Share

Bagian 5

Penulis: cheesedrx
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-02 20:28:48

Rara POV.

Entah sejak kapan aku ada di taman ini, bukannya tadi aku di makam Arga dan Alvin mana? Aku duduk di bangku taman, tempat dimana aku dan Arga biasa nongkrong waktu sekolah dulu. Aku rindu Arga.

"Assalamualaikum sayang" Ucap lelaki dibelakangku. Loh bentar itukan suara Arga suara yang selalu aku rindukan, suara langkah kakinya seperti mendekat ke arahku harum mint khas dengan Arga.

"Arga?" Ku beranikan diri menoleh kebelakang dia memakai baju loreng lengkap dengan tas yang biasanya ia bawa saat bertugas.

"Iya ini aku Arga" Senyumannya membuatku rindu. Kupeluk Arga erat-erat.

"Hey cantik jangan nangis dong, ingat janjimu saat itu kan?" Diusapnya kepalaku.

"Arga aku kangen kamu, tolong kamu jangan pergi lagi Ar aku gabisa tanpamu Arga. Papaku jahat Ar, dia mau jodohin aku. Aku gamau, aku mau sama kamu Ar."

"Kamu bisa tanpaku. Liat Alvin dia menunggumu. Kita udah gabisa bareng bareng lagi Ra. Aku seneng banget pernah jadi pacar cewe secantik kamu sebaik kamu. Kamu harus bahagia tanpa bayang banyangku Ra. Aku sedih liat kamu yang masih belum sepenuhnya ikhlas atas kepergianku. Aku ikhlas kamu sama Alvin, dia orang baik. Dia sayang sama kamu Ra" Arga menatapku.

"Tapi Ar aku sayang kamu 7 tahun aku sama kamu"

"Ra kamu harus bahagia, aku mohon. Kamu gamau kan lihat aku tersiksa ngeliat kamu sedih terus – terusan kaya gini?"

"Aku gamau Ar"

"Janji sama aku, mulai sekarang kamu harus bahagia tanpa aku. Cari bahagiamu yang lain ra, cerita kita udah selesai. Buka bab baru dengan Alvin, aku yakin kamu bisa bahagia sama dia. Percaya sama aku kan?"

"Iya Ar aku janji, aku percaya sama kamu. Aku bakal ikhlasin kamu aku bakal bahagia. Sampai kapanpun kamu punya tempat tersendiri disini" Ucapku.

"Percayalah Alvin adalah orang yang tepat buat kamu, coba terima dia Ra"

"Aku tau itu Ar, akan aku coba"

"Aku balik dulu Ra, jaga diri baik baik. Alvin udah jemput kamu tuh disana"

“Arga . . .” Lirihku sambil menangis.

Arga langsung masuk ke dalam helikopter yang entah sejak kapan ada disana. Benar Alvin sudah menungguku disebrang jalan sana.

Dering telfonku bunyi berkali - kali.

"Hoaaam siapa sih ganggu orang tidur aja" Langsung kumatikan telfonku, aku tidak ingin diganggu kepalaku terasa sangat berat. Ngomong ngomong mungkin mimpiku tadi adalah jawaban atas keraguanku selama ini kepada Alvin. Mungkin memang aku harus terima perjodohan ini. Apa salahnya mencoba?

"Arga? Aku kangen kamu, makasih udah datang di mimpiku dan menenangkanku. Aku janji akan terus bahagia"

Saat aku melirik jam, aku lupa kalau ada praktek jam 11:00 siang, aku langsung siap – siap. Tapi lagi – lagi hpku kembali bordering, ternyata ada Whatssap dari Alvin. Dia mengajakku jalan – jalan keliling kota Bandung.

Setelah selesai praktek aku dijemput Alvin untuk jalan jalan. Yup aku mengiyakan ajakan Alvin jalan - jalan keliling kota Bandung lumayanlah refreshing. Setibanya di RS semua mata melihat ke arah Alvin bagaimana tidak? Dia memakai baju loreng lengkap dengan sepatu PDLnya, berkacamata hitam, dan bajunya yang pressbody membuat gadis gadis bahkan ibu ibu melihatnya. Dasar genit batinku.

