Beranda / Romansa / Cinta karena Balas Dendam / 60. Tunggulah Saat Itu Tiba

Share

60. Tunggulah Saat Itu Tiba

Penulis: Mkarmila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bus seketika berhenti karena melihat kejadian di depannya. Dari kejauhan Umi Diana langsung berlari menghampiri, mengendong dan mendekap Tegar. Tidak peduli panasnya aspal wanita itu terduduk di sana. Butuh beberapa detik hingga Ziya sadar, harusnya dia bisa lebih cepat menolong Tegar nyatanya tidak dia lakukan.

“Tolong panggilan ambulans,” teriak Umi Diana dengan suara seraknya. Ziya juga sudah sampai di sebelah Umi Diana berniat mengambil Tegar, namun dicegah oleh wanita itu. “Ziya, biar Umi saja, ya?” Pasalnya dia tahu Ziya pasti terguncang dengan kejadian itu takutnya nanti dia tidak akan sanggup melihat keponakannya ini.

Benar saja, Ziya tidak berkata-kata hanya terduduk di sebelah Umi Diana, mematung diri tapi pandangannya terus menatap Tegar hingga airmatanya sudah mengucur deras tak tertahankan. Melihat banyaknya darah yang keluar itu, tak berselang lama, pandangannya buram. Tiba-tiba dia ambruk dan semua menjadi gelap.

“Ziy

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta karena Balas Dendam   61. Tidak Ingin Kamu Membenci, Zoya

    “Kenapa? Benar kan yang aku ucapkan!” tuduh Ziya dengan seringainya.Kienan cukup memberi bentakan tadi, sepertinya kalau dibiarkan Ziya akan semakin kurang ajar padanya. Lebih baik dia pergi dari sana.“Terserah apa pemikiranmu, aku tidak peduli!” jawab Kienan tegas sebelum pergi meninggalkan Ziya yang masih dengan kekesalannya. Dalam situasi seperti ini, dia tidak akan bisa berpikir normal jadi meninggalkannya itu lebih baik.“Andai kamu tahu, apa yang sudah dilakukan Zoya! Apa kamu masih menyalahkanku juga seperti ini, Ziya!” batin Kienan.“Mas, aku belum selesai bicara! Mau ke mana kamu?” teriak Ziya yang tidak ditanggapi Kienan. Pria itu lebih memilih melanjutkan langkahnya menjauh.“Kamu bahkan tidak bisa menjawabnyanya, Mas!” gumam Ziya seketika tubuhnya merosot ke bawah dan wajahnya tertunduk sembari memeluk lututnya. Tangis yang ditahannya tadi pecah dan tampak bahunya berge

  • Cinta karena Balas Dendam   62. Ungkapan Hati Kienan

    Ziya mengeleng sembari memejamkan mata, rasanya tidak sanggup kalau harus menatap pria di depannya ini. “Maaf ... maafkan aku yang sudah buruk sangka padamu, Mas. Aku binggung kepalaku terasa berat untuk bisa menerima semua ini,” ungkapnya tercekat.Kienan menarik bahu Ziya dan membawa ke dalam pelukannya. “Maaf, sudah membuatmu berada di situasi seperti ini,” sahut Kienan mengelus kepala gadis itu sembari mengecupnya beberapa kali lalu memeluknya erat lagi. Ziya membalas pelukan itu semakin erat.Pelukan mereka terhenti ketika ponsel Kienan berdering. “Angkatlah, Mas!” Ziya mengurai pelukan dan memberi perintah pada Kienan.“Ya, Halo ... oke, langsung ke rumah sakit ya, sebentar saya kirim alamatnya!” perintahnya pada seseorang di ujung teleponnya.Ziya mengernyit, pasti ini ada hubungannya dengan dirinya karena Kienan menyebut rumah sakit. Seolah tahu apa yang sedang dipikirkan Ziya. “Saya sudah suru

