Pukul 4 pagi, ponsel Ratna sudah berdering dengan sangat kencang, bukan nada alarm, melainkan Ghani yang tengah membangun kan Ratna, ia ingin agar Ratna sholat subuh tepat waktu.
Ratna meraba-raba meja nakas nya, matanya masih saja terpejam, ia masih mengantuk tapi terganggu dengan suara dering ponselnya, segera Ratna menggeser layar ponselnya, meskipun masih agak samar penglihatannya, ia masih bisa menyambungkan ponselnya yang saat ini sedang ia pegang.
Ratna samar-samar mendengar suara lelaki yang saat ini sedang menelfon nya, suara yang tak asing menurut Ratna.
"Halo sayang" terdengar suara Ghani, namun sepertinya Ratna masih belum menyadarinya.
"Sayang, sayang siapa??, kamu berani panggil aku sayang??" Ratna sedikit kesal, siapa laki-laki yang berani memanggil nya seperti itu kecuali Ghani, suara Ratna juga terlihat seperti sedang Bagun dari tidurnya.Ghani saat ini terlihat sedang memandangi layar ponselnya, Ratna saat ini tak mengenali su
Ratna sudah berada di dalam rumahnya. Ia saat ini sedang menatap layar laptopnya yang sudah 3 jam ini menemani Sang pemilik yang masih setia mengerjakan tugas yang di berikan oleh sang Dosen.Berulangkali Ratna menggerakkan tubuhnya pelan, Merenggangkan otot-otot nya yang kaku akibat tugas yang ia kerjakan.Ia juga sudah menguap beberapa kali. Mencoba untuk menahan matanya agar tidak terpejam untuk saat ini."Sudah jam 10 malam ternyata" Gumam Ratna sambil melihat layar ponselnya yang juga ikut tergeletak di atas ranjangnya.Ranjang yang masih di penuhi dengan beberapa tumpukan buku dan kertas yang masih berceceran.Ratna berulang kali sudah menguap, kantuknya juga sudah tak bisa ia tahan lagi, matanya juga sangat berat dan sesekali berair meminta untuk segera di pejamkan.Tak menunggu waktu lama, Ratna kemudian tertidur dengan laptop yang masih menyala dan kertas yang masih berserakan.Keesokan paginya, Ratna sudah bersiap untuk segera pergi
Ghani menemani kekasihnya itu sampai tugasnya selesai, dan dari arah kejauhan tampak Rio yang sedang terburu-buru karena ia pergi ke toilet terlalu lama.Rio berhenti melangkahkan kakinya, setelah melihat siapa laki-laki yang sedang berada bersama dengan Ratna saat ini.Rio kemudian berbalik, ternyata Ghani ada disana sedang menemani Ratna.Memang, perasaan Rio ke Ratna masih sama, Rio masih sangat mencintai Ratna meskipun Rio sudah berusaha menghilangkan perasaannya, tapi rasa itu masih tetap ada.Sakit, Pastinya. Rio merasakan sakit ketika melihat pemandangan seperti ini, tapi Rio bisa apa, Ratna sudah bertunangan dengan Ghani dan akan segera menikah saat wisuda bulan depan.Rio berjalan ke arah koridor Kampus, Tampak sepi disana, Mungkin sudah banyak mahasiswa yang sudah meninggalkan kampus ini, dan hanya ada beberapa yang masih ada.Rio duduk diantara bangku disana, Diam sambil menatap lurus ke arah lapangan basket."Aku harus segera melupa
