihnya mungkin Albert akan segera mencium dan melumat bibir gadis itu.

"Mobil yang menjemput sudah siap?" Tanya Albert yang berdiri dibelakang Joe.

Joe mengecek handphonenya, "mobilnya sudah siap tuan. Mobilnya sudah menunggu didepan hotel," Ujar Joe menatap Albert.

"Jika seperti itu, ayo berangkat. Jangan membuang waktu," Kata Albert dan berjalan meninggalkan Joe serta Marsha.

Joe mengajak Marsha untuk segera menyusul Albert. Marsha pun dengan sigap menarik kopernya dan berjalan mengikuti Joe. Albert sudah masuk kedalam mobil yang disediakan untuk mengantarkannya ke bandara. Sedangkan Joe membantu Marsha memasukkan koper kedalam bagasi.

"Semua sudah kan?" Tanya Joe memastikan.

Marsha mengangguk, "sudah semua."

"Ayo masuk, jangan buat bos kita marah, " Ajak Joe dan masuk kedalam mobil.

Joe berada di kursi penumpang yang ada didepan. Sedangkan Marsha berada dibelakang disamping Albert. Sejak perjalanan , Albert sering curi pandang kearah Marsha. Hal itu pun disadari oleh Marsha sendiri. Sedikit risih namun Marsha bersikap seolah dia tidak memperhatikan Albert yang curi-curi pandang terhadapnya.

Mobil pun sampai di bandara. Marsha sempat bingung, pasalnya dia tidak memiliki paspor. Bagaimana bisa dia menaiki pesawat menuju Jakarta.

"Maaf sebelumnya , apa kita ke Jakarta menggunakan pesawat?" Tanya Marsha pada Joe dan juga Albert.

Joe mengangguk dan tersenyum. "Kamu tenang saja, saya sudah buatkan kamu paspor," Ujarnya

Marsha menghela nafas lega. Dia lega karena Joe sudah membuatkannya paspor. Tetapi dia juga bingung, bagaimana bisa Joe secepat itu membuat paspor.

Mereka memasuki pesawat yang akan take off dalam 5 menit. Marsha baru pertama kali menaiki pesawat sedikit norak. Albert yang melihat tingkah Marsha pun hanya tersenyum gemas. Sedangkan Joe menggelengkan kepalanya melihat Marsha yang masih terkagum melihat isi pesawat.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di Jakarta. Albert memilih untuk pergi ke restoran yang ada di bandara untuk mengisi perutnya. Diikuti oleh Joe dan Marsha mereka akhirnya makan untuk mengisi tenaga.

"Penerbangan selanjutnya tinggal 10 menit lagi tuan, sebaiknya kita bersiap," Ujar Joe pada Albert.

Albert mengangguk dan kembali fokus pada kopi yang dia pesan.

"Penerbangan?" Tanya Marsha Joe , pasalnya bukannya mereka sudah sampai di Jakarta mengapa ada penerbangan lagi.

"Ya, saya belum memberitahumu sebelumnya. Jadi saya akan memberitahu sekarang. Tuan Albert memintaku untuk menempatkan mu di perusahaan pusat yang ada di Amerika. Jadi kita akan terbang kesana hari ini," Kata Joe menjelaskan.

"Apa!? Tapi ini diluar kesepakatan," Ujar Marsha Panik dan tidak terima karena Albert mengubah penempatannya.

"Semua sudah saya putuskan. Mau tidak mau kamu harus menuruti ini, karena jika kamu menolak kamu akan kehilangan kesempatan untuk bekerja," Ujar Albert santai.

Marsha masih shock, tapi dia tidak mampu menjawab ucapan Albert. Namun dia juga tidak ingin pergi ke Amerika, itu terlalu jauh untuknya. Marsha menghela nafas pasrah, firasatnya tadi pagi ternyata benar.

Sedangkan Albert yang melihat Marsha panik dan pasrah, dia tersenyum misterius dan menatap tajam gadis itu.

"Selamat datang di dunia Albert tuan putri," Ujar Albert dalam hati.

