"Shawn?" Niko bertanya dengan heran, "Kak, bukannya itu Kakak Ipar? Sebelumnya, dia sudah mengirim asistennya untuk membantumu. Sekarang, kenapa dia tiba-tiba mempersulitmu?""Niko, apa maksudmu? Kapan Shawn menikah dengan kakakmu?" tanya penanggung jawab itu dengan terkejut.Bagaimanapun juga, pernikahan Yvonne dengan Shawn tidak dirayakan secara besar-besaran. Jadi, hanya ada beberapa orang yang mengetahuinya. Orang seperti penanggung jawab pengiriman yang tidak penting ini tentu saja tidak mengetahuinya.Yvonne menjelaskan sambil tersenyum, "Niko sudah mabuk. Jangan dengar omong kosongnya. Kita pikirkan lagi cara penyelesaian masalah ini besok.""Oh, oke." Penanggung jawab itu tidak berpikir kejauhan dan percaya bahwa Niko memang sudah mabuk.Selesai berbicara, Yvonne pun menarik Niko untuk pergi ke kantor.Niko bertanya dengan heran, "Kak, buat apa kamu menarikku? Lagian, yang kubilang memang benar, ‘kan? Kamu memang sudah menikah sama Shawn ....""Niko!" Yvonne menyela, "Aku sudah
"Makanya aku suruh kamu cari influencer yang berpengaruh. Zaman sekarang, jual barang dari siaran langsung sangat populer. Kita pasti bisa jual habis semua produknya dengan cepat," ujar Yvonne."Oke, aku akan segera menghubungi influencernya.""Emm." Setelah memutuskan sambungan telepon, Yvonne tidak langsung pulang. Dia mencari beberapa orang yang bisa dipercayainya untuk mengeluarkan produk-produk itu dari perusahaan secara diam-diam.Shawn bermaksud untuk menekannya. Jika Shawn tahu bahwa dia hendak mencari influencer untuk menjual produk-produk ini, mungkin saja Shawn akan melakukan segala cara untuk menghentikannya. Bagaimanapun juga, Shawn sangat kaya dan berkuasa. Jadi, dia harus melakukan hal ini secara diam-diam.Setelah selesai menangani masalah ini, langit sudah hampir terang. Baru saja Yvonne pulang ke rumah dan beristirahat sebentar, penata rias yang dipekerjakan Harvey sudah menariknya untuk duduk di kursi dan hendak meriasnya. Yvonne pun duduk di kursi dengan lelah dan h
Ekspresi Shawn langsung menjadi semakin suram. Dalam seketika, suasana di sekitarnya juga menjadi dingin."Yvonne, apa kamu kira Harvey benar-benar menyukaimu? Jangan lupa, kamu itu wanita yang sudah pernah menikah dan tidur denganku ....""Shawn Jamison!" teriak Yvonne untuk memotong ucapan Shawn."Kenapa? Marah? Masih sempat kalau kamu ikut pergi bersamaku sekarang," ujar Shawn sambil mengulurkan tangannya pada Yvonne.Yvonne pun tertawa saking marahnya. "Shawn, aku masih ingat kamu bilang mau bercerai denganku. Lagian, surat cerainya juga sudah selesai diurus dan bukannya kamu sudah punya Caroline? Apa kamu nggak takut dia cemburu dengan datang mencariku? Oh iya, dengar-dengar, kamu sudah memberikan benda berharga itu kepadanya, ‘kan? Kayaknya, kamu sangat menyukainya. Selamat ya!""Aku hanya mengembalikan barang itu kepada pemiliknya," jelas Shawn secara refleks.Yvonne pun mengerutkan keningnya dan berkata, "Ternyata barang yang begitu berharga bagimu itu miliknya ya? Kayaknya kal
"Aku memang serius mau menikah denganmu kok. Kalau resepsinya sudah selesai, kita bisa langsung buat surat nikahnya," jawab Harvey. Dia sama sekali tidak menganggap ini adalah pernikahan palsu. Target utamanya memang adalah Yvonne, sedangkan membuat Shawn kesal hanyalah rencana tambahan.Namun, Harvey juga tidak berani terlalu memaksa Yvonne. Dia pun berkata, "Prosesnya sangat simpel dan semuanya bakal cepat selesai kok. Aku akan menuruti permintaanmu, oke?"Yvonne hanya melirik Harvey tanpa berbicara."Sudah hampir waktunya. Ayo kita pergi!" kata Harvey.Meskipun hari ini adalah hari pernikahan mereka berdua, suasananya tidak terasa menyenangkan. Hanya Harvey sendiri yang merasa gembira.Pada akhirnya, Yvonne pun berkata, "Oke."Semuanya sudah mencapai titik ini, tidak ada lagi yang bisa dilakukan Yvonne. Lagi pula, dengan lebih cepat menyelesaikan pernikahan ini, dia bisa lebih cepat bertemu dengan anaknya.Saat Yvonne hendak berjalan keluar dari rumah, Samantha baru turun dari lanta
