Beranda / Rumah Tangga / Cupang Di Leher Suamiku / Teman lama=Musuh bebuyutan

Share

Teman lama=Musuh bebuyutan

Penulis: Liya Mardina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-14 09:57:35

Bayu mengawasi sekitarnya, namun tak ada tanda-tanda Kinara di sana. Apakah semua itu hanya ilusi yang dia ciptakan sendiri karena terlalu rindu dengan sang mantan istri?

Bayu kembali tertunduk lesu, dia sadar jika semua itu hanya ilusi yang ia ciptakan untuk mengobati sedikit kerinduan yang menggebu dalam hati.

Sementara itu, Kinara datang bersama Arka dan kedua Bodyguard ke kantor polisi untuk menjadi saksi dalam kasus pembakaran diri yang menimpa Intan tadi malam.

"Tck! Kenapa harus pakai saksi? Kan udah jelas penjelasan anak buahmu tadi malam, kalau wanita itu bunuh diri," ketus Arka dengan intonasi yang semakin meninggi, menghempaskan kuat kunci mobil ke atas meja.

"Astaga, Arka, ini tidak sesederhana itu," sahut Kepala Polisi dengan memijat pelipis.

Kinara begitu cemas ketika Arka dengan lantang memaki seorang Kepala Polisi di hadapannya.

"Stt! Sayang, pelankan suaramu, itu seorang Jenderal Kepolisian, kenapa kamu tidak merasa takut sama sekali?" bisik Kinara pada calon suaminya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cupang Di Leher Suamiku   Intan meninggal

    Kinara menarik paksa tangannya yang di usap oleh Arka, hingga menghentikan langkah kaki mereka."Kenapa nada bicaramu seperti itu pada Jenderal Kepolisian, jantungku hampir saja lepas karena ucapanmu," ketus Kinara pada Arka yang tidak merasa bersalah sedikit pun atas perlakuannya terhadap Kepala Polisi."Jangan di bawa serius, itu hanya sebuah ungkapan rindu dari teman lama," ucapnya datar."Apa?" Kinara menatap wajah datar Arka dengan penuh tanda tanya."Kamu bilang, ucapan kasar seperti itu hanya sebuah ungkapan kerinduan? Yang benar saja!" lanjutnya."Beneran," ucapnya meyakinkan Kinara."Jadi, kamu dan Jenderal itu benar-benar teman lama?" tanya Kinara begitu antusias, membuat Arka menatapnya penuh curiga."Kenapa? Jangan bilang kamu tertarik dengan ketampanannya yang menjijikkan itu," ketus Arka dengan menaruh curiga pada Kinara yang terus bertanya tentang hubungan mereka.Plak!Kinara memukul lengan Arka dengan keras, membuat Arka memekik kesakitan."Aww!""Curiga aja terus! Ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-15
  • Cupang Di Leher Suamiku   Mengurus pemakaman Intan.

    "A-apa?" Arka tak kalah terkejutnya dengan Kinara, matanya seketika membulat sempurna mengetahui Intan yang telah berpulang kepada Sang Pencipta untuk selamanya."Apa, ini semua salahku?" gumam Kinara dalam keheningan, suaranya terdengar serak dengan tubuh yang mulai bergetar."Tidak! Kamu tidak bisa menyalahkan dirimu, semua itu akibat dari perbuatan bodohnya sendiri," ucap Arka dengan lantang, berharap dengan mendengar ucapannya, Kinara akan segera menyadari kenyataan yang sesungguhnya.Mulut Kinara mulai mengeluarkan isak tangis, namun kedua tangannya mencoba menghentikan itu dengan membekapkan tangannya ke mulutnya sendiri.Arka mendekap erat tubuh Kinara dalam pelukannya, merasa acuh tak acuh pada sekumpulan Dokter dan perawat yang masih memperhatikan mereka dari belakang.Arka kembali meraih ponsel dari dalam saku celananya, dan mencari kontak bernama Bayu di sana.Arka memandangi nomor itu untuk waktu yang cukup lama, hingga akhirnya memutuskan untuk menyambungkannya ke dalam p

