Berlama-lama
Mungkin, ini yang namanya nyaman.
Berlama-lama denganmu.
Tak melakukan apa-apa.
Selain saling diam menatap pantai.
Atau tiduran menatap langit di taman belakang kampus.
Melihat bintang-bintang berlarian.
Menikmati momen diam yang lama.
Kita tidak perlu apa-apa lagi untuk merasakan bahagia.
Berjam-jam tanpa suara, masih bisa membuat kita ingin berdua.
Aku senang menatapmu, yang tiba-tiba menatapku lama.
Di matamu, aku selalu merasa lebih baik.
Aku tak pernah merasa sendiri.
Aku selalu punya teman, bahkan saat aku sudah pulang.
Di kepalaku kau kuajak ke mana-mana.
Mendatangi tempat-tempat tak terduga.
Itulah alasan, kenapa aku selalu ingin bertemu denganmu.
Aku suka mengusap keningmu.
Menggodamu,"Ih, jerawatan".
Atau sekadar membelai rambutmu, "Ih, kamu ketombean, ya?" Kamu cemburut, dan akutertawa.
Lalu, kita diam untuk waktu yang lama.
Menikmati lamat-lamat kebersamaan. Memandang hal yang ada di pandangan.
Meski sibuk dengan pikiran masing-masing.
Namun, kita tak pernah merasa resah satu sama lain.
Hingga hari ini, kita masih suka melakukan hal yang sama.
Saling menerka-nerka isi kepala.
Tanpa pernah menuntut satu sama lain.
Tanpa pernah membahas hal-hal lain.
Kita hanya menikmati suasana yang membuat kita larut.
Meski bisa saja kehilangan datang seketika, tetapi kita tetap percaya.
Rasa nyaman ini adalah bahagia.
Lalu kenapa harus takut, kalau akhirnya kita saling jatuh cinta?
pikiran masing-masing.
Pernah merasa resah
Malam ini hujan turun dengan angkuhnya. Sedari pukul lima sore. Padahal, kita sudah membuat janji untuk menikmati malam Minggu berdua. Bahkan, untuk menentukan ke mana kita malam ini, kau dan aku sempat berdebat. Kau ingin ke toko buku. Sedangkan, aku ingin mengajakmu datang ke acara malam puisi (aku sebenarnya telah menyiapkan puisi untuk kubacakan di depan semua orang "untuk kamu"). Namun akhirnya, kita sepakat: setelah ke toko buku, barulah kita datang ke acara malam puisi. Katamu, ke toko bukunya hanya sebentar, kau hanya ingin membeli buku baru penulis idolamu. Kau tahu? Jauh sebelum malam ini, dua minggu yang lalu. Aku sudah menyiapkan semuanya untukmu. Juga, sebenarnya acara malam puisi ini adalah salah satu hal yang aku tunggu. Dan, semuanya seperti kebetulan, malam ini kau ulang tahun. Aku pun berpikir, sebuah puisi untuk menikmati malam berdua denganmu adalah cara
Hat Ini Tak Terpikirkan Sebelumnya Aku tidak pernah berpikir akan menjadi kekasihnya. Tidak pernah juga berharap akan menjadi seseorang yang menemaninya makan sebagai sepasang kekasih. Aku dan dia hanya berteman, sebelumnya. Sebelum akhirnya kami saling menyadari. Ada hal yang mengikat kami. Perasaan yang tumbuh melalui proses panjang. Perasaan yang berawal dari perkenalan biasa. Kemudian kami memilih berteman. Hingga akhirnya kami sepakat menyebutnya dengan sahabat. Setelah sekian lama. Tanpa kami sadari. Hari ini aku dan dia sudah menjadi begini saja. Tiba-tiba saja aku cemburu saat ada orang lain menginginkannya. Tiba-tiba saja aku merasa risih saat ada teman lain yang lebih mesra dengannya. Entah sejak kapan. Yang aku tahu, perasaan itu mulai mendatangiku setiap kali ia membagi senyum kepada orang lain. Jika
