Share

Bab 110

last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-28 12:26:03

"Hhh... cucu manisku ini begitu merindukan Orang tua kandungnya?" Celetuk Kun mulai gemas dengan tingkah cucu kesayangannya itu.

"Opa--"

"Kesini sama Opa, nak. Kita makan kue yang di suguhkan Nenek Nia dulu sambil menunggu Daddy kembali."

"Cidak, na-na-na, Daddy.." pekik anak itu kekeuh sambil menunjuk kearah tangga, kedua mata tajam coklatnya yang tiba-tiba hendak memerah membuat Kun terkejut dan langsung mendekati Darrell yang tengah bersih keras ingin naik kelantai dua.

"Bilal, kenapa kamu tidak lagi menjadi anak penurut seperti Daddy Izzu, hm?" Kata Devanya berusaha keras menahan Darrell yang sudah keluar sikap keras kepalanya.

"Daddy... Mommy..." teriaknya spontan dan langsung menangis histeris dalam pelukan Opanya. Anak itu seolah-olah benci dengan siapapun yang mencoba menahannya untuk berkeliling didalam rumah tempat kelahirannya sendiri.

"Tidak apa-apa, sebaiknya jangan menahan cucuku lagi, dia mungkin mengira Daddy dan Mommy

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 111

    Diruang tamu tampak Devanya gusar sendiri sambil melihat-lihat kearah tangga, tak ada yang bisa ia pungkiri jika cucu angkatnya itu begitu berani meminta naik ke lantai atas. Walaupun dia baru tahu jika Darrell adalah cucu Mr. Huang Fu namun Devanya masih ragu, mengingat wajah anak itu begitu mirip dengan Izzuddin dan ada sedikit ada kemiripan dengan Arsyilla. 'Ya Allah, semoga saja Bilal cepat turun sebelum pemilik rumah kembali.' Sementara seorang pria paruh baya tampak asyik dan bersantai sambil mencomot kue dango (kue Jepang berbentuk bulat seperti bola kecil dan dimatangkan dengan cara dikukus atau direbus di dalam air), jujur saja pria paruh baya yang bernama Jeremy Elbarak itu cukup menggemaskan saat mencoba satu persatu kue unik yang Dania sajikan dimeja. Dania juga tampak antusias menyuapi Lian, pemuda berusia lima belas tahun dengan sebuah dessert bananas foster amaretto. Kalau di Indonesia semacam manisan atau kolak pisang yang d

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-29
  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 112

    Belum juga Jeremy bertanya banyak hal tentang negara kelahiran keponakan menantunya itu yaitu Negeri Tirai Bambu itu, yang merupakan Negara militer terkuat No.3 setelah Frederal Russia dan AS. Terdengar ucapan salam dari seseorang namun karena cengkeraman tangan istrinya membuat pria paruh baya itu mengerutkan kening tanda bingung. "Assalamu'alaikum." Suara seorang lelaki menyeru secara tiba-tiba, membuat Lian menghentikan penjelasannya pada Jeremy. "Ada apa, Bun? Kalau pegang itu jangan keras-keras, lengan Ayah sakit." Omel Jeremy pada istrinya, seolah tidak mendengar ucapan salam barusan. "Wa'alaikum salam." Jawab Lian kemudian pemuda itu beranjak dari duduknya mengabaikan tingkah aneh dua pasang paruh baya itu mengomel dengan masalahnya sendiri. "Lian, kamu disini?" Tanya perempuan yang baru datang dengan suaminya itu. "Iya, Lian bersama Darrell kesini, Aunty." "Darrell? Dia ada disini? Tapi--" tanya perempuan sambil menelusuri seti

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-30
  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 113

    "Kak--" "Huff.. ternyata begini rasanya morning sickness, sungguh-- kenapa calon bayiku itu begitu menyiksaku." Desah lelaki itu dengan wajah lelah sambil menatap wajah tampannya di cermin, seolah tidak mendengar panggilan istrinya. Janggungnya tampak naik-turun saat ketika melihat wajah lelahnya tercetak jelas disana, Izzuddin merasa apakah seperti ini yang istri mungilnya itu rasakan saat mengandung putra pertamanya dulu. 'Arsyi-- maafkan Kakak, jika Kakak tahu rasanya morning sickness ini begitu menyiksa, Kakak tidak begitu memaksamu untuk mengandung anak Kakak.' Gumannya dalam hati, mengetahui rasanya begitu menyiksa seperti ini seharusnya dulu ia tidak terburu-buru, namun apa daya semuanya sudah terjadi. "Apa Kakak menyesal jika Syilla hamil anak Kakak, dalam waktu tak terduga." celetuk Syilla dengan mata berkaca-kaca, Izzuddin sempat terkejut ketika istrinya tiba-tiba berucap seperti itu. 'Astaga, wanita ini kebiasaan muncul tiba-tiba.'

