Disana Adi kerja sementara dari pagi jam 8 pulangnya jam 5 sore. Di tempat kerjanya ada perempuan juga dua orang, yang satunya sudah jadi janda beranak dua, namanya Yuyun. Namun sering bersenda gurau dengan Adi. Tiap Adena bicara di telpon dengan Adi, sudah beberapa hari ini. Adena selalu mendengar suaranya Yuyun yang bercanda dengan Adi. Adena merasa risih, lalu dia mempertanyakan siapa perempuan-perempuan itu. Adi menjelaskan dan memperkenalkan mereka pada adena. "Siapa itu yang? Bisa ngga sih kalau lagi telponan sama aku minggir jauh-jauh dari mereka" "Iya iya. Aku kedepan nih. Itu mba-mba yang kerja disini loh yang" "Lumayan akrab juga ya sama mereka?" "Engga juga, ya begitulah. Kan kamu tau sendiri aku gimana orangnya" "Iya tau suka goda-goda perempuan kan?" "Astaghfirullah, itu mba-mba sudah janda yang, sudah beranak dua" "Wah lebih enak lagi tuh, ada janda rupanya." "Jangan berpikiran yang aneh-aneh lah" Adena makin kesal dan cemburu pada rekan kerjanya Adi. Adi menc
Keretakan hubungan mereka mulai terjadi, Adi di buat pusing lagi oleh Adena. Namun Adi berusaha sabar, karena dia sudah terbiasa dengan kata sabar itu. Dia mencoba menerima alasan Adena walaupun dia tidak mempercayai Adena sepenuhnya. Dia berpikir buat apa mempermasalahkan lagi, yang ada selalu marahan dan selalu buat sakit kepala. .... Beberapa bulan kemudian, Adena ke Banda Aceh karena ada tugas praktikum dari kampus selama satu bulan. Seperti biasanya, kalau mereka sedang berbaikan mereka tetap lancar komunikasi, apalagi saat waktu Adena praktikum senggang. Saat Adena di asrama lanjut video call dengan Adi, karena mereka memang sering telponan tidak terlepas dari ponsel. Saat mereka sedang bersenda gurau di telpon tiba-tiba teman Adena menanyakan soal Akmal pada Adena? "Beb, bang Akmal gak kesini jenguk kamu?" "Sssttt..." Isyarat Adena agar temannya diam dan tidak membahas Akmal lagi. Karena takut Adi mendengarnya Adena langsung memutuskan panggilan telponnya dengan Adi.
Adi berusaha menghubungi Adena kembali, namun tidak tersambung juga. Adena masih tidak mengangkat telpon dari Adi, takut Adi masih membahas perihal tadi. Karena Adena pun merasa lelah jika harus berantem terus. Tapi dia tetap buat salah walaupun dia sendiri juga merasa lelah dengan keadaan itu. Adi berulang kali menghubungi Adena walaupun tidak di angkat juga oleh Adena. Akhirnya Adi mengalah dan mencoba berbaikan dengan adena. Dia menghubungi Adena melalui pesan suara. "Angkat sayang, capek aku telpon-telpon terus dari tadi" "Malas, selalu ngajak berantem" "Udah engga lagi kok, angkat dulu ya! Aku udah ngga marah-marah lagi. Aku janji" Karena sebenarnya Adi sendiri juga malas bertengkar selalu. Apalagi dia punya banyak pikiran, setelah beberapa bulan di Jakarta. Dia sedih kenyataan yang di terima nya di Jakarta itu tidak seperti yang dia bayangkan. Sampainya disana dia hanya di perkerjakan di sebuah toko kosmetik, bukan menjalankan proyek yang sebelumnya di omongin waktu ma
