Home / Romansa / Cinta di Bumi Turky / BAGIAN DUA PULUH EMPAT

Share

BAGIAN DUA PULUH EMPAT

Author: SULISTIYOWATI SULIS
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ana pov 

Aku sudah membereskan semua barang milikku, aku memasukkanya dalam tas.

"Günaydın" kepala Azfer tiba-tiba saja menyembul dibalik pintu. Aku tersenyum ke arahnya. Dia selalu begini sepagi ini, ini sudah dua minggu aku dirumah sakit. Aku tidak ada keluarga disini tapi detektif tampan itu tidak pernah absen satu haripun. Aku jadi binggung, kenapa ia begitu peduli denganku? Padahal aku bukan keluarga juga bukan kekasihnya? Itulah pertanyaan yang semrawut dikepalaku sekarang. Kamu ingat doaku dulu, aku meminta tuhan untuk menjauhkan orang ini dari hidupku, tapi kenapa dikabulkanya malah sebaliknya dia makin dekat denganku. Bagaimana aku tidak bisa jatuh cinta dengan orang ini? wajahnya yang rupawan dan sikapnya yang perhatian. Tolong ingatkan aku untuk tidak berkata " i love you" duluan pada pria tampan ini," jangan permalukan harga

SULISTIYOWATI SULIS

love ya

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DUA PULUH LIMA

    Azfer POV "I love you" aku mengatakanya seperti orang berbisik, aku tau ini terlalu cepat tapi entahlah. Dia diam membeku, baru kali ini dia berani memandang mataku, wanita ini cantik, cantik dalam artian sebenarnya, tentu Cansu dan Xavi sahabatku itu lebih cantik dari wanita ini, tapi innerbeauty tidak dimiliki oleh mereka, justru aku menemukanya dalam diri seorang Liana, wajah asia yang terlihat selalu muda, tinggi semampai dan selalu tersenyum kepada siapapun. Aku jatuh cinta? iya aku memang jatuh cinta dengan wanita sederhana didepanku ini. Bagaimana aku bisa mengungkapkanya? tidak ada tanggapan apapun darinya, bahkan dia terlihat mengerjap beberapa kali dan mengeleng pelan. "Ayo masuklah" akhirnya aku menyudahi tatapan kami dengan memintanya

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DUA PULUH ENAM

    Author PoV Gadis cantik berwajah Turki itu, meronta-ronta di saat penyeretan oleh pihak kepolisian. banyak wartawan menunggunya didepan gedung. "Apakah tidak ada jalan lain tuan?" tanyanya geram. "Tidak nona, pintu belakang sedang dalam perbaikan" kata sang polisi tegas tanpa ampun. Wajahnya yang sangar membuatnya terlihat mengerikan. Dengan paksa Xavi diseret, untuk keluar dari dalam mobil dan menjadi bahan jepretan para wartawan. Pasti sudah tidak lagi besok wajahnya akan menjadi headline seluruh koran di Turki. Polisi itu kemudian memasukkan Xavi ke dalam ruang interogasi, lalu kemudian borgolnya dilepas dan dibiarkan sendiri dalam ruang interogasi. T

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DUA PULUH TUJUH

    Author POV Benar saja, pagi ini semua koran dalam negeri mengulas kasus pembunuhan Hatice. Kasus lama yang bangkit kembali. Bahkan opini mereka terlalu dilebih-lebihkan dalam koran itu. Canzu yang sedang minum teh terlihat terdiam. Berbagai macam koran sudah ada didepannya, ia tidak berminat membukanya. Cukup melihat depannya saja. Dia sudah tau jelas apa headlinenya hari ini. Pikiranya melayang, tiba-tiba ponselnya bergetar. Lalu ia mengambil dan melihat layarnya sekilas. dengan segera Canzu mengangkat telephonenya dan beranjak dari tempat duduknya. "Halo ada apa Ver?" //Bisakah kita ketemu sebentar?// "Membahas Xavi?" Dia langsung menebak. Dia tersenyum tipis meskipun Azfer tidak bisa melihatnya sekarang. //Kurang lebih ya, aku bawa Liana// Senyumanya memudar seketika. Dia menangkap gelagat yang tidak baik dari calon advokat cantik indonesia itu. "Apa seserius itu?" //Iya

