Share

41. Tak Akan Lepas

last update Last Updated: 2021-09-22 12:27:35

Alfonso sama sekali tak mengharapkan bertemu Sasha lagi, terutama tidak di saat sekarang ini, ketika dia merasa wine mulai membawa pikirannya melayang dan tubuhnya menghangat. Saat matanya tertuju pada Sasha, dia baru sadar wanita itu memakai mini dress warna merah yang berpotongan seksi dan sangat menggoda.

"Oh, aku tak butuh ditemani, Sasha…." Walaupun berkata begitu, dia tetap saja tak melepaskan pandangannya dari tubuh Sasha.

Sasha terkikik. "Ucapanmu tak sesuai dengan caramu memandangku. Bukankah aku sudah katakan tadi, kamu boleh mengantarku ke kamarku?"

Astaga! Tubuh Alfonso mulai bereaksi tak sesuai harapannya mendengar desahan Sasha di telinganya.

"Biarkan aku sendiri, Sasha. Suasana hatiku sedang buruk." Alfonso mencoba cara terakhir untuk mengusir Sasha, berusaha menjaga pikirannya tetap waras.

Sasha menarik wajah Alfonso supaya menghadapnya. "Kena

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   42. Hadiah

    "A-apa katamu?" Siena terbelalak menatap Alfonso. Senyum Alfonso makin lebar. Senang rasanya bisa menggoda Siena lagi. "Ingat janjimu, Cherry. Kamu tantang aku pecahkan kode keempat. Dan aku berhasil. Sekarang saatnya menagih hadiahku." Alfonso melangkah mendekat. Siena langsung berlari menghindar ke tengah kamar, berlindung di balik sofa. Alfonso tertawa, matanya mengedip nakal. "Cherry, kamu sudah janji padaku…." "A-aku tak pernah janji apa-apa…. Kamu saja yang seenaknya putuskan sendiri hadiah itu. Aku belum pernah menyetujui," Siena berusaha memprotes. Aduh, kenapa jantungnya berdebar tak karuan seperti ini? Apa mungkin Alfonso akan berani memaksanya? Alfonso berdiri dengan tangan disilangkan di depan dadanya. "Kalau begitu, untuk apa kamu datang ke kamarku? Kamu sudah tak marah lagi? Atau… kamu cemburu dan takut aku bersama Sas

    Last Updated : 2021-09-22
  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   43. Lemah

    Siena nyaris sesak napas waktu Alfonso mendadak memeluk pinggangnya dengan erat. Jantungnya mulai berpacu. Ia bisa melihat hasrat yang bergelora di mata Alfonso. Apalagi saat pria itu berbisik persis di dekat telinganya, "Cherry, berikan hadiahku….""Alf…."Siena mendorong dada Alfonso dengan tangannya, tapi percuma. Alfonso jauh lebih kuat dan waspada, berbeda dengan pria kurang ajar yang menggodanya di klub malam di Dubai, yang bisa dibantingnya dengan mudah.Alfonso terkekeh. "Lihat saja apa kamu bisa membantingku, Cherry…." Ternyata dia tahu apa yang dipikirkan Siena."Alf, lepaskan aku!" Siena mencoba menarik tubuhnya ke belakang."Atau mungkin aku yang banting kamu? Ke tempat tidurku?"Sedetik kemudian, tangan Alfonso bergerak dengan cepat mengangkat tubuh Siena dan menggendongnya. Siena menjerit dan meronta. Baru saja

    Last Updated : 2021-09-22
  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   44. Lokasi Keempat