Suara klakson begitu nyaring di telinga satpam tersebut, Ia kaget dan segera berlari untuk membuka pintu gerbang rumah itu."Selamat siang pak, Benar ini rumah mbak Ratna??", Tanya seseorang yang berada di dalam mobil yang juga membawa mobil Ratna."Iya mas, Ada apa ya??", Tanya pak satpam yang belum menyadari jika mobil yang ada di depannya adalah mobil Ratna."Saya suruhan pak Ghani, Saya mau mengantar mobil mbak Ratna", Jawab laki-laki tersebut."Oh iya mas, maaf saya gak sadar kalau mobil ini mobil mbak Ratna, Ya sudah silakan masuk", Ucap satpam tersebut sambil membuka pintu gerbang lebar-lebar.Lelaki tersebut segara keluar setelah mematikan mesin mobilnya."Ya sudah pak, saya pamit dulu", Ucap Lelaki tersebut dan berpamitan."Baik mas, terimakasih", Jawab satpam tersebut sambil kembali menutup gerbang rumah Ratna.Dari dalam, Bu Dina yang baru saja pulang dari resto mendengar perbincangan satpam nya dengan seorang laki-laki membuat Di
Ratna sudah tertidur pulas di dalam mobil Ghani, mungkin ia sudah kecapekan karena seharian ini memikirkan tugas kuliahnya.Ghani pun tersenyum melihat wanita disampingnya itu, Sungguh sangat menggemaskan menurut Ghani.Tepat pukul Delapan malam Ghani dan Ratna sampai di depan rumah tersebut, Satpam yang berjaga pun sudah membukakan pintu gerbang rumah tersebut, jadi Ghani bisa leluasa masuk tanpa membunyikan klakson yang bisa membangunkan Ratna saat ini."Selamat malam mas Ghani", Ucap satpam tersebut."Malam juga Pak, Bisa bantu saya??", Tanya Ghani."Bisa mas, bantu apa ya??", Tanya satpam tersebut."Tolong buka mobil saya bagian belakang, tolong angkat barang belanjaannya ya, bawa kedalam", Titah Ghani dan dilakukan dengan senang hati oleh satpam tersebut."Baik mas", Jawabnya lagi.Ghani pun kini menggoyangkan tubuh Ratna, berharap Ratna akan bangun dan masuk kedalam rumah nya sendiri."Sayang, Bangun. Kita sudah sampai", Ghani
Pagi harinya, Ratna bangun dengan masih mengenakan pakaian yang ia pakai kemarin.Ratna sama sekali tidak bangun tadi malam, tidurnya terlalu nyayak karena badannya juga sudah sangat lelah sekali.Ratna menatap ke sekeliling ruangan itu, Mencoba mengumpulkan kesadarannya,"Loh, Kok aku udah ada di kamar sih??", Tanya nya sambil menggaruk kepalanya.Tidur semalaman penuh membuat daya ingat Ratna masih belum kembali sepenuhnya.Dapat Ratna lihat beberapa paper bag telah tertata rapi di meja riasnya, membuat Ratna pun turun karena ingatan nya sudah mulai kembali.Ratna mengeluarkan semuanya dari dalam paper bag tersebut, Lima buah novel bergenre romantis dan beberapa barang lain yang Ghani belikan untuk nya dengan cara pemaksaan.Bukan Ratna yang memaksa, melainkan Ghani sendiri.Awalnya Ratna menolak, tapi Ghani kembali memaksa dengan tameng jika sebentar lagi Ratna juga akan memakai uang nya, dan Ratna pun hanya bisa menerima itu semua.
Ratna melihat semua keluarga Ghani sudah berdatangan.Dina yang berada dalam satu mobil dengan putrinya itu segera turun ketika Melihat Alisa yang juga sudah menunggu kedatangan dirinya."Assalamualaikum", Ucap Dina dan Ratna saat beru saja datang, memang sedikit telat, tapi tak sampai setengah jam."Waalaikum salam", jawab semua yang ada di sana, Alisa Tampak senang sekali melihat Dina, Sahabatnya dulu, Kini tak lama lagi akan menjadi besannya."Maaf ya Pak Fandi, kami terlambat", Ujar Dina. Fandi dan Alisa pun mengangguk sambil tersenyum."Tidak apa-apa, Yang terpenting semuanya sudah datang sekarang", Jawab Fandi.Dapat Ghani lihat wajah Ratna saat ini, Wajah cantiknya itu mampu membuat Lelaki itu sulit untuk tak memandangi nya sampai saat ini."Oh ya pak Fandi, Maaf sebelumnya. Papanya Ratna tidak bisa datang karena masih di luar kota", Ujar Dina lagi, Dan Fandi pun kembali tersenyum.