"Em hai pak tentara ada yang bisa saya bantu? Saya siap membantu pak tentara kapan saja" Ucap dokter Renata yang terkenal genit dan centilnya itu.

"Maaf saya sedang menunggu dokter Rara calon tunangan saya" Jawab Alvin acuh.

Aku yang melihat dokter Renata tertawa karena setelah Alvin menjawab dokter Renata sebal dan langsung pergi.

"Hai Vin udah lama ya?" Tanyaku.

"Engga kok Ra, yaudah yuk buruan diliatin mulu nih akunya, pegel yang senyum dari tadi"

"Salah sendiri pakai pakaian seperti ini" Decakku.

"Kalo ganti dulu, keburu malem Ra, aku gamau calon persitku nunggu terlalu lama" Jawab Alvin dengan mengedipkan satu matanya.

"Idih apaan! Itu mata kenapa kelilipan?"

"Iya kelilipan cintamu"

"Ye malah gombal bambang" Ucapku sambil mendahului Alvin.

"Alvin Ra Alvin bukan bambang" Teriak Alvin.

Aku hanya tersenyum melihat Alvin seperti itu. Sesampainya di Alun - Alun banyak sekali orang orang yang bermain dengan anaknya, anak muda yang sedang pacaran.

"Bengong aja Ra, liatin apaan sih" Tanya Alvin yang membuatku terkejut.

"Asli kaget Vin, itu liatin orang orang"

"Haha lucu abis mukamu Ra, ngapain diliatin mending liatin aku, aku kan mirip Mark Reyes"

"Banyak mau bambang"

"Bambang aja terus Ra, oh atau mungkin kamu pengen kita cepet cepet nikah terus punya anak ya kan? Terus nama anaknya mau kamu kasih nama Bambang? Boleh sih tapi yang kece dikit gitu lah namanya, hem kaya Araska, Alexandre gitu Ra" Tebak Alvin ngasal.

"Ngasal aja terus Vin, halu aja terus Vin" Ucapku sambil mencubit lengan Alvin.

"Aw sakit Ra, em Ra btw makasih ya udah mau nyoba nerima aku"

"Iya Alvin sama sama, udah yuk ah makan laper nih"

"Yaudah yuk soto mau kan? Aku ada langganan disekitar sini"

"Bebaslah asal kamu yang bayar"

"Yaudah yuk" Ajak Alvin sambil menggandeng tanganku. Kubiarkan seperti ini nyaman rasanya jika dekat dengan Alvin.

"Mang sotonya 2 mangkok ya" Teriak Alvin.

"Siap kapten tunggu dulu"

"Kayanya udah akrab banget Vin sama mamangnya"

"Iya ini tempat langgananku, aku mama papa sering makan disini udah enak murah lagi" Aku hanya ber OH ria.

"Ini pesanannya kapten, wah ini siapa? Gelis pisan bu dokter lagi"

"Calon mang doakan"

"Rara mang" Ucapku ramah.

"Udah sana mang rame tuh, saya tadi udah pesen minuman ke istri mamang" Usir Alvin.

"Ye bilang aja mau berduaan bambang"

Kepergian mang ade membuatku tertawa.

"Ra bambang siapa sih? Terkenal banget rasanya"

"Aku gatau Vin, aku mau makan dulu jangan ganggu"

"Hemeh Ra"

Jam menunjukkan pukul 10:00 malam dan kita berdua memutuskan untuk pulang.

"Ra udah nyampe nih gamau turun?"

"Ah eh iya Vin keasikan liat NCT Dream nih, asli Haechan ganteng banget"

"YaAllah ra gantengan juga aku"

"Bodo amat ya Vin, daah sana hati hati dijalan. Jangan ngebut"

“Iya Ra siap, aku pulang dulu yaa. Aku sayang kamu Ra”

“Yos Vin, dah sana”

“Aku tunggu jawaban, aku juga sayang kamu Vin”

“Abcd, dah ah sanaaaaa”

“Oke, Assalamualaikum”

“Waalaikumsalam”

Saat jam 11:30 malem hpku bunyi menandakan ada whatssap masuk.

