Share

Dikerjai

Author: Sofia Grace
last update Last Updated: 2021-03-28 19:28:46

Ketika dia mulai tenggelam dalam keasyikannya menikmati popcorn dan cerita film di depannya, tiba-tiba terdengar suara di sebelahnya berkata, “Mas, popcorn-ku udah abis. Tapi aku masih lapar….”

           

“Oh, ya makan popcorn-ku aja. Ini,” sahut laki-laki itu seraya menyodorkan kotak popcorn-nya.

           

“Aku kan tadi udah bilang nggak mau makan popcorn campur asin dan manis. Kamu ini gimana sih, Mas?”

           

“Hush, jangan keras-keras, Yang. Nggak enak sama penonton lainnya. Terus kamu mau makan apa lagi?”

           

“Kentang goreng.”

           

“Ok. Lalu apa lagi? Biar sekalian kubelikan.”

           

“Itu aja.”

           

“Baiklah. Tunggu, ya.”

           

Suami takut istri tersebut lagi-lagi turun ke bawah untuk membelikan pesanan istrinya yang tak habis-habisnya. Aku benar-benar dikerjai, pikirnya jengkel. Tapi kalau aku nggak menurutinya, nanti There malah akan berteriak-teriak histeris seperti di rumah. Malah bikin malu saja, keluh Jonathan dalam hati.

           

Sesampainya di kedai, dia langsung memesan kentang goreng. Sembari menunggu pesanannya disiapkan, dia bertanya ada camilan apa lagi yang ready.  “Ada sandwich, Pak,” sahut pelayan kedai tersebut. Daripada nanti aku disuruh beli camilan lagi, apa sebaiknya kubeli saja sepotong sandwich, ya? pikirnya cerdik. “Ya sudah, Mas. Saya beli satu sandwich juga, ya,” katanya memutuskan.

           

Sang pelayan mengangguk. Tak lama kemudian dia menyerahkan pesanan Jonathan. Laki-laki itu lalu bergegas melangkah menuju kembali ke studio dimana istrinya sudah menunggu.

           

“Ini kentangnya, Yang,” ujarnya begitu sampai di tempat duduknya kembali. Seperti biasa, Theresia tanpa ba-bi-bu langsung menerima bungkusan itu dan melahap isinya seorang diri tanpa  menawari suaminya.

           

Aduh, cerita filmnya udah sampai di mana, nih? Aku benar-benar nggak ngerti, batin Jonathan menyaksikan adegan dan dialog yang sudah tidak dipahaminya karena bolak-balik terjeda akibat membelikan pesanan-pesanan istrinya. Tak terasa kedua matanya terpejam dan ia pun tertidur. Setelah beberapa saat tiba-tiba dia terlonjak dari tempat duduknya karena merasa ada yang mencubit lengannya.

           

“There, kenapa kau mencubitku?”

           

“Hush, jangan keras-keras. Malu, Mas.”

           

Jonathan memelototi istrinya. Perasaan dari tadi kamu yang berusaha membuatku malu, pikirnya geram. Sabar, Jon. Sabar…. Ini tempat umum. Jangan sampai istrimu kumat histerisnya. Sekarang jaman digital. Kalau ada keributan di tempat umum, sering direkam oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab dan diviralkan di media sosial. Kamu tidak mau nama baik keluargamu dan reputasi perusahaanmu tercemar, kan? Sabar…sabar…, batinnya menenangkan diri.

           

“Kan udah bayar tiket mahal-mahal, kok ditinggal tidur, sih? Nonton, dong!” bisik Theresia dengan nada tinggi.

           

Bagaimana aku bisa konsentrasi menonton kalau selalu kamu interupsi untuk membelikan ini-itu di bawah? gerutu suaminya dalam hati. Rasa kantuknya hilang sudah. Berganti dengan perasaan sebal yang tak bisa diutarakan karena akan membuat keadaan menjadi runyam. Akhirnya dia hanya bisa menghabiskan sisa popcorn-nya sambil berusaha menikmati alur cerita film di depannya.

