Beranda / Romansa / Cintai Aku Suamiku / 27. Keputusan Ellena

Share

27. Keputusan Ellena

Penulis: Ria Wijaya
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-04 15:39:12

Beruntung Ema berada di belakang Ellena, dengan cepat Ema menangkap tubuh Ellena yang limbung, Erwin yang panik langsung menghampiri mereka berdua, namun Erwin tidak langsung menolong Ellena, Erwin malah sibuk mengeluarkan kalimat protesnya terlebih dahulu.

"Bik! Kenapa kau membawanya kesini?!" ujar Erwin setengah berteriak. jika Ema tidak andil ikut membesarkannya, maka Erwin tidak segan-segan melayangkan tinjunya kepada wanita paruh baya itu.

"Ampun Tuan! Nona Ellena sudah sangat lama penasaran dengan tempat ini, saya rasa tidak akan masalah membawanya datang kemari, bagaimanapun juga nona harus mengetahui semua tentang Anda," sahut Ema dengan memangku kepala Ellena.

Erwin mendengus, dia berusaha mengontrol emosinya. Lalu dua penjaga yang berada di dekat mereka bermaksud membantu Ema dengan membopong tubuh Ellena, namun baru saja mereka menunduk dan menjulurkan tangan, suara murka Erwin kembali menggelegar.

"Apa yang kalian lakukan!!! Aku potong tangan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cintai Aku Suamiku   28. Membingungkan

    Sesuai dengan janjinya, mulai hari ini Ellena akan menghujani Erwin dengan cinta dan perhatian, jika kemarin-kemarin Ellena memang melayani Erwin karena sebuah tugas, meskipun Ellena melakukannya dengan tulus, tapi rasanya tidak melegakan seperti hari ini.Kali ini Ellena merasa lebih bebas, dia merasa tidak takut lagi setelah kemarin ia berbicara dengan Erwin, Ellena juga ingin membuktikan bahwa selama ini dia bukan wanita bermuka dua yang seperti Erwin tuduhkan.Erwin Yang baru saja membuka mata terperanjat melihat wajah Ellena yang berada tidak jauh dari wajahnya, bahkan senyum manis Ellena terukir indah menghiasi wajah cantiknya."Selamat Pagi," sapa Ellena ramah."Saya sudah menyiapkan semua keperluan Tuan, permisi ...." Ellena hendak meninggalkan kamar Erwin, namun Erwin terlebih dahulu mencegahnya."Tunggu! Kau tunggu aku di sini saja," ujar Erwin datar.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-09
  • Cintai Aku Suamiku   29. Musuh Bebuyutan

    Setelah makan siang Erwin tidak menyuruh Ellena pulang, Erwin malah menyuruh Ellena untuk menunggunya bekerja, rencananya Erwin akan mengajak Ellena berbelanja kebutuhan anak panti dan anak-anak jalanan yang tinggal di rumah singgah milik Azkia.Setelah cukup lama akhirnya pekerjaan Erwin selesai, ketika mendongak Erwin melihat Ellena yang tengah tertidur pulas di sofa singel dengan posisi duduk, wajah Ellena yang cantik begitu tampak damai, dan tanpa sengaja membuat Erwin menarik sedikit kedua sudut bibirnya.Ketukan pintu mengganggu momen langka itu, membuat Erwin berdecak kesal, dengan lantang Erwin menyuruh orang itu masuk, hingga membuat Ellena terbangun dari tidurnya.Merasa malu karena sudah ketiduran, Ellena bergegas pergi ke kamar mandi di dalam ruangan Erwin, dia akan mencuci wajahnya untuk menghilangkan jejak kantuknya.Sedangkan orang yang mengetuk pintu itu adalah Julian, dia sedang mengantarkan kopi dan jus yang tadi sempat dipesan Erwin kep

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-14
  • Cintai Aku Suamiku   30. Perubahan Erwin

    Satu tahun kemudian.Hubungan pernikahan Ellena dan Erwin tetap berjalan di tempat, mereka berperan layaknya majikan dan pelayan dengan kedok sebuah pernikahan. Namun tanpa diketahui siapapun, sebenarnya ada yang aneh dengan sikap Erwin, jika diperhatikan dengan seksama, semakin lama semakin ke sini Erwin terlihat suka mencari perhatian Ellena, tentu dengan cara yang tidak disadari oleh siapa pun.Seperti saat ini, Erwin harus berpura-pura sakit untuk mendapatkan perhatian Ellena. Tubuh atletis Erwin kini tampak terbaring lemah di ranjang, suhu badannya tidak panas sama sekali, namun ia mengeluh perutnya terasa mual dan ulu hatinya terasa nyeri. Erwin mengaku jika asam lambungnya naik, jadi ia sekarang sedang berpura-pura tidak nafsu makan."A ...." Ellena memperagakan dengan membuka mulutnya untuk Erwin agar segera membuka mulutnya, satu sendok bubur sudah berada di depan mulut Erwin, namun Erwin masih enggan membuka mulutnya."Tidak mau, pahit," ujarnya

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-05
  • Cintai Aku Suamiku   31. Jangan Menyentuhnya!!!

