Meski sebenarnya kalau ada yang tahu, ini akan menjadi sebuah kegaduhan besar, Elmi lebih memilih melakukannya karena ia merasa perlu dan sangat amat harus dibicarakan dengan segera. Sebelum menuju ke arah yang lebih serius dan juga ek arah yang dirinya sendiri tidak bisa tandingi lagi. Maka dari itu, ia harus segera menemukan jalannya.Beberapa kali, Elmi memang merasa perlu menundanya. Namun, saat ia sadar bahwa Alina tampak sangat berharap kepada Andrew, dan juga benar-benar menginginkan sesosok ayah yang sangat ia inginkan, Elmi ingin memastikan terlebih dahulu kepadanya.Mereka berdua sampai ke suatu tempat yang sedikit lebih jauh dari tempat-tempat yang bisa dijangkau. Elmi berharpa dia tidak bertemu dengan orang yang dirinya kenal, dan juga tidak berpapasan langsung dengan orang-orang yang sekiranya bisa membuat hubungan ini jadi canggung kembali.“Kenapa, Elmi?” tanya Andrew kepadanya.Menarik napas dengan pelan, dan juga sedikit mencoba untuk tidak terlalu marah besar, Elmi m
“Kenapa? Aku tak mau memaksakan hubungan yang berjalan hanya karena kita ini berteman lama, dan juga hanya karena ada Alina. Kamu tidak mau kan, kalau kamu membohongi Alina?” tanya Andrew yang sudah bisa langsung menyadarinya.Elmi hanya bisa menunduk ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Andrew. Malu, dirinya merasa malu. Entah kenapa, ia tidak kepikiran sampai ke sana. Tapi, dia juga akan keterlaluan kalau ucapan tersebut malah keluar dari mulutnya. Maka dari itu, Elmi memilih untuk mencari ide yang lebih cepat.Andrew melepas tangannya dari Elmi, lalu kembali bersandar dengan wajah yang penuh dengan senyuman. Belum lagi, ia menunjukkan dengan jelas bahwa sekarang ia sudah paham dan mengerti apa yang diminta oleh Elmi. Rasanya tidak enak, seperti sedang berada di situasi yang tidak nyaman pastinya.“Tenang saja, aku yang akan menjelaskan kepada Alina,” ucap dari Andrew.Makin tak bisa membuka mulut Elmi ketika mendengarapa yang dikatakna oleh Andrew. Padahal, yang jadi ibunya ini
Andrew yang mengajak Alina bermain di taman, sepertinya tidak berjalan lancar sama sekali. Karena, setelah membeli es krim dari toko terdekat, Alina lebih memilih untuk tetap duduk di sebelah dari Andrew. Entah kenapa, padahal dirinya ini adalah pria dewasa, namun merasa tidak nyaman karena berada di dekat anak kecil ini.Entah mungkin karena ada masalah yang perlu dibicarakan dengannya, makanya dirinya ini jadi canggung? Atau jangan-jangan, sebenarnya Andrew merasa bingung bagaimana cara menyampaikannya? Padahal dia sendiri yang menawarkan diri kepada Elmi supaya dirinya lah yang mengatakan kepada Alna perihal apa yang sebenarnya terjadi.Sedikit mencuri pandang, anak kecil yang duduk di sebelahnya, dengan santai sambil mengayunkan kakinya, memakan es krim dengan tenang tanpa beban. Berbeda dengan pria dewasa ini, yang malah panik bukan main, dan juga seperti baru saja mendapatkan hal yang tidak diinginkan.“Paman, tadi bicara apa dengan mama?” tanya Alina.Andrew sedikit kaget mende