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-15
  • Cupang Di Leher Suamiku   Sate kambing

    Akhirnya Kinara bersedia untuk pulang atas permintaan Arka.Saat perjalanan pulang, Kinara terus terdiam, dengan matanya yang seakan tengah menerawang jauh menembus jendela mobil."Ra, masih kepikiran?" tanya Arka memastikan, dengan tangan yang masih sibuk mengemudikan mobilnya.Kinara terlihat menghela nafas berat sebelum menjawab pertanyaan Arka."Tidak.""Lalu kenapa diam saja?" tanya Arka dengan sesekali melirik Kinara yang masih menatap ke luar jendela."Aku lapar, dari pagi belum makan apa pun," rengeknya dengan menatap tajam ke arah Arka."Hehehe, aku hampir lupa kalau kita belum makan apa pun dari pagi," jawab Arka dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Kita cari makan di sekitar sini saja ya, kamu mau makan apa?" lanjutnya."Terserah kamu," ucap Kinara dengan santai, tangannya memegangi erat Nathan di atas pangkuannya."Nasi goreng bagaimana?""Tck! Masa siang-siang begini makan nasi goreng, yang lain dong," protes Kinara."Bakso aja gimana?""Nggak, yang lain aja," j

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Cupang Di Leher Suamiku   Cincin berlian merah muda

    Arka hanya terdiam, menatap Kinara yang secara tiba-tiba berinisiatif untuk menyuapinya."Ayo buka mulut, kenapa diam saja?" ucap Kinara dengan terheran-heran melihat Arka yang hanya terdiam menatapnya.Arka mengembangkan senyum sebelum membuka mulutnya sesuai perintah dari Kinara, mulutnya tak berhenti menerima suapan yang di berikan oleh calon istrinya dengan lahap."Kenapa tiba-tiba menyuapiku seperti ini?""Jadi nggak mau? Ya udah aku makan sendiri saja," ketus Kinara."Tck! Sayang!" rengek Arka dengan wajah kecewa."Tangan kamu kan sibuk sama Nathan, kamu menyuruhku makan tapi kamu sendiri tidak makan," jelas Kinara dengan mengerucutkan bibirnya."Ihhh, perhatiannya Istriku," ejek Arka."Tck! Udah, makan sendiri!" Kinara menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri, tidak peduli dengan Arka yang terus memperhatikannya dari samping dengan tersenyum cerah.Ada sebuah kebahagiaan dalam hatinya yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, hal itu ternyata bisa membuat moodnya membaik untuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Cupang Di Leher Suamiku   Tutup matamu!

    "Astaga! Aku ketiduran," ucap Kinara yang telah terbangun dari tidurnya setelah beberapa jam berlalu.Kinara begitu terkejut ketika melihat matahari yang sudah menyembunyikan sinarnya dari pantulan jendela di samping balkon.Kinara melihat Arka dan Nathan yang masih terlelap dalam tidurnya."Sayang, bangun!" Kinara mengguncang kuat lengan Arka dari samping, hingga membuat Arka akhirnya mengerjap-ngerjapkan matanya."Hmm, kenapa? Aku masih mengantuk," ucap Arka dengan enggan. Tubuhnya berbalik membelakangi Kinara sembari memeluk erat bantal guling di sampingnya."Ihhh, kok malah tidur lagi? Bangun! Ini sudah malam," ucap Kinara kembali mengguncang kuat tubuh Arka yang membelakanginya."Ya terus kenapa? Malam kan memang waktunya untuk tidur," jawabannya dengan enggan."Astaga, kalau begini bagaimana mau melayat ke rumah Mas Bayu, pasti pemakamannya juga sudah selesai," gumam Kinara dengan tertunduk lesu."Udahlah, nggak usah pikirkan itu, lagi pula mereka itu orang jahat, buat apa kamu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19
  • Cupang Di Leher Suamiku   Lingerie merah