Related chapters

  • DANGEROUS CEO   DC 06

    Setelah lamanya perjalanan, kini mereka tiba pada tempat tujuan. Mobil melaju membelah kota California. Lamanya perjalanan membuat ketiga orang itu memilih untuk tidur didalam mobil. 1 jam sudah mereka menempuh perjalanan menggunakan mobil. Kini mereka sampai pada tempat tinggal Albert. "Uh lelah sekali badanku," ujar Joe mendudukkan diri dan menyenderkan tubuhnya pada sofa. "Maaf, ini ada dimana?" Tanya Marsha pada Joe yang baru saja memejamkan matanya. Sedangkan Albert , pria itu sudah masuk kedalam kamarnya. Joe membuka matanya dan duduk dengan normal, "ini rumah tuan Albert. Ah kau pasti bingung akan tinggal dimana. Apalagi aku yakin kamu belum menukarkan uangmu menjadi dolar," ujar Joe tepat pada sasaran kegelisahan Marsha. Marsha menunduk, hari ini seperti hari kesialan untuknya. Belum lagi kartu teleponnya yang tidak dapat digunakan di Negara Amerika membuatnya menghela nafas lelah. Dia tidak bisa menghubu

    Last Updated : 2021-09-20
  • DANGEROUS CEO   DC 07

    Marsha menggeliatkan tubuhnya, sayup-sayup dia membuka matanya. Saat tertidur tadi , dia merasakan ada seseorang yang mengelus kepalanya. Dia memang mengabaikannya tetapi elusan itu berubah menjadi kecupan yang membuatnya sedikit risih dan berakhir dia mencoba untuk membuka matanya.Dia mengedarkan matanya. Tidak ada orang lain dikamar ini selain dirinya, lalu siapa yang menciumi wajahnya ? Pikirnya. Dia merinding, tidak mungkin kan jika kamar yang dia tempati ada hantunya? Pikirnya lagi. Karena tidak mau berfikir dan dia sendiri takut akhirnya dia menaikkan selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.Sedangkan dibalik pintu penghubung, pria itu tersenyum misterius. Dia gemas dengan tingkah polos gadis yang terpampang pada layar monitor. Entah apa yang dipikirkan gadis itu , sampai menutup seluruh tubuhnya dengan selimut."Ah sepertinya aku tidak bisa menidurimu jika Joe masih ada disini," ujar pria itu menatap layar.&

    Last Updated : 2021-09-23
  • DANGEROUS CEO   DC 08

    Mereka telah sampai di perusahaan milik Albert. Kini Marsha mengikuti langkah Albert dan juga Joe yang sepertinya akan menuju ruangan Albert. Para karyawan lainnya memperhatikan Marsha yang berjalan di belakang Albert, mungkin mereka ingin tahu siapa gadis itu.Hari ini tidak briefing, hal itu membuat mereka yang bekerja pada perusahaan Albert tidak mengetahui siapa gadis itu. Kalaupun gadis itu adalah karyawan biasa, mengapa dia tidak berada pada lantai bawah. Mengapa dia ikut dengan Albert dan Joe memasuki lift khusus untuk CEO.Semua kembali fokus pada pekerjaannya, kini Marsha pun ikut duduk di meja yang ada dalam sebelah ruangan kerja Albert. Ruangan itu sepertinya adalah ruangan Joe bekerja. Namun kini akan menjadi ruangan gadis itu juga.Joe menerangkan apa saja yang harus dilakukan gadis itu saat bekerja, tiap 2 jam sebelum bekerja. Dia akan dilatih terlebih dahulu , termasuk berlatih speaking bahasa Inggris agar gadis itu