    Beberapa hari kemudian...Setelah beberapa hari menikmati drama sakit, akhirnya hari ini Erwin mulai kembali bekerja.Jika saja Ellena tidak bersikeras ingin menghubungi dokter pribadi Erwin, dikarenakan ia sangat khawatir dengan penyakit Erwin yang 'tak kunjung sembuh, sudah dapat dipastikan, saat ini Erwin masih bisa menikmati sandiwaranya untuk mengerjai Ellena. Namun sayangnya, Erwin memang harus menyudahi sandiwaranya sebelum Ellena curiga kepadanya.Hari ini demi tidak dicurigai oleh semua orang yang berada di sekitarnya, Erwin meminta sekretaris sekaligus pengawal pribadinya untuk menjadi sopirnya hari ini, dia harus masih berpura-pura lemas untuk menyempurnakan sandiwaranya.Erwin sengaja menyuruh Lucas, yaitu sekretarisnya yang masih berumur dua puluh tahun, seorang pemuda yang tampan dan juga pintar, tidak hanya itu, kemampuan bela dirinya juga tidak main-main, karena dia dididik langsung oleh Erwin sepe

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-12
  • Cintai Aku Suamiku   32. Sebuah Rencana

    Suasana taman mendadak menegangkan seketika, teriakan Erwin yang begitu keras, dingin dan menusuk, membuat orang di sekitar mereka merasakan ketakutan yang sama, seperti apa yang dirasakan Ellena. Namun tidak dengan segerombol pria tadi, mereka tampak memasang wajah datar, seolah-olah telah terbiasa melihat kemarahan Erwin.Tidak ada pembicaraan antara Erwin dan Nico, namun mereka saling melempar tatapan tajam bak pedang yang bisa saling mencabik-cabik tubuh mereka. Ellena yang semakin ketakutan melihat pemandangan itu, ia segera berpura-pura mengaduh kesakitan untuk memutus perang tatapan di antara kedua pria tersebut, Ellena takut jika akan sampai terjadi keributan di antara kedua pria yang tampak bermusuhan itu."Auwh ...." pekik Ellena seraya memegangi kedua lututnya yang terluka, darah segar tampak mengalir menodai kulit putih tersebut.Kedua orang itu kompak memutuskan pandangannya, semua tampak beralih memandang w

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-16
  • Cintai Aku Suamiku   33. Kiriman Bunga Misterius

    Di dalam kamar Ellena, sedari tadi Erwin tidak berhenti mengomeli Ellena, ia masih kesal sebab mengingat kejadian tadi, jika saja dirinya terlambat sedikit saja, Nico pasti bisa merasakan halusnya tangan Ellena, dan Erwin tentu tidak mau hal itu terjadi.Siang sudah berganti malam, namun Erwin masih belum bosan mengulang perkataannya untuk memperingatkan Ellena agar menjauhi Nico, jika mereka berdua tidak sengaja bertemu.Ellena mengangguk patuh, namun dalam hati ia tersenyum, Ellena merasa senang mendengar nada bicara Erwin yang tersirat rasa cemburu. Melihat kenyataan sekarang, bolehkah Ellena menerka, jika Erwin sudah mulai mencintainya?"Kau dengar tidak?!" Lagi-lagi Erwin bertanya dengan nada sedikit membentak.Ellena yang terkesiap refleks menganggukkan kepalanya cepat. "Saya mengerti, Tuan." sahut Ellena seraya menundukkan kepalanya.Posisi Ellena yang duduk di pinggir ranjang, sedangkan Erwin yang berdiri seraya berkacak pinggang, mereka be

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-06
  • Cintai Aku Suamiku   34. Ingin Mengetahui