    "Ma-maaf!" Arka bergegas bangkit dan kembali memakaikan handuk pada tubuh Kinara."Tck! Tutup matamu!" Kinara merebut paksa handuk dari tangan Arka dan kembali memasuki kamar mandi.Kinara menutup pintu kamar mandi secara kasar, membuat Arka berlonjak kaget."Ra, aku minta maaf, aku benar-benar tidak sengaja melakukannya," ucap Arka dengan beberapa kali mengetuk pintu kamar mandi."Tetap saja! Kenapa tidak langsung menutup matamu?" Terdengar suara kesal Kinara dari balik pintu kamar mandi."Aku terkejut, jadi tidak sempat menutup mata," ucap Arka dengan perasaan bersalah."Sudahlah, ambilkan saja aku baju ganti, aku akan berganti baju di sini," ucap Kinara dari balik pintu kamar mandi."Baiklah, tunggu di sana sebentar!" Arka bergegas pergi ke luar kamar untuk meminta bantuan pada pelayan wanita di kediamannya."Kepala Pelayan!" teriak Arka.Tak lama, seorang wanita bertubuh tambun dengan seragam berwarna hitam dan putih, datang menghampiri Arka dengan tubuh sedikit membungkuk memberi

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19
  • Cupang Di Leher Suamiku   Bayu kepanasan

    Tok! Tok! Tok!"Tuan, saya mau mengantarkan baju ganti," ucap seorang wanita dari balik pintu kamar."Masuk saja!" perintah Arka.Tak lama, pintu terbuka, memperlihatkan seorang Pelayan wanita bertubuh tambun dengan tubuh bergetar, mendekap sebuah paper bag cokelat di pelukannya.Wanita itu bersimpuh di kaki Kinara dengan raut wajah penuh penyesalan."Maafkan saya, Nyonya, itu semua salah saya, Anda boleh menghukum saya dengan cara apa pun," ucapnya dengan kedua tangan yang terus memegangi kaki Kinara.Kinara menatap wajah Arka sekilas yang hanya berekspresi datar, seolah tidak peduli dengan apa yang telah terjadi di depan mata.Kinara meraih tubuh wanita yang terlihat tengah bergetar di kakinya, membantunya untuk segera bangkit dari duduk bersimpuhnya."Sudah, Bu, tidak apa-apa, saya tidak marah," ucap Kinara mencoba menenangkan Pelayan wanita itu."Tidak marah bagaimana? Kamu hampir membunuhku dengan bantal itu barusan," protes Arka ketika dengan mudahnya Kinara memaafkan Pelayan wa

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • Cupang Di Leher Suamiku   Gejala gangguan jiwa

    "Mbak Kinara!" Suara teriakan seorang wanita berhasil menghentikan langkah Kinara yang hendak memasuki mobil.Seorang wanita cantik nampak berlari menghampiri mereka."Mbak Risa? Ada apa?" tanya Kinara terheran-heran melihat Risa begitu tergesa-gesa untuk mengejar mereka."Ayo mampir ke rumahku," ucapnya dengan ragu ketika menyadari Arka yang menatap tajam ke arahnya."Sudah malam, untuk apa menyuruh Kinara mampir ke rumahmu?" ketus Arka."Tck! Arka, jangan begitu." Kinara merasa tidak enak jika menolak permintaan Risa untuk mampir ke rumahnya."Baiklah, mungkin hanya sebentar saja," lanjut Kinara dengan melangkah menuju rumah Risa yang berada di sebelah rumah Bayu.Setelah memasuki rumah, Risa mempersilahkan Kinara dan Arka untuk duduk di sofa panjang miliknya."Emm, sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan dengan, Mbak Kinara," ucapnya sedikit ragu, dengan matanya yang sekilas melirik Arka."Apa maksudmu? Kamu mengusirku?" ketus Arka ketika menyadari maksud dari Risa yang tidak ingin