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-31
  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 114

    "Mommy... Daddy..." teriak bayi laki-laki tiba-tiba menyeru, ketika Izzuddin akan menjahili Arsyilla habis-habisan didalam Paviliun sisi lainnya, lagi pula siapa yang berani memasuki ruangan tungku api pribadinya. Izzuddin yang melihat putra kesayangannya itu muncul tiba-tiba dalam gendongan Opanya hanya bisa menatapnya dingin, mungkin lelaki itu sedikit kesal ketika ia akan membuat istrinya ketakutan beralih perhatiannya langsung mengarah pada putra kecilnya. 'Pengganggu.' Desisnya dalam hati sambil melirik sinis ke arah Mr. Huang Fu. Tak hanya itu, Kun juga merasakan sosok lain Darren itu tampak kesal padanya, diam-diam pria paruh baya itu tersenyum mengejek seolah terkata. 'Rasakan pembalasan, Baba. Karena kamu sudah membuat cucu Baba ini seganas dirimu.' "Darrell, anak Mommy.." Pekik wanita itu dengan tatapan berbinar-binar ketika melihat putra semata wayangnya kembali dalam keadaan baik-baik saja. "Opa.. uyun-uyun.." pinta Darrell seperti

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-01
  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 115

    "Syilla ambil Bilal dulu." Tanpa menunggu jawaban Izzuddin, wanita itu langsung keluar dari mobil meninggalkan sang suami disana. Mengabaikan Izzuddin yang menatap tubuh mungilnya itu keluar dari mobil bahkan tanpa melihat untuk sekedar tersenyum pada suaminya sedikitpun. Sepertinya, perempuan itu tersinggung dengan ucapan suaminya barusan, bahkan-- Izzuddin menyadari sendiri jika selama ini Syilla tak pernah membahas tentang Ayah kandungnya, bisa dikatakan jika Arsyilla tidak mau berurusan dengan keluarga mendiang Ayahnya itu. "Arsyi, seharusnya kamu bisa memaafkan Ayah. Ya Allah, apakah suatu hari nanti aku bisa dengan mudah menerima permintaan maaf dari Ibu anak-anakku itu?" Guman Izzuddin frustasi, mengingat istrinya itu keras kepala dan tidak mudah memaafkan tanpa alasan yang kuat. Syilla berjalan agak cepat memasuki Paviliun milik Darren, belum sampai masuk sudah ada suara pria paruh baya yang memanggilnya dengan nama China. "Xiao fu--"

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-02
  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 116

    "Apa kamu mengijinkan, jika aku melakukan hal yang sama seperti yang Darren lakukan padamu dulu. Apakah kamu rela?" "M-maksud, Kakak--" "Aku hanya minta izin memisahkan kembar dari Mommy nya, jika mereka nanti lahir." sela Izzuddin tenang, setenang air danau dibawah pantulan matahari, tetapi terasa panas juga nyeri dihati Syilla ketika dengan tenang Izzuddin meminta izin akan memisahkan ia dengan bayi-bayi tak berdosa dari Ibunya setelah lahir. "K-kakak ingin membunuh Syilla sekarang, silahkan. Tapi, tolong jangan pisahkan Syilla dari anak-anak Syilla, Syilla tak ingin berpura-pura kuat lagi, sudah cukup Darren membuat Syilla tampak seperti boneka. Syilla mohon, Kak! Tolong-- tolong jangan lakukan ini--" Refleks lelaki itu memeluk tubuh mungil yang tampak bergetar hebat di sampingnya, Izzuddin tampak berkali-kali menciumi puncak kepala sang istri setelah menepikan mobilnya ditepi jalan. Sempat hanya ingin bercanda, namun ternyata hormon emosional wani

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-03
  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 117