    Ellena yang hanyut dengan harumnya bunga mawar putih di tangannya, tersentak saat pintu kamarnya dibuka dengan sedikit kasar. Ellena ketakutan saat melihat sosok orang yang membuka pintu kamarnya tersebut, sorot mata tajam Erwin, dan rahangnya yang mengeras, mengantarkan sinyal pertanda bahaya bagi Ellena."Bunga dari siapa itu? Cepat buang!!!"Ellena yang bingung, tidak langsung mengindahkan perkataan Erwin, dalam hati ia bertanya-tanya, kenapa Erwin sampai marah seperti ini?"Maaf, Tuan. Tapi kenapa Anda menyuruh saya membuang bunga ini?" tanya Ellena polos."Jangan banyak tanya! Cepat buang! Oh ... atau mungkin bunga ini pemberian dari selingkuhanmu!" tukas Erwin geram. Kepala Erwin terasa ingin pecah karena marah, ia barusan melihat sendiri bagaimana bahagianya Ellena mencium bunga tersebut, dan itu membuatnya tidak bisa mengontrol emosinya, sehingga dalam sekali tarikan, bunga itu berhasil dibuang Erwin ke dalam tempat sampah.Ellena terperang

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-10
  • Cintai Aku Suamiku   35. Menyakitkan

    Hari terus berganti, dan bunga kiriman dari Nico pun tetap berdatangan. Sampai saat ini Ellena masih belum tahu bunga itu dari siapa? Ellena juga lebih mengabaikan rasa penasarannya ketimbang memancing emosi Erwin, jadi ia terus mengabaikan kiriman bunga yang harganya tidak murah itu sia-sia terbuang di tong sampah.Erwin pun tetap pada pendiriannya, ia belum mau mengambil tindakan apapun untuk Nico. Namun, tetap saja hati Erwin terasa terbakar melihat istrinya terus menerus mendapatkan kiriman bunga dari lelaki lain, dan itu sangat tidak adil bagi Erwin, karena Ellena tidak merasakan rasanya terbakar api cemburu yang sama seperti yang ia rasakan. Jadi inilah waktunya bagi Erwin untuk mengetahui perasaan Ellena sesungguhnya kepadanya.Erwin sudah mengatur waktu pertemuannya dengan Rose, tepat di saat menjelang waktu makan siang, di mana Ellena akan mengantarkan bekal makan siang pesanan Erwin."Apakah semua sudah siap, B

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-17

Bab terbaru

  • Cintai Aku Suamiku   64. Akan Selalu Mencintaimu (End)

    Beberapa hari kemudian...Semenjak kejadian itu, Ellena sering merenung sendirian. Namun, jika ada Erwin di rumah, Ellena menjadi sosok yang seperti biasanya. Sebab, Ellena tidak ingin Erwin melihat dirinya yang sebenarnya masih tertekan atas kejadian di hari itu.Sedangkan Erwin sendiri, ia sangat tahu apa yang dirasakan Ellena saat ini, meskipun Ellena selalu berusaha menutupinya.Namun, Erwin juga tidak akan memaksa Ellena agar mau bercerita kepadanya, Erwin mengerti jika Ellena butuh ruang untuk berdamai dengan batinnya sendiri.Ellena yang sedang melamun di balkon kamarnya, ia tersentak saat tiba-tiba Erwin memeluknya dan berbicara padanya."Sayang, maukah kamu menemaniku pergi ke rumah, Tuan Deffin?" tanya Erwin lembut."Sayang, kamu membuatku terkejut. Sejak kapan kamu pulang?""Sudah dari sepuluh menit yang lalu," sahut Erwin seraya mencium pipi Ellena. "Bagaimana dengan pertanyaanku yang tadi? Maukah kamu menemaniku ke rumah Tuan Deffin?"Ellena tersenyum, ia juga langsung men

  • Cintai Aku Suamiku   63. Masalah Telah Berakhir

    Meskipun Erwin menyadari apa yang sedang dilakukan Camelia, Erwin tetap mengabaikannya, seolah-olah nyawanya memang tak berharga."Hei, letakkan pistolmu! Ataukah kau ingin mati juga?" teriak Lucas seraya mengacungkan pistol miliknya ke arah Camelia.Camelia tertawa frustasi. "Dia sudah membunuh Kakak ku, apakah kau pikir dia masih pantas untuk hidup?" Julian sebenarnya bukanlah kakak kandung Camelia. Namun, karena Julian pernah menyelamatkan hidupnya, Camelia menganggapnya sebagai kakak, dan karena Camelia telah melihat Erwin membunuh Julian, semua pandangan Camelia terhadap Erwin telah berubah, termasuk perasaannya. Yang ada kini hanyalah dendam yang membara.Mendengar keributan di sekelilingnya, Ellena sontak mendongakkan kepalanya, ia terkejut ketika melihat Camelia mengacungkan pistol ke arah suaminya. Namun, ia lebih terkejut karena Erwin tidak bereaksi sama sekali, justru Erwin masih asyik memeluknya untuk menenangkannya."Apakah kamu juga mencintainya? Kenapa kamu membiarkan

  • Cintai Aku Suamiku   62. Yang Harus Pergi...