Ghani dan Ratna kali ini benar-benar pergi, Menyusuri jalanan kota yang cukup ramai karena ini adalah hari Minggu.Ghani sudah menyiapkan sesuatu untuk Ratna, sebuah kado, Tapi sepertinya ini bukan ulang tahun Ratna dan juga bukan yang lainnya, tapi Ghani hanya ingin memberi sesuatu saja tidak lebih."Kita mau kemana mas??", Tanya Ratna yang melihat Ghani hanya berputar-putar saja tak tentu arah."Kita mau ketemu teman-teman ku, gak apa-apa kan sayang??", Tanya Ghani. Pasalnya jika Ratna merasa canggung Ghani tidak akan membawa Ratna."Tidak apa-apa mas. tapi ini ada acara atau hanya sekedar bertemu??", Tanya Ratna lagi, Ratna saat ini hanya menggunakan pakaian yang biasa saja, dan tidak cocok untuk dibawa ke suatu acara."Nggak ada acara apapun, Cuma mau memberikan undangan buat mereka", Jawab Ghani lagi."Kita ambil undangan sekarang, dan setelah itu kita langsung berikan, mumpung aku dan lainnya sedang libur". Ratna pun mengangguk, mengikuti kemana a
Hari ini Ghani kembali mengantar undangan milik Ratna yang tertinggal, sambil berangkat ke rumah sakit Ghani mampir sebentar ke rumah Ratna hanya untuk menyerahkan kembali paper bag yang sempat tertinggal itu."Assalamualaikum", Ghani turun dari mobilnya saat melihat bibi dan satpam sedang berada di kumpulan ibu-ibu yang sedang berbelanja pagi ini.Ghani memang datang pagi-pagi sekali. Dan sekarang dirinya menjadi pusat perhatian ibu-ibu komplek yang ada di depan rumah tersebut."Waalaikum salam. Mas Ghani??", Tanya Pak satpam sambil berjalan ke arah Ghani."Ada apa mas??", Tanya satpam itu lagi."Maaf Pak, saya mau nitip ini buat Ratna, tadi malam tertinggal", Ucap Ghani sambil menyerahkan paper bag dengan isi undangan itu.Tas itu cukup berat sehingga membuat satpam itu pun penasaran dengan isi nya."Oh iya Mas, Mari silakan masuk", Ajak satpam Tersebut kepada Ghani."Terimakasih Pak. Maaf saya tidak bisa mampir, saya h
Bu lastri segera berangkat menuju ke rumah Ratna, Sesuai yang di katakan Rio tadi jika Ratna hari ini menikah, dan mungkin sekarang Ratna sudah menjadi istri dari Ghani.Bu Lastri memutuskan untuk memesan taksi online, Mengendarai mobil sendiri untuk saat ini dihindari oleh Bu Lastri Karena pikirannya sedang sangat kacau.Sementara itu, Semua tamu undangan sudah pulang, Ghani, Ratna dan seluruh keluarga besarnya juga saat ini sudah berada di dalam rumah Ratna.Keluarga besar masing-masing saat ini sedang menikmati hidangan yang sudah di sediakan oleh keluarga Ratna."Mbak Din, Ratna malam ini tidur di rumah kami ya," Pinta Alisa kepada Dina yang saat ini sudah resmi menjadi besannya."Iya, Sudah kewajiban Ratna juga ikut suaminya, iya kan pa," Ujar Dina kepada suami nya."Iya ma, Ratna sudah menjadi hak Ghani, jadi Ghani mau membawa Ratna kemanapun Ratna harus mengikutinya.""Alhamdulillah kalau begitu, kami juga sangat senang, lagi pul
Para rombongan pernikahan itu pun sudah sampai di masjid terdekat di daerah rumah Ratna. banyak juga tetangga yang datang memenuhi undangan mendadak itu. ada yang ikut bahagia dan ada yang sedikit membicarakan tentang pernikahan dadakan mereka.Dan keluarga Ratna pun sudah siap untuk mendengarkan itu semua. Meskipun sudah di jelaskan tak banyak juga yang percaya dengan penjelasan keluarga Ratna, Yang mereka sangka saat ini Ratna Sudah hamil duluan.Ratna dan keluarganya saat ini sudah berada di dalam masjid, menunggu kedatangan keluarga Ghani dengan penuh kebahagiaan. Bahkan Ratna tak henti-henti melihat kearah jalan menanti keluarga calon suaminya datang.Hati Ratna langsung lega saat melihat rombongan keluarga besar Ghani. Dapat Ratna lihat jika Semua saudara Ghani datang untuk menyaksikan pernikahan mereka."Assalamualaikum," ucap Mereka saat datang dan memasuki masjid yang sudah di hias sedemikian rupa untuk acara pernikahan tersebut."Waalaikum
