Share

Bab 126

Penulis: Aku Suka Uang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Tatapan Yvonne tertuju kepada tangan Shawn yang memeluk pinggang wanita itu.

Dalam sekejap, hati Yvonne pun terasa remuk dan hancur.

"Ada apa ke sini?" tanya Shawn.

Shawn mengamati semua ekspresi di wajah Yvonne, seolah tak ingin melewatkan sedikit pun.

"Kebetulan lewat." Yvonne berpura-pura tegar dan tersenyum manis.

"Aku masih ada urusan, sampai jumpa." Yvonne bergegas membalikkan badan, lalu beranjak ke mobil dan mendesak sopir, "Cepat, jalan!"

Yvonne ingin segera meninggalkan tempat ini.

Sopir menginjak pedal gas dan mobil pun memelesat pergi. Yvonne tidak berani menoleh ke samping, dia tidak sanggup melihat Shawn yang memeluk wanita lain.

Yvonne merasa tertampar, untuk apa dia menemui Shawn?

"Dia adalah musuhmu!" Yvonne bergumam sambil mentertawakan diri sendiri. "Yvonne, kayaknya kamu sudah gila, kamu kerasukan apa? Kok bisa-bisanya menyukai pria yang membunuh kandunganmu?"

"Nona ...." Sopir menatap Yvonne melalui kaca spion.

Karena terpukul, bukankah wajar Yvonne bergumam sendir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 127

    Kemudian Calvin masuk ke dalam ruangannya sambil berbicara kepada Kayla, "Aku nggak membutuhkanmu di sini. Pulanglah!"Kayla berusaha membujuk Calvin. "Tapi nggak orang yang menjagamu. Aku ingin menemanimu."Calvin tidak bodoh, dia tahu niat terselubung Kayla. Sejak Calvin sakit, ini bukanlah pertama kalinya Kayla membahas masalah warisan."Kamu mengincar hartaku, 'kan?" Calvin bertanya secara frontal.Kayla pun panik dan bergegas menjelaskan, "Hah? Nggak, bukan itu maksudku. Aku hanya memikirkan masa depan anak kita. Kamu tahu sendiri, Niko mempunyai catatan hitam. Dia pasti kesulitan cari kerja ...."Calvin berbaring dan langsung memejamkan mata. Dia malas mendengarkan Kayla.Memangnya Calvin bodoh? Mana mungkin dia menelantarkan putranya begitu saja?Yvonne pergi tanpa berpamitan, tetapi Niko mengejarnya sampai ke lobi rumah sakit."Kak," panggil Niko.Yvonne menoleh sambil bertanya, "Ada apa?""Aku dengar, kamu yang mencarikan dokter spesialis untuk Ayah. Terima kasih." Sikap Niko

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 128

    Xavier berbisik di telinga Caroline.Sesaat mendengar perintah Xavier, kedua mata Caroline sontak berbinar-binar. Setelah Xavier selesai bicara, Caroline menjawab, "Baik, aku mengerti.""Tapi jangan memiliki niat lain, mengerti?" Xavier mengingatkan."Aku mengerti." Caroline mengangguk dengan patuh."Bagus."Pada malam hari. Setelah memastikan Shawn tiba di rumah, Xavier langsung menghubungi Caroline.....Yvonne duduk di sofa sambil membaca buku. Ketika Shawn pulang, Yvonne berlagak seolah tidak melihatnya dan hanya fokus membaca buku.Jika Shawn sudah memiliki wanita lain, kenapa bersikap begitu manis kepada Yvonne? Apakah semua pria seperti itu? Bisa melakukan hubungan dengan wanita mana pun tanpa rasa cinta?Yvonne mengira kalau Shawn memaksanya berhubungan karena terlalu marah, tapi tampaknya semua dugaan Yvonne salah. Semua pria sama saja, tak terkecuali Shawn.Shawn melepaskan jasnya, lalu berdiri di samping Yvonne dan bertanya, "Tidak ada yang mau kamu bicarakan?"Yvonne mengan

