Share

Chapter 59

Penulis: Yen Lamour
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pada akhirnya, Elian memberi izin dan memerintahkan pengawalnya untuk menyambut Leonel di lobby, lalu membawa pria itu naik ke penthouse-nya.

“Kenapa duduk di sana?” Elian mengangkat alisnya ketika melihat Maylin menuju sofa yang terletak tepat berhadapan dengan sofa yang didudukinya. “Kemarilah! Duduk di sini!” titahnya seraya menepuk sofa di sebelahnya.

“Apa bedanya duduk di sini atau di sana?” Maylin menatap Elian heran.

“Sofa itu diperuntukkan untuk tamu.”

“Oh ya? Sejak kapan sofa ruangan ini dibedakan, yang mana untuk tamu dan yang mana untuk pemilik rumah, huh?” Maylin mendelik seraya bersedekap. Sepasang matanya menatap Elian sinis.

“Hanya berlaku saat pria itu datang bertamu. Tentu saja aku berharap ini adalah kunjungannya yang pertama dan terakhir. Aku tidak suka kediamanku didatangi orang seperti dirinya.”

Hah! Seandainya saja identitas kak Leo boleh dibocorkan, aku mau lihat apakah kau masih berani bersikap seperti itu terhadap orang seperti kak Leo! Cibir Maylin dalam hati
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta dan Dendam   Chapter 60

    “Tapi Kak Leo, aku tidak kenal Crusio. Kenapa mereka mengincarku?” tanya Maylin dengan panik. Bahaya sedang mengintai dirinya yang sedang menjadi target mafia kejam itu.“Sesungguhnya, aku menyimpan satu rahasia darimu, Sweety ….” Leonel menjeda untuk sesaat. Sepasang netranya menatap Elian penuh menyelisik. Ia tengah menunggu reaksi dari pria blasteran itu.“Sama seperti struktur organisasi resmi, dalam dunia gelap seperti kami ini juga memiliki struktur itu untuk melihat siapa sajakah yang berperan dalam organisasi ini. Mulai dari anggota yang paling tidak berpengaruh sampai anggota yang paling mematikan. Salah satunya dinamakan sebagai underboss. Bisa dikatakan dia adalah orang kepercayaan langsung dari bos mafia itu sendiri. Ketika bosnya memberi perintah, maka seorang underboss harus memastikan perintah tersebut dijalankan seluruh anggotanya ….” Kembali Leonel menjeda ucapannya.“Lalu?” Maylin terlihat tidak sabar.“Dia … underboss Crusio pernah mencoba membobol sistem dark web u

  • Cinta dan Dendam   Chapter 61

    “Jika pertanyaan itu seputar hal umum, silahkan!” Setelah hening beberapa saat, akhirnya Elian membuka mulutnya.“Kenapa? Kau takut?” Leonel mengangkat satu alis.“Tidak! Hanya saja hubungan pertemanan kita tidak seakrab sampai mengharuskan kita bisa berbagi cerita apa saja.”“Apa kau memiliki rahasia, Elian?”“Tidak!” elak Elian terlalu cepat hingga Leonel menarik sudut bibirnya ke atas.“Kau tahu jelas maksudku, Elian Grayson Carter. Seapik mungkin sebuah rahasia, suatu saat pasti akan terbongkar juga.”Mendengar kalimat itu kian mengetatkan rahang Elian dan giginya terkatup rapat. Mencoba berusaha sekuat mungkin menahan emosinya yang sudah dikuras habis oleh pria di hadapannya saat ini.Sudah cukup basa-basinya. Batin Elian. Bibirnya hendak bergerak, mengusir pria pemilik iris mata cokelat terang hazel itu. Akan tetapi, pria itu mengalihkan topik pembicaraan dan dengan terpaksa Elian mengurungkan niatnya.“Oh ya, kudengar minggu depan akan ada parade kostum Halloween. Apakah kau tu

  • Cinta dan Dendam   Chapter 62

    Elian menahan diri untuk tidak langsung membentak dan memaki Valo Wren Osborn. Ia hanya menekan giginya kuat-kuat untuk tidak melakukan apa yang otaknya inginkan.Maylin bukan seorang wanita penggoda, juga tidak seperti wanita lainnya yang mengincar harta. Terlebih wanita itu menaruh dendam pada keluarga Osborn. Mustahil rasanya wanita itu tiba-tiba bersedia berkencan dengan Valo, maka hanya satu jawabannya. Valo memaksa wanita itu agar mengabulkan permintaannya.“Aku tidak tahu akan sepagi ini kau kembali dari tugasmu, Elian.” Suara Valo kembali terdengar, membuat lamunan Elian buyar.“Aku langsung pulang begitu mendapat kabar seseorang kabur dari penthouse yang dijaga ketat oleh beberapa bodyguard yang terlatih. Apakah kak Valo bisa menebak pikiran yang berada di dalam kepalaku saat ini?” tanya Elian seraya memasang wajah datar seperti biasanya.“Kau sedang mencurigaiku?” Valo berbalik tanya disertai satu alis terangkat. “CCTV rumahmu tidak rusak, ‘kan?”“Jika tidak, bagaimana mungk