    Jantung Siena berdenyut lebih cepat saat pilot pesawat mereka menginformasikan bahwa mereka akan segera mendarat dalam sepuluh menit lagi. Kota Siena ternyata tak memiliki bandara. Jadi mereka harus mendarat dulu di Kota Florence, baru kemudian melanjutkan perjalanan darat ke Kota Siena. Alfonso menggenggam erat tangan kanannya seolah tahu apa yang dirasakannya. "Kamu tak sendirian, ada aku…," ucap Alfonso, sambil tersenyum menenangkan. Siena heran apakah Alfonso mungkin bisa membaca pikirannya, karena pria itu sepertinya selalu tahu semuanya. Tapi dia memang butuh senyum itu, sentuhan tangan itu. Dan di atas segalanya, dia butuh Alfonso menemaninya. "Setahuku Siena adalah kota yang sangat indah. Penuh dengan karya seni," Siena berusaha menghilangkan kegugupan dengan bicara yang lain. "Kalau begitu, kamu pasti suka. Kamu dan Kakek sama-sama suka seni." "B

    Last Updated : 2021-09-22
  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   45. Tolong!

    Karena sudah sore, Alfonso dan Siena memutuskan untuk berangkat ke Panti Asuhan Safe Haven esok harinya. Sebagai gantinya, mereka berdua berjalan-jalan ke tengah kota. Mereka sengaja berjalan kaki supaya bisa menikmati keindahan arsitektur bangunan-bangunan abad pertengahan yang memukau. Menjelang petang, Alfonso mengajak Siena ke sebuah restoran yang menyajikan makanan khas Italia."Aku mau makan selain pasta dan pizza," kata Alfonso, waktu mereka duduk di bagian beranda luar restoran.Cuaca di Kota Siena saat ini mulai dingin, agak mendung. Sayang sekali kalau malam ini harus hujan. Rasanya belum puas mereka berkeliling kota."Bagaimana kalau coba ini, panzanella? Kelihatannya enak," Siena menyarankan sambil menunjuk gambar di buku menu.Mata Alfonso melebar. "Mmm, boleh…. Kelihatannya memang menggoda."Setelah memesan makanan, mereka memperhatikan orang-or

    Last Updated : 2021-09-22
  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   46. Hilang

    Brian memandang wanita berambut pirang yang duduk di hadapannya sekarang. Dua hari yang lalu, waktu mereka bertemu di depan apartemen Alfonso, Gloria terlihat merana seperti orang sakit. Namun saat ini, kondisinya terlihat lebih baik. Matanya tidak bengkak lagi. Dia juga sudah memakai make-up untuk menutupi wajahnya yang pucat, sehingga tampak lebih segar."Apa… kamu sudah merasa lebih baik?" Brian memecah keheningan.Dari tadi, sudah lebih dari lima menit, mereka cuma duduk diam. Brian sebenarnya juga tak tahu persis maksud kedatangan Gloria ke apartemennya pagi ini. Sejak mereka bertemu, mereka memang saling bertukar nomor ponsel. Lalu Gloria tiba-tiba menelepon pagi ini, meminta alamatnya, dan muncul di depan pintu apartemennya.Sambil menarik napas panjang, Gloria menggeleng. "Aku tak mungkin merasa lebih baik, sebelum aku bisa ketemu Alfonso lagi.""Nomornya juga tak bisa di

    Last Updated : 2021-09-22
  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   47. Penculik

    Siena memicingkan matanya, mengejap-ngejap karena merasa silau setelah selubung kain hitam di kepalanya dibuka. Hal pertama yang dilihatnya adalah dua orang pria bertubuh tinggi besar dan berkacamata hitam yang berdiri di depannya. Yang satu berkumis tebal, sedangkan yang satunya lagi berkepala plontos. Mereka pasti yang menculiknya tadi. "Siapa kalian?!" Jantungnya sudah berdetak begitu kencang, tapi Siena masih berusaha supaya suaranya terdengar tegas. Pria yang berkepala plontos mengangkat jari telunjuknya ke bibir. "Tenang, Nona…. Tak perlu takut." Mereka baru saja menculiknya, dan minta dia supaya tak perlu takut? Yang benar saja! Namun satu hal yang membuatnya lega, mereka tak menodongnya dengan pistol lagi, dan kedua tangannya dari tadi juga dalam posisi bebas, tak diikat. Siena mencermati kedua pria itu. Mereka memakai mantel hitam panjang, berkulit cokelat, dan wajah k