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20

Bab terbaru

  • Cupang Di Leher Suamiku   Happy ending~

    Tawa itu seketika menghilang, menyisakan kesunyian yang begitu mencekam. Raut wajah panik menyoroti seorang pria yang tengah terdiam, masih duduk di atas tempat tidur pasiennya. Sorot mata tajam itu terasa begitu mengiris, menatap lekat lantai rumah sakit yang berada di bawah tubuhnya."Sayang, ikutlah denganku besok, aku hanya ingin Nathan melihat wajah Ayah kandungnya untuk yang terakhir kali. Tidak ada maksud lain," ucap Kinara. Dirinya berusaha meyakinkan sang Suami yang masih meragukan kesetiaannya.Arka seketika mendongak. Menatap Kinara dengan wajah tak percaya. Mulut itu terasa kaku untuk sesaat, sampai akhirnya memutuskan sesuatu yang tidak dipercayai oleh semua orang. "Baiklah, besok kita pergi ke sana."Saking tidak percayanya, kedua Pengawal dan Risa saling bertukar pandang. Dengan tatapan penuh kebingungan.***Keesokan harinya. Setelah keluar dari rumah sakit. Arka dan Kinara segera berangkat menuju rumah sakit jiwa yang sebelumnya merawat Bayu. Mereka meninggalkan buah

  • Cupang Di Leher Suamiku   Nama yang begitu membekas di hati

    Kinara berharap cemas, ketika mendengar suara langkah kaki beriringan yang semakin mendekati ruangannya. Tubuhnya terasa kaku untuk sekedar berdiri meminta pertolongan. Jahitan di bawah perut masih terasa begitu nyeri hingga menusuk tulang."Mbak Risa, tolong segera panggil Dokter. Arka pingsan," ucapnya dengan suara serak ketika mendapati seorang wanita yang ia kenal baru memasuki ruangan. Nampak seorang wanita cantik yang tengah menggendong anak laki-laki berusia dua tahun. Dua pria bertubuh besar di belakangnya pun ikut panik. Mereka berlari keluar ruangan untuk mencari bantuan dari tenaga medis yang bertugas di sana.Selang beberapa menit, ketiga orang itu kembali dengan seorang Dokter pria yang tengah mengekor di belakang mereka."Tolong bantu baringkan Pasien di tempat tidur, untuk memudahkan saya dalam memeriksa," ujar sang Dokter dengan nada panik.Kedua Pengawal Arka segera membaringkan tubuh atasannya di atas tempat tidur rumah sakit di samping Kinara. Setelahnya mereka berd

  • Cupang Di Leher Suamiku   Titik terang

    Arka membelalak. Risa tidak tahu bagaimana perasaan atasannya saat ini. Dengan kekhawatiran bercampur rasa takut yang amat sangat, bagaimana mungkin dirinya akan pulang meninggalkan sang Istri dan buah hatinya untuk sekedar beristirahat di rumah."Apa ada masalah, Pak?" tanya Risa khawatir saat melihat raut kebingungan dari wajah atasannya."Bisakah kamu menutup mulut? Lebih baik kamu pergi jemput Nathan dan bawa kemari," ucap Arka seraya memegangi kepalanya.Pria tampan dengan kemeja putih yang terlihat lusuh kini melangkah pasti menuju salah satu ruangan rawat di rumah sakit itu.Risa masih membeku di tempat, menatap iba pada punggung lebar sang atasan yang semakin menghilang dari pandangan matanya. Sorot mata penat terlihat begitu jelas dari sana.Wanita yang kini telah mendapatkan kembali kesadarannya, terlentang di atas ranjang rumah sakit dengan membuang muka ketika sang Suami datang menghampiri. Rasa sesak masih terasa memenuhi dada. Setelah pernikahan pertamanya yang kandas ak