Apa Jatuh Cinta BeginiSebuah Kesalahan?Sejujurnya aku senang berlama-lama denganmu.Menikmati setiap detik yang menemani detak jantungkita. Suaramu, manjamu, dan semua hal yang kauhadirkan membuatku merasa lebih baik. Seringkali suasana hati yang sedang tak keruan bisa tiba-tiba tenang karenamu. Semakin hari kita semakin nyaman. Dan,rasanya aku semakin terikat kepadamu. Ada rasa butuh yang membuatku semakin betah denganmu.Namun, ada sesuatu yang tiba-tiba mendebarkan dadaku lebih kencang.Ada hal yang tiba-tiba menggoyahkan segalanya. Kata nyaman tak lagi terasa seaman dulu. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Akubahkan tidak bisa memercayai diriku sendiri. Aku jatuh hati pada seseorang yang sudah membiarkan hatinyadi ikat oleh orang lain.Apakah perasaan ini salah? Adakah cinta yang tumbuhatas kesalahan? Atau, memang keadaan yang membuatsemua ini menjadi salah. Lalu, k
Tak perlu Tergesah-gesahBelakangan aku hanya ingin sendiri.Menikmati hari-hari sendiri.Tanpa siapa pun.Tidak ada alasan yang perlu dijelaskan untuk itu.Aku hanya ingin sendiri.Dan, itu cukup untuk menjadi alasan yang kuat.Bukankah semua yang kita jalani berawal dari keinginan? Meski tanpa kita sadari, meski tidak atas keinginan kita sendiri.Seperti, kamu harus kuliah di jurusan A, itu ingin orangtuamu.Walaupun kau tak ingin, kau tetap menjalaninya.Apalagi yang sudah menjadi keinginan sendiri, tentu tidak butuh penjelasan.Sebab, apa yang diinginkan diri sendiri memang tidak semuanya harus dijelaskan kepada orang lain.Jika itu berkaitan dengan hal yang bisa dilakukan sendiri.Seperti aku sedang ingin sendiri.Tidak kupungkiri, sejak berakhir luka denganmu, rasanya untuk jatuh cinta kembali cukup sulit.Perasaan yang ada di dadaku semakin rumit.Pada
Melebihi TemanMungkin kau lupa ada perasaan yang tidak bisa dijadikan bahan gurauan.Kau selalu saja menganggap apa yang aku lakukan sebagai gurauan.Padahal, aku butuh kekuatan lebih untuk mengatakan itu.Aku butuh keberanian menatap matamu saat berbicara hal ini.Sungguh, mencintai seseorang yang sudah lama dikenal sebagai teman tidak mudah.Aku harus mencari cara yang tepat agar apa yang aku katakan tidak dianggap sebagai ucapan seorang teman.Seperti yang kau lakukan selama ini."Ah, kau suka bercanda!" katamu. Padahal untuk mengatakan aku suka padamu, aku butuh berhari-hari mengajak diriku sendiri bicara.Kita melakukan hal-hal lebih.Aku mulai merasakan perasaan aneh kalau tidak bertemu kamu.Menjadi serba salah kalau sudah berada di dekatmu.Sementara kamu, masih bersikap seperti biasa.Seolah tidak ada perasaan yang berbeda.Apakah selama ini kau tid
Jangan menghilangTiba-tiba saja kau menghilang.Apa kau kira dipermainkan rindu itu menyenangkan?Apa yang ada di kepalamu saat aku mencari dan kau seolah tidak mau tahu.Apa khawatirku bukan lagi pedulimu? Apa patah hatiku bukan lagi resahmu?Kita tidak sedang bermain-main.Namun, kau seolah mempermainkan apa yang kutitipkan padamu.Sesuatu yang kadang tidak sempat terucap lewat kata, tetapi selalu terselip dalam doa.Sesuatu yang kadang tidak mampu dinadakan suara, tetapi selalu tidak bisa dipungkiri mata.Jangan jauh-jauh. Aku manusia yang jatuh membutuhkanmu.Ke mana saja kamu? Rinduku memikirkanmu hingga menyendu. Lihatlah matanya sembab karena sebab pergimu.Bukan maksud untuk memenjarakan bebasmu.Namun, memberi kabar di mana pijakmu adalah pelerai gundahku.Bukan untuk menghalangi langkahmu.Namun, tahu kalau kau baik-baik saja adalah tenangku.
