Beranda / Young Adult / Complicated / Complicated : 16

Share

Complicated : 16

Penulis: Nurul Haruna
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-05 00:54:11

Raska melangkah santai menuju kos-kosan, memang agak sedikit kacau. Lebih lagi, saat tadi memenuhi permintaan Dafian. Yang sebenarnya, menyuruh pulang. tetapi, Raska hanya datang tanpa ada niat untuk masuk. Senang? Tentu saja, efek sudah lama sekali tidak berbincang dengan sosok ayah—walau dulu lebih mementingkan ego, itu membuatnya muak.

Namun, naluri seorang anak yang ingin dekat atau bisa seperti sosok ayah. Pastinya, sulit dibantah. Benci, tetapi masih ingin bisa bersama layaknya keluarga harmonis lainnya. Raska juga ingin pulang, tetapi saat sampai seakan lenyap. Faktor terbiasa hidup sederhana meskipun harus kerja.

“Kenapa malah bimbang?” Raska mendengkus, karena heran sendiri. Hingga terusik suara bising, tetapi bukan karena pertengkaran. Akan tetapi, bising anak panti asuhan. “Ah iya, membatalkan dan juga dibebaskan.”

Sejak awal tahu, panti asuhan yang menjadi tempat tinggal sementara Raska. Sebenarnya, lebih dulu dianggap r

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Complicated   Complicated : 17

    Raska membuka mata dan memindai sejenak sekitar, baru ingat kalau tadi sakitnya terasa. Kemudian berlaih ke jam dinding, ternyata Raska melewatkan pelajaran di jam pertama. Beberapa menit lagi, akan masuk jam kedua. Terdiam sejenak di tepi brankar, sembari mengambil kacamata bulat yang tergeletak di nakas dan memakainya. Raska menghela napas sejenak, kemudian mulai melangkah. Ya, sudah lumayan hilang. Meskipun, masih agak lemas. Tidak disangka, keluar dari UKS bertepatan dengan guru kelas mata pelajaran keduanya melintas. “Sakit?” Pak Toni, tidak menyangka akan bertemu satu murid dari kelas yang akan diajarnya. Raska berdeham sejenak. “Ya, tapi sudah enakkan.” Pak Toni terdiam, sembari menatap intens Raska. Memang sudah terlihat baik, tetapi masih agak pucat. Mendadak ragu membiarkan Raska kembali ke kelas, tetapi sebelum mengatakan keringanannya agar Raska istirahat saja di UKS. Raska lebih dulu pergi, tepatnya ke toilet untuk membasuh wajah

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-06
  • Complicated   Complicated : 18

    Avina melangkah dalam diam, sesekali memandangi Raska berjalan di hadapannya. Setelah pulang dari rumah sakit, kembali bimbang. Meskipun, tadi sudah menetapkan keputusan terakhir. Dengan menerima tawaran Dehan, tetapi Raska juga masih tidak rela bila kehilangan adik pertama. Memang belum lama mengenal. Wajar bukan? Sulit untuk bagi Raska.Tanpa sadar, mereka berdua telah sampai. Tepatnya, Raska mengantar Avina sampai rumah. Kalau sebelumnya, memilih sampai depan perumahan atau depan rumah lain yang kebetulan hanya beberapa jarak dari rumah Avina. Saat itu, Raska masih enggan bertegur sapa dengan siapa pun.“Kau ikut denganku, pasti bisa memicu masalah ‘kan?” Raska baru ingat.Avina mengangguk. “Ya, kau tidak mengajak juga tetep aja.” Yakin sekali, karena ada pemicu lain. “Kau masih bimbang?”Raska hanya mendengkus kemudian melangkah pergi, seketika terhenti saat Avina bertanya hal yang saat ini malas untuk dipikir

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • Complicated   Complicated : 19