  • Cupang Di Leher Suamiku   Masa kritis

    Tatapan sendu bercampur dengan kekhawatiran yang terpancar dari wajah lelah itu, membuat Dokter sedikit merasa iba, hingga mengizinkan Arka untuk menemani sang istri yang tengah berjuang antara hidup dan mati ketika berusaha melahirkan buah hati mereka di meja operasi.Dengan pakaian serba hijau dan jaring penutup kepala, Arka berdiri di samping meja operasi. Menatap nanar wajah yang kini tengah terpejam erat. Emosi yang baru saja meledak-ledak mengakibatkan tekanan darah meningkat hingga terjadi eklamsia pada Kinara. Kondisi darurat di mana ibu hamil kehilangan kesadaran hingga mengalami kejang.Memori Arka seketika berputar mundur, mengingat penjelasan sang Dokter mengenai kondisi kesehatan sang Istri yang kini terbaring lemah di meja operasi. Eklamsia bisa membahayakan nyawa ibu dan bayi dalam waktu bersamaan.Arka berlutut menghadap kepala sang Istri, memegangi tangan Kinara yang tengah terlentang dengan erat."Kinara, bangunlah." Satu kalimat itu berulang kali ia ucapkan dengan l

  • Cupang Di Leher Suamiku   Kondisi darurat

    "Tidak! Lepaskan aku! Aku membencimu!" Kinara berteriak kencang seraya memberontak. Ia tidak bisa mengendalikan diri akibat emosi yang membara dalam hati. Rasa nyeri akibat luka lama yang kembali terbuka mengalahkan rasa sakit pada kontraksi pertamanya. Masih terlintas jelas memori otaknya ketika mendapati Arka bermain api di belakang."Aku tidak akan melepaskanmu. Setelah ini aku janji akan menyelesaikan kesalah pahamanmu padaku."Meski kualahan dengan sang Istri yang terus meminta turun dari gendongannya, Arka tidak menyerah, kaki jenjangnya melangkah cepat menuju mobil yang terparkir di halaman perusahaan miliknya. Dengan nafas menderu, ia merasa acuh tak acuh pada beberapa karyawan yang menatapnya terheran-heran.Salah satu sorot mata, nampaknya mampu menerka hal yang begitu membuat sang atasan merasa panik. Hingga ia memutuskan untuk mengekor dengan langkah cepat dari belakang."Pak Arka, apakah Mbak Kinara akan melahirkan?" Terdengar suara panik dari seorang wanita yang dengan c

  • Cupang Di Leher Suamiku   Kontraksi

    Drrttt ... Drrttt ....Suara getaran ponsel menghentikan aktivitas mereka. Arka dengan cepat menyambar ponsel yang tengah bergetar di atas meja kerjanya."Pak, Anda harus cepat pergi ke kantor, ada salah satu Klien yang meminta Anda untuk membahas masalah saham perusahaan secepatnya." Terdengar suara panik dari seorang pria dari seberang telepon.Arka dan Kinara terlihat saling bertukar pandang untuk sesaat."Baiklah, saya akan segera pergi ke sana," jawab Arka dengan perasaan gusar sebelum menutup sambungan telepon."Ada apa, Sayang?""Belakangan ini saham perusahaan tiba-tiba turun secara misterius. Banyak Investor yang meminta penjelasan. Aku harus segera pergi," jelas Arka dengan raut wajah panik. Pria itu dengan cepat bangkit dan menyambar kasar jas hitam yang tergantung di senderan meja kerjanya."Tapi kamu bahkan belum beristirahat semenit pun." Kinara menatap khawatir pada tubuh pria yang terlihat panik di depannya.Arka perlahan mendekatkan tubuhnya. Kedua tangannya memegangi