Seserahan yang sudah dipersiapkan Oleh Fandi sudah berada di rumahnya pagi ini, sudah satu jam yang lalu, seserahan yang dirinya pesan tadi malam sudah Diantar oleh beberapa orang yang sudah di tugaskan untuk mengantar seserahan di rumah Fandi.Alisa yang masih mondar-mandir, terlihat belum sama sekali bersiap-siap. Padahal acara kurang lebih akan berlangsung dua jam mendatang, Tapi Alisa masih sibuk mempersiapkan semuanya.Fandi yang sudah bersiap terlihat memperhatikan istri yang semakin hari semakin cantik menurut Fandi. di usia pernikahan yang hampir tiga puluh tahun itu, Fandi masih menganggap Alisa masih cantik seperti dulu, masih sama saat mereka bertemu dan menikah."Ma, Kamu ngapain aja, sudah jam 8 pagi tapi kamu masih belum siap sampai sekarang","Sebentar pa, Ada yang kurang, sebentar ya", Alisa kembali meninggalkan suaminya yang saat ini sedang duduk sambil membaca koran harian yang ada di rumahnya itu."Iya, Tapi ...", Belum Fandi sel
Secara diam-diam saat sang Mama sedang tidur, Rio diam-diam mulai memasukkan barang-barang nya kedalam dua buah koper besar. Rio akan pergi meninggalkan Indonesia. Rasa malu dan rasa patah hatinya kini menjadi satu.Entah apa yang akan dikatakan sang Mama nanti saat melihat dirinya akan pergi dari rumah ini.Rio juga sudah menyiapkan tiket keberangkatannya. semua sudah siap tinggal dirinya yang harus mempersiapkan dirinya dan hatinya untuk menjauh dari Ratna dan harus merelakan jika cinta nya benar-benar sudah bertepuk sebelah tangan.Dua buah koper itu pun saat ini sedang berada di sudut kamar Rio. Tepat di sebelah ranjangnya terdapat foto dirinya bersama dengan Ratna saat merayakan pesta kelulusan mereka waktu SMA.Cantik, Hanya kata itu yang terucap dari mulut Rio saat ini. Ratna memang tidak pernah berubah, sejak SMA sampai saat ini rambut nya selalu panjang dan selalu terlihat cantik di depan Rio.Rio mengambil foto tersebut. di lihatnya dalam-dal
Setelah semua keluar dari resto Dina susana juga sudah cukup sepi, Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. perbincangan tadi ternyata membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menemukan titik terang dari masalah yang akan mereka hadapi."Ma, Aku ke toilet sebentar" Dina pun mengangguk, tidak ada pikiran apapun, toh cuma di toilet saja,saat hendak masuk kedalam toilet, ada tangan seseorang yang tiba menarik tangannya, Ratna kaget dengan apa yang ia alami saat ini."Siapa kamu, mau apa kamu bawa aku kesini??" Ratna tak bisa melihat dengan jelas siapa yang tengah membawanya saat ini, ada rasa takut, tapi sejauh ini tak ada tindakan yang lebih kasar terhadapnya, dan dapat Ratna rasa jika yang menarik tangannya adalah seorang wanita muda."Maaf, saya hanya menjalankan tugas saja, Mbak Ratna saya tinggal disini" tanpa menunggu jawaban dari Ratna, perempuan itupun pergi meninggalkan Ratna sendiri. tempat yang begitu sepi dan Ratna tidak tahu pasti dimana ia sekarang,