    Maju mati, mundur pun mati. Inilah yang harus dilalui Camelia saat ini. Camelia tidak bisa kabur, ataupun bisa bunuh diri dengan mudah. Hari ini ia harus menjalankan semua rencana yang sudah ia dan laki-laki misterius itu susun sebelumnya.Sedangkan di seberang sana, lelaki itu tidak curiga sama sekali, jika rencana mereka dipercepat. Sebab, ia memang pernah mendengar, bahwa Camelia telah jatuh cinta dengan Erwin. Jadi, lelaki itu berpikir bukanlah masalah, karena baginya yang penting adalah ia bisa mendapatkan Ellena, dan akan lebih baik jika Ellena bisa membenci Erwin, karena Erwin telah menyelingkuhinya.Semuanya begitu lancar, seolah pagi ini memang tidak ada kejadian yang aneh. Ellena dan Erwin bisa menikmati sarapan seperti biasanya, setelah tadi Ellena membantu Camelia memandikan Erlena.Jadi, pada waktu sarapan hingga sesudahnya, Ellena sudah tidak mengurus Erlena, sebab Camelia akan mengasuh Erlena hingga Erlena tertidur, baru setelah Erlena nanti bangun, Ellena akan membantu

  • Cintai Aku Suamiku   61. Mengikuti Apa Yang Direncanakan Musuh

    Camelia baru saja membaringkan Erlena yang tertidur ke dalam boks bayi, lalu kemudian sejenak ia melihat jam yang menggantung di dinding."Lima menit lagi, syukurlah aku masih punya waktu untuk bersiap," ujar Camelia seraya mengambil sisir dan kemudian dengan cepat menyisir rambutnya.Tidak lupa, ia semprotkan parfum dengan wangi yang menggoda, lalu kemudian mengambil lipstiknya yang berwarna merah menyala dan dioleskannya ke bibir tebalnya.Untung saja malam ini Erlena bisa diajak bekerja sama, ia sudah terbangun dan selesai menyusu dengan asi yang sudah diletakkan ke dalam botol, tepat sebelum tengah malam tiba. Padahal biasanya bayi itu terbangun ketika tepat tengah malam. Jadi itu artinya, malam ini Camelia bisa menemani Erwin dengan tenang.Camelia sekali lagi mematut dirinya di depan cermin, memastikan penampilannya sudah sempurna, dengan lingerie berwarna merah yang melekat ditubuhnya, Camelia sangat yakin bahwa malam ini ia bisa memuaskan Erwin di atas ranjang.Namun, Camelia

  • Cintai Aku Suamiku   60. Tawaran Dari Erwin

    Ada yang retak, tapi bukan kaca. Kata-kata itu sedang menggambarkan perasaan Ellena pada saat ini. Selebihnya Ellena sudah tidak bisa mendengar lagi apa yang dikatakan oleh Wendy. Dalam benak Ellena, hanya berputar pernyataan, 'Tuan Erwin mengizinkan Camelia masuk ke dalam ruang kerjanya'.Sebenarnya itu hanyalah kalimat biasa, namun itu sudah seperti petir yang menggelegar di telinga Ellena.Padahal semua orang tahu bahwa tidak ada yang boleh masuk ke dalam ruang kerja Erwin, kecuali Erwin dan Lucas, dan juga Ellena tentunya. Namun, Ellena juga tidak bisa bebas keluar masuk. Bahkan Wendy pun juga harus mengantarkan kopi milik Erwin, hanya sampai di depan pintu ruangannya saja. Tapi, kenapa sekarang Erwin memperbolehkan Camelia masuk ke dalam ruang kerjanya Erwin?"Nyonya!" Wendy refleks mendekat ketika melihat Ellena terduduk lemas di atas sofa di dalam kamarnya, seraya memegangi dadanya yang berdenyut nyeri.Melihat Wendy cemas, Ellena memaksakan senyumnya. "Tidak apa-apa, Wendy.