    Raska masih berada di rumah mewah—rumah asli, bukan berarti benar-benar akan menetap bersama lagi. Sebenarnya, pagi buta tadi ingin kembali ke kos. Namun, terpaksa diurungkan karena mereka—terutama Ariska menahannya. Juga, memaksa untuk pulang.Pada akhirnya menerima, tetapi kali ini yang mengusik pikirannya—hal lain. Bukan mengusik, tepatnya aneh karena sudah lama tidak pernah dialami. Ya, Raska tiba di sekolah bersama dengan Reza. Alasannya, Dafian mengantar.Dalam perjalanan tadi, Raska masih canggung dalam merespon pertanyaan. Juga, agak sebal karena membicarakan hal itu lagi.“Aku hanya penasaran. Nggak boleh kah?” Reza senang karena Raska tidak benci atau apapun dengan kelakuannya, yang mau mengikuti rencana David. Di satu sisi, Reza juga ingin akur sebagai saudara—angkat terasa kandung. Bukan merebut posisi lagi, melainkan menumbuhkan ikatan persaudaraan.Raska mendengkus, dan melirik bosan. “Masih belum je

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-12
  • Complicated   Complicated : 20

    Raska berdecih, lagi-lagi naluri anak kembali menguasainya. Terbukti, niat awal pulang ke kos-kosan malah ke rumah sebenarnya. Pada akhirnya, masuk karena sudah lelah untuk berkeliaran di luar atau sekadar mewujudkan niatnya kembali ke kos. Kini melangkah gontai menuju kamar. Raska tidak menyangka, kamarnya masih sama seperti dulu—sebelum memutuskan kabur. Hampir mengira kamarnya akan menjadi gudang yang tidak terawat.“Kau sama sekali nggak mau tinggal di sini kah?” Dafian yang akhir-akhir ini memiliki waktu luang. Lebih lagi melihat Raska kembali, langsung dimanfaatkan untuk memperbaiki hubungan ayah dan anak. Meski tahu, masih sulit bagi Raska.“Entahlah.” Raska benar-benar bingung, sembari melangkah dan merebahkan diri di ranjang. Lagi-lagi, lelah dan sakit. Padahal, tidak melakukan hal berat. Raska benci dalam kondisi seperti ini.Dafian hanya bisa pasrah, melirik Raska yang terpejam dan berusaha tenang. Tahu, pasti terasa lagi

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-17
  • Complicated   Complicated : 21

    Raska melangkah pergi, tidak menyangka benar-benar terjadi. Berhasil menyelamatkan, tidak dengan batin. Avina kacau dan menyedihkan sekali, terlebih lagi mengalami syok berat dan membuatnya—bisu. Takut pada siapa pun yang mendekati, terutama laki-laki.Tanpa mempedulikan orang sekitar, Raska mendudukkan diri di pinggir jalan. Napasnya kembali tersendat, akibat kalap tadi. Manik hitamnya terpaku pada telapak tangan, baru sadar ada lumuran darah.Tadi itu, ada satu warga yang melihat kejadian—tanpa pikir panjang menghubungi polisi dan Raska ikutan terseret untuk interogasi. Raska baru ingat, kalap menyerang segerombolan lelaki yang disuruh Almeira untuk melakukan hal tidak senonoh pada Avina, hampir meregang nyawa.“Tau, yang kulakukan amat berlebihan. Kalo nggak seperti itu pasti akan terlambat. Lagi pula, mereka tidak tewas.”Raska yakin mereka dengan cepat dibawa ke rumah sakit, sebelum ditangkap. Memang berimbas padanya juga, ter

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-19
  • Complicated   Complicated : 22

    Raska melepas perlahan pelukan Avina, lega karena tidak membuatnya terbangun. Kini duduk terdiam di tepi ranjang, sesekali menarik napas dan membuang perlahan. Ya, nyeri kembali terasa. Pada akhirnya, Raska kembali meminum obat yang ditebus meski—sudah terlambat. Setidaknya, bisa menghilangkan nyeri.“Persis orang penyakitan!” desis Raska, kesal karena hal seperti ini menimpa padanya.Tangannya meraih tas, mengeluarkan obat sekaligus sebotol air mineral. Seketika lega, tepat setelah menelan beberapa butir obat dan menenggak air mineral—beruntung sudah dimasukan kembali ke dalam tas. Pintu kamar Avina terbuka, ternyata—Avera.“Kenapa?” Avera kembali terusik dengan gelagat Raska, seperti panik akan sesuatu.Raska menghela napas sejenak. “Tidak apa.”Avera hanya berdeham, tetapi semakin menatap curiga. Setelahnya, menepis dan beralih melihat Avina. Avera berpikir, Raska gagal karena sempat berjaga

