Mata Jerrald memicing tajam saat melihat foto pria dan wanita tertawa bahagia bersamaan dengan nama Leonel Addison yang tertera di layar ponsel Cia. Di dalam foto itu terlihat sang pria sedang bert3lanjang dada sambil menggendong sang wanita di punggungnya. Wanita itu memakai bik1ni berwarna biru cerah.
Jerrald memperhatikan dengan saksama. Matanya melebar saat meyakini di dalam foto itu adalah sang kekasih bersama Leonel Addison.
Jadi benar Leonel Addison yang itu???
Jantung Jerrald serasa diremas kuat. Foto dua orang itu begitu mesr4.
Kedua tangan Cia mengerat kencang di leher Leonel. Sementara kedua tangan pria itu berada di kedua pah4 Cia. Mempertahankannya agar wanita itu tidak jatuh, mungkin. Mereka berdua tertawa lebar menghadap kamera.Jerrald menutup mulut dengan sebelah tangan. Berbagai pikiran buruk terus menyapa. Apalagi setelah semalam mencari tahu kehidupan pribadi Leonel Addison d
“Aku tidak melakukan apa pun. Aku hanya berbaik hati mengangkat panggilan dua orang pria yang menghubungimu sepagi ini.”Feli segera membuka layar ponselnya untuk mencari tahu apa maksud sang kekasih. Matanya memejam saat mendapati ruang pesan Eric sudah terbuka. Ia sudah bisa menebak jika Jerrald sudah membaca pesan dari bodyguardnya.
Jerrald membuka mata. Telinganya langsung mendengar deburan ombak.Ia menatap langit-langit kamar yang ia tinggali.Sudah dua minggu ia berada di sini, di Pulau Grenadines: Petit St. Vincent yang terletak di Laut Karibia, antara Saint Lucia dan Grenada.Benar k
Satu bulan berlalu setelah misi itu berakhir. Hari ini, Feli memutuskan untuk kembali ke kampus. Sepertinya waktunya untuk meratapi nasib percintaannya dengan si Mendez si4lan itu sudah cukup! Belum tentu juga pria itu memikirkan hubungan mereka. Bahkan mungkin bisa saja pria itu justru kembali pada mantan kekasihnya yang berb4u menyengat itu! Siapa yang tahu! Untuk apa Feli bersusah-susah mengenang kebersamaan mereka?! Bukankah ia sudah bertekad melupakan pria itu? “Kau mau ke mana,Baby Girl?” “Aku akan ke kampus,Mom.” Charlotte tampak terkejut. Wanita yang sudah tak muda lagi tapi tetap terlihat cantik ini menatap sang anak dari atas sampai bawah. Lalu berlama-lama menatap wajah Feli. Feli sadar jika tingkahnya setelah kembali dari misi si4lan itu terlihat aneh. Ia lebih memilih menyendiri di
“Tidak…mungkin…” bisik Feli bergetar.Wanita cantik ini menelan s4liva susah payah. Ia menatap lima alat tes kehamilan yang sempat ia beli beberapa waktu yang lalu sepulang dari kampus karena curiga dengan kondisi tubuhnya belakangan ini.“Aku hamil??” bisik Feli kembali. Matanya masih terus menatap lima benda itu bergantian. Hasil yang diperlihatkan lima benda itu sama.Awalnya, ia sangat ragu saat satu benda itu memperlihatkan hasil yang membuatnya tercengang. Ia mencoba lagi, dan lagi, dan hasilnya tetap sama…Positif… Garis dua…Feli sudah tidak bisa menyangkal lagi. Ia terduduk di atas penutup kloset. Tatapannya kosong mengarah ke arah bathtup yang berada tak jauh di depannya yang terhalang dinding kaca. Feli merasakan seluruh tubuhnya lemas seakan tak bertulang. Pantas saja belakangan ini ia cepat lelah dan dan kepa