  • Cinta dan Dendam   Chapter 63

    Sekuat mungkin Maylin menahan kedua netranya agar tidak membelalak melihat mobil sport hitam jenis Lamborghini Veneno dengan sebuah logo huruf S di badan mobil. Namun, apa daya dirinya yang hidup di kalangan biasa. Ia pun tidak bisa menampik penampilan yang sempurna dari salah satu mobil yang termahal serta termewah di dunia.“Kau akan mengemudikan kendaraan ini sendiri sampai ke tempat tujuan? Seriuosly?” tanyanya sembari menatap kagum pada body mobil canggih itu.“Tidak.” Valo terkekeh. “Akan kubuat acara kencan kita paling berkesan di antara kencan lain yang pernah kau lakukan.”Maylin berdengkus malas. “We’ll see.”Valo tergelak, lalu membawa Lamborghini-nya membelah jalanan kota London. Dengan kecepatan yang sangat tinggi yang dimiliki mobil supercar ini, serta kepiawaian Valo menyetir mobil bagaikan seorang pembalap dengan manuver tidak terduga dan salip menyalip, menjadikannya begitu percaya diri. Ia hanya sekadar ingin pamer kelihaiannya pada wanita di sebelahnya saat ini.Nam

  • Cinta dan Dendam   Chapter 64

    “Siapa nama bosmu?” Leonel kembali melayangkan pertanyaan. Namun, sebelum mendapatkan jawabannya, darah menyembur keluar tiba-tiba dari mulut sang tawanan, kemudian tak sadarkan diri. “Bawa pria ini ke tempat kita dan panggil dokter! Nyawanya masih kubutuhkan!”Dengan segera anak buah Leonel melaksanakan perintahnya.“Nona Pramanta berada dalam bahaya, Tuan. Apakah lebih baik kita beri tahu tuan Carter tentang hal ini?” tanya Dalbert kini telah berdiri di samping Leonel.Tampak Leonel tengah berpikir keras dengan mengernyitkan dahi dan alisnya. “Aku dapat merasakan perasaan tidak suka yang kuat darinya setiap kali bertemu denganku, Dalbert. Dia tak akan mau mendengarkan perkataanku.”“Tapi … sepertinya dia masih merahasiakan hal itu sampai sekarang, Tuan.”Leonel memandang kaki tangan kepercayaannya itu dengan ragu. “Apa kau yakin?”Seulas senyum muncul dari bibir Dalbert. “Bolehkah saya ikut bersama Anda meramaikan parade Halloween?”“Sure!” Leonel membalas dengan senyum lebar, membe

  • Cinta dan Dendam   Chapter 65

    Valo dan Maylin segera turun dari jet, lalu di bawah jet telah ditunggu oleh beberapa pria berpakaian serba hitam dan juga sebuah limousine siap mengantar mereka.“Sama seperti Elian. Pengusaha terkenal seperti kami memang membutuhkan jasa bodyguard untuk melindungi kami dari ancaman,” ujar Valo menjelaskan ketika mendapati tatapan Maylin mengarah ke pengawalnya.Maylin bersikap tak acuh, lantas masuk ke dalam limousine tanpa sepatah kata. Tidak berselang lama, mobil perlahan bergerak meninggalkan parkiran pesawat. Sepanjang perjalanan Maylin tidak berhenti menatap pemandangan dari luar jendela mobil.Sekelilingnya didominasi daun-daun beragam warna yang melekat di dahan-dahan pohon, juga rerumputan hijau dan sinar matahari yang memancar serta awan yang berlapis hingga terlihat seperti bulu halus menjadi perpaduan yang indah hingga mencuri perhatian bagi siapa saja yang melewati sekitarnya. Dan juga sebuah kastil yang cukup megah dan terkenal, yakni Bamburg Castle. Beberapa kali Mayli