           

“Mas….”

           

“Apa lagi?”

           

“Kok kamu responnya gitu, sih? Udah nggak cinta lagi, ya?”

           

Jonathan berusaha menahan diri. Ia pun berkata lembut, “Ada apa, Sayang? Kamu masih laparkah? Ini ada sandwich.”

           

“Lho, kapan kamu belinya?”

           

“Tadi waktu aku beli kentang, sekalian beli sandwich juga. Jaga-jaga kalau kamu nantinya masih lapar.”

           

“Oh, gitu. Tapi aku sudah kenyang, sih.”

           

“Ya udah, nggak apa-apa. Biar nanti aku yang makan.”

           

“Kenapa nanti? Sekarang aja kamu makan. Aku udah nggak lapar, kok.”

           

“Aku masih kenyang karena barusan menghabiskan popcorn ukuran besar sendirian.”

           

“Oh, gitu. Ehm…, aku haus, Mas. Air mineralku sudah habis.”

           

“Ya udah, minum punyaku aja. Masih ada sedikit.”

           

Theresia langsung menenggak botol air mineral yang disodorkan suaminya.

           

“Sedikit sekali isinya, Mas. Kurang.”

           

“Ya udah, kamu tahan aja dulu. Toh, sebentar lagi filmya selesai. Aku nggak enak bolak-balik naik-turun tangga,  sungkan mengganggu para penonton.”

           

“Kamu lebih mementingkan penonton yang tak dikenal daripada istrimu yang kehausan?”

           

Mulai lagi, pikir Jonathan sebal. Dipandanginya wajah Theresia yang cemberut. Kalau dulu, bibirnya yang merengut itu langsung kulumat habis sampai dia susah bernapas, gumamnya dalam hati. Sekarang kok ingin kutampar rasanya kalau tidak ingat dia ini istri yang harus kukasihi.

           

“Kamu mau minum apa?” tanya laki-laki itu akhirnya mengalah.

           

“Air mineral kayak tadi aja. Nggak dingin.”

           

“Ok.”

           

Untuk kesekian kalinya suami yang benar-benar diuji kesabarannya itu turun ke bawah demi menyenangkan hati istrinya tercinta.

***

        

“Filmnya tadi bagus ya, Mas? Aku suka. Brad Pitt umurnya udah tua tapi masih keren banget orangnya,” kata Theresia ketika ia dan suaminya dalam perjalanan pulang. Jonathan yang berkonsentrasi mengemudikan mobil hanya menjawab singkat, “Iya.”

           

“Jadi menurutmu film tadi bagus?”

           

“Iya.”

           

“Coba ceritakan bagian mana yang bagus?”

           

Jonathan terkesiap. Dia merasa dijebak. Bagaimana mungkin dirinya memahami alur ceritanya kalau sepanjang film berlangsung dirinya mondar-mandir naik-turun bak pramusaji bioskop?

           

“Aku nggak fokus nonton tadi, Yang. Jadi nggak tahu film itu bagus atau nggak,” jawab laki-laki itu terus terang.

           

“Lha, kamu ketiduran tadi. Kan sayang udah beli tiket mahal-mahal nggak ditonton filmnya.”

           

Jonathan menggeretakkan giginya menahan amarahnya yang hampir meluap. Rupanya Theresia menyadari hal itu. Perempuan itu lalu berteriak menantang, “Mas, kenapa kamu menggeretakkan gigi? Kamu marah sama aku?!”

           

Suaminya tidak menghiraukannya. Dia tetap berusaha menyetir dengan tenang. Istrinya yang merasa tidak dianggap menjadi histeris.

           

“Jonathan Aditya! Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku? Kauanggap apa aku ini?!”

           

Gawat, pikir Jonathan cemas. Theresia kumat! Aku harus menghentikan mobilku sebentar supaya tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

           

“Kenapa berhenti?” tanya wanita yang amarahnya sudah di ubun-ubun itu melihat suaminya menghentikan mobilnya di tepi jalan.