Seiring berjalannya waktu. .... Adi menceritakan kembali bagaimana keadaan dia disana. Ternyata masih sama saja seperti sebelumnya. Dia tidak pernah di anggap, masih sering di kambing hitamkan oleh orang lain. Bahkan dia juga sempat di tuduh mencuri barang di toko itu. Dikarenakan orang lain yang iri dengannya. Adena sedih mendengarnya, tidak bisa ia bayangkan bagaimana keseharian Adi disana. Karena dulu waktu di Jambi dia juga merasakan kesengsaraan di perantauan. Dan sekarang dia juga mengalami hal yang serupa. Adena sungguh tidak tega jika membiarkan Adi merasakan kesedihan seperti itu lagi. Ia tidak mau lagi Adi sengsara disana. Lalu Adena dengan berat hati bilang ke Adi. "Lebih baik kamu pulang saja, dari pada kamu di perlakukan tidak adil disana. Aku sedih mendengarnya." Tegas Adena. "Kamu yakin suruh aku pulang, aku bahkan belum setahun disini." Sahut Adi. "Dari pada kamu selalu mengeluh begitu, aku yang dengar aja kesalnya luar biasa. Apalagi kamu yang merasakan itu
Seminggu kemudian. .... Adi siap-siap untuk pulang, bahkan tiket pesawat pun sudah di belikan. Dia pergi belanja ke Mall bersama temannya, untuk mencari oleh-oleh untuk keluarganya. Sesampainya di Mall, Adi langsung belanja barang keperluan untuk keluarganya. Setelah selesai belanja, lalu Adi menghubungi Adena melalui video call. "Kamu mau di belikan apa sebagai oleh-oleh?" "Aku tidak mau apa-apa asal kamu pulang dengan selamat aja udah cukup kok" sahut Adena. "Gak apa-apa, aku mau belikan kamu sesuatu tapi gak tau mau beliin apa. Bilang aja kamu lagi mau apa, kalau sanggup aku beli aku belikan kalau terlalu mahal pending dulu hehehe." Teman Adi mendengarkan percakapan antara Adi dengan Adena. Lalu temannya membisikkan, 'kalau mau belikan sesuatu buat pacar, jangan tanya ke orangnya. Pasti dia akan jawab tidak mau apa-apa, padahal sebenarnya dia ingin kamu belikan sesuatu. Walau apapun itu pasti dia akan senang juga' "Iya benar juga ya, tumben saran Lo terpakai kali ini haha
Keesokan harinya... .... Adi pulang ke kampung. Sampailah di Meulaboh, ia langsung mengajak Adena untuk bertemu. Ia berencana memberikan hadiahnya sambil jalan-jalan. Dia ingin orang yang terakhir dia temui sebelum dia berangkat, adalah orang yang pertama dia jumpai saat dia kembali. Yaitu Adena, sang pujaan hati. Pada malam itu, Adi bersama ponakannya menghampiri Adena yang sedang menunggu Adi di depan ruko. Lalu Adi mengeluarkan sesuatu yang terbungkus rapi dari bagasi motornya, Adena melihatnya dengan tersenyum disertai rasa penasaran. Kemudian dia mendekati Adena dengan gembira, dan menyerahkan barang yang ada di tangannya itu pada Adena. "Hei sayangku, akhirnya kita berjumpa lagi (sambil bersalaman) nih buat kamu" menyerahkan barang tersebut pada Adena. "Iya. Rindu banget. Ini apaan yang?" (Adena terlihat sangat bahagia saat menerima pemberian Adi). "Sesuatu, buat kamu." "Ih apaan sih" "Nanti pas di buka juga bakalan tau" "Ya sudah. Di simpan dulu berati ya?" "Iya. K
Kemudian mereka jalan-jalan telusuri pantai di sore hari, dengan sepeda motor nya sambil menikmati matahari terbenam. Sampai di suatu kafe mereka memesan nasi goreng kesukaannya Adi, dan mie goreng kesukaannya Adena. Kemudian Adi melakukan video call dengan temannya yang di Jakarta, sambil memamerkan pacarnya Adena. "Bro, aku bebas. Lagi jalan sama pacar aku nih". (Sambil nunjukin Adena) "Wah pamer nih. Enak banget ya pulang-pulang di tungguin pacar. Udah ngga galau lagi lu kan? Haha" "Iya jelas dong. Kalau udah dekat sama pacar hilang semua beban haha" "Dasar lu haha, boleh dong aku bicara sama pacar lo" "Ngga mau dia, malu. Udah dulu ya mau lanjut ngobrol sama pacar dulu hehe" "Siap bos" Adena yang malu-malu saat di lihat kawannya Adi langsung menyuruh Adi mengakhiri panggilan telponnya. "Malah pamer ke orang kaya orang ngga punya pacar aja" ucap Adena sambil mengejek Adi. "Itu memang harus, biar ngga di bilang jomblo hehe" "Memang mereka bilang kamu jomblo pas disana?"