“Mom…”Jantung Feli berdebar kencang. Matanya membelalak terkejut saat melihat lima benda yang masih berada di dalam kamar mandinya kini sudah berada di tangan Charlotte. Ia kalah cepat dari Charlotte. Seandainya saja Feli tidak ceroboh meletakkan benda itu begitu saja di atas wastafel kamar mandinya, hal ini pasti tidak akan terjadi.“Ini...milikmu? K-kau… hamil?”Feli menggigit bibir gugup. Sang mommy pasti sangat terkejut dengan apa yang ia temukan.“Sayang—”“Maafkan aku, Mom…” Feli mundur dengan gugup ketika Charlotte ingin meraih tangannya. Ia melarikan pandangan ke mana saja.“B-Baby—”“Aku tidak akan m3nggugurkannya, Mom!” ucap Feli kembali. Kali ini penuh ketegasan. Matanya sudah berkaca-kaca. Ia memeluk erat perutnya
“Ooouuuhh… Ciaaa!!!” Jerrald mengerang panjang setelah c4iran kepuasan keluar dari belut listriknya. Tubuhnya bergetar hebat. Napasnya terengah. Ia menyandarkan tubuh pada dinding kamar mandi. Kepalanya menengadah ke atas.Sudah hampir satu bulan ia memuaskan diri di dalam kamar mandi. Nama mantan maid—lebih tepatnya mantan kekasih p3nipunya, tak pernah absen keluar dari bibir pria tampan ini saat berusaha mendapat pelepasan.
"Kau???" pekik Selena tak percaya.Feli ikut terkejut. Di sampingnya sudah berdiri Andrew, pria yang penampilannya sudah sepenuhnya berubah itu menatap Feli lembut.Feli tidak tahu sejak kapan penampilan Andrew yang selalu terlihat kuno berubah menjadi jauh lebih modis. Bahkan pria itu sudah tidak memakai kacamata seperti biasa. Yang pasti, tahu-tahu saja setelah Feli kembali masuk kampus, Andrew sudah berubah seperti ini.Feli melirik sekelilingnya sejenak. Di sekitar mereka sudah ada beberapa mahasiswa dan mahasiswi kampus yang menyaksikan pertikaiannya dan Selena.Feli kembali mengarahkan pandangan ke arah Andrew."Andrew?" Feli mengernyit bingung."Kau tidak apa-apa, Fel—""Lepaskan aku, Culun!"Ucapan Andrew terpotong karena Selena kembali memekik. Kali ini terdengar kesal.Andrew menga
Jerrald membeku. Ia membelalak tak percaya saat Feli tiba-tiba saja berlari menjauh darinya.Oh tidak! Apakah wanita itu membencinya??Si4lan!
Holaa~ buat pecinta belut listrik & lumpur hidup :*Bonus part terakhir ya untuk versi aplik4si.Buat yang mau komen paragraf, caranya bisa tekan agak lama paragraf mana yang mau dikomentari sampai muncul tulisan komentar. Udah deh kalian bisa ketik komentar kalian ^_^Dahlah… Happy reading <3***“Apakah istrimu sengaja?!”“Apa yang kau katakan? Kau mendapatkannya dua kali berturut-turut tanpa istriku melihat ke arahmu, itu berarti kau memang diharuskan mencari pasangan hidup, Sepupu.”Noe mendengus kesal. Ia kembali memandang buket bunga yang berada di tangannya. Bagaimana bisa ini terjadi? Meng