Alvin:

Udah tidur? Makasih ya! Nice dream I love U calon persitku

Aku membacanya sambil tersenyum.

Rara :

Ini mau tidur, nice dream too Vin..

Balasku.

Bab terkait

  • D E K A P   Bagian 6

    Rara POV.Hari ini ada kegiatan kunjungan ke kesatuan yang entah aku gatau kesatuan mana yang pasti akan banyak sekali para tentara disitu. Untungnya aku ga ikut jadi aku bisa santai di sini menunggu pasien datang."Selamat pagi Dokter Rara, dokter diharuskan ikut kami ke kesatuan karena Dokter Rita sedang berhalangan untuk hadir" Ucap salah satu suster yang tiba tiba masuk ke ruanganku."Baiklah tunggu." Ucapku ramah.Kenapa harus aku? Hah males sekali rasanya akun ingin menolak tapi ini sudah tugas. Aku dan kawan - kawan naik mobil ambulance, saat diperjalanan sepertinya aku tau ini arah ke kesatuan tempat dimana Papa dan Alvin bertugas.Yap lagi - lagi aku harus bertemu Alvin. Saat sampai di kesatuan para suster dan suster yang sedang magang pun berbisik - bisik melihat tentara yang mondar - mandir kesana - kemari. Alay batinku . Kami disambut oleh Papaku dengan beberapa bawahannya. Mataku berusaha mencari keberadaan Alvin. Kemana dia? Biarlah

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-03
  • D E K A P   Bagian 7

    Alvin POV.Malam pun tiba, aku mama dan papa sudah berada dirumah Om Wibowo rumah yang sangat luas dan dipenuhi dengan tanaman yang berwarna hijau. Di ruang tamu kita semua berkumpul."Bagaimana Alvin Rara pertunangan kalian akan diadakan lusa apa kalian siap?" Tanya Om Wibowo aku tak langsung menjawab aku melirik ke arah Rara terlebih dahulu. Rara tersenyum padaku sambil mengangkat kedua alisnya, apa maksdunya?"Rara pribadi udah siap Pa, gatau kalo Alvin." Jawab Rara langsung melirik ke arahku. Aku kaget dengan jawaban Rara, Rara benar – benar mencoba buka hati untukku. Aku janji ga akan mengecewakan kamu Ra."Siap Om, saya siap." Ucapku semangat"Nah kalo seperti ini kan enak, yasudah besok kalian beli gaun pertunangannya Rara, beli cincin pertunangan juga, terus ah iya jasnya Alvin harus senada dengan Rara ya." Ucap Mama Rara."Tapi Ma, Alvin bukannya besok harus kerja ya? Kalau aku sih besok libur Ma." Jawab Rara.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-03
  • D E K A P   Bagian 8

    Rara POV.Hari ini adalah hari pertunanganku dengan Alvin, entah kenapa aku ingin sekali menangis. Menangis karena mengingat Arga dan ada sedikit rasa bahagia mungkin. Alvin terlihat sangat gagah dengan jas hitam yang kemarin ia pilih sangat serasi dengan gaunku ini."Ehem kok bengong sih sana ke Alvin, masa Alvin sendiri yang nemenin tamunya." Ucap Dika yang tiba – tiba dating dan merangkulku."Eh hey Dik, iya bentar lagi. Gatau kenapa rasanya aku pengen banget nangis Dik. Apa pilihanku ini benar - benar tepat Dik?" Tanyaku."Ra pilihanmu ini sangat tepat, cepat atau lambat kamu akan menjadi Ny.Alvin Ra. Aku kenal Alvin ya meskipun tidak begitu akrab, tapi aku tau Alvin orangnya bagaimana. Alvin sekeluarga terkenal dengan orang yang baik dan tegas" Ucap Dika yang memegang kedua tanganku."Dik . . ." Panggilku sambil menangis."Heh ngapain nangis? Arga pasti seneng liat kamu bahagia. Kamu harus berusaha mencintai Alvin

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-04
  • D E K A P   Bagian 9