  • Cinta karena Balas Dendam   63. Kita Menikah Sekarang Dan Di Tempat Ini

    5 jam kemudian.Keadaan Tegar sudah membaik, masa kritis sudah terlewati. Ziya tersenyum bahagia mendengar ucapan sang Dokter.“Berarti, sebentar lagi pernikahan kita bisa dilangsungkan ya,” bisik Kienan yang berdiri di sampingnya ikut mendengarkan ucapan sang Dokter. Sontak Ziya langsung melirik dengan tajam dan itu mengundang kekehan dari bibir pria itu.“Bisa-bisanya di hadapan Dokter bicara pernikahan, gak sabaran amat sih,” gerutu Ziya dalam hati.“Kira-kira kapan bisa dibawa pulang, Dok?” kali ini bukan Ziya yang bertanya tapi Kienan.“Saya sarankan jangan dibawa pulang dulu ya, karena kondisi pasien masih bayi jadi masih perlu pemeriksaan yang intensif,” ungkap sang Dokter.“Maaf, kalau dipindahkan ke rumah sakit di Ibukota apa bisa ya?” Kienan masih terus banyak bertanya pada sang Dokter.“Boleh, tapi masih harus dalam pengawasan kami sampai di pindahkan ke ruma

  • Cinta karena Balas Dendam   64. Menikah

    “Saya terima nikah dan kawinnya Ziya Azzahra binti Zain Wijaya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”“Bagaimana, saksi?”“Sah.”“SAH.”“Alhamdulillah.” sahut semuanya.Setelah itu, lantunan doa dibacakan oleh seorang Ustad hingga selesai.Senyum kebahagiaan terpancar dari wajah Kienan sedangkan Ziya masih malu-malu. Mungkin dia masih tidak percaya bahwa telah melakukan pernikahan dengan Kienan di rumah sakit, bukan tempat yang seharusnya ia harapkan. Namun ini adalah keinginan Kienan jadi dia pasrah saja dengan suaminya itu.“Boleh dicium keningnya, Mas,” celetuk sang penghulu dengan tersenyum mengoda.Sesuai perintah Kienan, Jodi-sang asisten sengaja membawa penghulu ke rumah sakit dan membawa semua berkas yang dulu pernah disiapkan untuk pernikahannya dengan Ziya. Jadi pernikahan mereka sudah sah secara agama dan hukum.Kienan mendengar perinta

  • Cinta karena Balas Dendam   65. Permainan Kienan

    Semalam Ziya dan Kienan menginap di rumah sakit. Dan untuk Mommy Kiara, setelah sedikit paksaan dari Kienan akhirnya wanita itu mau pulang. Namun berjanji besok akan kembali lagi. Seperti keputusan Kienan untuk menikahi Ziya, seperti itu juga keputusan Kiara untuk menerima kehadiran Tegar dan akan merawatnya dengan kasih sayang.Tidak ada kejadian yang berarti pada pengantin baru itu, bahkan mereka tidurnya terpisah. Ziya yang menemani Tegar tidur di ranjang, sedangkan Kienan tidur di sofa.Meski semalam Kienan sempat bangun tapi pria itu hanya mengusap pelan puncak kepala istrinya, memahami keletihan sang istri yang harus mengurus Tegar.Kienan terbangun karena dering alarm pada ponselnya. Matanya ia paksakan untuk terbuka dan sadar bahwa jam sudah menunjukan waktu sholat Subuh. Segera menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.5 menit kemudian telah selesai dan melangkahkan kakinya menuju ranjang untuk membangunkan Ziya, pria itu berniat untuk mengajak s

  • Cinta karena Balas Dendam   66. Candu Bagi Kienan

    “Ah, alhamdulillah kita sudah sampai, sayang,” ucap Ziya pada Tegar sambil menemani bayi itu mengoceh-ngoceh tidak jelas. Perban di kepalanya, juga sudah dibuka. Dokter bilang kondisi Tegar sudah semakin membaik dan akan cepat pulih.Ya, hari ini Tegar sudah dipindahkan ke rumah sakit di Ibukota. Tidak beda dari kamar sebelumnya, Kienan masih meminta kamar VVIP pada rumah sakit ini.Dari ambang pintu kamar, senyuman pria tersebut terlihat enak sekali dipandang oleh Ziya. Mendadak dia teringat kalau suaminya ini tidak pergi ke kantor beberapa hari ini. Sampai di depannya baru Ziya berucap. “Mas, kamu sudah beberapa hari ini gak ke kantor, sekarang pergilah biar aku sama Tegar tidak apa-apa!”Mengingat Kienan sudah empat hari ini tidak ke kantor, menyadari itu Ziya pasti tahu tugas seorang CEO pasti sangat banyak makanya dia meminta suaminya itu untuk pergi saja.“Itu gampang!” sahutnya singkat sembari mencuri ciuman bibi