Jerrald beberapa kali membenahi letak dasinya. Sebenarnya, letak dasi pria ini tidak bermasalah sedikitpun. Hanya saja, pakaian yang dia kenakan yang menjadi masalah, dan itu membuat Jerrald tak nyaman. Ia melirik sepatu yang ia pakai. Sepatu itu berwarna merah muda terang bermotif bunga-bunga kecil. Persis seperti warna pakaian formal yang saat ini ia pakai.Di sampingnya, berdiri sang istri yang saat ini memakai gaun berwarna senada dengan panjang gaun bagian depan hanya sampai atas lutut. Sementara bagian belakang gaun panjang menjuntai. Sejak tadi senyum kebahagiaan tak pernah luntur dari bibir sang istri. Tidak seperti dirinya yang hanya mampu berwajah datar. Kalaupun tersenyum, Jerrald tak sanggup tersenyum lepas.Sumpah demi apa pun, hari ini kali pertama ia menggunakan pakaian berwarna cerah seperti ini. Ini membuatnya sangat canggung. Jerrald menyugar rambut gugup. Tadi pagi, ia memakai pakaian berwarna kuning cerah. Malam harinya,
“Kau ingin menggantinya lagi??” >> ”Kenapa memang? Apa kau akan marah padaku?! Ini keinginan Telur Belutmu!” “Baiklah-baiklah, Sayang… Kau jangan marah-marah seperti itu.” >> ”Kau yang membuatku marah-marah, Tuan Mendez!” “Maafkan aku, Nyonya Mendez.” Jerrald terkekeh geli. Ia menatap layar ponselnya dengan penuh rasa cinta. Wajah sang istri masih saja memerah setiap kali Jerrald memanggilnya dengan sebutan baru itu. Mereka melakukan pemberkatan pernikahan tiga minggu yang lalu. Tepat tiga hari setelah Jerrald meminta mereka segera menikah di depan Charlotte dan Leonel. Persiapan pemberkatan pernikahan mereka tidak ada kendala yang berarti. Semua dokumen kedua orang itu sudah sejak lama dipersiapkan Leonel dan Niguel, sehingga semua berjalan dengan sangat cepat. Acara itu
“Kenapa Dad tidak mengatakan yang sebenarnya?” Feli menatap tajam sang daddy.Wajah Leonel saat ini terlihat seperti pencuri yang tertangkap basah. Tak ada bedanya dengan Charlotte. Wanita itu menyenggol lengan sang suami.“Jangan diam saja, Leon! Kau harus menjelaskan semuanya pada Putri kecil kita!” bisik Charlotte tajam. “Oh… aku sudah menduga jika Feli pasti akan marah seperti ini,” bisik Charlotte kembali. Kali ini terdengar putus asa.“Cia, sudahlah. Ini semua sudah terjad—”“Kau tidak aku perbolehkan untuk bersuara, Tuan Mendez!”Jerrald langsung mengatupkan mulut. Lebih baik ia mengikuti keinginan ibu hamil satu ini. Hubungan mereka sudah membaik beberapa jam sebelumnya dan ia tidak ingin lagi diabaikan.“Dad—”“Maafkan daddy, Baby Gir
Feli mengusap lengannya dengan air bergantian. Entah sudah berapa lama ia merendam diri di dalam bathtub kamar mandinya. Ia menatap kosong dinding. Ekspresi terkejut Jerrald tadi masih terbayang.Makhluk kaku itu ingin mencoba mengelabuinya? Apakah pria itu bercanda?Feli tidak akan semudah itu dibohongi. Walaupun kebersamaan mereka tergolong singkat, tapi Feli sangat menghapal segala sesuatu tentang pria itu.Memang awalnya Feli sempat terkecoh saat pertama kali melihat penampilan berbeda Jerrald yang berdiri di bawah balkon kamarnya. Namun ketika ia melewati pria itu saat dirinya dan sang mommy selesai berjalan-jalan di taman mansion, Feli langsung menyadari jika pria itu adalah pria yang telah memasukkan telur belut ke dalam kandungannya. Aroma dan bentuk tubuh pria itu amat sangat Feli kenal.Untuk meyakinkan dugaannya, Feli sengaja meminta makanan yang sering dibuatkan Jerrald saat ia berada di