           

Jonathan berpaling dan menatap wajah istrinya yang merah padam. Seharusnya aku yang berhak marah, bukan kamu! batinnya jengkel.

           

“Sayang, apa kamu lupa sejak tadi di bioskop kamu menyuruhku mondar-mandir membelikan ini-itu? Bagaimana aku bisa fokus menonton film dengan gangguan-gangguan seperti itu?”

           

“Jadi membelikan makanan dan minuman untuk istrimu yang kelaparan kamu anggap sebagai gangguan?! Lalu bagaimana dengan sikapmu berbicara mesra dengan teman lamamu yang bernama Mina itu? Apakah itu sebuah kesenangan?”

           

“Aku tidak berbicara mesra, Sayang. Kamu kan lihat sendiri aku bahkan tidak mengenalinya waktu dia menyapaku!”

           

“Huh, paling kamu cuma pura-pura saja karena ada aku!”

           

“Kenapa kamu tidak mempercayaiku, Yang?”

           

“Karena kamu mata keranjang! Di depan istrimu sendiri berani-beraninya ngobrol panjang-lebar dengan perempuan cantik. Roknya malah lebih mini daripada rok yang kupakai!”

           

“Hah?! Aku bahkan nggak memperhatikan dia pakai baju apa, There!”

           

“Bohong! Jelas-jelas dia pakai rok mini warna putih kok bilang nggak lihat.”

           

“Demi Tuhan, There! Aku nggak memperhatikannya sama sekali.”

           

“Lalu apa yang kamu perhatikan? Rambutnya yang pirang itukah? Atau bibirnya yang sensual seperti Angelina Jolie?!”

Related chapters

  • Cinta yang Terenggut   Mesra Sesaat

    Jonathan menatap istrinya tak percaya. Semakin lama kok dia semakin pintar bersilat lidah! pikirnya heran. Theresia yang ditatap sedemikian rupa menjadi semakin berang.“Apa lihat-lihat?! Kalau mau marah, marah saja. Nggak usah ditahan-tahan.”“Aku nggak mau ribut di pinggir jalan seperti ini.”“Lha, kamu sendiri kok yang berhentikan mobil di sini!”“Terserah kamu-lah, There. Apapun yang kukatakan selalu salah bagimu.”“Karena kamu memang bersalah. Dasar pecundang! Jangan lupa, kamu bisa menjadi seperti sekarang ini karena siapa?!&r

    Last Updated : 2021-03-29
  • Cinta yang Terenggut   Peringatan Bastian

    “Huahahaha…!”Bastian tertawa terpingkal-pingkal mendengarkan cerita Jonathan mengenai insiden kemarin di gedung bioskop yang berlanjut sampai dia dan Theresia pulang ke rumah.“Apanya yang lucu? Kok tertawa sampai heboh begitu?”Bastian masih tertawa-tawa sampai air matanya hampir keluar.“Hahaha…Jonathan, Jonathan. Aku merasa lucu membayangkan kamu bolak-balik naik-turun tangga di bioskop untuk membeli popcorn, kentang, air mineral…. Wah, wah, wah…, Theresia itu layak diberi penghargaan sebagai istri terbawel di muka bumi ini! Hahaha….”&n

    Last Updated : 2021-03-30
  • Cinta yang Terenggut   Kejutan

    “Bukan itu yang kutanyakan tadi, Bro.” “Hah?” “Nah, lihat dirimu. Gagal fokus, kan?” Keringat dingin mengalir dari pelipis Jonathan. Dia tidak tahu harus berkata apa. Bastian merasa semakin geli melihat kecanggungan sikap pria yang duduk di hadapannya itu. “Aku tadi tanya, kamu sendiri mau sama Karin-kah?” “Mana mungkin, Bro. Aku bisa digorok istriku!” “Berarti kalau There nggak masalah, kamu mau, dong?” Jonathan benar-benar mati kutu. Diambilnya sehelai tisu di meja dan dipak