  • Cinta karena Balas Dendam   67. Kecelakaan

    “Bos, saya sudah menemukan keberadaan wanita yang anda maksud,” ucap seorang laki-laki berpakaian serba hitam dengan kepala botak. Ketika melihat keberadaan Ziya di rumah sakit.“Oke, awasi terus, jangan sampai kehilangan jejak lagi dan tunggu intruksi saya selanjutnya,” ucap seorang pria yang sudah beberapa bulan ini mencari keberadaan Ziya dan sekarang atas bantuan orang suruhannya berhasil menemukannya.Senyum mengembang tampak di wajah tampannya. Biantara Mahesa, seorang pria yang juga mencintai Ziya. Tapi di balik itu ada sebuah rahasia besar yang belum dia ungkapkan pada Ziya tentang sosok Ayah biologis Tegar. Berharap suatu saat akan mengatakannya tapi karena Ziya yang kabur menjadikan rencananya berubah.“Aku tidak akan melepaskanmu lagi, Ziya!” gumamnya dengan tersenyum. Tanpa Bian tahu kalau Ziya sudah menikah dengan Kienan, musuhnya sendiri.Ketukan pintu membuyarkan lamunan Bian. “Masuk!” ucapnya

  • Cinta karena Balas Dendam   68. Menjadi Pasien

    “Maaf, anda siapa? tolong jangan membuat kegaduhan di sini,” ucap salah satu seorang polisi di tempat itu.“Dia istri saya, Pak,” sentak Kienan yang tidak terima dibilang membuat kegaduhan padahal dia ingin menyelamatkan Ziya.Ziya berhasil diselamatkan, dibantu oleh beberapa warga dan polisi. Kienan yang menyaksikan itu sedikit bernafas lega baru ketika mendengar dari petugas media yang memeriksa bahwa masih ada denyut nadinya, lelaki itu langsung memeluk sang istri tidak peduli banyaknya pasang mata yang melihat.“Ziya, bertahanlah, sayang! Kamu harus kuat.”“Mas ...!” terdengar lirih suara Ziya yang memanggil Kienan.Kienan memalingkan wajahnya hanya untuk memastikan pendengarannya, terlihat di sana Ziya membuka matanya dengan menahan sakit. “Iya, sayang. Mas di sini,” jawab Kienan dengan tangan bergetar, membasuh wajah Ziya seraya memberi sentuhan dari bibirnya di kening Zi

Bab terbaru

  • Cinta karena Balas Dendam   87. Benci dan Cinta (END)

    “Ini surat wasiat yang saya bilang sama kamu, Ziya,” Pak Dirman memberikan map berwarna coklat di hadapan Ziya.“Isinya apa, Pak?”“Bukalah dulu, nanti kalau ada yang tidak jelas saya jelaskan!” perintah Pak Dirman.Ziya menoleh ke arah Kienan dan mendapatkan anggukan pelan dari suaminya tersebut. Gadis itu mulai membuka dan membaca dengan detail lalu tiba-tiba menutup mulutnya karena kaget. Kienan yang mulai binggung mengambil alih map tersebut. Setelahnya tersenyum tipis.“Kamu, koq gak kaget, Mas?”“Saya dan Pak Kienan sudah tahu penyebab Pak Zain melakukan itu,” sindir Pak Dirman dengan tersenyum.Ziya menatap aneh pada suaminya itu seakan meminta penjelasan.“Ziya, biar saya jelaskan saja!” ucap Pak Dirman yang langsung mengalihkan atensi Ziya.Lalu Pak Dirman mulai menjelaskan yang seperti dijelaskan suami tadi malam. Ziya mengangguk-anggukan kepalany

  • Cinta karena Balas Dendam   86. Istri Yang Manja

    Sesuai pembicaraan dengan Kienan, Ziya akan mendatangi tempat mantan pengacara sang Papa. Sekedar ingin mengetahui apa yang belum dia tahu. Kienan sebenarnya akan ikut mengantarkan istrinya itu, namun karena ada meeting yang tidak bisa ditunda akhirnya Ziya batal pergi.“Mas, aku berangkat sendiri bisa koq!” rengek Ziya pada sambungan telepon pada Kienan. Rasa penasaran sudah membuncah begitu tahu suaminya membatalkannya dia sangat kecewa.“Mas, bilang jangan ya jangan. Kamu bandel amat sih!” jawab Kienan dengan sedikit teriak karena Ziya membantah ucapannya.“Mas, ih ... jahat banget sampai bentak-bentak aku. Ya sudah nanti kamu tidur di kamar tamu saja, aku lagi males ketemu kamu!” putus Ziya hendak menutup ponselnya.“Iya, iya deh!” sela Kienan cepat yang membuat Ziya menyungingkan senyum.“Kenapa? Takut ya, tidur sendiri,” cibir Ziya sembari tertawa terbahak.Kienan tidak menjaw