Setelah membicarakannya dengan Alina, setidaknya sekarang Andrew bisa merasa tenang. Elmi tidak akan kembali memikirkan sebuah hubungan demi mendapatkan sosok ayah untuk anaknya. Meski sebenarnya sakit juga, dia yang sudah lama menyukai Elmi, bahkan semenjak masa sekolah, pada akhirnya tidak bisa memiliki Elmi.Tidak apa, setidaknya, sekarang ia bisa berteman baik dengan Elmi. Kadang dirinya ingin serakah setelah tahu bahwa Gerard mencoba menemui Elmi lagi, tapi, dia bisa apa? Dia bukan siapa-siapa dari Elmi yang bisa memerintahkannya.Alina kelihatan sangat senang dan begitu gembira setelah mendengar bahwa dirinya mau jadi ayahnya. Entah apa yang sudah diperbuat oleh Gerard, sampai anaknya sendiri sekarang sangat membencinya. Yaa…, walau kalau dirinya jadi Alina pun pasti marah, saat tahu kalau papa kandungnya ternyata membuang mama yang selama ini sangat dia sayangi tersebut.Setelah bermain selama beberapa saat, akhirnya Elmi memberikan panggilan. Dia sudah selesai dengan pekerjaan
Esoknya, benar, memang Andrew yang mengantarkan. Andrew menjemput Alina ke tempat Elmi. Bahkan. Dirinya masih sempat mengantarkan Elmi untuk pergi bekerja. Bukan karena apa, mumpung masih satu arah, setidaknya Andrew ingin memberikan tumpangan saja.Andrew mengantarkan Alina ke sekolahnya. Anak kecil yang sangat periang tersebut berbicara cukup banyak, bahkan, sampai Alina sendiri lupa waktu ketika berbicara. Ketika sampai, Andrew benar-benar memperlakukan Alina selayaknya anaknya adalah seorang putri.Ia membukakan pintu, dan memegang tangannya saat turun. Mereka bergandengan tangan, menuj ke gerbang dimana itu adalah batas pengantaran dari wali yang ada.“Papa, kalau tidak sibuk, nanti bisa ke tempat Alina?” tanyanya sambil mendongak ke arah Andrew yang berjalan di sebelahnya.Andrew menunduk dan melihatnya. Meski tidak tahu kenapa dirinya diminta ke sana, Andrew dengan tulus mengiyakan apa yang diminta oleh Alina.“Iya sayang, nanti papa ke sana ya,” jawabnya.“Yeayy, makasih pa!!”
Andrew yang sama sekali tidak bersiap dengan pukulan tersebut, tersungkur di bawah. Alina yang tadinya sudah mau masuk ke dalam sekolahnya, berhenti saat mendengar suara terjatuh. Anak kecil tersebut berbalik badan dengan segera. Betapa kaget dia, saat melihat dengan mata dan kepalanya sendiri, bahwa Andrew sedang terjatuh.“Papa!” teriak dari Alina dengan mata yang terbelalak.Ia segera berlari menghampiri menuju ke arah dari Andrew. Namun, Gerard yang masih merasa tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Alina, menghalangi anak tersebut menuju kepadanya. Wajahnya tampak muram menatap ke arah gadis kecil yang sedang panik tersebut.Alina yang terhenti langkahnya, dengan segera mendongak melihat ke arah Gerard. Dia jauh lebih tidak senang dengan apa yang dilakukan Gerard saat ini. pria tersebut secara tidak langsung mencoba membuatnya tidak bisa sampai kepada Andrew.Mencoba ke sisi lainnya untuk bisa mendatangi, Gerard tak semudah itu. Ia kembali menutup jalan tersebut dengan bada