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 129

    "Cerai?" Otot wajah Shawn tampak bergetar.Emosi jelas terpancar di mata Shawn. Wajahnya tampak memerah, rasanya dia ingin merobek-robek hati Yvonne untuk melihat isinya. Kenapa Yvonne setega ini?"Jangan berharap bisa cerai! Kalaupun kamu mati, aku juga tidak akan pernah menceraikanmu!" kata Shawn.Yvonne frustasi mendengarnya. Dia ingin melupakan semua kebencian dan menceritakan semua rahasianya kepada Shawn. Namun sekarang Shawn telah memiliki wanita lain, bagaimana Yvonne sanggup mengakui semuanya kepada Shawn?Yvonne merasa dirinya sangat bodoh. Kenapa dia memercayai semua ucapan manis Shawn?"Baik! Kalau begitu, besok aku akan mengumumkan kepada masyarakat bahwa aku adalah istrimu. Aku juga akan menceritakan perselingkuhanku, aku memiliki pria lain dan sempat mengandung anak dari pria lain."Dada Shawn terasa sesak saat mendengar ucapan Yvonne."Berani?" Shawn menggertakkan gigi."Kamu lihat saja!" Yvonne menantang.Shawn menarik napas panjang. "Kenapa? Kenapa kamu sangat keras k

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 130

    Hotel? Yvonne langsung mengempaskan tangan Shawn.Shawn janjian pergi ke hotel bersama wanita lain? Lantas untuk apa berlagak seolah dirinya menyukai Yvonne?Apakah Shawn adalah seorang aktor? Kenapa suka sekali bersandiwara?"Penipu!" Yvonne buru-buru berjalan menaiki tangga. Karena berjalan terlalu cepat dan kekuatan kakinya belum pulih total, dia hampir terpeleset di tangga. Untungnya dia gesit dan langsung memegang gagang tangga.Sekarang Yvonne benar-benar jengkel. Dia merasa telah mempermalukan diri sendiri di hadapan Shawn dan selingkuhannya."Gimana sih tangga ini? Desainnya jelek!" bentak Yvonne."Aku akan merenovasinya sesuai keinginanmu," kata Shawn.Yvonne menoleh dan memelototi Shawn. Pria ini sudah gila, ya?"Sebaiknya gunakan waktumu untuk mengurus wanita itu! Sana, sudah waktunya ke hotel." Yvonne berlari secepat mungkin ke kamar.Shawn senang melihat Yvonne yang marah. Sepertinya dia marah karena cemburu.Tanpa disadari, Shawn tersenyum kecil melihat tingkah Yvonne.Se

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 131

    "Kalau kamu masih marah karena aku menyebabkan kandunganmu keguguran dan kakimu luka, marahi aku, pukul aku, lakukan semua yang kamu inginkan. Tapi aku hanya minta satu, jangan meminta cerai."Yvonne menarik napas panjang. "Aku memang membencimu, tapi ...."Yvonne gagal mengontrol perasaannya, lagi-lagi dia tergerak akan rayuan Shawn."Kamu nggak keberatan aku pernah berhubungan dengan pria lain?" tanya Yvonne."Tidak," Shawn menjawab dengan tegas.Shawn tahu, Yvonne adalah wanita yang polos dan bersih. Apalagi, Yvonne telah memberikan kesuciannya kepada Shawn."Hmm, bagaimana kalau aku melahirkan anak dari pria lain? Apakah kamu keberatan?" Yvonne memutuskan untuk menceritakan semuanya.Jika Shawn tidak bisa terima, memang sebaiknya mereka bercerai. Menjalani hari-hari seperti ini terasa sangat amat menyiksa.Shawn mengira kalau Yvonne sedang membicarakan kedua janinnya yang keguguran.Shawn pun tak kalah sedih memikirkan kedua anaknya yang meninggal di dalam janin Yvonne. "Seandainya