Hujan dan Kamuadalah RinduHujan di kota ini terasa semakin dingin saat kau dan aku terlalu jauh untuk melepaskan ingin.Memeluk, mendekap, meyakinkan semuanya masih baik-baik saja.Ini hanya hujan, bukan duka.Biarlah rindu-rindu yang jatuh di dada kita merasakan betapa kita bahagia.Meski peluk tak selalu bisa kita dekap kapan saja.Namun, kau dan aku akan tetap merasa sama dalam hal menjaga setia.Hujan adalah puisi Tuhan -yang dijatuhkan di antara usaha kita untuk tetap bertahan.Dalam rintik-rintik yang membasahi jarak, dalam rintih-rintih yang melepaskan sesak.Di dadaku, kau adalah rindu tanpa ampun.Yang kujaga dalam hujan-hujan di bawah mata. Ku peluk erat bersama ingatan dan doa-doa.Tak lain hanya untuk meyakinkan kita tetap ada.Kala hujan begini, aku selalu membayangkan ada kamu di sini.Menemaniku menikmati hujan yang melarutkan s
Yang Orang-orangSebut CintaAku ingat tanpa sengaja mataku menatap matamu sore itu.Semalaman aku berpikir apa aku jatuh cinta kepadamu? Apa semudah itu hati dijatuhi.Satu pandangan saja dan dadaku berdetak tak tertata.Dua hari kemudian kita bertemu lagi, tetapi aku sengaja diam.Bukan karena tidak merasa rindu.Jika saja aku berani, ingin kupeluk dan kukecup mesra keningmu.Namun, kita belum punya ikatan apa-apa.Kita bahkan tidak begitu banyak bertegur sapa.Mungkin benar begini: apa yang terasa di hati adalah hal-hal yang ditatap mata.Dan, ia merekamnya hingga terserap di dada.Lalu, orang-orang menyebutnya cinta.Hal yang sama seperti yang aku rasa. Selepas bertemu denganmu.Semalaman aku menghabiskan waktu berpikir tentangmu.Mengingat-ingat apa yang terjadi.Lalu tersenyum membayangkan senyummu.Dan, menyadari betapa indahnya pe
Saat Serius MencintaiSeseorangSaat serius mencintai seseorang sesungguhnya kau akan mempertaruhkan satu hal. Berubah dari apa adanya kamu atau melepaskannya.Karena yang sebenarnya cinta akan selalu menuntutmu untuk berubah. Saat kau jatuh cinta pada seseorang. Secara tidak langsung kau harus mengubah diri sesuai yang ia inginkan.Kau tidak bisa bersikeras dengan sikapmu yang apa adanya itu, padahal dia tidak suka.Jika kau bertanya: bukankah cinta tidak akan mengubahmu untuk menjadi orang lain? Benar.Cinta tidak mengubahmu menjadi orang lain. Namun, kamu yang harus mengubah diri sesuai dengan yang diharapkan pasanganmu.Tanpa perlu ia memintamu untuk berubah. Percaya atau tidak. Tidak ada cinta yang benar-benar bisa menerima kebiasaanmu seratus persen.Selalu ada beberapa persen yang harus kau ubah, atau tanpa sengaja telah membuatmu berubah untuknya.Jatuh cinta adalah perihal bertaruh me
CerewetIni entah kebetulan atau memang sudah hukum alam. Apakah orang jatuh cinta memang selalu begini? Sejak menaruh hati padamu aku lebih sering cerewet.Aku menjadi orang yang tidak bisa diam. Aku tidak bisa diam menutupi hatiku, bahwa kamu memang selalu mengusik dalam kepalaku. Bahwa kamu selalu saja menggetarkan sebentuk daging di dadaku.Orang-orang menyebut getar itu adalah rindu. Namun, aku tidak tahu apa nama pastinya. Yang aku tahu, saat jauh begini, rasanya lumayan menyiksa. Aku bahkan lebih cerewet dari biasanya. Di jejaring sosial miliku, misalnya.Semuanya kutulis tentangmu. Tentang hatiku yang selalu saja menginginkan kamu. Jika saja bisa, aku ingin menjadi Jin. Yang bisa dengan memejamkan mata, seketika berada di sampingmu.Ah, pasti akan bahagia. Dan aku tahu, salah satu cara untuk menghilangkan sikapku yang kini lebih cerewet adalah dengan menatap matamu.Saat berada