Andrew yang sedang mengendarai mobil tersebut, tersadar saat melihat mobil Gerard yang terparkir di pinggir jalan tak jauh dari sekolah Alina. Melihat bahwa Gerard memandang dan memberikan tanda untuk memintanya berhenti, tentu saja dirinya ini menuruti apa yang menjadi permintaan tersebut.Andrew tidak takut kalau hanya harus berhadapan dengan orang seperti ini. dirinya juga bukan orang pengecut. Andrew merasa mejadi orang yang bertanggungjawab atas apa yang sudah dirinya lakukan.Keluar dari mobil, Gerard sudah menghampirinya. Tentu saja dengan wajah masam dan juga tidak senang kepadanya tersebut. Biarkan saja, memang apa salahnya sampai dia bisa melakukan hal itu.“Aku mau bicara,” ucapnya, singkat.Andrew melihatnya dengan santai, matanya tertuju, kepada Sasa yang ada di sebelahnya itu, “Kamu mau berbicara, dengan mengajaka anakmu?” tanya Andrew.“Dia bukan anakku!” tegasnya.Andrew melirik kembali ke arah Sasa, dan kelihatannya anak tersebut takut dengan Gerard. Dasar orang tidak
Gerard yang tadinya sudah sangat senang dan juga sumringah mendengar apa yang dikatakan oleh Andrew, langsung kembali muram. Dia tentu saja tidak senang dengan apa yang dikatakan oleh dirinya ini. tapi, kan memang benar, Elmi tidak akan melirik sekali pun meski Gerard menawarkan rumah besar.Tapi, Andrew juga sudah tahu kalau dirniya tidak memiliki kesempatan untuk bersama Elmi, namun, itu tidak menjadi alasan untuk dirinya menjauh. Ia ingin berada di samping Elmi selama yang dirinya bisa. Dan juga, karena ini adalah janji dari seseorang untuk menjaga Elmi.Gerard berdiri sejenak, ia pergi, menuju kamar mandi yang ada di kafe tersebut. Dan pada akhirnya, meninggalkan Andrew bersama dengan Sasa, anak dari Gerard.Mata Andrew memandangi anak tersebut dari ujung kepala sampai setengah badan dari Sasa, karena sisanya tertutupi oleh meja yang ada. Bagaimana ya…., Andrew sebenarnya ingin sekali berkomentar mengenai bagaimana perawakan dari anak ini.Dia memang anak dari darah daging yang sa
Akhirnya, tiba lah di hari yang Elmi tidak mau tunggu dan memang sengaja sudah disiapkan untuk bisa dirinya ini hindari. Tepat dimana hari Andrew akan melangsungkan lamaran, Elmi dan Alina siap berangkat pergi dari sini. Ia dan sang anak sudah berada di bandara. Mereka kini siap pergi seperti yang sudah dijadwalkan.“Alina, kamu tidak mau pamitan?” tanya Elmi.Alina menggelengkan kepala, “Kalau mama merasa tidak perlu, Alina juga tidak apa. Selama Alina bersama mama, Alina tidak masalah kok,” ucapnya.Tersenyuh rasanya hati Elmi mendengar apa yang dikatakan olehnya. Meski sudah tahu kalau ini akan menjadi hal yang paling berat yang dirinya miliki, Elmi tidak bisa begitu saja mengatakan tidak pada sang anak sendiri. Hanya saja, Elmi mau membuat dirinya ini tidak sakit hati dengan apa yang sudah terjadi kepada dirinya ini.“Huhh, terima kasih ya, Nak,” ucap Elmi kepada Alina.Alina tersenyum menanggapi apa yang Elmi katakan. Yah, lagi pula memang tidak banyak yang bisa dirinya lakukan.
Bahkan, setelah putusan itu pun, Elmi tidak banyak berbicara dengan Andrew, mereka berpisah di rumah dari Elmi, dan Andrew tidak ada niat untuk bertemu dengan Alina.Alina di antarkan pulang oleh Yuna. Rasanya masih bingung. Elmi tidak tahu harus mengatakan apa kepada Alina. Ia takut, kalau ketika dirinya sudah pindah nanti, Alina malah menanyakan perihal Andrew, dan itu pastinya akan menyakiti perasaannya. Rasanya benar-benar seperti ditampar oleh kenyataan yang dirinya tidak bisa hindari sama sekali.“Ma…, mama kenapa? Sejak kemarin mama murung terus,” singgung dari Alina.Elmi melirik ke arah sang anak. Betapa tidak tega dirinya, apabila membuat Alina mengetahui fakta yang tidak bisa dibilang waras lagi. Tidak mungkin Elmi juga blak-blakan mengatakan perihal ini kepada sang anak.“Alina…, mama…, mama ada yang mau disampaikan kepada kamu. Apa kamu mau dengar?”Elmi tidak punya pilihan lagi. Karena, ini sudah bisa dibilang cukup penghujung hari sebelum dirinya nantinya akan pergi dar