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 132

    Xavier tersentak melihat keberanian Jolene.Apakah Jolene sudah bosan hidup?"Temukan jasadnya!" Shawn melirik ke arah laut.Kalaupun mati, Shawn harus melihat jasad Jolene. Selama tidak melihat jasadnya, Shawn tidak akan pernah melepaskan Jolene.Xavier langsung memerintahkan pasukannya untuk mencari jasad Jolene di laut.Perasaan Roger hancur melihat Jolene yang melompat ke laut. Sejujurnya Roger masih mencintai Jolene. Jika tidak memiliki perasaan, untuk apa Roger mengambil risiko dengan menyelamatkan Jolene?"Shawn, kamu membunuh Jolene!" Roger berteriak marah.Shawn mengernyit, dia menatap Roger dengan tajam.Xavier merasa kalau Roger hanya sedang mempermalukan diri sendiri. "Jolene melompat sendiri, tidak ada yang memaksa. Satu lagi, begitu Jolene melompat, Pak Shawn langsung mengutus orang untuk menyelamatkannya."Wajah Roger tampak memerah. "Nggak masuk akal!""Aku bicara fakta." Xavier merentangkan kedua tangannya dengan santai.Beberapa jam telah berlalu. Para pengawal dan pe

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 133

    "Kapan urusanmu selesai? Cepatlah kembali ke sini," Samantha menambahkan."Sebentar lagi," Yvonne menjawab sambil menatap putranya. Yvonne berpikir sebentar, lalu bertanya dengan ragu-ragu, "Apakah Ibu mau ke sini?""Untuk apa?" tanya Samantha.Yvonne ingin mengajak Samantha untuk pergi menemui Calvin. Bagaimanapun, kondisi Calvin semakin parah, Yvonne tidak ingin ayahnya pergi dalam keadaan saling membenci."Siapa tahu kita masih bisa tinggal di sini ....""Aku lebih suka di Kota Sunrise," Samantha memotong ucapan Yvonne.Samantha sudah beradaptasi dengan kehidupan barunya yang damai. Yvonne tidak memaksa, dia akan membujuk Samantha saat bertemu tatap muka.Yvonne dan Samantha membicarakan perkembangan Dio. Setelah mengobrol cukup lama, Yvonne mematikan teleponnya dan turun ke lantai satu.Yvonne agak lapar, dia menemukan sebongkah kue di dalam kulkas dan menyantapnya. Aroma vanila dan stroberinya sangat lezat.Tak berapa lama, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu rumah. Leah sedang tid

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 134

    "Hehe, kamu memang pintar." Akhirnya Kayla berhenti bersandiwara.Yvonne menghadapi ancaman Kayla dengan tenang. "Membunuh adalah tindakan kriminal.""Apakah menurutmu aku akan meninggalkan bukti? Kalaupun akan dipenjara, aku harus memperjuangkan warisan anakku. Dia adalah putraku, satu-satunya pewaris Keluarga Staford. Calvin harus mewariskan semua hartanya kepada Niko." Kayla tersenyum sinis."Kayaknya kamu berpikir kejauhan. Niko adalah anak laki-laki tunggal, mana mungkin Ayah pergi tanpa meninggalkan warisan untuk dia?" Yvonne berusaha meyakinkan Kayla."Calvin nggak pernah memikirkan anak laki-lakinya. Kalau dia menyayangi Niko, kenapa dia nggak mau menceraikan ibumu?" kata Kayla sambil menggertakkan gigi.Kesabaran Kayla mulai habis. Dia menghabiskan seluruh hidupnya untuk menemani Calvin, tetapi Calvin sama sekali tidak ada niat untuk menikahinya.Yang Kayla inginkan hanyalah pernikahan sah, dia tidak mau menjadi selingkuhan."Ayah nggak mau bercerai bukan karena cinta, tapi de