    Last Updated : 2021-03-31
  • Cinta yang Terenggut   Jonathan Mau Bercerai

    Jonathan lalu menyiapkan piring kosong, sendok, dan garpu untuk istrinya. “Mau kuambilkan nasi atau kamu ambil sendiri, Yang?” tanya laki-laki itu sabar. Yang ditanya menggelengkan kepalanya kuat-kuat. “Aku nggak mau makan sendiri,” sahutnya ketus. “Ok. Kusuapin, ya. Sebentar kutiup dulu, masih panas soalnya.” Setelah meniup pelan-pelan nasi campur rawon diatas sendok makan, Jonathan lalu menyuapi istrinya. Tiba-tiba Theresia menyemburkan makanan yang sudah berada di dalam mulutnya itu ke muka suaminya. Jonathan sampai terkejut sekali. “Rawon apa ini?! Asin sekali!” &

    Last Updated : 2021-04-01
  • Cinta yang Terenggut   Ayah Mertua Turun Tangan

    Setelah hampir tiga tahun menikah, semakin terbukti kesetiaan Mila terhadap suaminya. Simon sering mengikutsertakannya dalam berbagai hal. Laki-laki berusia enam puluh tahun itu sangat menghargai pendapat istrinya tersebut. Oleh karena itulah, ketika Theresia tadi meneleponnya sambil menangis terisak-isak, laki-laki tua itu langsung mengajak Mila ikut serta pergi ke rumah putri tercintanya. Sekarang ia dan Jonathan duduk di sofa ruang keluarga untuk membahas persoalan yang terjadi. Dengan tanpa malu-malu akhirnya suami Theresia itu menceritakan segala hal yang terjadi dalam rumah tangganya selama setahun terakhir. Dahi Simon sampai berkerut mendengarkan ceritan menantunya tersebut. Tak disangkanya putri tunggalnya sanggup bertindak sewenang-wenang terhadap suaminya sendiri. Ia menyadari bahwa anaknya itu memang sangat m

    Last Updated : 2021-04-03
  • Cinta yang Terenggut   Theresia Berulah di Depan Ayahnya

    Jonathan tercenung mendengar kalimat-kalimat Simon yang menyejukkan hati. Bisakah There mengubah sikap dan perilakunya itu? tanyanya bimbang dalam hati. Hmm…sebenarnya bisa saja kalau dia mau. Dan itu membutuhkan tekad dan upaya yang keras. Barangkali kehadiran Papa sekarang justru bisa memperbaiki segalanya, pikir Jonathan seolah-olah melihat sebuah harapan baru. “Baiklah. Saya akan menuruti Papa kali ini. Terima kasih sebelumnya sudah menawarkan tempat tinggal untuk saya....” Simon tersenyum bijak dan menepuk-nepuk bahu menantunya, “Kau ini sudah kuanggap seperti anak kandungku sendiri, Jon. Masa kau tidak bisa merasakannnya?” Jonathan mengangguk mengiyakan. Ayah mertuanya ini memang selalu bersikap baik dan tak membeda-bedakannya dengan Theresia.  

    Last Updated : 2021-04-04
  • Cinta yang Terenggut   Jurus Jitu Simon

    Selanjutnya dia terduduk seperti dalam posisi bersujud. Tangan kanannya memegang dada kirinya. “Aaarrggghhh….”“Papaaa!” seru Theresia seraya melepaskan pisaunya. Perempuan yang kondisi mentalnya kurang stabil itu langsung menghambur ke arah ayahnya dan memeluknya erat-erat. Simon segera memberi isyarat kepada istrinya untuk menyingkirkan pisau yang jatuh ke lantai. Mila mengangguk mengerti. Diambilnya benda tajam yang hampir menimbulkan malapetaka itu dan diberikannya pada Bi Sum yang berjalan mendekatinya.“Mulai sekarang, simpan semua pisau baik-baik sehabis memasak. Jangan sampai ditemukan oleh Nyonya There,” pesannya kepada pembantu senior tersebut. Bi Sum menganggukkan kepalanya tanda mengerti dan segera menghilang dari ruang keluarga itu bersama rekan-rekan sekerjanya.&nbs

