Share

Bab 0333

Penulis: Jus Strawberi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-26 18:00:00
"Siska? Beneran kamu?" Liana tampak terkejut, lalu menatap pria di seberang Siska. "Ini ... pacarmu?"

Pasha tersenyum, tetapi tidak membuka mulut untuk menjelaskan.

"Kami sudah selesai makan, baru saja mau pergi." Siska tidak ingin tinggal lebih lama lagi.

"Jangan dulu." Liana melihat ke arah meja mereka. "Kalian belum makan banyak, pas sekali, ayo kita makan bersama."

Dia memeluk Tanto dengan penuh kasih sayang dan menatapnya dengan kepala dimiringkan. "Tanto, nggak apa-apa 'kan?"

"Nggak usah." Tanto dengan dingin berkata, "Jelas-jelas mereka sedang kencan, pasti nggak ingin diganggu."

Dia tidak menunggu persetujuan Liana dan langsung menyeretnya pergi.

Meskipun dia tahu bahwa Siska pasti akan memulai hubungan baru, dia tetap merasa menggila karena cemburu saat melihatnya.

Dia takut jika dia tinggal lebih lama lagi, dia akan melakukan sesuatu yang tidak pantas.

Melihat keduanya pergi, mata Pasha tiba-tiba berbinar. "Siska, cewek tadi keluargamu ya? Kok rasanya kalian sangat mirip?"

"B
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0334

    Pasha terdiam sejenak. "Siska, bukannya kamu sangat ingin pergi ke taman hiburan?""Lain kali saja." Siska menundukkan kepalanya. "Aku nggak enak badan hari ini, kamu pergi dulu saja."Pasha menggertakkan giginya. "Siska, apa pun hubungan kalian dulu nggak masalah bagiku. Asalkan cuma aku yang ada di hatimu sekarang, itu sudah cukup."Siska sedikit terharu, tetapi dia segera sadar. Hampir mustahil ada pria yang tidak peduli bahwa dia pernah menjadi seseorang yang menjual tubuhnya.Dia ingin melupakan masa lalu dan memulai dari awal lagi. Namun, faktanya, masa lalu itu akan terus mengikutinya sepanjang hidup."Pergilah!" Siska membuang muka dan duduk lagi penuh rasa frustrasi."Oke, kalau begitu aku pulang dulu. Aku tunggu teleponmu." Pasha lalu berkata dengan lembut lagi, "Siska, percayalah, aku benar-benar suka denganku. Aku akan menunggumu."Setelah Pasha pergi, Siska menatap Tanto dengan tajam. "Bisakah kamu pergi?"Tak disangka, Tanto duduk di hadapannya tanpa malu-malu. "Kamu mau

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-26
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0335

    Yara selalu tiduran dengan patuh di rumah sakit sejak kembali ke kamp. Gio juga datang untuk mengobrol dengannya di sela-sela waktunya, dan keluar dengan raut wajah yang sangat buruk."Bagaimana?" Felix bertanya setelahnya. Dia selalu merasa ada yang tidak beres dengan Yara, tetapi dia tidak tahu apa.Gio bertanya apa yang terjadi setelah mereka pergi.Felix menceritakan semuanya.Gio menghela napas dalam-dalam. "Pada akhirnya masih belum bisa melepaskan diri.""Apa?" Felix semakin gugup. "Bagaimana keadaan Rara?""Dia depresi sekarang, bisa dikatakan depresi sedang." Gio menggeleng. "Seharusnya aku nggak membiarkan kalian pergi waktu itu."Namun, dia bukan dokter Yara. Dia tidak punya hak untuk mencampuri urusannya."Sedang?" Felix tidak mengerti. "Jadi bagaimana?"Gio terdiam. "Nggak gimana-gimana. Mungkin dia akan kehilangan selera makan, sulit tidur, nggak tertarik dengan apa pun, dan kalau dibiarkan berkembang lebih jauh, dia mungkin akan berpikir bahwa hidup nggak ada artinya lag

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-26
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0336

    Dia tidak berkata apa-apa lagi dan melihat ke luar dengan lesu."Mau jalan-jalan?" Felix menawarkan. "Sekarang matahari sedang tinggi-tingginya, jadi agak lebih hangat."Yara menggeleng. "Aku ingin tiduran di dalam saja."Hati Felix menegang. Dia teringat, terakhir kali dia membawa Yara ke sini, Teresa meminta Yara untuk tetap berbaring di tempat tidur, tetapi saat itu Yara selalu mengeluh kebosanan.Dia melihat ke arah tempat tidur yang diterangi cahaya lampu dan berpikir bahwa Yara benar-benar tampak seperti seberkas cahaya, perlahan-lahan meredup.Kalimat yang baru saja diucapkan Gio langsung terlintas di benak Felix. Kehidupan seakan menyelinap begitu saja bagi penderita depresi, tanpa semangat untuk ikut di dalamnya.Felix merasa sesak dan perlu beberapa saat sampai dia bisa berbicara dengan normal. "Ngomong-ngomong Rara, bukannya Siska pergi kencan hari ini? Kamu nggak penasaran bagaimana kelanjutannya?"Akhirnya, terlihat sedikit respons di wajah Yara. "Di sini 'kan susah berhub