  • Cinta dan Dendam   Chapter 66

    “Kembali? Absolutely is no!" jawab Maylin sembari bersedekap. "Apakah kau pernah mendengar sebuah kereta akan mengemudikan balik ke stasiun yang telah mereka lewati hanya untuk mengangkut penumpang yang telat? Begitu pun dalam kamus hidupku. Tak akan kembali ke titik awal setelah melewatinya. Jika kau takut, pergilah. Aku bisa melanjutkannya sendiri. Tantangan ini sangat menyenangankan!” imbuhnya penuh semangat.Namun, baru beberapa langkah tubuhnya kembali menabrak dinding kaca tersebut. Tak hanya sekali—dua kali, hingga emosi wanita itu mulai terlihat dengan mengumpat setiap kali dirinya tertabrak.“Berhenti menertawaiku, Jerk!” Maylin menggeram kesal lantaran Valo tergelak kencang melihatnya berulang kali gagal mencari jalan di saat bersamaan tubuhnya menabrak kaca.“Perlu bantuan?” ujar Valo di tengah-tengah tawanya.Akan tetapi, sifat keras kepala yang begitu mendarah daging dalam diri wanita itu kontan menolak begitu saja. Ia ingin dengan caranya sendiri menaklukkan tantangan te

  • Cinta dan Dendam   Chapter 67

    Tidak berapa lama kemudian, sepasang netranya membelalak. “No way! Tiket broomstick training! Seriously?” pekik Maylin dengan nada tidak percaya.“Tiket ini sangat terbatas. Aku mendapatkannya dengan susah payah karena diprioritaskan untuk pengunjung berusia 6 hingga 16 tahun. Jika kau mau berterima kasih padaku, cukup berhenti bersungut padaku. Deal?”Maylin melipat kedua tangannya. “Kau sendiri yang memulainya. Sudah kuperingatkan, aku bukan wanita murahan seperti wanita-wanita yang pernah bersamamu.”“Baiklah, aku mengaku bersalah. Maafkan aku, okay?” ujar Valo sembari mengulas senyum bersalah. Sedetik kemudian, dirinya terkejut setelah menyadari kalimat apa yang baru saja ia lontarkan. Kalimat itu meluncur begitu saja, tanpa direncanakan. Meskipun begitu ia tetap ingin terlihat tenang di hadapan wanita itu.Would somebody mind telling me, what the bloody hell’s going on? Valo memaki dalam hatinya.Maylin menghela napas pasrah. “All right! Aku tidak mau merusak suasana hatiku yang

Bab terbaru

  • Cinta dan Dendam   Chapter 73

    “Aku tidak menuntut banyak penjelasan saat tahu kalau kau sudah mengetahui dari Vlora, rahasia yang selama ini kusimpan rapat-rapat, lalu perubahan sikapmu setelah kita berada di kota ini ….” Maylin menjeda sejenak. Sepasang netranya menatap Elian penuh menyelisik, menunggu reaksi dari pria blasteran itu. “Bahkan, tanpa sepengetahuanku kau menutupi identitas keluargaku agar tidak diketahui Valo,” imbuhnya.Melihat ekspresi kedua mata abu-abu itu tersentak kaget, Maylin menemukan jawabannya. “Kau begitu misterius, Elian. Namun, aku tak akan protes karena itu adalah privasimu. Jadi, aku harap kau pun juga bisa menghargai privasiku.”Keheningan memenuhi mereka, kemudian melanjutkan sarapan dalam diam. Sampai ketika Maylin bangun dari kursinya dan membawa peralatan makan hendak mencucinya, suara Elian memecahkan kesunyian di antara mereka.“Semua yang kulakukan, terlepas dari baik atau buruk ….”Maylin memutar tubuhnya menghadap Elian. Kedua mata mereka kini saling bertemu. Sepasang iris

  • Cinta dan Dendam   Chapter 72

    [Yeah, Deon menyuruhku menghapus semua data kalian untuk berjaga-jaga bila seseorang ingin mencari tahu tentang Frans Pramanta.]“Kalian yang dimaksud apakah mama, Rayla, juga tante Fifi?” Maylin mendelik, terkejut mendengar jawaban Leonel.[Seluruh keluargamu, sweety, termasuk Frans Pramanta. Ada apa? Dari mana kau mengetahuinya?]Serentetan pertanyaan itu menguap begitu saja dari bibir Leonel.“Kalau begitu, apakah diam-diam kak Leonel juga meretas database yang ada di dalam sistem perusahaan Elian, menghapus nama-nama keluarga yang kucantumkan di sana?” Alih-alih menjawab, Maylin balik bertanya. Tidak menutup kemungkinan Leonel melakukannya sebab pria itu memang ahli di bidang tersebut.Tidak ada suara jawaban dari pria itu. Maylin menjauhkan ponsel dari telinganya dan menatap layarnya sejenak mencoba memastikan. Masih tersambung.Maylin menempelkan kembali ponsel di telinga kanannya. “Halo? Kak Leo? Apakah kau masih berada di sana?”[Bukan aku.]“Apa maksudnya?” Dahi Maylin menger