Kita Harus PercayaAku hanya ingin memercayaimu sepenuhnya, karena menjalani cinta meragu itu memilukan. Aku tidak ingin kita begitu. Untuk apa kita tetap bersikeras bersama kalau nyatanya kita masih saling meragukan apa yang kita rasakan.Sebab itu, aku memilih percaya kepadamu sepenuhnya, karena hatiku pun sudah memilih menetap hanya di kamu seutuhnya.Kita adalah sepasang sayap yang berusaha terbang tinggi. Mengalahkan angin-angin yang bisa saja menjauhkan kita kapan pun dari semua yang kita ingin.Dan, kita harus tetap saling menguatkan untuk melewati semua itu. Saat kau lemah, akulah yang akan selalu memapahmu. Saat aku kelelahan, kepercayaanmulah yang akan selalu menguatkanku. Kita harus tetap percaya, ada kebahagiaan yang sama-sama kita inginkan.Karena itu kita akan tetap terbang bersama, menghadapi apa saja yang akan mengadang kita.Bukankah kita tahu: bahwa cinta dijatuhkan Tuhan di dada ki
Kita Baru Memulai Jika memang tak ada rasa dan tak berniat menyakiti, kenapa harus pergi?! Bukankah seharusnya kita biasa saja. Tetap menghirup udara yang sama. Tetap berjalan di bawah langit yang sama. Meski tidak lagi saling menggandeng lengan. Meski tidak lagi saling bercerita soal hati. Namun, kita masih bisa saling berbagi banyak hal. Kenapa kau memilih untuk tidak memilihku, misalnya. Kenapa akhirnya kau berniat menjauh? Kenapa akhirnya kau mengira aku lelaki yang tak serius? Mari kita bicarakan baik-baik. Pelan-pelan saja. Karena aku hanya manusia biasa. Tidak semua hal bisa kumengerti hanya dengan kode-kode yang kau berikan. Ada baiknya kita saling membuka pikiran. Bicarakan apa maumu. Agar kau tak pergi dan berlalu begitu saja. Tanpa kau tahu, pergimu membawa sesuatu yang tertanam di dadaku. Sesuatu yang belum kupaham apa namanya. Namun, yang terasa hanya sesak di dada, saat kutahu, kabarnya kau akan per
Pacaran Jarak Jauh Ini tak sesulit yang dibayangkan orang-orang. Meskitak semudah air yang jatuh dari daun, lalu menyerap ke tanah dan menyuburkan tumbuhan di sekitarnya. Pacaran jarak jauh memang tak semudah air yang jatuh, tetapi pacaran jarak jauh mampu menumbuhkan rindu yang utuh. Cinta tak hanya soal peluk-memeluk, juga tak hanya soal kecup-mengecup. Bukan maksud munafik hal yang begitu. Namun, ada yang lebih luas dari itu, nama perasaan. Hal yang sama sekali tak akan bisa kamu beli di toko mana pun. Juga tak akan pernah kau dapatkan di toko mainan mana pun. Karena perasaan bukan untuk dimainkan. Dan, begitu pun dalam hal pacaran jarak jauh, bukan sebuah permainan. Jika kau sedang menjalani pacaran jarak jauh dan hanya ingin sekadar beranggapan hanya untuk main - main. Segeralah akhiri, karena kau akan membuat hat iseseorang yang menjalani serius denganmu sebagai sebuah permainan. Dan, itu sama