    'Aborsi!!' "APA??" Teriak wanita itu terkejut bukan main. Izzuddin sontak membuang muka seolah menahan diri untuk tidak tertawa ketika menyaksikan mimik wajah terkejut Syilla, bahkan wanita itu sontak menatapnya sambil memeluk perutnya takut-takut. "Kakak nggak bercanda, kan?" "Ngapain juga bercanda." Jawabnya seserius mungkin sambil mengulum bibirnya agar tawanya tak meledak saat ini juga. "Jadi-- Kakak menjemput Syilla hanya untuk membunuh bayi kita, begitu?" "Yeah.. semacam itu." Jawab lelaki itu santai. Seketika perempuan itu tak beraksi apapun, Syilla langsung duduk meringkuk dekat pintu seolah menjauhi suaminya. Perempuan itu menunduk sambil memeluk perutnya, Syilla masih tidak menyangka jika suaminya itu akan menghilangkan nyawa calon bayinya sendiri-- sejenak memejam kedua matanya seketika perempuan itu melirik Izzuddin dengan lirikan tajam. "Berhenti melirik Kakak seperti--" "Diam." Titah Syilla mutlak,

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-04
  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 118

    Suara cambukan begitu bengis dan kejam terdengar begitu nyaring di ruangan bawah tanah, disertai suara rintihan kesakitan begitu mengalun merdu dari bibir seorang lelaki dewasa yang merupakan korban cambuk tersebut. Tawa seorang pemuda lumayan tampan juga terdengar seorang mengiringi teriakan kesakitan pria dewasa itu, seolah sudah lengkap sudah ketika suara penuh sakitan, suara tawa puas dan suara cambuk baja menyabet tubuh mangsanya dengan sadis. "A-am-pun... Trass... Aargghhh..." "Hhhh..." Bukannya berhenti si pencambuk malah semakin liar mencambuk tubuh lelaki itu dengan keji, seakan-akan ini mengingatkan jangan main-main dengannya jika tidak ingin menderita dengan siksaan. Cairan merah mucrat kesana kemari karena bekas cambukan begitu mengerikan, tubuh yang mulanya masih utuh kini sudah berantakan. Baju pria itu juga tampak kompang-komping seolah badut yang sedang memulai pertunjukkan. "Aarrghhh... ampuuunn... k-king.. aku mengaku

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-05

Bab terbaru

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 154

    "Jauhkan mawar sialan itu dariku," pekiknya dengan nada panik. "Kenapa? Mawar ini kesukaan cucu menantumu, kau--" "Aku mohon, tolong jauhkan mawar itu dariku.." pintanya dengan nada ketakutan ketika aku mendekatkan kelopak mawar itu tepat didepan wajahnya. "Darren, tolong! Maafkan aku, aku janji tak akan mengejar Xiao Fu dan anak-anakmu lagi, t--tolong, jauhkan itu dariku--" "Apa? coba panggil namaku dengan jelas." "D-Darren... t-tidakk.. maksudku.. King Frederich.. tolong--"Plakk...Suara tabrakan antara telapak tanganku dan pipi tirus penyihir tua itu terdengar renyah di pendengaranku, tubuh ringkih itu terlempar ke lantai cukup keras."Ulangi..""K-king.. tolong ampuni aku.. hiks..." pintanya memelas sambil mencuri-curi lirikan kearah mawar merah keemasan di tanganku ini.Senyum meremehkan ku tunjukkan dengan santai, berjongkok di depannya yang tampak tubuh kurus bergetar ketakutan. "Apa apa, Nenek? kenapa kau melihatku seperti itu?"Reveena hanya menggelengkan kepalanya lemah

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 153

    "Tidakkk... tolong lepaskan aku, Nek? Hiks.. hiks.. tolong kasihani aku, aku mohon--" "Hhh... kamu tidak akan bisa lari lagi, manis. Kembar tiga? Huhh.. akhirnya aku akan hidup kembali... hhh.." "A-apa maksudmu?" Suara bergetar Syilla terdengar memilukan di dalam sana, sementara aku hanya bisa menatap gelap pintu aneh ini. "Apakah kamu tidak sadar, jika mendiang kedua putrimu sudah ku jadikan tumbal, hm? Apakah si anak Iblis itu tidak memberitahumu?" Degg... "Tu- tumbal? Jadi...?" "Hhh... bagaimana? Sudah tahu? Dasar bodoh, apa kamu tahu, kamu hanya di jadikan alat untuk menghasilkan bayi yang akan menjadi tumbalku. Darren menghamilimu bukan karena cinta, tapi karena ingin membantuku untuk mendapatkan tumbal dari tubuhmu, hhhhh..." Sreeekkk... kedua mataku memerah menahan amarah, sejak kapan aku mengorbankan darah dagingku untuk wanita gila itu? "Sialan kau, Tua bangka.." umpatku tertahan. "Tidakkk... kamu tidak bisa mengambil bayiku lagi dengan paksa. Kamu... kamu.." "Apa? D