    Last Updated : 2021-04-05
  • Cinta yang Terenggut   Menikmati Kesendirian

    Diraihnya kedua telapak tangan di depannya dan digenggamnya dengan penuh kasih sayang. “Papa dan Tante Mila akan membantumu menjadi seorang istri yang baik bagi seorang Jonathan Aditya. Benar kan, Mila?”Istri tercintanya itu mengangguk dan tersenyum tulus. Hati Simon lega sekali melihatnya. Dia tak tahu bagaimana masa tuanya tanpa kehadiran istrinya yang berhati mulia ini. Mestinya anakku banyak belajar dari Mila bagaimana caranya melayani suami dengan penuh cinta kasih, pikirnya serius. Tiba-tiba sebuah ide cemerlang timbul dalam benak pria tua itu.“Mila, bagaimana kalau untuk sementara waktu kita berdua tinggal menemani There di sini? Ambillah seluruh perlengkapan sehari-hari kita di rumah dan bawalah kemari. Katakan pada Jonathan bahwa kita akan bertukar tempat tinggal untuk sementara waktu samp

    Last Updated : 2021-04-12

Latest chapter

  • Cinta yang Terenggut   Sepuluh Tahun Kemudian

    "Terima kasih, Min," sahut Jonathan sembari menerima uluran tangan sahabatnya. Suasana mulai diliputi keharuan."Kudoakan Valentina segera memperoleh kesembuhan,Bro," kata Bastian sembari menepuk-nepuk bahu kawan baiknya itu. "Jadi kalian sekeluarga bisa cepat kembali ke negeri ini dan kita bersama-sama mengembangkan kantor ini lagi.""Thanks a lot, Bro."Begitulah ketiga orang itu kemudian saling berpelukan. Hati mereka terenyuh sekali. Mina sampai menitikkan air mata. Dia sangat menyayangi Jonathan layaknya saudara sendiri. Kepergiannya kali ini yang entah sampai kapan membuatnya merasa sangat kehilangan.Keesokkan harinya Bastian dan Mina mengadakan acara perpisahan kecil-kecilan di kantor. Mereka memesan sejumlah hidangan prasmanan untuk disantap bersama. Jonathan berpidato singkat di hadapan segenap anak buahnya. Dia mengucapkan terima kasih atas kerja keras mereka

  • Cinta yang Terenggut   Amanah Theresia

    "Aku senang sekali bertemu Karin, Mas. Terima kasih sudah membawanya padaku," ucap Theresia lirih. Seulas senyum bahagia tersungging di bibirnya. Sorot matanya tampak teduh, menenangkan hati Jonathan yang memandanginya."Apa lagi yang kau inginkan, Sayang? Akan berusaha kupenuhi," kata pria itu sepenuh hati. Dirinya benar-benar hendak membahagiakan istrinya ini di sisa-sisa hidupnya.Tangan Theresia menyentuh wajah suaminya. Terasa rambut-rambut kasar di sekeliling mulut laki-laki itu. "Dulu kamu rajin sekali bercukur, Mas. Kenapa sekarang malas?" tanyanya ingin tahu.Jonathan mendesah. Dia memang sudah tak memperhatikan penampilannya lagi semenjak dokter berkata umur istrinya tinggal menunggu waktu. Kesedihan dalam hatinya begitu besar sehingga tak ingin apapun selain menemani Theresia sepanjang waktu. Pekerjaannya pun ditinggalkannya untuk sementara. Untungnya Bastian dan Mina tak keberatan. Mereka memahami sang

