Emily masih menunggu dengan resah, ia sudah selesai mandi dan sarapan pagi dengan makanan dan minuman yang disediakan di atas meja kopi, namun belum ada tanda-tanda kemunculan seseorang akan membukakannya pintu.
Tetiba ia merasakan firasat buruk yang amat mencekam. Betapa inginnya ia keluar dari sini. Haruskah ia membuka jendela dan kabur seperti yang dahulu pernah dilakukannya?
Namun ia merasa, bila ia nekat melakukan hal itu, bukan tak mungkin kali ini Ocean akan berbuat hal-hal seperti semalam lagi pada dirinya. Ia tahu, sebenarnya Ocean tak ingin melakukan hal sehina itu tanpa ia membalas perasaan pemuda itu terhadapnya terlebih dahulu.
Ia baru saja hendak membuka bath robe dan mencari pakaian lama mendiang ibu kembar-kembar Vagano yang ada di lemari. Tak jadi, karena mendengar ketukan di jendela balkon yang masih terkunci.
"Earth!" Emily begitu terkejut saat melihat tamu tak diundang yang hadir di balkon.
Pemuda itu nekat kembali kemari?
Earth sudah mengerti dan siap akan penolakan Emily atas apa yang ia perbuat. Ia tahu, bahkan hingga saat ini, gadis itu takkan ingin mereka berbuat hingga sejauh itu. Walaupun sedang tak ada siapa-siapa. Tapi pemuda itu menunggu, sementara tentu saja ia tak ingin menghentikan keinginannya mencumbu gadis yang beberapa hari ini terombang-ambing pada penemuan, fantasi dan keinginan terpendamnya sendiri. "Kumohon, kau boleh minta bantuanku apa saja, asalkan kita jangan dulu begini," Emily akhirnya bisa mendorong dada Earth untuk menjauh, sambil berusaha menutup dirinya yang mulai terbuka tak karuan. "Asalkan apa? Tidak menikmati kesucianmu?" Earth tersenyum, merasa kesal, namun sekaligus senang karena 'penggiringannya' berhasil, "Tentu saja, kau bisa menundanya lagi, asalkan... Kembalikan Pedang Terkutuk itu padaku!" Emily sudah menduga Earth memang datang untuk itu. Ia teringat, 'Dangerous Attraction' sudah kembali di museum, namun juga terantai
(Point-of-view Zeus Vagano:) 'Suara-suara asing nan gemerisik tetiba membangunkanku, menyapa kedua telingaku yang super peka. Hari ini kusadari, lagi-lagi aku kini tak sendiri lagi di lorong-lorong kelam mengerikan ini. 23 tahun lamanya berada di tempat yang nyaris tanpa cahaya menjadikanku sangat peka terhadap segala macam perubahan yang terjadi. Dua sosok lain hadir di sini, walau belum berpapasan denganku. Yang satu membawa sumber cahaya terang, mungkinkah Ocean atau Sky lagi turun kemari mencoba mengetahui siapa yang sudah mengacak-acak dapur puri? Atau ada seseorang lain lagi? Dan yang satu lagi berbunyi 'srek, srek, srek...' melangkah terseret-seret. Kuduga ia belum lama ini terluka, atupun mungkin memang sengaja dijebloskan ke sini setelah mengalami kecelakaan. Kira-kira siapa? Aku tak gegabah menyerbu ke arah mereka, karena aku sadar, aku bukan monster yang kuat atau sesosok makhluk super anti peluru. Senjata ap
Evermerika, flashback jauh ke masa muda Zeus Vagano - Hannah Miles : "Maaf, Hannah. Aku harus segera kembali ke Pulau Vagano secepatnya!" "Tapi Zeus, apakah kau tak peduli pada putri kita? Ia tak mungkin kau tinggalkan begitu saja!" "Ia tak boleh ikut dengan kita. Tinggalkan saja di panti asuhan. Seorang keturunan yang tak bisa mewarisi darah keluarga takkan pernah dihargai oleh keluarga besarku!" "Tapi, bagaimanapun, dia adalah darah daging kita berdua! Setelah hampir setahun kita tinggal bersama dan kau telah berkali-kali memilikiku, kau mau pulang lagi untuk menemui wanita itu? Mau saja kau dijodohkan dengan gadis bangsawati tak jelas seperti Florencia Lancaster itu!" "Kita berdua ke sana untuk menentukan pilihan. Tapi karena kau memberikanku keturunan seorang anak perempuan, mungkin, kita takkan diterima. Dan akhirnya, aku harus memilih Florence." "Tak bisa begitu! Aku takkan menyerah dan tinggal diam! Putri kita akan kuti
Masih lanjutan flashback masa muda Lilian, Hannah Miles dan Zeus Vagano "Aku tak rela ia menikah!" curhat Hannah kepada sahabatnya sang dokter muda Lilian yang setia mengikuti, namun tak pernah tahu bahwa Hannah dan Zeus sudah memiliki bayi perempuan hasil hubungan mereka. Lilian memang pernah kemari juga dahulu, jauh sebelum ada peristiwa ini. Saat itu, mereka hanya jalan-jalan saja, tak ada maksud sama sekali untuk menetap. Setelahnya, mereka kembali lagi ke Evermerika dan berpisah. Lilian sampai beberapa lama tak mendengar kabar apa-apa tentang 'kumpul kebo' Zeus-Hannah, juga saat Hannah hamil dan melahirkan, sahabatnya belum membuka hal itu kepada siapapun termasuk kepada dirinya. Selama hampir setahun Lilian sibuk menyelesaikan studi dan kerja praktik dokter sebelum dinyatakan resmi menyandang gelar itu, jadi secara kebetulan ia tak pernah bertemu ataupun dicurhati Hannah. Lilian sedikit terkejut dan heran juga saat Hannah mengajaknya ke P