Lalu Bagaimana setelah ini??" Mereka bertiga tampak bingung harus bagaimana menyikapi semua ini.Semua orang yang ada di sana masih berpikir keras agar semua ini dapat terselesaikan."Aku akan memikirkan nya, Tante", Ucap Ghani. setelah ini Ghani harus berpikir secara keras. Berusaha menggagalkan semua rencana yang telah di buat oleh Bu lastri."Kamu tenang aja sayang. Aku pasti akan menemukan jalan keluarnya," Ghani menatap calon istrinya tersebut, ada raut ke khawatiran di sana, tapi Ghani janji akan menghilangkan nya dan mengganti dengan kebahagiaan yang akan mereka gapai setelah ini.Ketiganya nya pun sama-sama saling diam. berpikir dengan keras untuk menyelamatkan pernikahan Antara Ghani dan Ratna.Tak lama setelah itu. Pintu ruangan itu kembali terbuka . terlihat dengan jelas jika papa dari Ratna baru saja kembali dari bertugas di luar kota."Papa," Ratna segera bangun. memeluk sang papa yang jarang berada di rumah.Satu jam yang la
"Mamanya Rio kenapa??, Dia sakit??", Tanya Ratna kepada sang Mama. melihat ekspresi mamanya yang terlihat sangat panik membuat Ratna berpikir jika telah terjadi Sesuatu dengan mama dari sahabat nya."Iya, dia sakit. Lebih tepatnya sakit jiwa" Ujar Dina yang tiba-tiba emosi.Ratna pun tercengang dengan perkataan sang Mama."Maksud Mama apa??, aku benar-benar tidak mengerti", Ratna masih menanti jawaban dari sang Mama, namun Dina saat ini masih enggan untuk membuka mulutnya.'Panggil Ghani kemari. Mama mau bicara dengan kalian berdua", Ratna semakin bingung dengan sikap sang Mama.Dia begitu panik tapi masih enggan untuk berbicara, Malah meminta untuk berbicara dengan Ghani juga. Ratna terlihat Bingung, tapi ia saat ini sedang menelepon Ghani dan meminta untuk segera datang ke resto. dan tentu saja Ratna berharap jika Ghani saat ini tidak sibuk dengan pekerjaannya.Di dalam rumah sakit, setelah menerima telepon dari Ratna, Ghani segera pergi, menu
"Menikah dengan siapa??, bukannya dari dulu kamu dengan Ratna udah dekat, Kenapa Ratna menikah dengan orang lain???" Tanya Mamanya yang setengah shock."Dia menikah dengan seorang dokter Ma, Aku hanya sebatas teman saja", Ujar Rio dengan tatapan sedihnya."Kenapa kamu tidak pernah bilang sama Mama. Kamu harus bahagia Rio, kamu harus bahagia Mama tidak rela Jika kamu seperti ini karena Ratna" Mamanya sangat tidak rela jika putranya sakit hati karena Ratna, dan Mamanya berencana akan melakukan sesuatu agar Ratna bisa menjadi kekasih putranya."Tenang saja Mama akan bawa Ratna untuk kamu Rio, Mama janji" Mamanya Rio yang bernama Lastri itu pun mempunyai niat yang tak baik, dan berniat untuk menggagalkan pernikahan Ratna.Dia tak rela jika sang putra patah hati, Apalagi Bu Lastri tau jika Rio dan Ratna sudah bersama sejak dulu.Rio memanfaatkan tawaran Dari mamanya, Rio hanya perlu menunggu dan melihat Mamanya membawa Ratna untuknya.Bu Last
Hari ini Ghani kembali mengantar undangan milik Ratna yang tertinggal, sambil berangkat ke rumah sakit Ghani mampir sebentar ke rumah Ratna hanya untuk menyerahkan kembali paper bag yang sempat tertinggal itu."Assalamualaikum", Ghani turun dari mobilnya saat melihat bibi dan satpam sedang berada di kumpulan ibu-ibu yang sedang berbelanja pagi ini.Ghani memang datang pagi-pagi sekali. Dan sekarang dirinya menjadi pusat perhatian ibu-ibu komplek yang ada di depan rumah tersebut."Waalaikum salam. Mas Ghani??", Tanya Pak satpam sambil berjalan ke arah Ghani."Ada apa mas??", Tanya satpam itu lagi."Maaf Pak, saya mau nitip ini buat Ratna, tadi malam tertinggal", Ucap Ghani sambil menyerahkan paper bag dengan isi undangan itu.Tas itu cukup berat sehingga membuat satpam itu pun penasaran dengan isi nya."Oh iya Mas, Mari silakan masuk", Ajak satpam Tersebut kepada Ghani."Terimakasih Pak. Maaf saya tidak bisa mampir, saya h