  • Cinta dan Dendam   Chapter 71

    “Jawaban seperti apa yang ingin kau dengar?” Elian balik bertanya dengan datar, “Kak Sio.”“Kau pasti memiliki alasan untuk melakukannya. Aku ingin tahu apa alasan itu.” Sio tersenyum tipis.Suasana menjadi hening beberapa saat. Elian hanya bergeming menatap Sio, menunggu pria itu memutuskan hukuman apa yang harus diterimanya sebagai konsekuensi melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi mereka.“Wanita itu … apakah dia yang menjadi alasanmu mengenyahkan bodyguard-mu sendiri?”Pertanyaan itu sukses membuat ekspresi wajah Elian berubah menjadi tegang. Hanya sesaat, karena sepersekian detik kemudian, ia kembali memasang wajah datarnya.Sio menyeringai menatap Elian. “Apakah uncle sudah tahu?”“Tidak,” jawab Elian singkat. Bagaimanapun juga, ia harus menyelamatkan posisi ayahnya yang telah mencoba menyembunyikan segala perbuatannya.Sio menghembuskan kembali asap rokoknya ke udara. “Kau tahu kalau aku memberikan kepercayaan penuh padamu, bukan? Terus terang aku sangat kece

  • Cinta dan Dendam   Chapter 70

    Mendengar satu nama itu disebut, berhasil melenyapkan ketenangan yang baru saja Maylin dapatkan dari efek alkohol itu. Seketika tubuhnya menjadi kaku. Jantungnya seolah berhenti berdetak. “Kedua orang tuaku ….” Maylin berhenti sejenak.Padahal, ia telah mengubur dalam-dalam semua kenangan yang mengingatkannya pada kebahagiaan sekaligus kepedihan ke dalam lubuk hatinya. Namun, hanya sepersekian detik buih-buih kenangan yang telah lama terpendam itu mendadak berhamburan.Kepalanya tertunduk dalam, berusaha keras menahan rasa sesak serta amarah di dadanya dengan mengepal erat kedua tangannya di bawah meja hingga kuku-kukunya menusuk telapak tangannya.“Mereka membuangku ketika usiaku sepuluh tahun,” ucap Maylin melanjutkan. Kebohongan itu keluar dari mulutnya begitu saja.Kau tidak sepenuhnya berbohong, Lin. Bajingan itu memang meninggalkan kalian terhitung sudah empat belas tahun. Sebuah suara bergema di dalam benaknya.“Bolehkah aku tahu, apa yang telah terjadi?” tanya Valo.Ada keseri

  • Cinta dan Dendam   Chapter 69

    Di depan lorong satu-satunya akses menuju ruang restoran, seorang wanita dengan rambut bergelombang cokelat dan seorang petugas terlihat tengah saling melempar argumen sementara seorang pria lain dengan balutan setelan jas biru dongker-nya berdiri di sebelah wanita itu.Ia hanya diam seraya mendengarkan perdebatan kedua orang dewasa itu yang terus berlanjut. Tidak peduli orang-orang yang berlalu lalang, menoleh ke arah mereka, sebelum kemudian memandang dirinya dengan tatapan memuja.Penampilannya dengan setelan resmi, membungkus tubuhnya yang sempurna. Wajah tampan maskulin, garis rahang yang tegas adalah perpaduan sempurna yang diidam-idamkan seluruh kaum adam di seluruh dunia sekaligus menggoda kaum hawa di saat yang bersamaan.Seolah Tuhan sedang bahagia ketika menciptakannya. Tampan. Kaya. Benar-benar godaan yang terlalu sulit untuk tidak menaruh perhatian, terkecuali Maylin Pramanta. Hanya wanita itu yang tidak terpesona pada seorang Valo Wren Osborn.“Apakah Anda tidak mengerti