    Rara POV.Hari sudah menunjukkan pukul 03:00 sore, aku menunggu Alvin menjemputku, aku menunggunya di lobby RS agar bisa melihat langsung jika Alvin sudah datang. Tak lama kemudian mobil Alvin datang dan aku segera masuk sebelum Alvin turun dan menjadi bahan tontonan orang - orang disini.“Buru – buru banget Ra.”“Biar kamu ga diliatin sama orang – orang, apalagi Dokter Rita genit banget dia huh!”“HAHAHHA bisa aja nih orang, btw tadi nunggu lama ga? Soalnya agak macet dikit.”“Oh ngga kok Vin.”“Mau kemana dulu Ra?""Em Vin boleh ga kita ke makam Arga?" Tanyaku."Boleh dong, yaudah yuk!" Untungnya Alvin tak marah jika aku ajak ke makam Arga lagi.Sebelumnya aku sudah membeli bunga untuk Arga. Kebetulan sekarang tanggal 5, tanggal yang dimana biasanya aku rutin ke makan Arga. 30 menit kemudian, kita sampai di makan Arga."Ar tugas lu sudah

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • D E K A P   Bagian 10

    Rara POV.Genap dua bulan sudah dan masih tidak ada kabar dari Alvin. Memang benar Alvin ikut bertugas bersama Dika dan Papa. Papa? Dia masih bisa menghubungi mama tapi Alvin? Kenapa dia seakan tidak peduli kepadaku? Apakah dia gamikir kalo aku khawatir sama dia? Mungkin kabar baiknya hanya untuk Vita, bukan untukku. Sudahlah aku hanya pasrah dengan keadaan.Takdir yang akan menjawab semua.Hari ini aku libur dan aku hanya menghabiskan waktuku untuk tidur dan nonton drakor miris. Mau cerita ke Dika pun, Dika sibuk dengan tugasnya itu dan aku gamau masalahku menambah beban buat Dika."Ra ikut mama yuk jemput papa sekalian jemput tunangan kamu." Ajak mama yang tiba tiba membuka pintu kamarku."Mager ah ma, lagian Alvin juga pasti dijemput sama keluarga dan . . ." Ga ga mungkin aku bilang ke mama tentang Vita biarlah mama tau sendiri."Dan apa Ra? Kok ga diterusin ayo ah buruan mama tunggu dibawah.""Iya ma iya." Aku terpaksa mengiyakan

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • D E K A P   Bagian 11

    Alvin POV.3 minggu lagi adalah acara pernikahanku dan Rara. Aku dan Rara tak perlu mengurusi surat - surat apapun semua sudah diurus oleh Papa dan Om Wibowo. Aku dan Rara hanya tinggal cek kesehatan, pengajuan, dan untuk Rara harus menghafalkan semua biografi dan prestasiku selama menjadi TNI. Rara sangat sibuk di RS sehingga jarang sekali aku ketemu Rara kita hanya komunikasi via Whatsapp. Kata orang dulu memang jika mendekati hari pernikahan bakal banyak godaan dari pihak luar. Bentar lagi jam makan siang aku coba ngajak Rara buat makan siang dulu, aku telfon Rara."Assalamualaikum Alvin ada apa?""Waalaikumsalam Rara, bisa makan siang ga?""Em gabisa Vin, aku sibuk banya pasien nih, jam makan siangku mungkin cuma 15 menitan, nanggung kalo ketemu cuma 15 menit Vin." Ucap Rara."Gagal ketemu lagi nih?" Tanyaku kecewa."Maaf ya Vin, nanti aku bakal ngambil cuti 2 bulan 1minggu sebelum pernikahan dan 1 minggu sesudah pernikahan jadi

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • D E K A P   Bagian 12

    Rara POV.Sepulang dari rumah sakit aku langsung menuju tempat Alvin bekerja tapi nihil Alvin ternyata sudah pulang ke rumah dinasnya. Tanpa banyak bicara lagi aku langsung segera ke rumah dinas Alvin yang jaraknya tak jauh dari tempat Alvin bekerja. Sesampainya di rumah dinas Alvin memang benar - benar ada disana dan Alvin sedang bermain game kesukaannya di teras rumahnya."Assalamualaikum.""Waalaikumsalam.""Vin liat aku dong!" Rengekku karena Alvin sama sekali tak melihat ke arahku."Bentar nanggung bentar lagi selesai."5 menit kemudian Alvin sudah selesai dengan gamenya."Ada apa kesini? Katanya sibuk." Ucapnya acuh mukanya sama seperti yang waktu itu kulihat saat dia dengan bawahannya dingin."Maaf Vin, aku tau kamu salah paham sama aku dan Dika.""Salah paham apa?""Semua ga seperti yang kamu lihat.""Udahlah Ra aku tau aku memang gapernah ada di hatimu aku sadar kok, aku ga maksa kamu buat suka sam