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DUA PULUH DELAPAN

    Author PoV Sudah tidak ada waktu seketika itu Azfer berlari ke arah Liana yang sedang melintasi zebra Cross. Dari arah kanan mobil Van melaju kencang tampa terlihat mengerem. BUGH!! Tubuh Azfer dan Liana beradu dengan aspal jalanan, sebelum kejadian itu, jelas-jelas lampu merah. Jadi sekarang begini, berakhirlah mereka saling tindih dengan Azfer memeluk Liana erat. Tanganya terbentur keras begitu juga dahi Azfer, mungkin punggungnya agak sedikit lecet juga. Ana membeku dalam pelukan Azfer, semua kata-katanya hilang dan matanya menatap tajam Azfer, jangan ditanyakan lagi jantungnya sudah pasti tidak pada posisi tepat. "Are you ok?" tanya Azfer memecah kecangungan diantara mereka, dia khawatir tentu sa

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DUA PULUH SEMBILAN

    Author PoV Sekarang bulan Juni memasuki Agustus. Cuaca si Turki Memang kadang tidak bisa diprediksi. hujan deras tiba-tiba saja melanda. Liana berlindung dibawah kanopi, depan gedung warna pastel itu, Hujan disini mengingatkan Liana pada Indonesia. ketika dulu masih Sekolah Dasar, setiap kali hujan. Pasti ada saja alasan untuk hujan-hujanan, tertawa bersama dan tentu saja berkumpul bersama. Rasanya baru kemarin dia bermain hujan dengan semua sepupunya, rasanya cepat sekali waktu berlalu, Liana tersenyum tipis di tengah ingatanya akan hujan. "Liana?" Suara itu membuatnya menoleh ke belakang, sepertinya Azfer. "Pak Azfer" sapanya, dia beberapa cm meter dibelakang Liana. "Mau pulang? Saya antar" katanya menawarkan di

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN TIGA PULUH

    Author POV Ting bunyi ponsel nyaring sekali, tidak dua kali ada empat kali bunyi. Sekarang hujan-hujan adalah waktu tepat untik menikmati keindahan alam satu ini, tapi suara itu membuat Canzu menoleh terganggu. Lalu dengan berat hati dia berjalan ke meja mengambilnya, matanya membulat seketika, melihat gambar yang barusan saja dikirim mata matanya gambar yang pas dengan pemandangan yang pas. Seketika hatinya berkobar, kemudian yang terjadi adalah ponsel itu melayang cepat ke tembok dan berubah menjadi kepingan-kepingan. Entah berapa kecepatan hantamnya yang jelas ponsel itu sudah tak berbentuk. "Aaaaaaaaahhhhhhh!!!!" Ia kemudian meremas rambutnya dan membanting semua barang yang ada didepanya. Selama ini dia tidak ada saingan selain Ipek yang sud

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN TIGA PULUH SATU

    Liana POV Kampus terlihat semakin cantik hari ini. bukankah universitas ini selalu cantik tapi bukan itu yang ku maksud, bunga-bunga tulip yang bermekaran lah yang membuat ia semakin cantik. Aku sedang duduk-duduk dihalaman kampus sambil melihat bunga cantikitu tiba-tiba mataku ditutup. Gelap, aku tau pekerjaan siapa ini. Siapa lagi kalau bukan Mert. Dia pantas mendapat predikat annoying memang. "Merttttttt!!!" teriakku. Dia tertawa berderai, lalu membuka tanganya dari mataku. Kemudian dia duduk disebelahku, ku hembuskan nafas pelan. "Sudah selesai?" "Profnya sedang seminar, dijadwalkan besok" kataku. Dia langsung berbalik memandangiku sekarang. "Kita ke taman?" "Hah" "Sekarang bunga tulip sedang bermekaran, pasti cantik sebentar lagi kan festifal bunga tulip" katanya berbinar-binar. "Kau tidak akan langsung pulang kan?, Nanti kau bosen dirumah" ia tersenyum. "Baiklah" ku

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN TIGA PULUH DUA

    Author POV "Fer, aku mau ice cream" pinta Canzu. "Ok" Azfer berjalan ke kedai ice cream yang memang tidak jauh dari situ. Sosok tubuh kecil semampai itu sudah terlihat didepan mengantri didepan Azfer. Azfer lalu berjalan ke belakang Liana, dia ikut mengantri ice cream. Lalu setelahnya Liana dengan antusiasnya berbalik tampa melihat dulu. "Opssss sorrry sorry" ia terburu-buru mengelap ice cramnya yang tumpah dibaju Azfer. tanpa ia memperh atikan siapa orang didepannya /. "Maaf kan, saya tu-" dia melihat keatas dan ya mata Azfer, bertemu pandang dengan Liana. bahkan dia seakan ingin menelan apa saja yang ada didepannya, termasuk Liana. "Pak Azfer, maaf" katanya sekali lagi pandangan Azfer dingin dan datar, muka Liana berubah pucat, wajahnya memelas. Mert tiba-tiba datang dari arah berlawanan. "Ada apa An?" Liana langsung menoleh pada laki-laki yang baru saja datang itu. Dia menangkap gelagat yang kurang baik antara Liana da