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-26
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0337

    Siska tidak menyangka akan menerima pesan dari Pasha sebelum tidur."Siska, sudah tidur? Kamu mau ingin pergi ke taman hiburan bersamaku besok?"Siska mengerutkan kening tidak percaya. Pasha tidak menghubunginya lagi sejak pergi dari kafe pagi tadi. Dia kira hubungan mereka pasti sudah kandas.Saat dia sedang berdebat dalam hati bagaimana cara membalasnya, sebuah pesan baru masuk."Siska, setiap orang punya masa lalu. Aku sudah memikirkannya sejak tadi pagi, apa sebenarnya yang aku sukai?""Yang aku kusukai adalah kamu yang sekarang. Jadi, aku bisa menerima semua masa lalumu.""Siska, beri aku kesempatan. Jangan biarkan aku menjadi masa lalu yang lain, oke?"Tiga pesan berturut-turut membuat Siska benar-benar kehabisan kata-kata.Dia tidak berani berharap Pasha akan tetap memilihnya setelah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dia memutuskan untuk mengakui semuanya besok."Oke, sampai jumpa besok."Siska membuang napas pelan. Dia tidak menyesali pengalamannya dengan Tanto, dia juga

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-26
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0338

    Semua ini ditanggung Liana seorang diri dalam diam. Jadi dia memang memiliki utang padanya.Hari itu dia hampir hancur, dia tidak bisa membayangkan bagaimana Liana bisa tetap bertahan. Dia berlutut di lantai dan menangis pedih, tetapi apa daya, dia tidak bisa memutar waktu.Untuk waktu yang lama, dia memaksa diri untuk melupakan Siska dan fokus bersama Liana.Namun ternyata, dia tidak bisa.Liana masih sama seperti dulu. Dia merasa kasihan padanya, sehingga dia mengatakan bahwa Tanto bisa kembali pada Siska tanpa perlu khawatir. Permintaannya hanya satu, dia ingin menjadi istri sahnya.Tanto setuju.Meski dia sudah lama berhenti mencintainya, dia tidak boleh mengecewakannya lagi.Sedangkan Siska, dia akan sepenuhnya menyerahkan hatinya kepadanya. Dia yakin Siska akan menerimanya."Tanto, aku ingin punya anak lagi." Liana merapatkan seluruh tubuhnya ke Tanto. "Dengan begini, meskipun kamu nggak ada di sisiku di masa depan, aku masih punya dia dan nggak akan kesepian."Tanto tertegun sej

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-26
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0339

    Setelah masuk ke dalam mobil, Pasha terdengar sedikit tidak sabar. "Kenapa lama sekali?"Siska mengerutkan kening, tetapi masih menjelaskan dengan sabar, "Aku ketemu bajingan tadi, maaf membuatmu menunggu.""Bajingan?" Pasha menyalakan mobil. "Kenapa kamu nggak telepon aku? Aku bisa masuk dan memberinya pelajaran untukmu.""Nggak apa-apa, sudah beres masalahnya." Bagaimanapun juga, masa depan mereka masih belum jelas. Siska tidak ingin Pasha tahu persis di mana dia tinggal.Keduanya langsung menuju taman hiburan. Setelah seharian bermain, Siska selalu merasa Pasha terlalu sering melamun.Dia samar-samar merasa bahwa Pasha agak enggan menemaninya. Jadi, di dalam mobil dalam perjalanan pulang, dia menceritakan tentang urusannya dengan Tanto."Kak Pasha." Dia menarik sudut mulutnya. "Aku harusnya menjelaskan semua ini saat pertama kali ketemu, tapi ..."Siapa yang mau memperlihatkan bekas luka mereka di depan orang yang tidak mereka percayai?"Kamu mau pergi minum?" Pasha tiba-tiba mengus