    Last Updated : 2021-09-26
  • DANGEROUS CEO   DC 09

    Marsha terbangun dengan mata sembab, sedangkan Albert laki-laki itu tampak biasa saja setelah kejadian semalam. Setelah membersihkan dirinya dan menaruh semua pakaiannya didalam koper , Marsha pergi keruang makan. Disana sudah ada Albert yang menatapnya tajam dan intens.Dia tidak membawa kopernya, karena dia harus meminta bantuan Joe terlebih dahulu untuk mendapatkan tempat tinggal. Setelahnya dia akan kembali dan mengambil koper untuk pindah. Gadis itu terlihat takut, apalagi dari gerak tubuh pria itu menyuruhnya untuk duduk.Tidak ada pembicaraan pada ruang makan itu, hanya dentingan sendok yang terdengar. Suasana hening membuat perasaan gadis itu tidak enak, bukan karena apa. Tetapi dia hanya takut dengan sosok Albert yang sedang makan tetapi matanya fokus menatapnya.Kakinya gemetar, dia teringat ucapan Albert semalam. Bagaimana bisa pria itu mengancamnya, lalu apa maksud dari yang dia inginkan. Me

    Last Updated : 2021-09-29
  • DANGEROUS CEO   DC 10

    Posisi Marsha kini terpojok, Albert mengunci tubuhnya hingga dia tidak bisa bergerak sama sekali. Ciuman pria itu sangat kasar. Bibirnya terasa perih karena pria itu terus menggigitnya dan memaksa lidahnya untuk masuk.Marsha kembali berontak, mencoba mendorong agar pria itu mau melepaskan dirinya. Walaupun Kungkungan tubuh pria itu sulit untuk ia goyah kan, dia tetap mencoba mendorong serta memukul dada pria tersebut agar mau memberikan celah untuk dirinya bisa melepaskan diri.Pertahanan gadis itu runtuh, Albert berhasil memasukkan lidahnya dan membelit daging tak bertulang gadis tersebut. Tangan gadis itu dia cekal keatas , sehingga tidak dapat melawan kekuatan pria itu. Tangan pria itu tidak tinggal diam, dia membuka kancing blouse yang dikenakan gadis itu, kini terlihat lah dua gundukan indah yang menggantung dibalik pakaian dalam gadis itu.Dia melepas ciumannya dan fokus menatap keindahan tubuh gadis y

    Last Updated : 2021-10-02
  • DANGEROUS CEO   DC 11

    Albert kembali bekerja. Sedangkan gadis itu, ah salah dirinya sudah tidak gadis lagi. Wanita itu masih tertidur karena pingsan. Pria itu tersenyum puas, keinginannya sudah terpenuhi. Untung saja Joe tidak ada di kantor, jadi dia tidak perlu takut menarik wanita itu dan menidurinya.Jangan salahkan dirinya, karena wanita itu sendiri yang memancing dirinya untuk melakukan hal itu. Ya walaupun dari awal memang tujuan pria itu adalah mengambil kesucian gadis itu. Tetapi dirinya memang tidak suka jika apa yang sudah dia klaim menjadi miliknya disentuh orang lain.Wanita itu terbangun, dia merasakan tubuhnya sangat sakit. Bahkan ikatan Pada tangannya belum juga dilepas. Dia kembali menangis, ingatan Albert menyetubuhinya membuatnya sakit. Isakan tangis wanita itu terekam jelas oleh sadap suara yang Albert pasang dan terhubung ke ponsel pria itu. Albert yang semula meneliti berkas mengalihkan pandangannya dan melihat CCTV yang

    Last Updated : 2021-10-05
  • DANGEROUS CEO   DC 12

    Joe telah kembali dari tugasnya, kini saatnya dia beristirahat sejenak dengan mendudukkan dirinya pada kursi kerja kesayangannya. Pria itu meminum Americano yang dia beli saat kembali ke kantor. Dia memperhatikan sekitar, sepertinya ada yang kurang."Dimana gadis itu?" Pikirnya. Seseorang datang membuat pria yang duduk santai diatas kursi kesayangannya itu menoleh kearah objek yang sedang berjalan kearah kursi disampingnya. Dia adalah Marsha, gadis itu datang dengan membawa tas yang pria itu rasa adalah tas dari brand yang cukup terkenal.Bukankah gadis itu tadi memakai setelan berwarna biru Dongker? Mengapa sekarang berubah menjadi dress mahal yang dia kenakan. Ah soal gadis itu, Joe belum tahu jika Marsha sudah tidak gadis lagi. Dan dia akan menganggap seperti itu selama dia tidak mengetahuinya.Pria itu masih memperhatikan gadis yang kini tengah meringis saat mendudukkan dirinya,