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 152

    Fengying langsung mendekat dan menatap penuh rindu kedua mata indah milik Arsyilla, namun perempuan itu masih cukup lemah untuk banyak bergerak. "Iya, Ge. Maafkan aku yang sudah merepotkan Gege--" "Jangan katakan hal itu lagi, kau adik perempuan kami satu-satunya. Kami hanya ingin memenuhi kewajiban kami sebagai Kakak laki-laki kamu." Belum juga Fengying menjawab, Faihung langsung mendekat dan mengusap pipi pucat Syilla dengan lembut. "Sekarang kondisimu masih terlalu lemah, sebaiknya kamu istirahat dikamar." "Tidak, Ge. Aku lebih nyaman seperti ini-- memeluk suamiku adalah tempat ternyaman ketika aku bangun." Syilla mendongak dan tersenyum manja sambil menatap wajah tampan lelaki yang memeluknya saat ini. Oh ayolah, tanpa malu-malu Syilla yang baru terbangun dari tidur cantiknya, malah dengan posesif memeluk pinggang sang suami, membuat Izzuddin tertawa kecil akan tingkah wanitanya itu. "Posesif.." bisik Izzuddin gemas.

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 151

    "Gege, apa yang harus kita--" "A life crystal capable of awakening him, but--" "What, the crystal of life? Then where are we going to get it? Isn't that kind of thing hard to---" "That rare life crystal exists only in Frederich's own family. We also don't need to think too deeply, because the crystal is currently in their son's hands. Darrell Frederich." Fengying mengenyit dengan sedikit linglung atas apa yang di ucapkan saudara kembarnya tersebut, selama bertahun-tahun mengenal sosok Darren Frederich sebagai kekasih Arsyilla, adik kecil mereka. Baru kali ini Fengying mendengar tentang batu kehidupan, apakah di dunia ini masih ada benda keramat seperti itu? Entahlah? "Ayah, izinkan saya untuk menjemput Darrell. Saya khawatir Bibi Arsyi tidak mampu tertolongkan, hm.. maafkan saya yang sudah berani menguping pembicaraan Ayah dan Paman, saya harap Ayah dan Paman mengerti maksud saya." Seru pemuda tampan tampak baru keluar dari bal

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 150

    Di dalam ruang keluarga paviliun milik Darren, sepasang suami dan istri paruh baya tengah lama terdiam menatap wajah kecil angkuh di depannya.Wanita paruh baya itu menatap suaminya sekilas kemudian menatap dalam diam anak kecil yang tengah asyik mengubah mainan rubiknya dengan tenang."Apa yang terjadi? Kenapa dia seperti itu?" Kun yang tidak tahan untuk bertanya, akhirnya menatap istrinya yang hanya diam sejak tadi."Sepertinya cucu kesayangan kita dalam suasana hati yang buruk."Mendengar kalimat singkat yang Aneska katakan tentang anak kecil di depannya, yang merupakan cucu laki-lakinya. Darrell Frederich. Pria paruh baya itu menghela napas berat kemudian menatap Darrell penuh arti."Jangan gegabah, dia masih terlalu kecil untuk mengerti permasalahan Orang tuanya. Otak dan hatinya masih kurang stabil dibandingkan dengan orang dewasa."Kun tak mengatakan apapun sebagai balasan, ia malah menaikkan salah satu alisnya. Aneska melanjutkan uca