    Last Updated : 2021-09-22
  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   48. Rumit

    Ucapan Carlo seperti terus terngiang di telinga Siena. Cerita itu memang sesuai dengan cerita ibunya selama ini, bagaimana ibunya bertemu dengan ayahnya di Gotemba. Namun apakah itu artinya dia harus memercayai Carlo?"Aku bahkan tak pernah tahu nama ayah kandungku. Bagaimana kamu bisa yakin… kalau kamu tidak salah orang? Dan bagaimana kamu bisa berharap aku percaya pada ceritamu?" Akhirnya Siena membuka mulutnya. Pikirannya terlalu kacau. Dalam situasi seperti ini, menyangkal adalah hal yang jauh lebih mudah dilakukan."Kamu Siena Mori, anak dari Sakura Mori bukan? Waktu Papa bertemu ibumu, dia masih sedang kuliah tahun kedua sebagai perawat. Kemudian kalian pindah ke Los Angeles saat usiamu baru sepuluh tahun. Kamu kuliah jurusan jurnalistik, dan bekerja sebagai kolumnis di media online Angels Daily selama dua tahun. Dan usiamu saat ini dua puluh empat tahun."Ini kedengaran mulai menakutkan bagi S

    Last Updated : 2021-09-22
  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   49. Pertemuan

    "Jadi kamu mau bertemu dengan Papa?" ulang Carlo. Suaranya terdengar gembira. "Ya, aku ingin bertemu dengannya…," cuma itu yang diucapkan Siena. Carlo seperti sedang menimbang-nimbang. "Baiklah…. Sebenarnya Papa minta aku yang ketemu kamu duluan, karena dia sendiri sangat gugup. Dia bukan pria yang banyak bicara. Dan dia takut kalau kamu tak bisa menerimanya." "Biar aku sendiri yang putuskan setelah bertemu dengannya," Siena mencoba untuk terdengar tegas, biarpun jantungnya mulai berpacu kencang. Dia tak tahu apa yang diharapkannya, tapi dia sudah cukup mendengar cerita Carlo. Saatnya menghadapi kenyataan. Carlo memberi isyarat pada Siena supaya berdiri dan mengikutinya. Mereka keluar dari ruangan itu, berjalan melewati koridor panjang yang di kiri kanannya terdapat taman. Karena sudah gelap, Siena tak bisa melihat sampai ke ujung taman, tapi yang jelas rumah itu sangat besar d

    Last Updated : 2021-09-22

Latest chapter

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   106. Awal dan Akhir

    "Apa maksudnya?" Kening Siena berkerut dalam. "Tapi hari ini bukan ulang tahunku."Ah, ini pasti kode, pikir Siena. Alfonso benar-benar sengaja mengerjainya tepat di hari pernikahan mereka!Siena mencari pulpen dan mulai mencoret-coret di kertas. "Tanggal ulang tahunku 17 September. Mungkin itu sebagai kunci untuk menggeser huruf yang ada. Hmm, biar kucoba."Ia menuliskan tebakannya di atas kertas.ELANHPB1791791FSJOOYC"Aneh, kenapa tak ada artinya?" Siena tertegun melihat hasilnya. "Atau… hurufnya bukan digeser ke kanan, tapi ke kiri!"Siena mencoret-coret ulang dan menulis lagi.ELANHPB1791791DERMAGA"Dermaga?" Siena berseru kaget. "Apakah Alf memintaku untuk pergi ke dermaga?"