    Last Updated : 2021-10-08
  • DANGEROUS CEO   DC 13

    Marsha merebahkan tubuhnya pada ranjang empuk yang berada di kamarnya. Dia memejamkan matanya dan menghirup udara bebas. Wanita itu tersenyum, akhirnya dirinya bebas dari jeratan Albert. Pikirnya.Setelah dibantu Joe mengeluarkan barang yang dia bawa, dia juga diantar pria itu untuk membeli stok bahan makanan. Dia sangat berterima kasih pada pria tersebut. Setidaknya masih ada orang baik yang mau membantunya dan tidak bersikap kurang ajar pada dirinya.Dia merasakan lelah pada tubuhnya, bagaimana pun juga hari ini adalah hari naas dimana dia dilecehkan oleh bos nya sendiri. Ingin dia merutuki dirinya yang tak bisa melawan Albert. Tetapi mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi. Dan yang sudah terenggut tidak bisa kembali lagi. Dia hanya berharap semoga laki-laki yang akan menjadi masa depannya mau menerima dirinya apa adanya.Matanya mulai berat. Tanpa rasa takut akhirnya dia bisa tertidur dengan damai.

    Last Updated : 2021-10-11

Latest chapter

  • DANGEROUS CEO   DC.40

    happy reading....Marsha menutup pintu kamar kosnya dengan cepat, lalu ia kunci dan berakhir ia duduk di depan pintunya dengan badan yang sedikit bergetar karena ketakutan. Ia sedikit was-was dengan orang yang mengikutinya. itu bukan perasaannya saja, tetapi memang ia diikuti sedari ia pulang dari pabrik. ia menelungkupkan kepalanya di sela kakinya, meredakan kepanikan yang ada dalam dirinya juga dan memejamkan matanya untuk sekedar memberikan rasa aman pada dirinya. Ia sudah berusaha keras untuk menghindar dari sesuatu yang membahayakannya, tetapi mengapa sekarang rasanya ia kembali pada masa dimana ia merasa hancur. "Aku takut," ujarnya, lalu mulai meneteskan air matanya. hatinya terasa sakit, otaknya bergemuruh menyusun banyaknya kejadian yang ia alami. giginya bergemelatuk merasakan ketakutan yang amat menyesakkan dirinya. Ia mohon pada Tuhannya, agar hidupnya bisa lebih tenang tanpa adanya cobaan yang dapat membunuhnya. Tetapi sekarang apakah masih bisa? Setelah pesan-pesan y

  • DANGEROUS CEO   DC 39

    happy reading...Seorang pria menatap layar komputer yang tengah menampilkan data perusahaan yang ia kelola. Sesekali ia bersenandung untuk meramaikan ruangannya tersebut. Sepertinya perusahaan cabang miliknya di Jakarta sudah terselesaikan segala permasalahannya. Harusnya ia tidak berada di Indonesia sekarang. Namun, apalah daya. Ia harus mendapatkan gadisnya sebelum ia kembali ke Amerika. Tampaknya California sekarang merindukan kehadiran gadisnya itu. Sebenarnya ia marah semalaman, karena gadisnya tidak membalas sama sekali pesan yang ia kirimkan. Bahkan teleponnya pun tidak ia jawab juga. Andaikan gadisnya tersebut ada dihadapannya, mungkin Albert dengan keras akan memberikan gadis itu hukuman. Namun sayang sekali, gadis itu jauh dari hadapannya. Jadi, ia hanya melampiaskannya pada gelas kaca yang ia banting hingga pecah menjadi kepingan. Ia harus secepatnya menaklukkan gadisnya. Dia sudah tidak tahan untuk meremukkan badan gadis itu karena telah berani lari darinya. Ia akan m