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0340

    Siska langsung berkeringat dingin karena rasa sakit. Tubuhnya langsung meringkuk, sama sekali tidak mampu melawan.Pasti ini karma, pikirnya.Pasha merasakan semacam cairan hangat mengalir di wajahnya. Saat menyekanya, dia baru sadar ternyata itu darah.Dia mengangkat kakinya lagi, bersiap menendang kepala Siska, tetapi saat itu, terdengar suara sirene polisi di luar.Dia panik sejenak, kenapa polisi ada di sini?"Buka pintu!" Suara kasar seorang pria terdengar dari luar pintu, diikuti dengan suara seseorang membuka kunci pintu.Siska mengenali suara itu dan berteriak lemah, "Tanto, tolong aku, tolong aku!"Pasha benar-benar panik. Dia menendang perut Siska lagi. "Dasar pelacur. Murahan! Masih saja berurusan dengan pria itu."Tepat pada saat itu, pintu terbuka. Ketika Tanto masuk ke dalam rumah, dia menekan saklar lampu di sebelahnya. Segala sesuatu di dalam rumah langsung terpantul di matanya.Melihat Siska tergeletak di lantai, berlumuran darah dan acak-acakan, Tanto sejenak lupa bag

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27
  • Cinta yang Tertukar   Bab 0341

    Felix mencoba menghubungi Siska sepanjang malam tanpa hasil. Dia tahu ada sesuatu yang tidak beres.Pagi-pagi sekali, dia berniat pergi menghibur Yara dulu, lalu kembali mencari tahu apa yang terjadi pada Siska.Namun, begitu dia memasuki rumah sakit, dia melihat gunting berlumuran darah tergeletak di atas tempat tidur, tetapi tidak ada Yara di sana. Sekujur tubuhnya terpaku."Rara? Rara?" Felix berbalik dan bergegas keluar sambil berteriak cemas."Kak, aku di sini." Suara itu terdengar dari belakangnya.Felix hampir berlari dan tanpa sadar menarik pergelangan tangan Yara untuk memeriksanya, "Di mana yang terluka?"Reaksi Yara ringan, suaranya jernih dan dingin, "Aku nggak terluka.""Lalu kenapa ada darah di gunting itu?" Felix tidak percaya dan menatap Yara dari atas ke bawah. "Rara, kamu nggak boleh berbuat hal bodoh!""Kamu mengira ... aku akan bunuh diri?" Respons Yara masih terlihat sangat lemah.Felix memastikan bahwa Yara baik-baik saja, lalu dia menggaruk-garuk kepalanya dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27

Bab terbaru

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0627

    Pada hari yang telah disepakati, Yudha menerima telepon dari Revan di pagi hari."Pak Yudha, saya di Meria sekarang, sedang menunggu penerbangan pulang. Seluruh informasinya sudah hampir lengkap.""Bagus." Yudha agak terkejut. Dia tidak menyangka Revan perlu pergi ke Meria. dia menambahkan, "Hati-hati di perjalanan. Aku tunggu kepulanganmu.""Pak Yudha." Revan menatap dokumen di tangannya. "Saya akan pergi ke rumahmu setelah sampai di sana. Sebelum itu ... siapkan mentalmu.""Oke." Yudha menutup telepon. Dia sebenarnya merasakan sedikit firasat buruk dalam hatinya.Dia menatap kalender dan melihat hari persidangan perceraiannya akan tiba dua hari lagi. Masih ada waktu.Satu hari terasa sangat panjang bagi Yudha. Dia meninggalkan semua pekerjaan dan kembali ke rumah keluarga besar untuk bermain sebentar dengan Agnes dan Yovi, lalu kembali ke vilanya dan menunggu.Agnes bertanya, "Kerjaanmu hari ini sudah selesai 'kan? Kenapa buru-buru pergi? Temani anakmu lebih lama lagi."Sejak ada Yov

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0626

    Saat masuk ke ruang tamu, Santo jelas merasa agak malu, tapi Felix dan Gio bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bicara dengannya seperti biasa.Yara membawa album foto yang baru diambilnya dan mereka semua berkumpul untuk melihat."Ayah, lihat, ini foto pernikahanmu. Kalian masih sangat muda waktu itu, sangat tampan dan cantik."Santo tersenyum dan mengulurkan tangan untuk menyentuh Zaina di foto itu."Senyum Ibu sangat cantik di foto ini. Yang ini, Ayah, kamu sangat tampan ...."Sambil berbicara, Yara memperhatikan ekspresi Santo. Di dalamnya banyak foto-foto Melanie. Dia berusaha untuk menyebutnya sesedikit mungkin.Lambat laun, raut wajah Santo menjadi semakin serius.Tiba-tiba, air mata menetes membasahi album foto."Ayah, kamu kenapa?" Yara sedikit panik dan berusaha menyingkirkan album foto itu. "Kita lihat besok lagi saja, nggak apa-apa."Santo menunduk. Tangannya membelai wanita yang ada di foto tersebut dengan penuh kasih sayang. "Kenapa aku nggak pulang lebih cepat