Pada saat ini, Harvey yang melindungi Yvonne terlihat sangat gagah. Namun, dia sudah terbiasa hidup enak dan sama sekali tidak menguasai cara bertarung. Di sisi lain, pria-pria yang menghentikan mobil mereka sangat kekar dan tinggi. Hanya dalam sekejap mata, mereka sudah berhasil menyingkirkan Harvey dan menarik Yvonne turun dari mobil pengantin."Siapa kalian?" Yvonne mencengkeram pintu mobil dengan erat."Kamu nggak usah tahu kami itu siapa. Ikutilah kami dengan patuh. Kami nggak akan melukaimu. Tapi, kalau kamu melawan, kami terpaksa harus bertindak kasar," ujar salah seorang pria dengan ekspresi datar.Namun, Yvonne tidak bersedia melepaskan cengkeramannya. Bagaimanapun juga, dia tidak tahu siapa orang-orang ini dan merasa dirinya tidak menyinggung siapa pun. Siapa sebenarnya yang mengutus mereka?"Apa sebenarnya yang mau kalian lakukan?" tanya Harvey dengan kesal. Pria-pria ini tidak bermaksud untuk melukai orang. Tujuan mereka jelas hanya untuk menangkap Yvonne."Kamu nggak usah
Menurut Niko, Yvonne sangatlah pintar dan selalu melakukan segala sesuatu dengan terstruktur. Apa mungkin ini adalah rencana Yvonne? Apa dia sengaja mengatur orang untuk menculiknya setelah keluar dari Kediaman Staford agar tidak melibatkan Samantha dan Niko? Semakin dipikir, Niko semakin yakin ini adalah rencana Yvonne.Setelah meninggalkan Grup Staford, Harvey pun duduk di mobil dan memeras kepalanya. Siapa yang mungkin menculik Yvonne? Saat dia hampir menyerah, nama Shawn tiba-tiba muncul di benaknya. Dia langsung membelalak. Apa mungkin Shawn yang melakukannya?"Benar! Pasti dia!" seru Harvey sambil memukul pahanya. Kenapa dia baru terpikirkan sekarang? Selain Shawn, siapa lagi yang memiliki motif dan kekuatan sebesar itu hingga dia tidak mampu menyelidiki keberadaan Yvonne?Setelah itu, Harvey segera menyalakan mobilnya dan melaju ke Grup Skyward untuk mencari Shawn.Setengah jam kemudian, Harvey pun tiba di gedung Grup Skyward. Kemudian, dia langsung menerjang masuk dengan kesal,
Shawn mendongak untuk menatap Xavier, tetapi tidak membantah. Xavier pun langsung paham."Pak Shawn, kalau kamu masih menyukai Nona Yvonne kenapa kamu membiarkan Caroline kembali bekerja di sini? Yang namanya wanita sangat cemburuan. Kalau Nona Yvonne mengetahuinya, dia pasti akan merasa kesal. Hal itu akan merugikan hubungan kalian."Shawn mendengus, "Dia sudah mendorongku ke pelukan wanita lain. Apa menurutmu dia masih mau menjalin hubungan denganku?"Xavier pun terdiam. Benar juga, seorang wanita yang tulus mencintai pasangannya tidak akan mungkin rela berbagi dengan orang lain."Pak Shawn, kalau dia memang nggak menaruh perasaan terhadapmu, biarkan saja dia menikah dengan Harvey. Segala sesuatu yang dipaksakan nggak akan berakhir baik. Lagian, kamu hanya bisa menahannya untuk sesaat. Nggak mungkin kamu mengurungnya seumur hidup, ‘kan?"Shawn menjawab dengan ekspresi dingin, "Biarpun dia tidak menyukaiku, aku juga tidak akan mengizinkannya bersama dengan pria lain."Xavier pun terdi
Shawn berkata dengan kesal, "Aku masih ada urusan lain. Sebaiknya kamu juga kembali bekerja."Namun, Caroline masih pantang menyerah dan melanjutkan, "Kakek itu seorang senior. Kalau dia menyuruh kita pulang, seharusnya ....""Nanti, aku akan jelaskan padanya secara pribadi." Shawn sudah tidak ingin melanjutkan obrolan ini. Dia pun bangkit dari kursinya dan berjalan ke ruang rapat.Caroline buru-buru mengejarnya dan bertanya, "Kenapa kamu bersikap begitu dingin terhadapku?"Shawn mengerutkan keningnya, lalu menoleh ke arah Caroline dan menjawab, "Kenapa? Selain mengatur pekerjaan untukmu, apa aku masih harus bertanggung jawab padamu seumur hidup?"Caroline pun terdiam. Kemudian, dia buru-buru menjelaskan, "Bukan begitu. Kakek bilang, giok itu diberikan oleh gadis yang pernah menolongmu dulu. Itu berarti gadis itu adalah aku. Biarpun memori itu sudah nggak begitu jelas lagi di benakku, aku ingat aku memang pernah menyelamatkan seseorang yang tenggelam waktu kecil. Apa kamu nggak merasa