Bukan SepasangKekasih Tetapi SepertiSepasang KekasihKita adalah dua orang rumit. Kita memilih menjalani hubungan yang sulit. Namun, itu tidak masalah bagiku.Sedangkan kau juga merasa begitu. Kita tidak memiliki status yang jelas. Kita hanya ditautkan rasa nyaman.Aku senang saat kau mampu membuat aku tertawa, bahkan sampai harus memegangi perutku. Katamu, kau suka setiap kali aku tersenyum.Ah, kau memang suka menggoda. Dan, aku selalu rindu caramu saat kita beberapa hari tidak bertemu.Pernah suatu kali, aku bertanya kepadamu perihal apa tujuan kita. Kau menjawab dengan santai.Bahkan seolah tidak ada masalah sama sekali. Kita jalani saja. Kalau kita bahagia, kenapa harus memikirkan hal yang aneh-aneh?Aku berusaha menerima teorimu. Aku pikir, benar juga, kalau kita bahagia kenapa harus memikirkan hal yang lain.Ucapan teman-temanku saja yang kadang masih terngiang di
Cinta adalahKesempatanBarangkali memang benar begitu. Kita hanyalah luka-luka di masa silam yang tengah mencoba mencari cara untuk lupa dalam diam.Kau yang pernah memuja dan memuji rindu, kini tak lebih hanya kenangan yang larut dan kubiarkan berlalu. Bukan karena cinta dilukai lantas benci merajai, tetapi karena memang sudah semestinya yang pergi dilepaskan sepenuh hati.Bagiku, kau hanyalah kenangan yang tak lagi kuharapkan pulang. Sudah semestinya kita berkemas.Meninggalkan taman-taman yang selalu datang saat senja, bersama kenangan dia memeluk manja. Semua yang indah dulu, hanyalah kisah yang pernah ada. Hari ini dia sudah tak bernyawa.Aku tidak ingin menyalahkanmu perihal ini. Mungkin akulah yang salah kenapa semuanya berakhir patah. Namun, sudahlah. Jangan kau ungkit lagi rasa-rasa yang tak mungkin bangkit kembali.Carilah rindu-rindu yang lain. Jika pun katamu akulah yang kau butuhkan. Namun, pa
Perkara MemendamPerasaanSetiap momen jatuh cinta kita dihadapkan pada pilihan.Mengatakan cinta itu dengan segera, atau menikmati pelan-pelan apa yang terasa.Mengambil risiko diterima atau ditolak saat menyatakan perasaan.Atau menjalani rasa rindu yang kadang membuat tak keruan. Memendam perasaan yang ada di pikiran.Dua-duanya adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Namun, saat jatuh cinta tidak ada pilihan lain. Hanya itu.Mau tidak mau harus menjalani salah satunya. Menyatakan atau memendam. Saat memutuskan memendam perasaan. Secara sadar kamu sudah memutuskan apa saja risiko dari semua itu.Kalau tidak nyesek, ya, nyesek banget. Namun, terlepas dari perasaan itu. Setiap perasaan sesungguhnya bisa dinikmati. Perasaan apa saja.Apakah itu patah hati, jatuh cinta, jatuh cinta diam-diam, juga saat kau memilih memendam perasaan. Kau selalu bisa menikmatinya.Meski terkadang lebih banyak perasaan bi
Semoga Nanti KitaBertemu LagiAda banyak hal yang terduga dalam hidup ini. Seperti hari ini. Aku dibangunkan oleh satu panggilan telepon.Seorang teman mengajakku mengikuti kelas ujian mata pelajaran olahraganya. Sebenarnya aku tidak begitu tertarik awalnya.Selain karena aku sudah bukan mahasiswa lagi. Kegiatan berenang hanya dikhususkan untuk kelas mereka saja.Namun, dia memintaku ikut. Katanya mengantarkan dia saja. sebab ia malas untuk ikut bersama rombongannya.Akhirnya, aku bangun dan segera mandi. Ya sudahlah, lagian hari ini aku juga tidak kemana-mana.Tidak ada salahnya, aku membantu teman. Lagi pula, aku bisa mengetik sesampai di sana.Ada kafe kecil di pinggir kolam renang. Dan, temanku yang menanggung biaya sarapan pagi dan secangkir teh hangat di sana nanti.Aku dan temanku sampai lebih awal. Rombongan kelasnya belum juga datang. Sempat kesal.Aku memang tidak suka pada orang yang tela