  • Cupang Di Leher Suamiku   Kerinduan yang kini terobati

    Kinara hanya tertawa kecil. Meski sang suami bersikap seperti itu, dirinya tetap merasa bersalah karena menambah beban pekerjaan untuk suaminya. "Apa kamu lelah? Setelah membersihkan kekacauan ini aku akan memijat punggungmu sebentar.""Tidak! Lebih baik sekarang kamu istirahat. Biarkan Pelayan saja yang melakukan pekerjaan ini."Wajah wanita itu seketika berubah setelah persekian detik. Sorot mata tajam ia layangkan pada suaminya, karena salah menangkap maksud ucapan dari Arka. "Jadi maksudmu, lebih baik Pelayan saja yang memijat punggungmu? Lalu untuk apa menikahiku jika semua bisa dikerjakan oleh Pelayan?"Arka terdiam sejenak sembari mencerna ucapan ketus dari sang istri yang tidak bisa ia tangkap dengan baik. Sikap Kinara terlalu sensitif semenjak kehamilannya. Menjadikannya sering kali berseteru dengan sang suami hanya karena salah menangkap maksud ucapan lawan bicaranya. "Memangnya aku ada salah bicara?""Huh! Sudahlah, aku tidak ingin berbicara denganmu hari ini," ketus Kinara

  • Cupang Di Leher Suamiku   Ini salah gagang pel, bukan salahmu!

    "Kenapa diam? Ayo tertawa lagi!" ucap Arka lantang dengan gestur menantang.Dua pria berbadan kekar itu seketika terdiam membisu. Tak ada sedikit pun keberanian untuk menampik ucapan sang atasan."Se-sebenarnya, Tuan, kami tidak memiliki saran apa pun untuk hal ini." ucap Tono dengan tubuh yang sedikit bergetar."Apa maksudmu?" Sorot mata tajam nan mengintimidasi mulai dilayangkan pada kedua pria di depannya."Begini, Tuan. Seorang Ibu hamil yang menginginkan sesuatu cenderung tidak bisa dibantah. Jika itu nekat dilakukan, hal itu akan menjadi bumerang bagi diri Anda sendiri."Sorot mata tajam itu kini berfokus menatap arah lain. Otaknya mencoba berpikir keras. Menerjemahkan bahasa yang sedikit tidak ia mengerti."Singkatnya begin, Tuan. Jika Anda menentang keinginan Nyonya, bisa saja Nyonya pergi dari rumah meninggalkan Anda. Karena perasaan hati Ibu hamil cenderung lebih sensitif," jelas Toni ketika berhasil mengumpulkan keberanian beberapa detik yang lalu.Arka membelalak, "Hah? Se

  • Cupang Di Leher Suamiku   Meminta saran dari Pengawal

    Setelah melakukan ritualnya hingga dua kali di dalam kamar mandi, akhirnya sepasang kaki itu berjalan keluar mendekati sang Istri yang terlihat meringkuk di balik selimut.Air hangat masih terlihat mengucur melalui kaki jenjangnya. Handuk putih masih melilit tubuh bagian bawahnya. Namun lagi-lagi sang Istri merasa enggan untuk didekati."Sayang, bisakah kamu tidur di kamar lain untuk malam ini? Aku benar-benar tidak tahan dengan aroma tubuhmu."Belum juga kedua kaki itu menaiki ranjang. Aktivitas itu sudah dihentikan oleh penolakan sang Istri yang meminta Arka untuk tidur di tempat lain."Astaga, Sayang. Aku sudah mandi, bahkan ini sudah yang ke dua kali loh! Kamu mau aku bagaimana lagi?" pekik Arka frustasi. Kedua tangannya mengacak rambutnya kasar."Sayang, maafkan aku. Tapi sepertinya Anak kamu tidak menyukai aroma tubuh Papanya."Duar!Kalimat itu seolah membuat Arka bagaikan disambar petir di siang bolong. Matanya membelalak, ada perasaan tak percaya dengan apa yang baru saja mem

DMCA.com Protection Status