  • Cinta dan Dendam   Chapter 68

    Entah sudah berapa lama, Valo masih belum juga kembali. Pria itu hanya menyuruhnya agar menunggu di dalam mobil hingga akhirnya Maylin merasa bosan dan mengambil ponsel untuk mengusir kejenuhan tersebut. Dilihatnya hasil foto yang ada di kameranya seraya senyum-senyum sendiri.Ia kemudian mengirimkan beberapa foto kepada Rayla, bermaksud memamerkan kepada sang kakak. Tidak lama setelah foto terkirim, pesan masuk pun berbunyi.[Elian membawamu ke tempat lokasi syuting film legendaris Robin Hood dan Harry Potter? Kau sangat beruntung, adikku! Akan tetapi, kau menjadi sangat amat menyebalkan! Aku juga ingin berkunjung ke sana!]Maylin terkikik membaca balasan dari Rayla, lalu menggerakkan jemarinya di atas layar ponsel, mengetik sederet kalimat.[Mintalah pada kak Deon. Suami tercintamu itu tanpa ragu-ragu pasti mengabulkan keinginanmu. By the way, bukan Elian yang membawaku pergi, tetapi teman baruku.]Jemarinya berhenti bergerak untuk sejenak. Membaca sekali lagi pesannya sebelum menek

  • Cinta dan Dendam   Chapter 67

    Tidak berapa lama kemudian, sepasang netranya membelalak. “No way! Tiket broomstick training! Seriously?” pekik Maylin dengan nada tidak percaya.“Tiket ini sangat terbatas. Aku mendapatkannya dengan susah payah karena diprioritaskan untuk pengunjung berusia 6 hingga 16 tahun. Jika kau mau berterima kasih padaku, cukup berhenti bersungut padaku. Deal?”Maylin melipat kedua tangannya. “Kau sendiri yang memulainya. Sudah kuperingatkan, aku bukan wanita murahan seperti wanita-wanita yang pernah bersamamu.”“Baiklah, aku mengaku bersalah. Maafkan aku, okay?” ujar Valo sembari mengulas senyum bersalah. Sedetik kemudian, dirinya terkejut setelah menyadari kalimat apa yang baru saja ia lontarkan. Kalimat itu meluncur begitu saja, tanpa direncanakan. Meskipun begitu ia tetap ingin terlihat tenang di hadapan wanita itu.Would somebody mind telling me, what the bloody hell’s going on? Valo memaki dalam hatinya.Maylin menghela napas pasrah. “All right! Aku tidak mau merusak suasana hatiku yang

  • Cinta dan Dendam   Chapter 66

    “Kembali? Absolutely is no!" jawab Maylin sembari bersedekap. "Apakah kau pernah mendengar sebuah kereta akan mengemudikan balik ke stasiun yang telah mereka lewati hanya untuk mengangkut penumpang yang telat? Begitu pun dalam kamus hidupku. Tak akan kembali ke titik awal setelah melewatinya. Jika kau takut, pergilah. Aku bisa melanjutkannya sendiri. Tantangan ini sangat menyenangankan!” imbuhnya penuh semangat.Namun, baru beberapa langkah tubuhnya kembali menabrak dinding kaca tersebut. Tak hanya sekali—dua kali, hingga emosi wanita itu mulai terlihat dengan mengumpat setiap kali dirinya tertabrak.“Berhenti menertawaiku, Jerk!” Maylin menggeram kesal lantaran Valo tergelak kencang melihatnya berulang kali gagal mencari jalan di saat bersamaan tubuhnya menabrak kaca.“Perlu bantuan?” ujar Valo di tengah-tengah tawanya.Akan tetapi, sifat keras kepala yang begitu mendarah daging dalam diri wanita itu kontan menolak begitu saja. Ia ingin dengan caranya sendiri menaklukkan tantangan te

  • Cinta dan Dendam   Chapter 65

    Valo dan Maylin segera turun dari jet, lalu di bawah jet telah ditunggu oleh beberapa pria berpakaian serba hitam dan juga sebuah limousine siap mengantar mereka.“Sama seperti Elian. Pengusaha terkenal seperti kami memang membutuhkan jasa bodyguard untuk melindungi kami dari ancaman,” ujar Valo menjelaskan ketika mendapati tatapan Maylin mengarah ke pengawalnya.Maylin bersikap tak acuh, lantas masuk ke dalam limousine tanpa sepatah kata. Tidak berselang lama, mobil perlahan bergerak meninggalkan parkiran pesawat. Sepanjang perjalanan Maylin tidak berhenti menatap pemandangan dari luar jendela mobil.Sekelilingnya didominasi daun-daun beragam warna yang melekat di dahan-dahan pohon, juga rerumputan hijau dan sinar matahari yang memancar serta awan yang berlapis hingga terlihat seperti bulu halus menjadi perpaduan yang indah hingga mencuri perhatian bagi siapa saja yang melewati sekitarnya. Dan juga sebuah kastil yang cukup megah dan terkenal, yakni Bamburg Castle. Beberapa kali Mayli

DMCA.com Protection Status