  • Cinta karena Balas Dendam   85. Ziya Pemuas Kienan

    Ternyata tanpa disadari, waktu sudah menjelang Subuh mereka baru menyelesaikan acara mandinya. Yang pada akhirnya tidak tidur karena menunggu sholat Subuh sekalian. Kedua pasangan suami istri itu memanfaatkan waktu yang ada itu untuk mengobrol, duduk di atas ranjang sembari menyandarkan punggungnya.“Mas ...”“Hm.”“Memang sejak kapan kamu tahu kalau Kak Zoya selingkuh?” tanya Ziya tiba-tiba karena dia penasaran akan hal itu.Kienan menghela napas panjang, sebenarnya dia telah menutup masalah itu tapi kalau melihat Ziya seperti itu pasti dia tidak akan berhenti bertanya. Masih bertahan dengan diam membuat Ziya menoleh untuk melihat wajahnya.“Mas, koq gak dijawab sih?” tutur Ziya ketus sambil memalingkan wajahnya menjauh dari Kienan.Kienan memiringkan posisi duduknya agar bisa melihat wajah Ziya yang kesal itu. Sambil tersenyum pria itu berkata. “ Sebenarnya, sudah Mas tutup masalah itu,

  • Cinta karena Balas Dendam   84. Menuntaskan Rasa

    Ziya beranjak turun dari atas meja tapi Kienan menahannya. “Hey, mau ke mana?” tanyanya dengan alis mengerut.“Mau bersihin beling itu, Mas.”“Udah, gak usah. Mas saja kamu makan saja,” ucap Kienan seraya menekan bahu Ziya untuk duduk kembali di bangku yang sudah dia siapkan.“Ta-”“Duduk atau kita lanjutan yang tadi di sini sekarang?” ancam Kienan tidak memberi kesempatan Ziya untuk menyelesaikan ucapannya.Ziya menghela napas lalu menuruti ucapan suaminya itu. Mulai menyendokkan nasi dan lauk sedangkan Kienan mulai mencari keberadaan alat kebersihan untuk membersihkan pecahan gelas itu.Kienan pasti tidak akan membiarkan Ziya melakukan pekerjaan itu karena sebentar lagi istrinya itu akan memberi kepuasan padanya. Lelaki itu sampai tersenyum sendiri mengingat kejadian yang sudah berlalu beberapa menit yang lalu. Terlalu bersemangat ketika mendapatkan lampu hijau dari Ziya.Z

  • Cinta karena Balas Dendam   83. Bercinta Dengan Tembok

    “Masuk, yuk!” ajak Kienan setelah mengurai pelukannya. Ziya memluk lengan suaminya itu mengikuti langkah Kienan untuk masuk dan berjalan menuju kamarnya di lantai dua. Namun di sela-sela perjalananya Ziya masih belum puas karena belum mendapatkan jawaban dari suaminya.“Mas ....”“Hmm.”“Maaf,” ucap Ziya dan menghentikan langkahnya ketika di depan pintu kamar.Kienan terlihat acuh dan tidak membahas permintaan maaf istrinya. “Mas, mandi dulu ya. Nanti bicara lagi,” sahut Kienan sambil menutup mulutnya setelah menguap. Rupanya rasa ngantuknya kembali datang.Sampai di dalam kamar, Kienan langsung masuk ke dalam kamar mandi sedangkan Ziya menuju lemari untuk mengambilkan baju tidur Kienan. Dia sengaja mengambil piyama yang sama dengan dirinya. Senyum mengembang dari bibirnya tidak sabar melihat Kienan mengenakan piyama couple dengannya.Setelah hampir sepuluh menit, pintu kamar mandi

  • Cinta karena Balas Dendam   82. Menghindari Ziya (II)