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • D E K A P   Bagian 13

    Rara POV.Hari ini adalah hari pernikahanku dan Alvin. Aku berada di ruang make up aku melihat diriku sendiri di kaca. Aku hampir menangis ah bukan lagi hampir tapi aku sudah menangis. Aku membuka galeri dan melihat foto Arga dan aku saat praspa dulu. Aku masih menyimpannya dan Alvin sama sekali tak mempermasalahkan itu. Beruntungnya aku mempunyai calon suami seperti Alvin. Ar ini dulu adalah impian kita, impian yang selalu bikin kamu semangat untuk kerja. Ar aku ganyangka jika aku menikah tapi bukan dengamu. Maafin aku Ar, aku harus menikah dengan orang lain sebaik Alvin, aku sangat mencintainya Ar. Makasih ya udah ngajarin aku banyak hal, makasih udah ngasih mimpi yang sangat indah. Aku akan terus bahagia Ar aku janji. Yang tenang disana ya, kamu akan memiliki tempat tersendiri dihatiku Ar."Ra?"Aku menoleh kebelakang sudah ada papa dan mama disana."Papa mama." Ucapku"Jangan nangis nak, nanti luntur loh make upmu." Ucap mama s

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09

Bab terbaru

  • D E K A P   Bagian 58

    Author POVVina dan Vano sudah tidak bisa menahan tangisnya, mereka semua berada di dalam mobil untuk segera ke rumah sakit. Tak lupa Vano juga sudah memberi kabar Dika dan juga Reno, pikiran Alvin sangat kalut dan dia juga tak bisa menahan tangisnya, istri yang sangat ia sayangi pergi meninggalkan Alvin sendiri.“Om biar aku aja ya yang nyetir?” tawar Akbar kepada Alvin.“Gapapa nak, biar om aja.”“Hati – hati pa.”“Iya kak.”Dika dan juga Reno yang mendengar kabar tersebut langsung bergegas menuju rumah sakit. Dalam perjalanan pun, mereka semua sama – sama tak bisa kuasa menahan tangis.“Ngga Ra, kamu ga boleh pergi dulu. Kamu ga boleh nyusulin Arga, ngga Ra.” Gumam Dika yang dapat di dengar 3 orang yang ada di dalam mobil itu.“Mas, tenang dulu. Aku yakin Rara pasti sadar.” Kata Putri menangkan suaminya.“Oh ya, kita ke tempat ke

  • D E K A P   Bagian 57

    Author POVPagi ini, Alvin, Vina, Vano, Akbar, dan juga Cinta sudah berada di rumah sakit dan menunggu Rara untuk diperiksa keadaannya oleh dokter. Sesuai permintaan Rara, mereka semua akan pergi ke pantai pagi ini. Setelah selesai Rara di periksa, Rara diizinkan dokter untuk pergi ke pantai dengan syarat tidak boleh banyak beraktivitas dan tidak boleh terlalu lama di pantai.Mereka semua berada di mobil, dengan Alvin yang menyetir dan Rara yang berada di samping Alvin. Awalnya Alvin tak mengizinkan Rara untuk duduk di depan, namun Rara tetaplah Rara si egois yang tak bisa diganggu gugat. Sesampainya di pantai, sama seperti biasanya Rara menaiki kursi roda yang di dorong oleh Alvin. Mereka duduk di bawah pohon kelapa agar tidak terlalu kena sinar matahari, walaupun pagi ini matahati tidak terlalu menyengat.Sambil duduk – duduk, mereka meminum kelapa muda dan berbincang – bincang, bahkan Vano yang tertawa terbahak – bahak atas lelucon yang Akba