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   105. Hari yang Sempurna

    "Dengan ini kalian berdua dinyatakan resmi menjadi suami istri. Silakan, Anda boleh mencium istri Anda."Setelah pastor selesai mengucapkan kalimat tersebut, Alfonso langsung merangkul pinggang Siena, memberikan belaian lembut di pipi Siena yang merona indah, dan mengecup bibirnya dengan penuh kasih. Seketika semua yang hadir bertepuk tangan.Segala sesuatu berjalan sesuai harapan Siena di hari pernikahannya ini. Dia tak perlu pesta mewah, hadiah mahal, atau gaun pengantin seperti putri kerajaan. Yang dia butuhkan hanyalah pernikahannya sah di hadapan Tuhan dan orang-orang yang disayanginya.Setelah acara pemberkatan pernikahan berakhir, Alfonso dan Siena mendapatkan pelukan dari Stefano, Carlo, juga Irina yang datang jauh-jauh dari Melbourne. Mendadak…."Siena Chan! Selamat ya!" Siapa lagi kalau bukan Imelda yang memekik. M

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   104. Harta Paling Bernilai

    Alfonso masuk ke dalam kamar tidur Siena dengan wajah cerah. Siena sudah berganti gaun tidur dan duduk bersandar di kepala tempat tidur, ia langsung mengarahkan pandangan ke Alfonso."Kamu kelihatan gembira…, sepertinya aku tak usah khawatir apa yang kamu bicarakan dengan Papa," celetuk Siena.Seringai Alfonso makin lebar. "Aku baru saja mendapat seorang Papa hari ini."Mulut Siena melongo. "Benarkah? Papa sudah memintamu memanggilnya Papa?"Alfonso menjawab dengan anggukan mantap. "Yup!""Oh, Alf, aku bahagia sekali mendengarnya!" Siena merentangkan kedua tangannya lebar-lebar untuk memeluk Alfonso.Alfonso duduk di samping Siena dan merangkulnya dengan mesra. "Sekarang aku punya keluarga yang utuh lagi. Aku punya seorang istri yang kucintai, ayah yang bi

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   103. Putra dan Putri

    Bagi Alfonso, hari ini adalah salah satu hari paling istimewa baginya. Ia sempat kehilangan Siena selama tiga bulan lebih, berusaha bertahan dalam hati yang hancur, bahkan menjalani hidup seperti zombie, tubuhnya hidup tapi jiwa dan pikirannya serasa kosong.Mimpi buruk itu telah berakhir. Sekarang, Siena kembali padanya. Bahkan lebih daripada yang berani dia bayangkan, dia mendapatkan Siena bersama anak mereka yang berumur tiga bulan dalam kandungan Siena!"Kamu tak mau makan, Cherry? Dari tadi aku lihat kamu belum makan apa-apa," ujar Alfonso, kelihatan cemas.Malam ini pesta pertunangan mereka sedang berlangsung di halaman belakang rumah yang sangat luas. Keluarga De Martini adalah keluarga bangsawan yang sangat terkenal dan penting di Kota Siena. Jadi tak heran kalau tamu yang berkunjung juga terus mengalir.Alfonso menuntut Si

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   102. Konspirasi

    "Selamat siang, Tuan Stefano." Alfonso memutuskan untuk menyapa lebih dulu. "Carlo, Damien…." Alfonso mengangguk pada mereka bertiga.Mata Stefano mengamati tangan Alfonso dan Siena yang terus saling bergandengan. "Siena, kamu membuat kami khawatir. Apakah Alfonso menyakitimu?" Jelas bahwa Stefano sengaja mengabaikan sapaan Alfonso."Tidak, Papa, Alfonso tak mungkin sakiti aku," Siena menjawab dengan cepat. "Papa, kumohon biar kami jelaskan dulu semuanya.""Kurasa semuanya sudah sangat jelas bagiku. Kamu memilih untuk menyakiti hati seorang pria yang baik seperti Damien, demi kembali pada pria yang jelas-jelas telah menyakitimu sebelumnya," sergah Stefano dengan suara tegas."Papa, ini semua salahku. Alfonso tak pernah sakiti aku. Aku sudah tahu kalau dia tak ada hubungannya dengan masalah Gloria, tapi waktu dia datang menem