Elmi hanya diam saja mendengar apa yang dikatakan oleh Gerard. Yah, tidak salah kalau orang ini pasti akan mengatakan keberatannya. Dan lagi, keberatannya sudah di tingkat yang tidak masuk akal menurut Elmi.Tentu saja Gerard yang melihat bahwa Elmi menatapnya dengan wajah yang datar merasa sangat dan amat bingung sekali. Kenapa dirinya begini? Ya karena tidak ada untungnya sama sekali bagi dirinya.Ditambah, kalau pun dia mau mengajukan yang sebenarnya silakan saja. Hanya saja, itu tidak akan membuatnya menang atau pun membuatnya bisa mendapatkan haknya. Tidak akan, Elmi memiliki bukti yang sangat dan amat kuat sekali. Jadi dirinya sudah yakin kalau ia akan menang, hahahahahahah.Gerard benar-benar bingung melihat wajah Elmi yang tidak bergeming sama sekali. Tahu bahwa dirinya ini tidak terusik meski sudah berkata demikian, Gerard menambahkan apa yang membuatnya merasa sangat keberatan dengan keputusan yang ada.“Dia telah berselingkuh dari saya, dan pasti dia sengaja mencoba membuat
Melamun Elmi dalam waktu yang lama. Dia bahkan sampai sempat mengabaikan sang anak yang memanggilnya. Meski harus memanggil berkali-kali demi bisa mendapatkan jawaban dari Elmi. Tapi, biar begitu, sebenarnya Elmi tidak bisa membohongi bahwa dia menyembunyikan hal tersebut.Dia berusaha kelihatan baik-baik saja. Tapi, sebenarnya dia benar-benar kepikiran dengan apa yang sudah dikatakna oleh Yuna. Soal Andrew yang telah dijodohkan. Tidak salah, Andrew sudah berada di umur yang mapan, bahkan secara finansial dia sangat amat terjamin.Hanya saja, andrew memang bukan orang yang gampang membuka hatinya. Hal tersebut lah yang membuat Elmi jadi merasa khawatir. Alina…, dia pasti akan menjadi orang paling sedih kalau tahu Andrew akan memiliki kehidupannya sendiri.Dan pastinya akan mengurangi waktu untuk bertemu atau berkomunikasi kepada Alina. Rasanya tidak mungkin dirinya membayangkan bahwa anaknya sedih mengenai hal tersebut.Esok harinya,memang benar, Elmi pergi ke pengadilan bersama Andr
“Entah lah, rasanya hanya tidak senang saja,” sahut dari Elmi.Yuna yang tadinya hanya melihat ke arah tv untuk bisa menonton tersebut, langsung berubah pandangan. Kali ini dia melihat ke arah Elmi yang tentunya sedang merasa sangat dan amat gelisah sekali. Yuna sudah tahu dirinya seperti apa, sudah pasti dia bisa menerka dengan tepat sekali.“Lalu kenapa kamu tidak menerimanya saja? Kalau kamu tidak senang dia berhenti menyukaimu, seharusnya kamu menerimanya saja,” ucap dari Yuna kepadanya.Elmi membantah dengan menggelengkan kepalanya dengan segera. Bukan perkara yang mudah. “Aku juga tidak tahu apakah perasaanku ini sungguh menyukai atau hanya sekedar saja. Belum lagi, aku tidak ingin mengulang lembaran yang sama,” Jelas Elmi.Setelah duduk di sebelah dari Elmi, Yuna benar-benar mencoba memahami dan memberikan jawaban yang perlu diberikan kepada dirinya. Walau tidak membantu sekali pun, itu lebih baik daripada tidak sama sekali, kan?Elmi merasa makin gelisah dan juga tidak tenang.