  • Cinta yang Terenggut   Damai

    "Aku tahu apa saja permintaan Theresia padamu, Karin. Dia ingin kamu menikah denganku sepeninggal dirinya. Lalu kita dan Valentina pergi menyusuri klinik-klinik di Tiongkok sesuai data yang dikumpulkannya. Aku yakin kau takkan sanggup menolaknya. Kondisi istriku yang mengenaskan membuat siapapun yang masih punya hati nurani pasti mengabulkan apapun permintaannya. Aku mengerti jika kamu pun demikian. Tapi jika kau keberatan menjadi istriku, tak usah memaksakan diri. Cukup di depan There saja kau berjanji. Tak perlu kau korbankan masa depanmu demi menikah dengan laki-laki tua seperti diriku." "Cukup!" sela gadis itu seraya menutup mulut Jonathan dengan telapak tangannya. "Aku memang berjanji pada Mbak There. Tapi bukan karena terpaksa. Aku...aku...bersedia melakukannya dengan setulus hati." "Benarkah itu?" tanya laki-laki itu memastikan. Ekspresi wajahnya mulai melembut. Karin mengangguk. "Aku bukan sedang berbahagia

  • Cinta yang Terenggut   Mama Karin

    Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar dibuka. Karin terperanjat. Di depan pintu muncullah seorang gadis kecil yang... ya, Tuhan. Mirip sekali dengan dirinya semasa kecil! Bedanya anak perempuan itu duduk di atas kursi roda yang didorong ayahnya. Sedangkan si Karin kecil dulu bebas berjalan dan berlarian kemana pun dia suka."Mama, kenapa menangis? Tante ini juga. Apa yang membuat kalian sedih?" tanya anak itu polos. Dia memandang kedua wanita itu bergantian. Tatapan matanya menyiratkan rasa ingin tahu yang besar.Anak ini kritis sekali, puji Karin dalam hati. Dia juga mempunyai empati yang tinggi terhadap orang lain. Dia adalah...anak kandungku!Theresia langsung meminta Jonathan agar menaruh anak mereka di atas ranjang, supaya dekat dengan dirinya dan Karin. Suaminya menyanggupi. Diangkatnya sang putri dari atas kursi roda dan didudukkannya di depan dua wanita tersebut."Valen, kenalkan ini...Mama K

  • Cinta yang Terenggut   Pertemuan yang Mengharukan

    Tak lama kemudian mobilMercedes Benz berwarna hitam itu sampai di depan pintu gerbang berwarna hitam yang berdiri kokoh. Seorang petugas sekuriti mengangguk dan memberi hormat pada Jonathan yang membuka kaca jendela. Tak lama kemudian laki-laki berkumis tebal dan berbadan tegap itu menghubungi seseorang melalui walkie-talkie. Beberapa saat kemudian pintu gerbang terbuka lebar secara otomatis. Mobil Jonathan langsung meluncur masuk ke dalam. Pintu gerbang otomatis menutup kembali. Dada Karin mulai berdebar-debar. Akhirnya aku sampai juga ke rumah ini, batinnya gundah. Untuk bertemu dengan musuh bebuyutanku. Tapi kali ini dia tak bisa bersikap arogan dan sewenang-wenang lagi. Sebaliknya dia justru akan memohon ampun atas dosa-dosanya. Sontak Karin menggigit bibirnya. Tapi...bukankah aku sendiri juga bersalah kepadanya? batinnya pilu. *** "There, lihat siapa yang da

  • Cinta yang Terenggut   Keputusan Karin

    Sang pimpinan yang mengetahui bahwa Karin berasal dari kota buaya menawarinya pertama kali dibandingkan guru-guru lainnya. Gadis itu tak mampu menolak karena merasa sungkan dengan kebaikan dan bimbingan orang itu selama dia bekerja. Akhirnya diterimanya tawaran tersebut dengan berdoa dalam hati semoga dia tidak diusik oleh masa lalunya kembali.Gadis itu berusaha menghibur diri dengan berpikir tak ada salahnya kembali ke kampung halaman. Dia bisa berkumpul kembali dengan Rosa bibinya dan Mina sahabat baiknya. Jonathan dan Theresia selama ini tak pernah terdengar kabarnya. Tak mungkin mereka tiba-tiba datang mengusiknya.Berbulan-bulan dia hidup tenang di kota kelahirannya ini. Kalaupun berjalan-jalan ke mal, tak pernah sekalipun dia kebetulan bertatap muka dengan orang-orang dari masa lalu yang tak ingin ditemuinya kembali. Hidupnya benar-benar tenteram. Pekerjaannya menyenangkan. Sesekali dia berkunjung ke rumah Rosa dan Mina untuk se