Latest chapter

  • Cinta di Bumi Turky   ENDING

    Author POV Azfer telah bersiap untuk pulang hari ini, dia tersenyum lembut ke Istrinya-Liana, wanita yang sedang membereskan semua barang itu terlihat sangat sibuk, beberapa kali dia mondar mandir untuk mengecek barang-barangnya. "sayang..." Azfer memangil dengan suara yang lembut sekali. Liana menoleh dalam mode pelan, matanya mengerjap beberapa kali ketika bertemu dengan manik mata suaminya. "ada apa sayang?" tanyanya, dia sedang serius dan berkonsentrasi penuh. Azfer tersenyum sekilas lalu mengeleng pelan. "kamu jangan terlalu capek" ucapnya, Liana kemudian tersenyum dan menghampiri suaminya itu. Liana tentu saja tidak memperbolehkan Azfer untuk ikut serta membereskan semua barang-barang, kesehatanya belum sepenuhnya pulih. "aku kayak De-javu ya, kayak adengannya kebalik gitu" Liana lalu tertawa berderai, Azfer ikut tersenyum lebar mendapati tawa istrinya yang renyah itu. "dulu kamu yang kayak gini di Ista

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DELAPAN PULUH LIMA

    Liana POVaku tidak pernah menyangka akan melibatkan diriku pada urusan yang sangat pelik ini, ku pikir semuanya akan terkendali. nyatanya tidak satupun yang dapat ku kendalikan.Suamiku terbujur dengan peralatan medis di sekujur tubuhnya, bahkan tadi aku bergetar hebat ketika menelephone ibuku dan mama Dilara, entahlah apa yang akan mereka katakan padaku nanti, Mama bahkan menangis hebat dan langsung memesan penerbangan ke Indonesia malam ini juga, tapi jarak istanbul-Indonesia yang mencapai hampir delapan jam perjalanan udara.dokter sudah memeriksa Azfer tadi dan melakukan tindakan operasi cepat, kalau Azfer dapat melewati masa kritisnya dalam waktu kurang dari 24 jam kemungkinan dia akan sembuh lebih besar, tapi lain lagi jika ia tidak dapat melewati masa kritis, mungkin aku harus bersiap dengan kemungkinan terparah.aku menekan-nekan ponselku sebentar aku menghubungi Ismet, mukanya langsung muncul dalam layar ponselku ketika panggilanku dijawab

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DELAPAN PULUH EMPAT

    Author Pov Mobil metalik hitam jenis sedan keluaran terbaru itu, memasuki area istana gubernur Jawa barat, lebih tepatnya di kota kembang Bandung. Seorang dengan pakaian formal berwarna merah berkelas menuruni mobil tersebut, lalu mobil dibelakangnya juga mengikuti, seorang berwajah sangat rupawan di ikuti seorang pria paruh baya keluar dari mobilnya. "Ibu Liana" panggil Sancar "Iya pak" wanita itu menjawab dengan santai, siapa lagi kalau bukan Liana. "Bagaimana persiapan untuk presentasinya?" "Sudah saya siapkan pak" katanya mantap, kedua laki-laki itu saling pandang dan mangut-mangut sekilas, kemudian mereka berjalan memasuki gedung besar itu di ikuti Liana dibelakang mereka. -- Pertemuan itu berjalan dengan sangat baik, bahkan tidak ada kendala yang berarti bagi pihak AHA, sumber daya manusia indonesia yang mengelola pertanian sangat besar apalagi dijawa barat, gubernur sangat senang atas inve

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DELAPAN PULUH TIGA

    Author POV Lampu merah itu terjadi sangat lama dipertengahan jalan, kini mobil sudah sampai pada jalan palgura mobil mengerem mendadak, membuat Xavi hampir tersungkur kedepan. "Akhh.... " ucapan Xavi terputus setelah beberapa orang berkaos hitam mengendor pintu mereka. Ada empat orang sekarang yang mengerumuni mobil mereka. "Buka pintunya!!!" teriaknya lantang, sebuah pistol sudah ditodongkan tepat disamping kaca, memaksa ujang langsung tiarap. "Buka sebelum semua orang berkerumun Nona!!!" Teriak yang disamping Xavi, dengan cepat Ujang membuka kunci pintu mobil, dan dengan cepat orang-orang itu membuka mobil dan memaksa Xavi keluar. "Ikut kami baik baik nona" kata mereka dengan halus Xavi yang tidak mengerti bahasa