Belum jauh perjalanan tiba-tiba hujan pun turun, lalu mereka singgah di salah satu teras ruko sambil menunggu hujan reda. Setelah setengah jam menunggu, hujan pun tak kunjung reda. Terpaksa mereka lanjut jalan hujan-hujanan, karena kebetulan tempat mereka singgah tidak terlalu terang dengan suasana remang-remang. Karena takut timbul fitnah dan prasangka orang, terpaksa Adena mengajak Adi langsung pergi dari tempat itu. Mereka basah kuyup, Adi kasihan dengan Adena takut Adena sakit, lalu Adi mengajak singgah lagi. "Kita singgah aja dulu ya, nanti kamu sakit. Aku ngga mau kamunya kenapa-kenapa" "Aku yang sakit atau kamu?" "Ya aku takutnya kamu lah yang sakit" "Kan kamu yang gak bisa kena hujan. Apalagi kalau malam kan? hehehe" "Ih kok kamu tau, memang kamu lah yang selalu perhatiin aku. Yang ngertiin aku banget kan" "Ya tau lah, jelas dong. Gak ada perhatian yang lebih selain dari perhatian aku ke kamu kan? Gak ada juga yang aku gak tau soal kamu, itu kamu sudah mulai pilek kan?
keesokan harinya.......Akmal pulang kerumah Adena pada sore hari. Adena menyambut kepulangan Akmal dengan senyuman bahagia.Malam pertama mereka sudah tiba, tetapi mereka tidak bisa melewatinya seperti orang-orang biasa pada umumnya.Mereka tidak bisa menghabiskan malam pertama dengan penuh cinta. Tidak bisa memadu kasih dan asmara di antara pasangan yang baru menikah.Mereka hanya melewatinya dengan bermanja-manja. Namun gairah di antara mereka harus tertahankan.Dikarenakan Adena kedatangan tamu yang tak di undang pada hari Akad mereka.Akmal sudah mengetahuinya, namun dia sengaja bercanda dengan Adena yang terlihat malu-malu.Saat mereka sedang asyik bercerita dan bersenda gurau. Tiba-tiba Akmal menanyakannya pada Adena."Udah bisa kita mulai?" tanya Akmal sambil menggenggam tangan Adena dan mendekatkan wajahnya ke muka Adena, lalu ia tersenyum."mulai apaan?" sahut Adena yang deg-degan."yahh apalagi yang di lakukan pasangan yang baru menikah hehe""ih kan udah di bilangin lagi
Setelah acara akad selesai, Adena melanjutkan foto preweddingnya yang di rencakan di tepi pantai.Saat di perjalanan, Eci menunjukkan respon Adi pada foto Adena di medsosnya.Sambil membisikkan "coba liat!" Sembari menunjukkan pada Adena.Lalu Adena memberi isyarat "ssstttt.." karena Akmal berada di sampingnya. Adena dan Eci ketawa senyam- senyum karena membahas Adi.Akmal tidak menghiraukannya, karena di dalam mobil itu ada beberapa orang lagi teman yang lain.....Tiba di tempat tujuan mereka.Lalu mereka lanjut mengambil gambar agar segera selesai.Namun Adena merasa risih saat bergaya, karena fotografernya itu si Rudy pernah naksir dengan Adena. Bahkan pernah mengajak Adena buat berpacaran, namun karena mereka bersaudara jadi Adena menolaknya.Karena Adena yakin, bahwa Rudy juga hanya main-main saja. Karena sifat playboynya yang tidak bisa di hilangkan.Adena mengacuhkan omongan Rudy pada dia.Setelah selesai berfoto, mereka makan bersama di tepi pantai.Lalu Rudy banyak mengambil