Sementara itu di museum Vagano, Emily masih dengan napas tertahan dan jantung berdebar-debar menunggu Earth yang bersikeras mencoba mengambil Pedang Terkutuk Dangerous Attraction yang terikat kuat dengan rantai dan gembok. Akankah ia berhasil? Tanpa kunci dan alat apapun? Apakah memang 'orang yang ditakdirkan untuk memegang pedang itu' akan meraihnya dengan gampang seperti dalam cerita-cerita legenda? Seperti yang pernah ia baca mengenai kisah sebuah pedang legendaris yang tertancap di batu dan tak ada seorangpun bisa mencabutnya. Emily tahu hanya pemiliknya yang berhak yang bisa mencabutnya. Kisah Excalibur pedang Raja Arthur. Apakah kali ini, Earth akan bisa melakukannya seperti Raja Arthur? Bagaimanapun, yang membuatnya adalah ayahnya, Zeus.. Dengan takzim, Earth mulai menggenggam hulu pedang tipis berkilauan itu dengan mantap. Tak lama, ia mulai menariknya. Bagai adegan gerakan lambat di film-film, perlahan-lahan sekali rantai-rantai besi super ku
Jauh di kedalaman labirin Lorong Bawah Tanah, Hannah yang berwajah hancur secara tak sengaja bertemu dengan Lilian, mantan sahabatnya yang sedang turun mencari jawaban atas segala pertanyaan. Namun kemunculan Hannah yang 'dibuang' Sky di sana mengejutkannya. Nostalgia masa lalu mereka tak pernah bisa mengembalikan kehangatan sebuah persahabatan. Lilian yang sudah menjadi dokter dan memutuskan untuk mengabdikan ilmu dan dirinya kepada keluarga Vagano dan semua orang yang bekerja dan tinggal di pulau itu, mulai membuat Hannah kehilangan rasa. Menjadi semakin muak, dan semakin menjadi-jadi saat Florence akhirnya mengandung anak pertamanya. Lilian yang menolong keluarga itu tak pernah mengindahkan keberatan Hannah, lagipula sebagai dokter, sudah kewajiban luhurnya untuk mengabdi pada siapa saja tanpa memandang perasaan. Dan puncaknya adalah saat kelahiran ketiga putra kembar dimana Florence harus pergi untuk selama-lamanya dan Zeus mulai berubah pahit, menyalahkan
"Zeus?" Hannah dan Lilian sama-sama terperangah dengan kemunculan sosok yang tetap berwujud manusia walau nyaris seperti monster hitam kehijauan itu. Suaranya parau, terdengar serak dan jauh lebih tua dari suara pria yang mereka kenal dahulu. "Kau, masih, hidup.." Hannah ternyata dalam keterkejutannya, masih menolak untuk percaya begitu saja, "tidak tidak tidak! Kau pasti Sky yang sedang berdandan untuk menakut-nakutiku. Zeus sudah lama mati. Ia kujebloskan kemari dan tentunya sudah membusuk bersama tikus-tikus dan kecoa..." "Salah besar. Aku melihatmu membesarkan putra ketigaku. Sayang sekali, dia tumbuh besar, namun umurnya takkan lama lagi karena ia akan menyusul ibunya! Kau juga tentunya bahagia karena berhasil membuatku setengah mati menderita di sini. Hannah, kau sudah bukan siapa-siapaku sejak lama. Kau atau aku yang harus pergi dari dunia ini." Hannah melepaskan cengkeramannya dari Lilian dan hendak mencekik Zeus. Namun sekonyong-konyong tubuh
Sky yang memutuskan untuk menunggui Lilian akhirnya menarik keluar dokter wanita itu dari dalam Lorong Bawah Tanah, dan sebagai kejutan, juga membawa Hannah yang pingsan bersamanya! Tentu saja, pemuda itu pura-pura terkejut, karena ia tak mau seorangpun tahu bahwa ialah yang 'membuang' Hannah ke dalam sana. "Sky, lihat, Hannah ada di dalam sini! Ia masuk entah darimana atau siapa yang membawanya ke dalam sana, namun ia sempat membicarakan dirimu!" terengah-engah mencari udara segar, Lilian terduduk di atas rumput sambil memandangi mantan sahabatnya yang belum sadarkan diri. "Oh ya? Tentu ia hanya berhalusinasi saja! Mungkin ia memang masuk ke bawah sana untuk mencari Earth atau siapapun," Sky berpura-pura saja, "syukurlah ia kembali lagi denganmu!" "Dan," hampir saja Lilian kelepasan mengatakan siapa yang ia temui di bawah sana. Namun ia berhasil menahannya tepat sebelum nama ayah kembar Vagano terucap. "Ada apa lagi yang kau temukan?"