    Saat ini Ziya hanya menemani Tegar saja hingga kebosanan menderanya. Namun karena ada Mbak Lastri juga menemaninya, jadi tidak terasa sekali.Sambil menunggui Tegar yang sedang rebahan di lantai beralaskan karpet, Ziya dan Mbak Lastri saling bercerita. Tentang banyak hal. Dari masa kecil Mbak Lastri, kehidupannya di kampung dan sejak bekerja di rumah ini.Sedangkan Kiara sedang ada di luar rumah karena ada pertemuan dengan teman-temannya. Teman yang bagaimana juga Ziya tidak paham.Mbak Lastri mulai bercerita saat Ziya meninggalkan akad nikah waktu itu. Bagaimana perasaan dan semua kesedihan Kiara karena Lastri juga ikut menunggui di rumah sakit, apalagi saat Dokter berkata kalau detak jantung Kienan sempat menghilang. Kiara seperti orang gila yang tidak ingin kehilangan putranya.Seminggu setelah Kienan dinyatakan sehat dan keluar rumah sakit, masalah datang lagi di perusahaannya yang mengakibatkan Kienan harus masuk di ruang ICU lagi. Setahu Lastri masa

  • Cinta karena Balas Dendam   81. Menghindari Ziya (I)

    Sejak keluar dari rumah pagi-pagi dan memilih kantor untuk sekedar menenangkan dirinya yang sedang berkecambuk dalam kekesalan, Kienan belum juga melakukan apa-apa.Ya, Kienan sengaja berangkat ke kantor di pagi butanya, bahkan belum ada karyawan yang datang. Ketika di depan pintu masuk, seorang security juga terkesiap dengan kedatangan Bos nya yang tidak seperti biasanya. Setelah menyapa dan tersenyum, Arifin-security bersikap sewajarnya padahal dalam hatinya bertanya-tanya apa yang membuat sang Bos datang sepagi ini, jam menunjukkan masih pukul 06.00 dan jam kerja dimulai pukul 08.00.Kienan berjalan menuju ruangannya dengan tersenyum getir. Harusnya dia menikmati malam pengantinnya tapi belum-belum sudah ditolak oleh Ziya. “Mengenaskan!” batinnya sambil terus berjalan melewati pantry.Mendadak lelaki itu berhenti, memandang sebentar ruangan dengan pintu terbuka tersebut. Belum ada orang untuk di mintai tolong tapi dia ingin meminum yang hangat-han

  • Cinta karena Balas Dendam   80. Penolakan Ziya

    “Nih, buat kamu!”Kienan menyodorkan amplop persegi panjang yang tadi ada di atas kasur, di sebelah taburan bunga.“Ini, apa, Mas?” tanyanya heran dengan alis terangkat.“Mau tahu? Buka dong!”Dengan ragu, Ziya membukanya dan saat matanya melihat isinya. Gadis itu terperangah sambil menutup mulutnya sendiri. Sungguh, ini adalah keinginannya sejak lama tapi belum bisa terwujud. Ini adalah kebahagiaan yang tidak ada tandingannya.“Gimana, kamu suka?”“Mas, bagaimana aku harus membalas kebaikanmu ... aku tidak bisa membayar semua kebaikanmu!”Kienan tersenyum melihat Ziya bahagia membuatnya juga merasakan lebih kebahagiaannya. Kedua tangannya teralih untuk mengusap wajah Ziya. Menyapu sekilas bibir istrinya itu lalu mulai mendekatkan bibir keduanya sebelum berucap “Tetaplah di sampingku, apapun yang terjadi.”***Ziya terbangun oleh suara alarm di ponse

  • Cinta karena Balas Dendam   79. Pulang ke Rumah

    Ziya termenung, pandangannya hanya lurus ke depan. Memandang jalanan yang semakin ramai karena kondisi jam pulang kerja. Sementara Kienan yang sedang berada di sampingnya, hanya bisa sesekali melirik untuk melihat apa yang dilakukan istrinya itu tanpa mau menegur atau mengajaknya berbicara. Memberikan waktu sejenak untuk Ziya.Setelah drama tangis-tangisan itu, Kienan langsung membawa Ziya keluar, meninggalkan rumah sakit. Mengabaikan semua yang terjadi dan menganggapnya tidak terjadi apa-apa, itulah yang dilakukan suami dari Ziya dan menempatkan itu sebagai mimpi buruk saja.Kienan terhenyak, saat mendapati air mata istrinya itu jatuh di pipinya sedang Ziya sendiri seperti tidak peduli dengan hal itu. “Sayang, sudah ya, Mas jadi khawatir kalau kamu seperti ini.”Ziya menoleh pada Kienan dan menatapnya dengan sendu. Ada banyak yang dia rasa saat ini dan dia sendiri tidak tahu harus melakukan apa. “Mas, aku binggung ... bahkan kalau bisa aku min

DMCA.com Protection Status