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-22
  • Complicated   Complicated : 23

    Avina terus menatap ke arah Raska, kembali terbaring di brankar. Kondisinya mendadak kritis. Kata dokter, efek Raska tidak meminum obat secara teratur, membuat keadaannya semakin memburuk.“Avina.”Yang dipanggil menoleh singkat, ternyata Risky yang memanggil. Namun, saat mendekat Avina langsung memberi jarak. Meskipun sudah berusaha membiasakan diri, dan menganggap kalau mereka semua tidak bermaksud jahat. Masih sulit bagi Avina untuk menganggapinya dengan santai.Risky paham kalau Avina masih dilanda trauma, meski tidak separah saat kejadian itu menimpanya. “Lebih baik pulang, kabar kondisi Raska akan dikasih tau oleh Reza.”Avina terdiam mendengarnya, kemudian mencoba tenang. Karena teringat harus memberitahu mengenai keluarga angkat. Saat diajak bertemu dengan Dehan, dan Raska membiarkannnya berbincang berdua. Dehan mengatakan padanya, untuk menjelaskan soal keluarga angkat dan keputusan Dehan, terhadap keluarga Raska.N

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-25
  • Complicated   Complicated : 24

    Raska terpaku di tempat menatap adik angkatnya, yang membuat heran adalah gelagatnya. Seakan Dehan tidak memiliki rasa takut sedikit pun, setelah memutuskan untuk lenyap dan membiarkan orang lain meneruskan hidup. Wajahnya berseri, amat tenang dan tidak pucat seperti biasa.“Begini enakkan? Sama-sama tidak merasakan sakit lagi.” Dehan mulai menyahut, dan berjalan-jalan santai. Benar-benar menikmati ketenangan, mengingat selama ini selalu dihantui rasa sakit dan ketakutan yang teramat besar. Tetapi sekarang, sudah tidak dan itu membuat Dehan lega. “Kakak jangan merasa bersalah terus loh!”Raska hanya bergeming, yang pasti terus berusaha menahan diri untuk tidak memperlihatkan raut wajah sedih—kehilangan. Melihat Dehan semakin ceria, Raska tidak mau melenyapkan keceriaannya itu.“Semuanya udah berakhir bukan? Keinginanku terwujud, begitu juga dengan kakak masalah telah usai. komplit ‘kan?”Raska mendengkus, De

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-28

Bab terbaru

  • Complicated   Epilog

    Terwujud sesuai keinginan? Tentu, tetapi pasti ada masanya akan mengalami hal sama. Atau sama dan sedikit berbeda.Si kembar sudah menginjak lima belas tahun, kalau lagi berdua lebih lagi dengan keluarga, tingkah mereka akan persis bocah. Kini sedang terjadi."Jangan lari terus! Susah ngejarnya!" Vanya sebal dengan si kakak kembar.Varrel sendiri semakin usil, terus menambah kecepatannya. Seketika terhenti ketika, melihat si adik duduk selonjoran di trotoar sembari cemberut. Bahkan, tidak peduli menjadi tontonan aneh pejalan kaki."Ayo, naik." Varrel berjongkok membelakangi Vanya."Ninggalin mulu!" gerutu Vanya lagi.Varrel hanya terkekeh. "Seru tau lari-larian, setidaknya bisa memanfaatkan waktu luang, kaya berkeliaran gitu."Raska sibuk kembali, di kota kelahiran Dehan bersama Avina. Si kembar mendadak tidak mau ikut, alias

  • Complicated   Complicated : 39

    Yang dilakukannya saat ini, memandangi si kembar. Tidak terasa sudah semakin aktif.Kehadiran si kembar, bisa sebagai penghibur di kala penat selesai kerja sekaligus, kuliah online. Yap, Raska lebih dulu meneruskan. Sama halnya, Avina juga."Mereka berdua ada masanya ngeselin sepertimu!" celetuk Avina, kini bergabung di sofa yang sama dengan Raska.Raska menaikkan satu alis. "Ngeselin yang kaya gimana?""Walau masih kecil, tetap mulai terlihat." Avina sengaja menjelaskan lagi. "Kaya, iseng. Tapi, kalo diem itu berlebihan sampai cueknya minta ampun!"Raska hanya terkekeh. "Wajar kali, anak sendiri pasti ada turunan."Avina geregetan, buktinya memukul Raska. Seketika tersentak, kala tubuhnya di dekap. Namun, Avina refleks menahan Raska."Ada anak loh!"Raska mencebik kesal, tetap mendekap erat wanitanya ini