  • D E K A P   Bagian 56

    Author POVHari ini sudah tiba waktunya Vina wisuda, sama seperti Vano kemarin, Rara kekeh untuk ikut menghadiri acara perpisahan Vina pagi ini. Rara masih tetap berada di kursi roda dengan Vano yang mendorong kursi roda milik Rara dan Alvin yang berada di sampingnya.Sama seperti Vano, Vina meraih juara 1 nilai tertinggi Ujian Nasional se – kota Bandung. Perasaan bangga dan sedih yang dirasakan oleh Alvin dan Rara. Alvin dan Rara sangat bangga terhadap kedua anaknya, mereka berhasil membuktikan kepada Alvin dan Rara bahwa mereka bisa dan mampu untuk meraih cita – citanya. Baik Alvin maupun Rara, mereka sangat yakin bahwa kedua anaknya mampu dan bisa meraih cita – citanya. Mereka juga yakin bahwa kedua ankanya juga akan mencapai kesuksesan bersama – sama.Vina menaiki podium, untuk membari ucapan terimakasih atas prestasi yang ia raih. Senyum mengembang di bibir Vina. Vina bahagia karena didepannya ada orang – orang yang ia cintai,

  • D E K A P   Bagian 55

    Author POVHari ini sudah tiba waktunya Vano wisuda, kondisi Rara sama sekali tidak ada perubahan, bahkan sering kali kondisi Rara menurun dan drop. Vano sudah meminta Rara untuk diam di rumah sakit, namun Rara tetap kekeh ingin menghadiri acara perpisahan anaknya itu. Mau tak mau, Alvin, Vina, dan Vano hanya bisa pasrah dan berujung Rara ikut bersama mereka.Rara menaiki kursi roda yang di dorong oleh Vina dan Alvin yang ada di samping mereka, walau dalam keadaan sakit Rara masih bisa tersenyum lebar saat melihat Vano naik ke atas panggung sebagai juara 3 nilai tertinggi Ujian Nasional di Kota Bandung. Rara terlihat sangat bangga kepada anaknya itu. Vano berhasil membuktikan bahwa ia anak yang bisa membanggakan kedua orang tuanya.“Assalamualaikum Wr. Wb pertama – tama saya ucapkan banyak terima kasih kepada Allah SWT, kepada guru – guru saya, dan terutama kepada kedua orang tua saya dan juga kepada kembaran saya. Saya berdiri di sini berkat k

  • D E K A P   Bagian 54

    Author POVKini giliran Dika dan juga Putri yang masuk ke ruangan Rara. Lagi – lagi Dika menangis melihat keadaan Rara yang sangat pucat dan lemas di atas kasur rumah sakit. Rara hanya bisa tersenyum melihat Dika dan Putri saat masuk menghampiri Rara.“Dik, masa cowo nangis.” Kata Rara sambil tertawa.“Kamu jangan tertawa ya Ra, bisa – bisanya kamu kaya gini masih bisa ketawa.” Protes Dika.“Ra, gimana keadaanmu? Udah membaik?” tanya Putri khawatir melihat keadaan Rara.“Alhamdulillah, maaf ya bikin kalian semua khawatir.”“Ga usah minta maaf, maafin kita udah gagal jadi sahabat yang baik buat kamu Ra.” Ucap Putri sambil menggenggam tangan Rara.“Ra, pasti di atas sana Arga marah sama aku. Arga nitipin kamu ke aku, dan saat kamu punya penyakit yang kaya gini aku baru tahu. Maafin aku Ra, maafin aku udah gagal jadi sahabat yang baik buat kamu, maafin aku ga p