Ternyata saat itu Adi sudah lama mengakhiri hubungannya dengan Mila. Dia masih berharap pada Adena mungkin suatu saat, Adena akan memilihnya walaupun Adena sudah bertunangan. Namun harapannya jadi sia-sia, karena Adena yang sudah menetapkan tanggal pernikahannya dengan Akmal. Jelang beberapa hari acara pernikahan, Adena menghilang lagi tidak lagi mengabari Adi. Adi sudah menebak dengan menghilangnya Adena yang tidak ada kabar lagi sama sekali. Di hatinya berkata jelas apa yang akan terjadi kedepan. Namun dia mencoba mengacuhkan apa yang di katakan hatinya. Berharap Adena hanya hilang sementara mungkin karena kesibukan yang lain. Bukan karena sedang mempersiapkan pernikahannya dengan Akmal. ... Tiba pada hari pernikahan Adena. Hanya melangsungkan akad pernikahan saja, belum melakukan acara resepsi. Karena peresmian pernikahan yang akan di rencanakan beberapa bulan kedepan. Setelah akad selesai, di gelarkan acara foto bersama. Lalu Eci temannya Adena mengupload foto Adena denga
Akhirnya Adi dan Adena sudah berbaikan lagi. Hari-hari mereka selanjutnya seperti biasa, kadang baik-baik saja yang di Sertai dengan keromantisan yang luar biasa. Kadang juga bertengkar saling merajuk namun tetap merujuk. Tetapi karena sifat Adi yang selalu mengalah dalam hubungan mereka, makanya mereka bisa bertahan sampai saat itu. Kalau menuruti sikap Adena yang keras kepala dan sangat egois, mungkin sekarang ini mereka sudah bukan siapa-siapa lagi. Kalau di pikir-pikir beruntung sekali Adena bisa mengenal Adi, sosok pria yang selalu mengerti akan dirinya. Namun apa boleh di kata, Adena hanya menjadikannya sebagai orang ketiga dalam hubungannya dengan Akmal. Pada suatu hari, saat masa-masa mereka sedang berbahagia. Adi Takut Adena tiba-tiba menghilang seperti sebelumnya, saat Adena mau bertunangan dulu. Jadi Adi bilang ke Adena. "Kalau mau menghilang bilang-bilang ya biar aku ada persiapan" "Maksud kamu apa?" "Ya kalau ada rencana buat menghilang, mau berapa bulan atau ber
Adi tiba-tiba terdiam dan kelihatan jelas di matanya yang mulai menunduk dan mengalihkan tatapannya dari Adena.Dia merasa sedih bercampur kesal karena Adena pernah melarangnya untuk mengekspos foto mereka berdua. Adi merasa percuma ada foto kalau untuk di pamerkan saja tidak bisa. Dia benci dengan keadaan itu.Lalu Adena melanjutkan " kok ngomongnya gitu?""Kan benar, buat apa aku tanya? Kalau sudah foto-foto, terus buat di hapus lagi gitu? Untuk apa? Percuma kan?"Ya sudah, nanti kirimkan ke aku saja kalau kamu tidak mau""Setelah aku kirim buat kamu, kamu kemanakan? Buat di lihat-lihat saja? Di upload ke medsos memang gak mungkin sama sekali, ujung-ujungnya di hapus juga kan? Percuma, gak ada artinya juga"Adena terdiam, sambil makan es krim dia berpikir yang di omongin Adi ada benarnya juga.Dia merasa dengan begitu dia telah menyakiti Adi lagi tanpa sengaja.Lalu Adena mengalihkan pembicaraannya, namun Adi masih terlihat kesal.Adena melucu, Adi juga tidak terpengaruh dia tetap
Kemudian mereka tidak membahasnya lagi dan mereka lanjut jalan dengan santai.Tiba-tiba hujan pun turun, Untung saja tempat tujuan mereka sudah dekat.Saat tiba di kafe tersebut Adi menurunkan Adena dan langsung memarkirkan motornya.Kemudian Adena memperbaiki riasannya karena kehujanan tadi, Untung saja hujan nya belum lebat masih gerimis. Jadi dia hanya cukup mengelap wajahnya saja dengan tissu.Adena menyuruh Adi masuk duluan tapi Adi mau menunggu Adena."Kamu masuk duluan aja gih! Gerimis nih entar pilek lagi hehe" nada mengejek Adi yang tidak bisa kehujanan sedikit pun karena gampang pilek."Enggak, aku nungguin kamu aja""Lama nih, mending duluan aja langsung mesan terus""Enggak, entar aja barengan. Selama apa pun itu tetap aku tungguin kok""Yakin?""Iya, gak nyaman aja aku kalau ninggalin kamu disini""Lah kenapa? Kan dekat nih, kamu juga bisa lihat aku dari sana""Tetap gak mau aku, barengan saja nanti, gak usah bawel ya""Oke lah kalau gitu"Itu juga kebiasaan Adi, setiap m