  • Cinta yang Terenggut   Akhirnya Karin Tahu

    Jonathan terperangah. Benar kata Mimin, cetusnya dalam hati. Karin sudah bukan gadis lugu seperti dulu. Penderitaan yang dialaminya bertahun-tahun telah mengasahnya sedemikian rupa sehingga menjadi seorang wanita dewasa yang tegas dan berkarakter kuat.Sorot mata tajam gadis itu membuat hati Jonathan menciut. Dia menghela napas panjang lalu berkata, "Aku minta maaf sudah mengganggumu, Rin. Seandainya bukan karena terpaksa sekali, aku pun takkan datang menemuimu...."Jonathan menelan ludahnya. Dia merasa tak percaya diri berhadapan dengan gadis yang dulu pernah mengisi hari-harinya. Pria itu menunduk, tak berani menatap wajah Karin.Rupanya gadis itu tersentuh dengan perkataan mantan kekasihnya. Sikapnya mulai melunak. "Duduklah, Mas," katanya datar. "Ceritakan maksud dan tujuanmu datang kemari."Pria tersebut mengangguk. Dia lalu duduk di salah satu bangku. Sementara itu Karin menarik sal

  • Cinta yang Terenggut   Lin Laoshi

    "Sudahlah, Sayang," hibur Jonathan seraya memeluk istrinya yang histeris. "Tenangkanlah dirimu. Apappun yang terjadi kita akan selalu bersama-sama. Hentikan menghujat Tuhan. Kita sekarang belum tahu apa rencanaNya. Tapi aku yakin, segala sesuatu akan indah pada waktuNya.""Kurang apa aku selama ini, Mas? Apa kesalahanku sehingga aku diberi penyakit mematikan seperti ini? Apa dosaku?" isak wanita itu tak henti-hentinya. Tiba-tiba dia terperangah mendengar perkataannya sendiri. Tangannya sampai menutup mulutnya saking terkejutnya. Ya, Tuhan! jeritnya dalam hati. Inikah hukuman atas dosaku pada Karin?Ingatannya melayang pada gadis yang beberapa tahun lalu diancamnya sampai menangis histeris seperti dirinya saat ini. Karin, gadis yang waktu itu tengah mengandung Valentina, buah cintanya bersama Jonathan."Ini karma akibat dosaku pada Karin, Mas," ucapnya lirih. Dia sudah tidak histeris lagi. Tapi air matanya masih mengucur

  • Cinta yang Terenggut   Berita Buruk

    Dia lalu duduk di samping istrinya. Diraihnya tangan wanita itu. Diciuminya punggung tangannya dengan penuh kasih sayang."Kita pulang ke Indonesia saja, yuk. Menenangkan diri sejenak sembari mencari-cari informasi lagi tentang pengobatan buat Valentina," ajaknya sembari tersenyum lembut pada Theresia."Kamu capek ya, Mas, bolak-balik Surabaya-Singapore terus?" tanya istrinya seraya mengusap pipi Jonathan mesra."Nggak juga. Udah biasa, kok. Cuma aku menguatirkan kesehatanmu, Sayang. Aku mau mengajakmu berlibur mencari udara segar di pegunungan seperti Batu atau Tretes gitu. Setelah refreshing selama beberapa hari, pikiranmu pasti akan lebih rileks. Tubuh juga menjadi lebih segar. Kamu nggak akan terus-terusan pusing seperti ini. Bagaimana?"Sang istri mengangguk pasrah. Dia lalu bergelayut manja pada pundak suaminya. "Kupikir-pikir aku juga kangen sama rumah kita di Surabaya, Ma

DMCA.com Protection Status