  • D E K A P   Bagian 53

    Author POVSemua orang berada di rumah sakit, semuanya masih setia menunggu Rara siuman. Alvin berusaha menenangkan kedua anaknya, walaupun sebenarnya ia juga sangat merasa sedih dan shock atas kejadian hari ini yang menimpa Rara. Reno yang melihat itu, sangat merasa bersalah. Reno selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian ini.“Bukan salah lu Ren.” Ucap Dika tiba – tiba sambil memegang pundak Reno.“Coba aja waktu itu gua langsung kasih tau kalian Dik, semua ga bakaan seperti ini. Rara pasti sembuh, ini semua gara – gara gua.”“Ngga Dik, ini permintaan Rara sendiri kan? Ini bukan salah lu, ini jalan yang dipilih Rara.”“Bener mas, ini bukan salahmu. Ini sudah jalan yang dipilih Rara. Dan kamu disini, cuma menghargai jalan yang dipilih oleh Rara.” Ucap istrinya, Nesa.“Gua mau ke Alvin.” Kata Reno.“Yaudah sana.” Ucap Dika, mempersilahkan Reno m

  • D E K A P   Bagian 52

    Author POVVina dan Vano sudah menjalankan semua ujian – ujian yang sudah di jadwalkan oleh sekolahnya masing – masing. Sekarang mereka hanya menunggu nilai ujiannya keluar dan kelulusan sudah di depan mata. Namun mereka masih tidak bisa sesantai seperti hari – hari biasanya, Vina masih mendalami tentang kedokteran dan Vano yang masih melatih fisik dan mencoba mengerjakan soal – soal test untuk seleksi masuk tentara.Sedangkan Rara, kondisi tubuh Rara benar – benar semakin menurun. Rara merasa bahwa umurnya memang sudah tidak akan lama lagi.“Ya Allah, kuatkan hamba. Beri hamba kesempatan sedikit lagi, hamba ingin melihat kedua anak hamba wisuda nanti.”Entah mengapa hari ini Rara sangat merasa kesakitan. Rara tidak bisa menahan semua rasa sakitnya, Rara sudah meminum obat seperti biasanya, namun hasilnya nihil, Rara masih sangat merasa kesakitan. Rara mencoba menghubungi Dr. Riski berkali – kali namun tak a

  • D E K A P   Bagian 51

    Author POV.Malam ini, Rara, Alvin, Vina dan Vano sedang makan malam bersama di ruang makan. Mereka makan dengan nikmat, karena masakan Rara selalu menjadi makanan favorite bagi mereka bertiga.“Gimana anak – anak mama, sukses ga tadi ujiannya?”“Alhamdulillah ma, soalnya 11 12 sama detik – detik. Seneng banget deh kalau soal ujiannya mudah gitu.” jawab Vano.“Sama ma, Alhamdulillah. Vano juga bisa ngerjainnya. Gampang, kecil itu mah.”“Alhamdulillah, emang anak – anak papa nih pinter semua.”“Alhamdulillah kalau gitu, tapi kalian jangan seneng dulu. Masih ada besok dan beberapa hari lagi loh.”“Siap mama!”“Iya mama, tapi ini awal yang baik.”“Bener, yaudah ayo lanjut makan. Keburu dingin masaknnya.”“Okey, selamat makan semua!” kata Vano.“Selamat makan!” kata Rar

  • D E K A P   Bagian 50

    Author POV Hari ini, hari pertama Vina dan Vano Ujian Nasional. Raut wajah Vina sangat berbeda dengan raut wajah Vano. Raut wajah Vina sangat gelisah, berbeda saat Ujian Nasional waktu SMP kemarin, pasalnya Ujian Nasional saat ini menentukan masuk atau tidaknya ia di universitas yang ia idam – idamkan. Sedangkan Vano, dia sangat santai dalam menghadapi Ujian Nasional ini, bahkan pada pagi ini ia masih bermain game online kesukaannya. “Kak kok gelisah gitu? Sedangkan Vano malah asik main game tuh di ruang tamu.” Tanya Alvin tiba – tiba. “Itu mah Vano aja yang ga niat ujian.” “Dih kata siapa? Tadi habis sholat subuh aku belajar lagi loh. So tau tuh Vina pa.” “Dihhh??” “Udah – udah masih pagi kok udah berantem aja.” kata Rara melerai. “Yaudah ayo, berangkat cepet udah siang ini.” “Tuh pa, kakak ngajak berantem mulu, jadi siang kan.” “Dih ngapa jadi gua? Lu aja dari tadi main game.” “Kak kok gitu bahas

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status