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0625

    Segera setelah pintu kamar mandi terbuka, bau menyengat menghantam. Ada noda air berwarna kuning di lantai. Tidak perlu ditanya lagi apa itu.Santo membelakangi semua orang, meringkuk di sudut ruangan. Seluruh tubuhnya gemetar."Kalian keluar dulu." Yara merasa dadanya sangat sesak dan meminta semuanya pergi."Rara, nggak apa-apa, biarkan aku membantumu." Siska bergegas berkata."Nggak usah." Yara menggeleng dan menatap mereka dengan memohon, "Keluar dulu, oke? Keluar!""Ayo, kita tunggu di ruang tamu." Gio akhirnya merespons, mengangguk kepada Yara, dan menarik pergi Felix dan Siska.Yara berdiri di ambang pintu, mengendus-endus, dan berseru lirih, "Ayah, mereka sudah pergi. Nggak apa-apa."Santo masih meringkuk di pojokan.Dia adalah kepala keluarga Lubis, yang berwibawa dan terhormat seumur hidup. Tapi sekarang ... pikirannya sudah tidak jernih lagi dan menghadapi hal semacam ini saja tidak bisa."Ayah!" Yara dengan hati-hati melangkah maju dan menarik lembut pakaian Santo. "Ayah, n

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0624

    Yara juga berdiri dan menatap mata Melanie. "Bahkan meski mereka tahu kebenarannya dan menukar kita kembali, mereka tetap akan sangat mencintaimu dengan kasih sayang yang sama.""Melanie, kamu kehilangan dua orang yang paling menyayangimu. Kamu benar-benar nggak menyesalinya?" Yara sedikit emosional."Nggak!" kata Melanie dengan sangat tegas. "Yara, asal kamu tahu, nggak ada kata "menyesal" dalam kamus hidupku. Ambil barang-barangmu dan cepat pergi. Nggak usah ngoceh nggak jelas di sini."Yara menggelengkan kepalanya, mengambil album foto itu dan mengatakan satu hal lagi, "Jaga dirimu baik-baik."Dia keluar dari vila, mengucapkan selamat tinggal kepada Amel, dan segera pergi.Amel kembali ke vila dan melihat Melanie melamun sambil memandangi foto Zaina. Dia bertanya dengan suara kecil, "Bu, kamu juga kangen ibumu?""Dia bukan ibuku." Melanie mengambil foto itu dari dinding dan melemparkannya ke lantai. "Aku nggak kangen dia. Nggak sedikit pun!"Orang yang paling disayangi Zaina semasa

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0623

    Setelah kehilangan Santo sekali, Yara dan yang lainnya tidak berani ceroboh lagi, terutama Siska."Rara, aku janji nggak akan membiarkan Paman Santo lepas dari pandanganku."Yara tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Oke, tutup pintunya, dia nggak akan bisa keluar. Aku keluar sebentar."Karena Santo selalu bicara soal menemui Zaina, Yara ingin pergi ke rumah keluarga Lubis untuk mengambil foto-foto Zaina. Dia sudah menelepon Melanie.Sampai di sana, dia melihat Amel sudah menunggunya dari kejauhan."Bibi Rara!" Amel melihat kedatangannya dan langsung berlari menghampiri. "Bibi Rara, kamu di sini."Yara memeluk Amel. "Wah, Amel sudah tambah tinggi dan cantik.""Bibi Rara juga tambah cantik," balas si kecil bermulut manis.Yara membawanya masuk ke dalam vila. Melanie sudah menunggu di ruang tamu."Barangnya di lantai atas, mungkin di kamar mereka." Melanie bangkit dan berjalan ke arah tangga. "Ayo kuantar ke atas.""Terima kasih." Yara meminta Amel bermain sendirian dan mengikuti ke a

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0622

    Ini pertama kalinya Amel melihat Yudha berbicara sangat serius dengannya. Wajahnya langsung terlihat takut dan dia berbisik, "Amel kasihan sama Ibu.""Ibumu kenapa?" Yudha berjongkok dan sedikit melunakkan nada bicaranya.Amel menggeleng dan mengulangi, "Ibu kasihan sekali."Yudha tidak bertanya lagi dan mengelus kepala si kecil. "Amel, mungkin suasana hati ibumu sedang buruk. Paman akan menghiburnya, tenang saja.""Terima kasih, Paman." Amel menghela napas dan melanjutkan bermain.Yudha duduk di sofa dan menunggu. Pikirannya terus terbayang penampilan Melanie barusan. Gelagatnya seperti orang mabuk, tapi tidak ada bau alkohol sama sekali di dalam kamar. Bau itu ...Yudha belum pernah merasakan bau seperti itu sebelumnya. Menyengat dan sangat tidak enak.Dia menunggu beberapa saat dan kemudian melihat Melanie turun. Melanie sudah berganti pakaian dan menata rambutnya, nyaris seperti orang yang berbeda, membuat Yudha bertanya-tanya apakah yang dilihatnya tadi itu hanya ilusi."Yudha, ke