  • Complicated   Complicated : 38

    "Kau tau? Sampai saat ini, berasa kaya mimpi." Raska mendadak berkata begitu, saat tanpa sengaja teringat awal permasalahan hidupnya dulu hingga telah usai.Avina hanya mendengarkan, yang pasti mencoba memberi ketenangan. Merasa kalau Raska, dibayangi oleh masa lalu. Tangannya terulur untuk mengelus lembut surai hingga menjalar ke rahang dan dada bidangnya."Bukan sengaja mengingat, lebih bener itu nggak sengaja terbayang." Raska melanjutkan perkataan."Sulit dilupakan, tapi ada masanya bisa lenyap ... walau sebentar." Avina akhirnya membalas. "Atau kau masih ....""Nggak, intinya mendadak keinget gitu loh." Raska mengubah sedikit posisinya, tanpa membuat Avina yang sedari tadi berada di atasnya tidak nyaman.Ya, mendadak dijadikan kasur dadakan. Padahal, sofa panjang yang ditidurinya ini cukup lebar. Anehnya, Avina memilih tidur di atasnya."Ada

  • Complicated   Complicated : 37

    Masih terdengar gunjingan merujuk kebaikan ataupun keburukan, tetapi Avina berusaha membiasakan diri. Juga, mencoba melenyapkan rasa takutnya.Terbukti, salam masa tahanan Raska. Avina ke manapun sendiri dan juga hati-hati. Ah iya, sebenarnya ini bulan terakhir masa penahan Raska. Tetapi, tidak tahu kapan Raska dibebasknya.Bebas bukan berarti akan kembali cepat kuliah, mengingat cuti paksa yang dialami Raska lebih lama dibandingkan dirinya.Kini Avina berada di sebuah taman, penuh dengan anak kecil bermain. Hanya itu yang dilakukan Avina bila bosan, terkadang menunggu dijemput Aldian. Mengatakan, dijemput di sini. Itu juga, di awal masuk sehabis masa cuti.Seketika tersentak, kala ada yang menepuk bahu. Avina menoleh perlahan dan juga memberi jarak.Si pelaku terkekeh sejenak. "Masih kah?"Setelah tahu siapa pelakunya, Avina langsung menghamburk

  • Complicated   Complicated : 36

    Mendengar kabar Raska ditahan, semua keluarga pasrah menerima. Perlawanan yang dilakukannya memang demi kebaikan. Namun, tetap saja fatal. Harusnya melumpuhkan, bukan membunuh.Hukuman untuk pelaku penculikan Avina sekaligus pembunuhan yang dilakukan saudara tiri Denish. Memang berlapis, akan tetapi pelaku telah tewas. Denish yang mendapat kabar itu menerima, walau ada rasa sedih.Meskipun saudara tiri, yang sebelumnya hanya anak angkat. Hingga tidak terduga, kalau anak tersebut hasil selingkuhan salah satu orang tuanya yang dibuang. Dari situ semua berawal pembunuhan satu keluarga terjadi, menyisakan Denish.Mengingat, di awal memiliki saudara angkat merangkap jadi saudara tiri. Terbilang cukup akrab, sampai Denish senang karena memiliki saudara mengingat terlahir anak tunggal."Dia memang buruk dan menyiksaku, tapi aku sedih juga. Benar-benar kehilangan semuanya." Denish tidak menyalah