Bab terbaru

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 674

    Shawn menunduk dan menatap Yvonne lekat-lekat.“Kenapa? Kok pandangin aku kayak begitu?” tanya Yvonne sambil tersenyum. Kemudian, dia berjinjit dan merangkul leher Shawn sebelum menciumnya.Begitu bibir mereka bersentuhan, tubuh Shawn langsung menjadi tegang. Yvonne pun melepaskannya, lalu bertanya, “Kamu masih marah?”Sebelum Shawn sempat menjawab, Yvonne berkata lagi, “Mengenai diari yang kutulis ....”Shawn mengerutkan keningnya dengan terkejut. Dia tidak menyangka Yvonne akan mengungkit hal ini terlebih dahulu.Yvonne berjinjit, lalu membenamkan kepalanya di pundak Shawn. Dia mengelus leher seksi Shawn sambil berkata, “Waktu menulis diari itu, aku baru berumur sekitar 14-15 tahun dan nggak mengerti apa itu rasa suka maupun cinta. Biarpun pernah tertarik pada lawan jenis, aku langsung melupakannya setelah melewati masa-masa itu.”“Benarkah?” tanya Shawn dengan kurang percaya.“Tentu saja! Berhubung sikapmu tiba-tiba jadi aneh, aku menebak kamu seharusnya marah karena sudah membaca d

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 673

    Selesai menangani masalahnya, Shawn pun kembali dengan buru-buru. Tak disangka, dia malah menyaksikan kejadian ini dalam perjalanan pulang. Setelah itu, dia menutup kembali jendela mobil dan berkata sambil menahan amarahnya, “Jalan.”Sopirnya Shawn pun segera mengendarai mobilnya meninggalkan tempat ini. Begitu Shawn tiba di rumah, Dio langsung melemparkan diri ke dalam pelukannya sambil berseru, “Papa!”Shawn menggendong Dio, lalu bertanya, “Apa kamu merindukan aku?”“Rindu!” jawab Dio sambil mengangguk.“Rindu di mana?” tanya Shawn.“Di sini,” jawab Dio sambil menepuk-nepuk dadanya. Kemudian, dia juga mengecup pipi Shawn.Pipi Shawn pun berlumuran air liur yang memiliki aroma unik. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya, “Apa yang kamu makan malam ini?”Dio memiringkan kepalanya untuk berpikir, lalu menjawab, “Makan nasi dan sup.”Jawaban Dio pun membuat Shawn tertawa. Siapa yang tidak tahu Dio makan nasi? Dia pun bertanya lagi, “Selain itu?”Setelah berpikir sejenak, Dio menjawab, “

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 672

    Saat melihat kemunculan Anas, Nico segera menghampirinya dan langsung memeluknya. Dia bertanya, “Kamu ingat padaku, ‘kan? Kalau nggak, kamu nggak mungkin menatapku seperti itu hari ini. Aku kira itu hanya bayanganku, tapi ternyata bukan! Untung kamu keluar!”“Aku nggak ingat kamu!” jawab Anas.Jawaban Anas itu membuat Niko bagaikan disiram air dingin. Dia tidak percaya dan berkata, “Kamu boleh melupakan orang lain, tapi nggak boleh melupakanku!”Niko menahan bahu Anas dan menatapnya lekat-lekat. Sementara itu, Anas tidak menghindar. Dia menatap mata Niko dan menjawab, “Biarpun nggak mengingatmu, aku tahu kamu memikirkan kebaikanku dan berkata jujur padaku. Aku menyadari kegembiraanmu saat melihatku dan juga bisa merasakan amarahmu terhadap Neil. Jadi, aku tahu kamu itu orang baik.”“Aku bukan hanya adalah orang yang baik, tapi juga orang yang sangat mencintaimu dan ingin melindungimu. Ikutlah aku pergi,” ujar Niko dengan gembira. Kemudian, dia segera menarik tangan Anas.Anas menggelen