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DELAPAN PULUH DUA

    Author POV Dipulau Bali, Xavi terlihat berjalan santai didekat pantai Kuta, ia sering menikmati matahari dipantai cantik itu, tidak sulit untuk menginjakkan kaki setiap hari dipantai itu, karena jarak rumah yang dibangun Liana dikuta tidak jauh dari pusat gemerlap pantai kuta. Langkah kakinya berjalan telanjang menyusuri pantai yang penuh dengan turis dari berbagai negara itu, dia senang karena tidak perlu bersapa atau ramah pada orang-orang itu karena toh orang-orang itu juga tidak mengenalnya, dia juga tidak ingin mengenalkan dirinya ke semua orang, anggap saja, dia ingin melarikan diri dari kenyataaan bahwa orang yang telah mengisi hatinya bukan orang yang pantas untuk dia temani. Lalu Xavi duduk pada pasir putih, setelah matahari terbit dari arah barat dia beranjak dari tempat duduknya, dia berniat ingin kembali ke rumah, mungki n asisten rumahnya yang di

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DELAPAN PULUH SATU

    Author POV Welcome Soekarno-Hatta Akhirnya Arslan, Azfer dan Liana tiba dibandara Soekarno-Hatta, ibu Liana-Sumarni terlihat menunggu di penjemputan bandara bersama Sari, wajah mereka terlihat berbinar binar, Liana dan Azfer menggeret koper mereka, sedangkan Assisten mereka dan Arslan sedang berjalan kedepan. "Itu mereka Sari" kata Sumarni pada Sari, mata Sari langsung memandang ke arah kedatangan dan benar saja Azfer dan Liana terlihat tersenyum manis dari kejauhan, dengan cepat Sumarni menghampiri ke empatnya. "Sayang" Liana langsung memeluk ibunya begitu dekat, Azfer memeluk sari sekilas, merek bergantian berpelukan. "Ibu kangen nak" katanya disertai lelehan air mata dari sudut matanya.

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN DELAPAN PULUH

    Liana POV Deru mobil Azfer terdengar memasuki lobi, kantor ini tidak besar dan pegawaiku juga tidak banyak, jadi ada tamu yang masuk hanya mampir saja kami akan langsung tau, Azfer seperti biasa dengan ramahnya dia menyapa pegawai lalu gagang pintu terbuka lebar "Tünaydın sweety" "Tünaydın sweet heart" aku langsung memeluknya, senyumanya merekah dan indah "Bagaimana tadi pertemuanya" "Duduklah dulu, teh kopi?" Tawarku "Kopi saja" lalu duduk disofa tamu Aku beranjak ke mesin coffe untuk membuatkaanya moccacino, setelah selesai aku segera menghampirinya dan meletakkan moccacino nya d

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN TUJUH PULUH SEMBILAN

    Liana PoV Bagaimana dia bisa mengenalku? Tanyaku pada diri sendiri, aku mencoba tersenyum untuk orang satu ini. "Iya saya, ada yang bisa saya bantu Sancar bey?" Tanyaku pada orang yang baru saja memangil namaku. "Anda lawyer AHA?" Dia tersenyum ramah padaku, jelas dia bukan orang yang bisa ramah kepada siapapun, cenderung wajah yang dingin, tapi kenapa dia bisa sangat ramah dan tau namaku?. "Iya benar pak" kataku, Oemar didisampingku hanya diam memperhatikam kami, sekilas dia melirikku dari sudut matanya, Sancar mendekat. "Saya permisi dulu ibu Liana" kata Oemar dia memang agak gelisah sejak Sancar memangilku baru saja. "Oh, iya pak Oemar terima kasih, nanti s

  • Cinta di Bumi Turky   BAGIAN TUJUH PULUH DELAPAN

    Liana POV "Selamat siang... " aku berdiri didepan seorang resepsionist. "Selamat siang ibu Liana, rapatnya sudah dimulai, ada di lantai Lima" sebegitu seringnya aku kesini sampai-sampai resepsionist itu mengenal wajahku. "Terima kasih" jawabku tersenyum "Ibu Liana..." seseorang memanggilku dari belakang, aku menoleh rasanya tidak asing dengan suara itu, seorang laki laki tampan bertubuh tegap tersenyum padaku. "Oemar" kataku lalu mengulurkan tangan, dia tersenyum manis. "Bagaimana kabarmu?" lanjutku "Baik baik" jawabnya tersenyum lalu pintu lift membuka, kami langsung masuk

DMCA.com Protection Status