  • DANGEROUS CEO   DC 38

    Mata gadis itu terbuka, ia terbangun dari tidurnya setelah suara ayam berkokok. Ia melihat jam yang berada di ponselnya, pukul 04.00. ia mencoba untuk berdiri, namun kepalanya terasa pusing hingga ia memutuskan untuk duduk sebentar. Entah berapa lama dirinya menangis kemarin, bahkan ia lupa untuk sekedar mandi. Kini, mata cantik miliknya berubah menjadi mata yang sembab dan sedikit merah. Untuk pesan kemarin, apakah Albert akan benar menemuinya? Dia berharap penuh agar pria itu tidak datang dan mengusik hidupnya. Sudah cukup hancur dirinya kala itu. Ketika kesucian direnggut paksa lalu dengan seenaknya pria itu mengklaim jika dirinya adalah milik pria itu. Ia menggelengkan kepalanya, segera mungkin dirinya harus mencari perlindungan jika nanti pria itu berhasil menemukannya. Namun ia harus tertampar oleh fakta, bahwa dirinya tidak lagi mempunyai tempat pulang untuk berlindung. Ia hanya seorang diri setelah keluar dari keluarganya. Bahkan teman masa sekolahnya dulu pun belum tentu

  • DANGEROUS CEO   DC 37

    Albert mengepalkan tangannya erat. Ia masih duduk pada kursi kerjanya, dengan tampilan yang tampak kacau pria itu sepertinya tengah menahan amarah. Entah apa yang membuatnya tampak sangat marah.Pintu diketuk dari luar, hanya berselang satu detik Joe masuk ke dalam ruangannya. Pria itu datang dengan beberapa berkas pekerjaan, padahal hari sudah mulai gelap."Ini berkas yang harus kau baca ulang tuan," ujarnya pada Albert yang menatapnya dengan tatapan dingin."Mengapa banyak sekali," katanya sembari melihat tumpukan berkas yang baru saja tiba di depan matanya itu.Joe menatap kesal atasnya tersebut, "jika kau tidak ingin mendapatkan pekerjaan yang banyak, harusnya kau tidak perlu memperluas bisnis mu tuan." Sindirnya pada Albert.Pria yang masih duduk pada kursi kerjanya itu berdecih, memang benar apa yang dikatakan Joe. Namun, jika dirinya tidak memperluas bisnis dan membangun kerjasama, ia tidak akan menghasilkan uang. Namun, sepertinya bisnis bersih yang ia jalankan ini pun tidak a

  • DANGEROUS CEO   DC 36

    Happy reading...Seorang pria menatap lurus pada jalanan kota yang tampak macet. Ia berdiri sembari melihat pemandangan tersebut dibalik jendela tempat ia menginap. Deon, pria itu tengah berada di Indonesia sekarang. Tepatnya, dia sedang berada di Jakarta untuk urusan bisnis. Sebenarnya, ia tidak harus terjun langsung untuk datang ke Indonesia. Tetapi, ia rasa dia membutuhkan refreshing untuk melegakan tubuh serta otaknya."Robert!" Panggilnya pada asisten pribadinya tersebut."Iya tuan, ada yang bisa saya bantu?" Tanya pria itu sembari berdiri dari duduknya."Kau tahu bukan tentang Marsha , gadis yang aku temui kala itu saat di perusahaan milik Albert?"Robert tampak berpikir, kemudian ia mengangguk. "Ya, saya tahu tuan. Memangnya kenapa?""Cari tahu, dia tinggal dimana. Aku rasa, aku menginginkan gadis itu."