“Ha-hai, Fel.”Feli menghentikan langkah saat Andrew menyapanya. Ia menyunggingkan senyum kecil. Setelah lima hari berada di rumah, Feli merasa b0san dan memutuskan mulai kembali mengikuti pelajaran.“Oh, hai Andrew.”“Kau masuk?”“Tidak. Aku masih berada di rumah,” seru Feli jahil, lalu tertawa. “Kalau kau melihat aku ada di sini, itu berarti aku masuk, Andrew.”Andrew terlihat salah tingkah. Membuat tawa Feli semakin menjadi.Namun, berbanding terbalik dengan pria yang berada tak jauh di belakang wanita itu.“Siapa dia?” bisik pria itu tajam pada seorang pria di sebelahnya.“Teman Nona Feli, Tuan Mendez.”Pria yang tak lain adalah Jerrald, menggeram kesal. Ia menatap bodyguard kekasih hatinya itu. “Apakah m
“Bagaimana?” tanya Charlotte cemas. Ia memperhatikan wajah sang anak yang saat ini menikmati patatas bravas yang tadi diinginkan anaknya itu.Walaupun Feli sempat berkata tak jadi menginginkan makanan tersebut. Tak lama, wanita cantik yang sedang mengandung itu kembali mengubah keinginannya. Ia benar-benar menginginkan makanan itu.Dan di sinilah Charlotte. Beberapa saat yang lalu ia masuk ke dalam kamar Feli sambil membawa piring berisi makanan pesanan sang anak. Charlotte terus mengawasi Feli yang terlihat memakan perlahan satu potong kentang itu ke dalam mulutnya. Baby Girl-nya mengunyah dengan hati-hati.Feli menelan makanan itu. Ia menatap Charlotte. “A-apakah Madam Glenda yang membuatnya?” bisik Feli parau. Menyebut nama juru masak keluarganya.Charlotte menggigit bibir. Ia menelan saliva susah payah. “A-apakah kau suka?” tanya Charlotte gugup.
Feli mematut wajahnya di cermin. Setelah dirawat di rumah sakit selama satu hari, ia diperbolehkan pulang. Untung saja kondisi kandungannya baik-baik saja setelah ditangani dokter. Flek sempat keluar, tapi tidak beresiko keguguran.Dokter hanya mengatakan Feli harus lebih berhati-hati saat kehamilan muda seperti itu setelah dokter di rumah sakit itu diberitahu bahwa sebelumnya Feli sempat berlari kencang. Dokter memperingatkan Feli untuk tidak lagi ceroboh, karena saat hamil muda, janin lebih rentan terhadap guncangan. Dokter juga memberitahu Jerrald dan kedua orang tua Feli untuk menjaga mental wanita itu agar tidak mengalami stress.Feli mengusap lembut perutnya. Matanya menatap kosong cermin.Sampai saat ini, Feli tidak tahu dari mana Jerrald mengetahui tentang kehamilannya. Sudah tiga hari ini Feli menghindari pria itu yang tak absen datang ke mansionnya. Feli mengurung diri di kamar, tak peduli sang mommy terus memb
Jerrald terus mengejar langkah Cia-nya.Apakah rencananya salah?Arghh! B3rengsek!Melamar Cia di acara pernikahan Roland dan sahabat wanita itu adalah satu-satunya cara yang dapat ia pikirkan kala itu setelah mendapat restu dari Leonel dan Charlotte Addison. Bahkan Noe pun mendukung rencananya.Jerrald pun sampai rela dimaki istri Roland saat ia meminta bantuan wanita itu secara langsung agar rencananya dapat berjalan dengan baik. Selama ini, ia tidak pernah mendapat makian dari siapa pun. Orang cenderung takut padanya karena sikap dingin yang selalu ia perlihatkan.Namun karena wanita cantik bernama Felicity Jolicia Addison, Jerrald rela mendapatkan semua itu. Pertama, mendapat makian dari Charlotte, lalu ke dua, ia mendapat makian dari wanita bernama Sally, yang mana adalah istri dari Roland.Bukankah hidupnya sungguh sangat menyenangkan belakangan ini?