Adi langsung naik motor Adena bergegas berangkat sedangkan jey langsung balik kerumah..Saat di jalan mereka masih membahas kejadian lucu tadi. "Eh lucu banget tadi aku lihat kamu kaya lagi ngintip-ngintip orang gitu, masak aku di depan malah lihatnya ke belakang haha" ucap Adena sambil ketawa lepas."Kan aku mikirnya kamu juga bakal lewati jalan itu bawel (sambil mencubit pipi Adena) makanya aku lihatnya kebelakang terus dari tadi haha"Kebiasaa Adi yang selalu mencubit pipi Adena karena geram."Ya kan biasanya juga aku lewat jalan pintas itu kan?""Ya mana tau aku kalau kamu bakal ambil jalan pintas itu sayang" sambil menggenggam erat tangan Adena."Ya kan aku mau cepat-cepat ketemu kamu loh hehe" (sambil memeluk dan melihat ke muka Adi)"Masak?" Tanya Adi mengejek."Serius hehe""Memang kamu ya, pinter banget buat orang senang" sambil mencium tangannya Adena.Itu juga kebiasaan Adi yang selalu menggenggam tangan Adena dan juga menciumnya.Adi selalu menggenggam erat tangan Adena
Adena belum juga berubah dia belum bisa menjaga kesetiaannya terhadap Akmal.Lebih-lebih lagi di tambah dengan kehadiran Fadhil, sekarang bukan hanya ada Adi saja yang merupakan orang ketiga dalam hubungan Adena dengan Akmal malahan bertambah dengan Fadhil.Namun yang di prioritaskan oleh Adena tetap saja Adi.Pada suatu malam Adi mengajak Adena keluar, kebetulan kosan Adena berdekatan dengan rumah kawannya Adi.Saat itu Adena dalam posisi sudah bertunangan."Keluar yok. Jalan-jalan" Adi mengajak."Kemana?""Makan es krim juga boleh"karena Adi tau kesukaannya Adena. Kalau mereka keluar selalu beli es krim dalam kemasan."Ywd ayok, kebetulan lagi ingin makan es krim"Lalu mereka keluar jalan-jalan dan Adi menunggu di depan indomaret. Adi di antar oleh temannya, jey.Sebelum berangkat."Jey anterin aku yok bentar""Kemana? Hayoo?" Tanya jey penasaran."Ada lah, mau kemana lagi aku mau keluar bareng Galeun" (panggilan Adi untuk Adena) pada teman-temannya.Dengan menyebutkan Galeun, jey
Adi benar-benar marah dengan kehadiran sosok Fadhil dalam kehidupan Adena.Dia tidak mau Adena bermain curang dengan pria lain. Selain dia masih sangat cemburu dengan kehadiran orang lain dia juga tidak mau Adena jadi perempuan yang tidak benar.Dia takut Adena di apa-apakan oleh orang lain karena dia sangat menjaga Adena selama ini.Dia selalu mengingatkan Adena agar jangan macam-macam. Kasihan akan tunangannya Adena dan dia juga tidak mau Adena dekat dengan orang lain.Alasan yang lebih jelas karena dia cemburu, dia takut Adena akan dekat dengan orang lain seperti mereka dekat selama ini.Adi menanyakan "siapa dia?""Kamu tidak kenal" jawab Adena.Rasa ingin tau Adi begitu besar tapi Adena tetap merahasiakan identitas Fadhil.Saat Adena sedang telponan dengan Adi, lalu Fadhil menelponnya dan nomor Adena sedang berada di panggilan lain.Fadhil pun menunjukkan kecemburuannya pada Adena, dia kesal tidak jelas."Telponan sama siapa?" Chat Fadhil."Sama mantan" Balas Adena.Fadhil langsu