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 671

    Anas menggigit bibirnya dan berkata, “Jangan begitu ....”Namun, sebelum Anas menyelesaikan kata-katanya, Neil langsung mencium bibirnya dan mencengkeramnya dengan sangat kuat. Meskipun merasa jijik, Anas juga tidak bisa menolak secara terang-terangan. Dia pun bersikap pura-pura malu dan berkata, “Jangan ....”Neil mengusap wajah Anas, lalu menjawab, “Aku ini kekasihmu dan cuma mau menciummu kok.”“Aku sudah nggak ingat kamu itu kekasihku,” jawab Anas.“Kamu akan segera mengingatnya begitu sering dicium sama aku,” kata Neil.“Dasar mesum!” seru Anas sambil berpura-pura marah. Kemudian, dia pun melepaskan diri dari pelukan Neil.Neil tidak bisa terlalu mendesak Anas. Jadi, dia pun berkata dengan sabar, “Ini adalah tindakan yang  wajar dilakukan pasangan kekasih kok! Lagian, aku pasti akan bertanggung jawab. Aku bahkan bisa langsung menikahimu kalau kamu mau!”Anas tidak ingin membicarakan tentang hal ini lagi. Jadi, dia sengaja mengalihkan pembicaraan dengan bertanya, “Kapan kerjaanmu

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 670

    Neil sangat waspada terhadap Niko. Terlebih lagi, sebelum kehilangan ingatannya, Anas memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Niko. Meskipun dia tidak yakin apakah Anas memiliki perasaan terhadap Niko, perasaan pria itu terhadap Anas telah diketahui oleh semua orang.Neil pun menarik Anas, lalu menatap Niko dengan penuh waspada. Dia bertanya dengan tidak ramah, "Kenapa kamu datang ke sini?"Niko langsung mengabaikannya dengan berkata, "Aku bukan datang untuk mencarimu."Neil tampak memicingkan mata dengan pandangan yang sangat tidak ramah. Dia menegaskan, "Biar kuperingatkan, jangan ganggu Anas."Namun, Niko malah tertawa dingin sebelum berkata, "Selagi dia kehilangan ingatan, kamu mau menipunya lagi? Biar kuberi tahu, aku bakal kasih tahu dia tentang segala sesuatu yang kamu lakukan padanya dulu ....""Dasar orang gila!" Usai berkata demikian, Neil langsung membawa Anas ke mobilnya sambil berkata, "Jangan percaya dengan omong kosongnya."Namun, Anas tidak berkata apa-apa, melainkan

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 669

    Nyonya Sanchez masih belum menyelesaikan perkataannya, tetapi Neil telah menyela, "Ibu, apa yang kamu katakan?"Neil yang agak kesal menambahkan, "Dulunya, gimana Ibu mencelakai Anas? Aku bahkan nggak perhitungan dengan Ibu. Kalau bukan Anas yang kehilangan ingatan, mungkin kami nggak akan punya kesempatan bersama lagi. Dia sudah seperti ini, kenapa Ibu masih curiga padanya?" Nyonya Sanchez menatap putranya sambil berkata, "Ibu nggak bermaksud untuk curiga padanya, hanya saja kejadian ini terlalu kebetulan ....""Penyebab kebakarannya sudah jelas, itu masalah korsleting. Kebakaran itu hanya sebuah kecelakaan. Mana boleh Ibu curiga padanya dalam hal ini?" ucap Neil yang tidak menerima hal tersebut.Berhubung Neil merasa bersalah kepada Anas, dia selalu ingin menebus kesalahannya. Apabila mencurigai Anas pada momen seperti ini, apakah Neil masih dapat dianggap mempunyai hati nurani?Di luar pintu kamar, Anas segera pergi setelah mendengar kata-kata itu. Wajahnya tetap berekspresi datar.