“Jadi, kalian sudah paham, kan?” tanya Elmi kepada mereka yang ada di sana.“Yah, meski sebenarnya sayang sekali kamu pindah. Padahal sudah bagus kita dekat. Aku bahkan sengaja memasukkan cahaya di sini supaya bisa sering bertemu denganmu,” ucap dari Yuna yang merasa sedikit kecewa.Elmi hanya bisa tersenyum tipis. Dia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi sebenarnya. Mau bagaimana pun, ini demi keselamatan sang anak juga. Kalau bukan karena masalah Gerard, atau setidaknya Gerard tidak melakukan hal ini, Elmi tidak akan mengambil keputusan ini juga.Huhh, rasanya juga dirinya sudah terlalu lelah menghadapi Gerard. Harapan menjauh sedikit saja dirinya benar-benar dirusak. Dan semoga, dengan menjauh cukup jauh ini, dirinya tidak mendapatkan masalah berlebih lagi.“Maaf ya…, aku juga awalnya berpikir untuk membuat peringatan saja kepada Gerard. Tapi, mengingat bahwa Gerard orang yang nekat, aku lebih takut dia akan berusaha makin keras supaya bisa dekat dengan Alina,” jelas Elmi.Bryan meng
Sebenarnya Andrew belum bisa menyembunyikan bagaimana ekspresi wajahnya saat ini. dirinya sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh Alina sekarang. Rasanya masih sangat sesak dan juga tidak menyenangkan. Andrew merasa ingin sekali memeluk dan menangis pada Alina.Namun, ia tetap menahannya. Alina pasti sudah merencanakan sesuatu untuk membuat dirinya merasa tenang saat diberitahukan. Meski begitu, mungkin saja, dirinya masih harus tetap bersikap seperti biasanya. Kan?Mereka ebrdua pergi, ke taman dimana Andrew dan Alina sering bermain. Alina pasti sengaja memilih tempat ini. karena bisa dikatakan, bahwa ini adalah tempat yang nyaris memiliki kenangan yang paling banyak, dan juga tempat yang selalu menjadi spot untuk bisa dirinya meluangkan waktu yang tenang.“Papa. Papa besok masih kerja?” tanya Alina.“Tentu saja, Alina, kan papa harus mengumpulkan uang,” sahut Andrew.Alina tampak diam sejenak. Dia kemudian kembali menatapa Andrew, dan membeirkan senyuman tipisnya. Manis…, dan sang
Elmi sekarang sudah benar-benar melakukan apa yang mestinya dia lakukan. Alina telah ia liburkan sembari menyiapkan berkas yang perlu dirinya bawa. Tidak, bukan Elmi terburu-buru, hanya saja, ia harus segera sebelum Gerard memutuskan. Sekarang, mereka tengah menunggu keluarnya paspor Alina. Elmi sudah punya. Dan juga, mereka harus menyiapkan Visa yang memang harus ada.Sambil meneguk coklat dingin di salah satu kafe, Alina dan Elmi duduk dengan tenang tanpa ada keributan sama sekali. Yah, maksudnya keributan dari luar. Bukan keributan orang lain. Haha.“Mama…, kalau nanti Alina pindah, apa Alina bisa punya teman?” tanya Alina ketika dia sedang memotong kue yang sedang ia beli.Elmi terpanggil tentunya untuk menjawab. Dengan senyum kecil, Elmi mengelus rambut sang anak sambil sedikit berbisik memberitahukan apa jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepadanya.“Tentu saja. Alina kan pintar bergaul. Jadi, Alina juga pasti pintar mendapatkan teman,” ucap dari Elmi.“Tapi ma…, katanya, di
Tentu saja Andrew cukup kaget mendengar apa yang dikatakan Elmi. Rasanya ingin dipukul saja mulutnya tersebut, agar dia tahu kalau sekarang dia benar-benar membuka kartu yang seharusnya tidak ia buka sama sekali. Menyebalkan. Elmi mau menghilang saja rasanya dari muka bumi ini.Andrew yang sudah terlanjur mendengar pun tidak mengurungkan niatnya untuk tidak bertanya. Dia justru makin ingin tahu dan tentunya merasa perlu sangat tahu tentang apa yang sudah dikatakan oleh dirinya ini.“Apa? Tidak lama di sini?” bingungnya.Rasanya keringat dingin sudah membasahi wajah Elmi. Dia benar-benar tidak pandai menyembunyikan sesuatu kalaus udah terlanjur dia katakan. Dan sekarang dirinya benar-benar terjebak, sampai dirinya sendiri tidak tahu harus mengatakan apa lagi setelah ini.Andrew mulai kelihatan cukup serius. Ia mendekat ke arah Elmi, dan memberikan tatapan yang meminta Elmi untuk membeberkan semua. Tidak ada yang namanya filter lagi. Dan lagi, sepertinya Elmi juga sudah tisak bisa menge