  • Complicated   Complicated : 35

    Memohon, kesannya terlalu lemah di matanya. Seakan sadar diri lebih parah, hidup dan apapun telah dikendalikan oleh orang lain, tidak akan pernah bisa melawan. Ataupun membantah, kenyataannya harus dibalikkan situasi di mana dirinya yang harusnya berani."Hee, jadi kau benar-benar membantah ya?" Kakinya melangkah, mendekati Denish kini meringkuk menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. "Sakit 'kan?"Denish mendadak bisu, tepatnya sih suaranya tercekat. Bahkan, sulit bernapas, sesekali meringis. Ini efek alat penyiksa yang ditanam paksa oleh saudara tiri gila dan biadab sekali."Menurut atau membantah?" Kini berjongkok, dan menepuk pipi Denish. "Cepat jawab! Atau kau memang ingin mati tersiksa, sampai jantungmu berhenti berdetak kah?"Denish muak akan dirinya sendiri, lemah sekali di mata saudara tiri gilanya ini. "Hen-hentikan semuanya!" Hingga akhirnya, berhasil mengeluarkan suara. "Kumo

  • Complicated   Complicated : 34

    "Kok sendiri?" Avera heran."Tidur, efek insomnia jadinya terbalik jam tidurnya." Avina memang baru tahu kebiasaan Raska, setelah menjalin hubungan serius. Selalu terkena insomnia.Avera mengangguk paham, hingga penasaran akan sesuatu. "Sudah nggak, ehm ... kacau atau panik gitu?" Jujur, tidak berharap Avina kembali kacau seperti masalah dulu."Nggak, cuma kaya masih takut dikit aja." Avina merasa bersalah, sudah merepotkan semuanya. "Tapi, aku mencoba untuk mengabaikan. Bukan berarti, enggan menyelesaikan dan malah nyuruh orang lain ....""Ibu paham, kok." Avera menepuk pelan lambat laun menyisir sejenak surai anak bungsunya ini.Avina menghamburkan diri pada Avera. "Aku berharap, cepat selesai dan nggak ada lagi masalah, Bu."Avera hanya mendengarkan."Tapi, kenapa selalu ada aja gitu ya?" Avina bingung, tidak berulah seketika bermasalah sampai diuntit.

  • Complicated   Complicated : 33

    Di sebuah klub malam, selalu ramai dikunjungi baik remaja yang masih labil, tetapi kelakuannya melebihi orang dewasa. Hingga, yang dewasa atau hampir menua. Namun, bukan itu yang menjadi pusatnya.Melainkan, lelaki yang pernah sekali dekat. Dalam arti biasa, guna menghindar dari kerumunan kaum hawa di kampus tidak lain Denish. Nyatanya bersama seseorang entah siapa, yang jelas membicarakan hal penting sekali.Wajahnya tidak terlalu jelas, efek tudung kepala yang hampir menutupi seluruh wajahnya, yang pasti lelaki."Selesai di sini aja." Denish berkata setelah menenggak minuman yang dipesannya, dan melangkah pergi ketika mendapati satu wanita yang ingin mendekati—menggodanya."Kau nggak seru!" celetuknya dengan sengaja.Denish berdecih dan melirik sengit. "Itu urusanmu! Jadi, lakukan sendiri!"Orang tadi hanya terkekeh, lambat laun membiarkan Denish pergi.

  • Complicated   Complicated : 32

    Sesuai janji kemarin, selama di kampus Raska selalu berada bersama Avina. Bila kelas dimulai, meninggalkan Avina sejenak bersama Reza dan Nabila. Ya, Raska menceritakan pada mereka berdua, untuk jaga-jaga.Kini Raska melangkah cepat keluar dari kelas, menuju kantin. Ya, mereka bertiga ada di sana. Ketika Avina ada kelas, Raska juga meminta mereka berdua untuk ikut sekadar menemani."Sangat merepotkan ya?" celetuk Avina.Keberadaan Reza dan Nabila di sini, demi menemani selagi Raska tidak ada. Di satu sisi, Avina merasa seperti pengganggu."Nggak kok." Nabila agak terkejut, jujur tidak pernah menganggap begitu, yakin sekali Reza juga sama.Avina senang mendengarnya, di satu sisi agak menyesal karena tidak jujur akan masalah. Ya, saat itu memikirkan kalau tidak dijelaskan, tidak akan merepotkan orang lain.Tidak disangka, justru sebaliknya. Avina benar-benar merasa bersalah.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status