  • Cintai Aku Suamiku   59. Bukan Pengasuh Biasa

    Satu bulan kemudian..."Ellena ...." Ellena menolehkan kepalanya ke kiri, ketika ia mendengar suara Elma memanggilnya, dan benar saja, Elma sedang memanggilnya seraya melambaikan tangannya.Namun, bukan hanya Elma saja yang sedang berdiri di sana, ada Azkia, Jessie, beserta anak-anak mereka dan para pengasuhnya. Dan, tidak lupa juga dengan para pengawal yang selalu setia di belakang mereka, apalagi jika bukan karena perintah dari para suami posesif mereka, yaitu untuk menjaga keluarga tercinta mereka dari mara bahaya, terutama dari para lelaki yang tidak bisa menjaga matanya."Pagi, Nona Azkia, Kak Elma, Kak Jessie. Maaf kami terlambat," ujar Ellena yang tampak tidak enak. Jika saja pagi tadi Erwin tidak mengganggunya, Ellena tidak akan terlambat seperti ini."Tidak apa-apa, Ellena. Kita juga baru saja sampai," sahut Azkia seraya menepuk-nepuk pundak Ellena pelan."Hanya kamu dan Elma saja yang juga baru datang, sedangkan aku sudah tiba sejak lima belas menit yang lalu," sungut Jessi

  • Cintai Aku Suamiku   58. Pengasuh Erlena

    Keesokan paginya, Erwin sudah berangkat ke kantor sejak satu jam yang lalu. Sedangkan Ellena, ia sedang menidurkan Erlena yang ada di dalam gendongannya."Permisi, Nyonya. Di bawah ada Tuan Lucas yang sedang menunggu Anda," ujar Wendy setengah berbisik. Ia takut jika berbicara lebih keras lagi, ia akan membangunkan Erlena."Iya, aku akan turun, dan kamu tolong jaga Erlena sebentar ya?" pinta Ellena."Baik, Nyonya."Setelah membaringkan Erlena ke dalam boks bayi, Ellena langsung turun ke lantai bawah.Di ruang tamu, tidak hanya Lucas saja yang masih berdiri menunggunya, namun juga ada seorang gadis yang berdiri di sampingnya."Selamat pagi, Nyonya," sapa Lucas, begitu juga dengan gadis yang ada di sampingnya."Pagi, kenapa kalian berdiri? Ayo, cepat duduk," sahut Ellena yang mempersilakan duduk mereka berdua.Lucas dan gadis itu sontak menuruti perintah Ellena. Lalu kemudian Lucas memperkenalkan gadis itu kepada Ellena, namanya Camelia, dia adalah pengasuh yang akan membantu merawat Er

  • Cintai Aku Suamiku   57. Masa Lalu Erwin

    Ellena seketika mematung melihat pemandangan yang ada di hadapannya, meski yang dilihatnya saat ini adalah hukuman yang tergolong ringan, namun melihat banyaknya orang yang dihukum, sama saja baginya. Seharusnya Erwin tidak melakukan hal ini kepada mereka semua.Ellena yang tadinya merasa haus dan berniat mengambil air minum di dapur, tiba-tiba saja rasa haus itu sudah pergi entah ke mana? Lebih tepatnya, Ellena sudah tidak nafsu lagi. Lalu dengan langkah gontai, Ellena kembali menuju kamarnya.Tidak lama setelah Ellena membaringkan tubuhnya di ranjang, terdengar suara pintu kamarnya dibuka. Erwin yang melihat istrinya masih tidur, ia menghembuskan napas lega.Namun, saat Erwin hendak mendudukkan diri di pinggiran ranjang, ia mendengar Ellena mengatakan, "Dari mana?" Tubuh Erwin sontak membeku mendengar Ellena bertanya dengan nada datar yang tak pernah didengarnya, dan juga tidak ada panggilan 'sayang'. Mungkinkah Ellena mengetahui kejadian di halaman belakang? Pikir Erwin panik."D

  • Cintai Aku Suamiku   56. Hukuman Untuk Para Pelayan

    Sedangkan di kantor Ghrisam Group. Suasana kantor sudah tegang sejak tadi, yaitu sejak dimulainya rapat rutin untuk laporan bulanan. Para peserta rapat di ruangan tersebut dalam keadaan was-was, mereka takut jika hasil laporan bulan ini tidak sesuai dengan harapan sang pemilik perusahaan.Hanya ada satu orang yang duduk dengan cukup tenang di tempatnya, siapa lagi jika bukan Lucas orangnya. Namun, ketenangan itu tidak berjalan dengan lama, sebab ponselnya berdering dan menunjukkan nama seorang kepala pelayan rumah Erwin yang sedang menghubunginya."Wendy?" gumam Lucas pelan dengan dahi yang mengerut, sebab tidak biasanya kepala pelayan wanita itu menghubunginya di jam kerja, meski ada hal yang mendesak sekalipun. Namun, kecuali jika urusannya tentang Nyonya mereka.Merasa ada sinyal bahaya. Lucas segera meminta izin untuk keluar kepada Erwin, untuk mengangkat telepon tersebut. Namun, baru saja ia mengangkat panggilan tersebut, tubuh Lucas langsung menegang tatkala mendengar suara pan

DMCA.com Protection Status