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   101. Kejutan Terindah

    Butuh waktu beberapa detik bagi Siena untuk mencerna perkataan Alfonso. Namun yang bisa dilakukannya hanyalah menatap Alfonso dengan mata terbelalak dan mulut melongo."Aku mohon jangan menikah dengan Damien. Aku ingin kamu jadi milikku seorang. Menikahlah denganku, Cherry…." Ucapan Alfonso terdengar sangat jelas, ucapan yang menimbulkan rasa hangat yang menjalari hati Siena."Alf….""Ya?""Kamu sadar kalau kamu baru saja memintaku menikah denganmu? Di dalam sebuah garasi mobil yang tertutup, di mana kamu baru saja menculikku tepat di hari pertunanganku dengan Damien?"Alfonso terpaku sesaat. "Yah…, aku bisa lakukan hal yang lebih gila lagi kalau kamu mau. Aku bisa saja tiba-tiba muncul di rumahmu, dan berteriak memprotes tepat saat Damien baru saja mau pasangkan cincin pertun

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   100. Bunga Sakura

    "Kamu cantik sekali, Siena," puji Viola, wanita paruh baya yang menjadi penata rias Siena.Siena sedang berada di salon untuk merias diri sebelum acara pertunangannya dengan Damien nanti malam. Tadinya dia hendak merias diri sendiri saja, tapi Carlo bersikeras bahwa dia harus tampil istimewa di hari yang istimewa ini.Jadilah dia akhirnya berangkat ke salon dengan sedikit enggan, diantar oleh Pino. Sedangkan Stefano, Carlo, dan Damien mempersiapkan acara yang akan diadakan di rumahnya."Apa dandananku… tidak berlebihan?" Siena ragu melihat penampilannya sendiri di cermin. Dia bukan gadis yang suka dandanan tebal selama ini."Jelas tidak. Dandanan ini sangat sempurna untuk acara spesial," Viola meyakinkannya sambil tersenyum."Maaf, maksudku, tentu saja hasil dandananmu sangat sempurna, Viol

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   99. Melepaskan

    Saat Alfonso mengemudikan mobilnya masuk ke halaman depan rumah, dia merasa curiga dengan mobil limusin putih yang diparkir di area taman umum yang berada persis di seberang rumah.Tak banyak orang yang mengendarai mobil limusin ke mana-mana karena terlalu mencolok. Siapa pemilik limusin itu, seorang selebritis yang sengaja mencari perhatian?Alfonso melangkah masuk ke dalam rumah, dan seketika terhenti karena mencium bau ganjil yang tak biasanya. Bau yang mengingatkan dia pada sesuatu.Ia mempercepat langkahnya, matanya mencari-cari sampai akhirnya dia melihat apa yang dicurigainya. Carlo sedang duduk di ruang tengah rumahnya sambil mengisap cerutu!"Aku rasa sudah saatnya aku sewa petugas keamanan untuk jaga rumah ini. Supaya orang-orang seperti kamu tak bisa masuk seenaknya," nada suara Alfonso terdengar ketus.

  • Code of Seduction (Bahasa Indonesia)   98. Lebih Pantas

    Alfonso keluar dari mobilnya. Matanya langsung melihat Brian dan Gloria yang sedang duduk bersebelahan di depan mobil kopi mereka, menatapnya dengan wajah serius."Apa kabar, Alfonso?" Gloria yang lebih dulu menyapa, karena Brian diam saja."Hai, Gloria. Bagaimana keadaanmu, sehat?" balas Alfonso. Ia berdiri di depan mereka berdua."Sehat, biarpun aku kelihatan makin mengembang tiap hari," celoteh Gloria, terkikik geli dengan gurauannya sendiri."Menurutku kamu kelihatan seperti ibu hamil yang modis, Gloria," puji Alfonso, tapi matanya melirik ke Brian.Dia mengatakan itu semata-mata untuk memberi dukungan pada Gloria, tanpa ada maksud merayu. Tapi dia tahu sifat Brian yang posesif. Wajah Brian seketika tampak berubah.Dalam hati Alfonso rasanya ingin tertawa. Pa

DMCA.com Protection Status