  • DANGEROUS CEO   DC 35

    Hari Sabtu adalah hari yang paling Marsha nantikan setiap harinya. Karena dirinya libur setelah 5 hari bekerja , membuatnya memiliki waktu untuk sekedar bermalas-malasan. Walaupun masih terganggu oleh penghuni kos sebelah , ia tidak menegur sama sekali. Biar saja mereka melakukan apapun yang dia lakukan. Toh dirinya juga tidak kenal dengan mereka.Sebenarnya , hari Kamis lalu ada sebuah insiden di kos tersebut. Dimana kejadian adanya labrakan antara istri sah kepada pelakor yang merusak rumah tangga istri sah tersebut. Dan lagi, pelakor tersebut termasuk pekerja pabrik yang Marsha sendiri tidak kenal dia siapa. Karena mereka bekerja pada pabrik yang berbeda.Hanya satu dibenak Marsha kala itu, mengapa para suami berselingkuh ? Apa kurangnya sang istri, hingga dengan gampangnya mereka berselingkuh dan tidak memikirkan apa kedepannya yang terjadi. Dan mengapa yang menjadi selingkuhan adalah gadis yang baru kemarin lulus dari SM

  • DANGEROUS CEO   DC 34

    Marsha terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara gaduh dari kamar kos sebelah. Ia melirik dinding yang tertera jam disana. Masih pukul 5 pagi, tetapi orang yang berada di dalam kos sebelah sangatlah berisik. Ia menghela napas lelah, tidurnya terasa tidak cukup karena suara bising dari penghuni kamar kos lainnya.Efek dari kos bebas, para penghuni berani membawa orang asing masuk ke dalam kamar mereka. Bahkan tak jarang juga mereka melakukan party kecil yang hanya dilakukan oleh para karyawan pabrik yang tinggal di kos tersebut. Marsha cukup heran akan hal itu, bukankah gaji mereka tidak terlalu besar? Mengapa mereka dengan bebasnya menggunakan uang gaji mereka untuk mengadakan party kecil dan memanggil wanita penghibur?Ia baru tahu sejak hampir satu bulan dirinya tinggal dalam kos tersebut. Para penghuni disana tidaklah semua baik seperti apa yang ia bayangkan. Bahkan wanita yang pernah menyapanya dulu juga menjadi per

  • DANGEROUS CEO   DC 33

    Albert keluar dari dalam mobil setelah ia sampai pada tempat yang dia tuju. Bersama dengan Joe, pria itu datang ke tempat yang ia bangun bersama dengan perusahaan Deon. Tempat proyek sudah selesai dibangun, rencana bisnis gabungan pun akan dilakukan setelah tempat selesai seluruhnya.Sejujurnya ia tidak terlalu yakin tentang bisnis ini, melihat adanya perbedaan pendapat pyang sangat bertentangan dari dua belah pihak membuat Albert sedikit tidak yakin bisnis ini akan berjalan dengan lancar. Karena, Deon dan dia memiliki karakteristik yang hampir sama. Dan mereka terlihat sama-sama misterius.Ia melihat Deon yang sudah berdiri di depan gedung, ditemani asisten pribadinya pria itu tampak tidak menunjukkan senyum sama sekali. Bahkan saat melihat Albert yang baru saja datang pun, pria itu hanya tetap berdiri tegak memperhatikan Albert tanpa menampilkan senyuman untuk menyambut rekan bisnisnya tersebut."Kau sudah

  • DANGEROUS CEO   DC 32

    Ramainya klub malam membuat suasana malam yang penuh kemaksiatan tersebut tampak sangat panas. Penari striptis tidak hentinya meliukkan badannya untuk menarik perhatian para kaum Adam. Bahkan setiap pojok ruangan tersebut terdapat dua orang yang tengah mengadu kenikmatan dengan ditemani musik keras dari klub malam tersebut.Orang-orang menari, menikmati alunan musik DJ dan juga penari striptis yang tengah memanjakan mata mereka. Tidak lupa juga dengan satu buah botol minuman beralkohol yang membuat mereka kehilangan akal sehingga tidak sadar dengan sekitarnya.Begitu pula dengan ruang VIP yang telah di isi orang-orang penting serta melakukan transaksi haram. Di sana, terdapat Albert dan beberapa anak buahnya tengah melakukan penawaran terhadap barang yang akan mereka jual. Kepulan asap rokok memenuhi ruangan tertutup tersebut.Obrolan-obrolan mengenai barang haram tersebut pun semakin mema

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status