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 149

    Faihung langsung meloncat dari ketinggian lima ribu tujuh puluh kaki tanpa alat bantuan keselamatan, seakan sudah biasa pria pucat itu terjun dari ketinggian tanpa takut tubuhnya akan remuk ketika jatuh kelantai bawah. Terdengar samar teriakan Lian memanggilnya, Faihung hanya tersenyum ketika mendengar itu. Tapp.. Begitu kedua pasang kaki jenjang Faihung berpijak diatas lantai kaki istana, suara retakan dahsyat terdengar begitu mengerikan namun retakan itu hanya terlihat begitu kecil jika dilihat. Darren yang tengah mengubah wujuh menjadi King Frederich yang sebenarnya malah acuh tak acuh dengan turunnya Faihung seolah dewa langit sedang turun. Wujud Monster manusia tersebut malah asyik mencabuti organ tubuh para prajurit tanpa henti. "Hentikan--" Belum sempat Faihung menyelesaikan ucapannya, sosok Monster itu malah melemparkan tubuh tak berdosa dua prajurit sekaligus ke arah Faihung dengan ringan. Faihung

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 148

    Lian menatap acuh tak acuh pertunjukkan yang terpapar jelas di kedua mata tajamnya, Eilert terlihat memberontak tak ingin kembali ketempatnya. Anak laki-laki itu terus berteriak kesetanan seolah dirinya nyaman dalam posisi setengah arwah seperti itu. "Tidak.. Paman Fai, aku mohon.." suara serak Eilerd tertengar memohon pada Faihung, namun pria pucat itu hanya menyeringai. "Kau bahkan belum lahir ke dunia, anak muda. Bertahanlah sedikit dan buang emosi gilamu itu." Kata Faihung mengingatkannya, Eilerd yang mendengarnya langsung mencoba melepaskan diri dari cengkeraman pria dewasa tersebut. "Tidak, Aku sangat benci penipu, penipu itu pantas mati. Aku.. aku harus menjaga Ibuku, lepas.. lepaskan aku.." "Lepas emosimu, El. Jika kau tidak melepaskannya, sampai lahirpun takdirmu tidak akan baik." Suara dingin dan santai dari arah Lian membuat Eilerd melototi pria muda itu sinis. "Apa pedulimu dengan takdir hidupku, kau bukan Tuhan. Jan

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 147

    "Apakah Mr. Watanake ada disana?" Darren bertanya dengan santai seolah serangan mendadak itu bukan apa-apa baginya. "Benar, Mr. Watanake sedang meluncur kesini bersama Mr. Joseph untuk melakukan serangan balik." "Bos.. Ernesta Luciano, adik perempuan Lucky ditemukan tewas dalam keadaan terpengal disalah satu gedung tua di pinggiran Kota Peterburg, kini aku sedang menyelidiki penyebab ..." "Lempar mayat sialan itu ke dalam kadang Patric." Sela Darren sedikit mengeram marah. Patric yang dimaksud adalah anjing besar seukuran serigala yang bertugas menjaga Kota Peterburg. Setiap dalam kota kekuasaan Frederich, Darren telah menugaskan sebangsa anjing, serigala dan singa untuk menjaganya. Dan, kali ini Darren cukup marah karena Patric tak menyadari kehadiran Ratu tuannya. "Siap laksanakan." Jawab si penelepon diseberang sana. Darren yang sedang kesal langsung melempar tatapan membunuhnya kedepan. "Rupanya akan ada pertumpahan darah d

  • Cinta Zuddilla: Izzuddin and Arsyilla   Bab 146

    Pria pucat itu hanya meliriknya dengan tenang, Izzuddin langsung menoleh ke arah salah satu pintu Mansion rasaksanya. Di sana terdapat sosok pria janggung yang merupakan kembaran pria pucat itu tengah berdiri dengan malas sambil merokok.Kembali ke pria pucat tersebut, Izzuddin langsung memasuki mobilnya dan menyalahkan mesin mobil secara brutal."Jangan gegabah, Lian dan putra kedua mu sudah beraksi sejak satu setengah jam yang lalu." Kata pria pucat yang dipanggil Fai Gege itu penuh teka-teki, Izzuddin melirik pria di sampingnya itu acuh tak acuh.Pria misterius itu benar-benar ...."Maksudmu apa? Istriku diluar sana dalam bahaya, lebih baik jangan campurkan anak-anak dalam urusan orang dewasa...""Hm... kau benar." Faihung hanya berdehem kecil tanpa dosa.Izzuddin mengeram frustasi juga marah, ini yang tidak ia suka, sikap Faihung benar-benar sangat misterius dan menyebalkan. Pantas saja selama pria itu hidup, keluarga Dinasti Li selalu d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status