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 668

    Samantha menjawab sambil tersenyum, "Bukalah semuanya, kamu akan tahu nanti."Yvonne sepertinya sudah memahami maksud ibunya. "Ibu suruh aku pulang, hanya untuk ini?" tanya Yvonne sambil menunjuk berbagai kotak hadiah mewah yang memenuhi seluruh ruang tamu.Samantha tampak mengangguk. Yvonne berjalan masuk dengan mengenakan sandal, lalu membuka kotak-kotak tersebut. Sementara itu, Samantha yang berdiri di samping terlihat sangat gembira. Dia berkata, "Pagi ini, banyak orang yang datang secara bergiliran untuk mengantarkan semua ini. Ibu mau memanggilmu, tapi kamu ternyata nggak ada di rumah.""Kamu sudah mau nikah, harus berpikir dua kali dulu sebelum bertindak. Lihatlah dirimu, baru selesai dioperasi berapa hari? Mukamu bahkan masih terbungkus perban, tapi malah keluar tengah malam begini, apa itu tindakan yang benar?" tanya Samantha.Yvonne mengakui kesalahannya sambil tersenyum. Dia juga berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ketika membuka kotak yang dipegangnya, ternyata itu adal

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 667

    Mungkinkah itu telepon dari Shawn? Yvonne sontak bersemangat. Dia mengangkat telepon dan segera berkata, "Halo?"Namun, orang yang berbicara di ujung telepon adalah Samantha. "Yvonne, kamu pergi malam-malam begini?"Yvonne hanya mengiakan dengan suara rendah. Dia berusaha menutupi kekecewaannya. Sementara itu, Samantha menegur, "Kamu ada keperluan apa sampai keluar malam-malam? Kenapa kamu begitu bandel? Apa kamu nggak tahu gimana keadaanmu sekarang?"Yvonne berkata sambil tersenyum, "Baiklah, nggak akan kuulangi lagi.""Kamu selalu bilang seperti itu, tapi Ibu nggak pernah melihatmu menepati janjimu," ucap Samantha. Dia bukannya ingin memarahi Yvonne, melainkan karena terlalu khawatir. Yvonne sengaja mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Ibu, kamu meneleponku, pasti ada sesuatu, 'kan?""Iya, kamu sudah mau pulang, 'kan?" tanya Samantha.Yvonne menjawab, "Iya.""Kamu akan tahu begitu pulang," ucap Samantha.Yvonne berkata, "Aku sudah mau sampai rumah." Usai itu, dia langsung mengak

  • Cinta yang Candu: Gairah Panas sang Presiden   Bab 666

    Ketika Yvonne melihat Anas, ekspresinya memang terlihat sangat ketakutan dan wajahnya pucat. Melihat Anas yang seperti itu, Yvonne sontak merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia mencurigai Anas, bahkan merasa dia seharusnya tidak mungkin akan pingsan karena situasi ini?Yvonne pun bertanya dengan nada lembut, "Apa kamu sudah merasa baikan? Nyaman nggak di rumah sakit? Gimana kalau pulang bersamaku dan tinggal beberapa hari di rumahku? Neil mungkin perlu dirawat inap selama beberapa hari ...."Namun, Anas malah menyela, "Nggak usah, aku baik-baik saja."Yvonne jelas merasakan sikap Anas yang menjauhinya. Dia memegang tangan Anas sambil berkata, "Anas, kita teman yang sangat akrab. Jangan sungkan denganku, ya. Dulu, kita bahkan tidur di satu ranjang."Anas bertanya, "Benarkah? Aku sudah lupa."Yvonne tidak kehilangan semangat. Dia tidak mempermasalahkan sikap dingin Anas, sebaliknya malah berkata sambil tersenyum, "Iya, benar!""Pulanglah, aku mau mencari Neil,"

DMCA.com Protection Status