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0621

    Selama beberapa hari berikutnya, Yara menghabiskan waktu bersama Yola dan Santo di siang hari. Lalu malamnya mengerjakan desain perhiasan bertemakan "Pulau" itu.Tapi, inspirasinya seakan sedang surut dan ide-ide yang dia pikirkan masih kurang memuaskan.Sidang perceraiannya semakin dekat.Di suatu sore, Yudha menerima telepon dari Amel sebelum pulang dari kantor."Paman sedang sibuk?" ucap gadis kecil itu dengan suara manis. "Amel sudah lama nggak ketemu Paman. Paman sedang sibuk bersama adikku ya?"Yudha terdiam. Beberapa waktu telah berlalu sejak Yovian datang ke rumah. Dia memang sudah lama belum bertemu Amel.Sejenak, dia merasa malu. "Paman minta maaf. Malam ini Paman ke rumahmu, oke?""Sekarang saja. Ayo makan di luar bersama Ibu." Amel tertawa usil. "Tapi jangan bilang Ibu. Beri dia kejutan.""Oke." Yudha menjawab ringan.Dia membereskan pekerjaannya sebentar dan segera pergi ke rumah keluarga Lubis. Tak disangka, Amel sudah menunggu di depan pintu."Amel ...""Ssst!" Amel mene

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0620

    "Nggak mungkin." Yara berpikir, satu-satunya pria yang dekat dengannya baru-baru ini adalah Felix.Menurutnya, dengan sifat Felix, dia tidak mungkin punya ini seperti ini. Saran dari Gio juga rasanya tidak mungkin sampai ke sini.Dia tidak tahu siapa lagi yang mungkin."Rara, gawat!"Yara tiba-tiba mendengar suara Siska dari belakangnya. Dia buru-buru menutup telepon. "Safira, aku ada urusan mendadak. Sampai di sini dulu ya, terima kasih!""Ada apa?" Dia menatap Siska dengan cemas."Ayahmu ... ayahmu hilang." Siska terengah-engah karena kelelahan. Dia jelas sudah mencari di sekitar untuk mencoba mencarinya sebelum memberi tahu Yara.Suaranya seperti menahan tangisan. "Kami terlalu fokus dengan Yola. Aku nggak tahu sejak kapan ayahmu pergi.""Nggak apa-apa. Tolong jaga Yola dulu, aku akan mencarinya." Yara menenangkan Siska dan segera menelepon polisi.Setelah menelepon polisi, dia menelepon Felix dan Gio."Oke, jangan khawatir, kami akan membantu mencari." Felix menenangkan Yara dan me

  • Cinta yang Tertukar   Bab 0619

    Keesokan harinya setelah sarapan, cuaca di luar sangat cerah. Yara ingin mengajak Yola dan Santo berjalan-jalan."Aku ikut juga." Siska melambaikan kedua tangannya. Reaksi kehamilannya sudah jauh membaik akhir-akhir ini. Usia kandungannya sudah lima minggu.Yara meminta pengasuh memakaikan baju kepada Yola sementara dia pergi membantu Santo."Ayah, ganti baju dulu, lalu pergi jalan-jalan, oke?""Jalan-jalan?" Santo berpikir sejenak, "Ketemu Zaina?"Hati Yara terasa pilu. Dia hanya bisa berbohong, "Ya, jalan-jalan, menemui ibuku. Ayo Ayah, aku bantu pakai baju.""Oke, ketemu Zaina, ketemu Zaina ..." Santo terus bergumam dan segera berganti pakaian.Mereka turun ke bawah dan pergi ke lapangan kompleks. Yola di dalam kereta dorong bayi. Mata lebarnya berkedip-kedip, melihat ke mana-mana penuh rasa ingin tahu.Yara awalnya khawatir anaknya terlalu kecil untuk dibawa keluar. Tapi pengasuhnya mengatakan bahwa Yola tumbuh dengan sangat baik. Cuacanya sedang bagus, tidak terlalu dingin dan tid

DMCA.com Protection Status